ujungkelingking - Hujan Membawa Cerita
Mitos bahwa Desember adalah gedhe-gedhene sumber dan Januari yang hujannya berhari-hari terbantahkan sudah. Karena faktanya, di daerah saya, curah hujan pada kedua bulan tersebut tidak terlalu "ekstrem". Namun justru memasuki bulan Pebruari ini intensitasnya mulai semakin tinggi.
Maka dihimbau kepada pengguna jalan raya, terutama pengendara motor agar semakin meningkatkan sikap hati-hatinya saat berkendara. Falsafah alon-alon asal kelakon dan gremet-gremet asal selamet hendaknya dapat diterapkan dengan bijak.
***
Sore kemarin, hujan gerimis mengiringi kepulangan saya dari kantor. Air yang membasahi kaca helm full face membuat pandangan menjadi agak terganggu. Biasanya jika hujan sangat deras dan jarak pandang terbatas, saya lebih memilih berteduh di tempat yang aman menunggu hujan agak reda. Namun, karena hujan kali ini tidak terlalu lebat saya tetap memilih pulang dengan mengatur laju motor pada kecepatan sedang.
Di tengah perjalanan, seorang pengendara motor lain mencoba mendahului saya. Namun karena tiba-tiba mobil yang ada di depan saya mendadak mengurangi kecepatan, si pengendara ini reflek menginjak pedal rem-nya. Entah karena ban yang sudah halus mirip ban motor racing atau karena rem-nya yang mendadak macet, pengendara ini sempat oleng. Bunyi ban yang terseret beradu dengan licinnya aspal bikin pengendara lain was-was.
Alhamdulillah, karena kecepatan motor yang memang tidak begitu kencang membuat si pengendara dapat menguasai kendaraannya kembali. Saya sempat melirik dari kaca spion, pengendara itu berhenti sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Saya yakin, dia akan lebih berhati-hati kali ini.
Di menit yang lain, seorang bapak dengan motor yang tidak lebih butut dari milik saya mencoba mendahului. Kali ini dari sisi kiri, dengan kecepatan yang cukup lumayan. Genangan air yang ada di depannya dilibas saja. Mana tahu dia kalau ada lubang tertutup genangan itu.
Sekejab kemudian bunyi keras hasil benturan shock dan body terdengar dari motor si bapak. Jddagh!!!
Biasanya sih, perasaan yang muncul setelah itu adalah campuran antara kaget, jengkel dan malu. Mau misuh terserah sih, saya gak mungkin denger kok. H-hee...
Credit: emak2blogger.web.id |
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 04, 2014
biasanya kalau hujan banyak berteduh di bawah jembatan, kalau gak gitu di bawah tol, hehehehe.
ReplyDeleteberhati-hati mas pri, keep safety riding, yang hati-hati ajah kadang tetep kena efek orang tidak hati-hati, jadi plus doa dan sholawatan di jalan
Yup. Jangan smpe celaka, sekaligus jangan smpe org lain celaka krn kita.
DeleteKadang kita sudah hati hati, eh malah tertimpa oleh ketidak siplinan orang lain malah kita terkena imbasnya. Sudah hati hati berkendaraan eh malah ditabrak orang dari belakang
DeleteHujan pada tahun ini di Indonesia memang cukup membawa
ReplyDeleteBanyak cerita yah Mas Prii, selain hujan membawa berkah
Namun ada juga yang membawa bencana, jika tumpahan
Airnya melampaui batas, seperti yang terjadi di tanah air
Bencana banjir melanda pada pelosok kota yang dataranya rendah
Di tempatnya mas Saud skg gimana?
DeleteDisini hujan air dah jarang, hujan air mata iya.. Hehehe :)
ReplyDeleteWewh, sampe segitunya???
Deletecuaca yg nggak menentu, jd sekarang nggak bisa di baca sob.. cuacanya
ReplyDeletefollback ya
benar juga mungkin kata orang, bahwa januari itu hujan setiap hari
ReplyDeleteTp Januari kemarin masih jarang2 hujannya di tempat saya.
Deletehehe, biasanya kalau dah mak gubrak seng disalahkan jalannya, padahal pengendara sendiri yang suka teledor
ReplyDeletesmbil misuh-misuh mestinya... h-haa...
Deletepasti misuhnya diawali dengan nama seorang cewek...DIAN.....
Deleteh-hee... kasihan yg namanya Dian pasti "ceduten" cz dipanggil terus..
Deletenah itu yang selalu jadi was was saya kalau melewati jalan yang tergenang air Pak, bagaimanapun saya nggak bakal tau ada apa di balik genangan air itu, makanya saya selalu hati-hati dan berkendara pelan jika melewati daerah tergenang (di sini ada satu tempat yang letak drainasenya agak lebih tinggi dari jalan kemudian buntet tertutup pasir, al hasil air tumpah ke jalan yang memang bentuknya melandai, sekitar 200m-an setiap hujan selalu tergenang)
ReplyDeleteMMg sdh seharusnya pelan2 saja, mbak./ Disamping krn kita mmg tak tahu ada apa di balik genanngan, juga agar tak terciprat ke pengendara lain...
DeleteMulai tadi malam daerah tempat Boku hujan mas, dan akibatnya jalanan banjir, terus membawa berkah bagi bengkel - bengkel instant, karena banyak motor yang mogok..
ReplyDeleteKl yg jadi korban mogok, saya pernah, mas (waktu istri masih hamil anak pertama). Sdh basah kuyup, motor mogok, di bengkel-nya antre pula...
DeleteKalau mitosnya di tempat saya pati januari hujan sehari-hari pe nggak berhenti yang mengakibatkan banjir sampai sekarangpun curah hujan masih tapi agak berkurang
ReplyDeleteMudah2n banjir cepat surut, mbak. Agar teman2 bs beraktifitas sprti semula.
Deleteharus lebih berhati-hati ya karena di musim hujan ini banyak jalanan licin
ReplyDeletekl kt anak jaman sekarang, "Woles aja, ya..." ^_^
Deleteini lagi hujan.....ngga hujan azh saya mah trauma nginjek lobang apalagi sampe bunyi jdagh gituh, maklum selain tukang nambalin jalan berlobang, saya ge' sering dipanggil plisi kalau ada korban kecelakaan gara-gara nginjek lobang dijalan raya, plisi nganggap sayalah yang bertanggungjawab atas kecelakaan itu....aneh-kan?
ReplyDeletepdhal kan bukan kang lembu yg ngelobangin??? ckckckck...
DeleteBiasanya kalau hujan apalagi ada genangan, memang harus hati-hati. Kalau gak hati-hati bisa ngalami kayak bapak itu, nerjang lubang, untuk gak masuk selokan .. hehehe
ReplyDeleteistilahnya "blai slamet"...
Deletehujan sudah pasti basah dech,tetapi karena kagak enak memakai baju yang basah,jadi kalu hujan pasti memilih untuk berteduh dulu dech,ntar juga redah..hehehe
Deletebaru mampir lagi nih :D ada nuansa baru di templatenya :)
ReplyDeleteh-hee, coba-coba berhadiah nih, mas...
Delete