ujungkelingking - Menakar Pentingnya Bilik Asmara Bagi Pengungsi
Agak mengerutkan dahi juga saya ketika membaca sebuah koran nasional hari ini.
Pada salah satu rubriknya ada gagasan yang cukup mencengangkan, yaitu perlunya dibangun bilik asmara di lokasi pengungsian.
Seperti yang kita tahu, bencana alam -apapun itu namanya- seringkali membuat warga harus meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk waktu yang tidak bisa diprediksikan. Kehidupan di tempat pengungsian juga seringkali hanya "apa adanya". Jangankan untuk makan dan tidur, sekedar untuk pipis dan pub saja sudah repot bukan main. Kalau boleh saya sederhanakan, di sana hanya lahir dua kata saja: kalau tidak berebut, ya antri. Kondisi yang demikian ini, apalagi jika ditambah dengan informasi harta bendanya yang ludes tidak tersisa tentulah memicu tingkat stres yang tinggi.
Nah, menyikapi hal tersebut penulis di rubrik gagasan tersebut menyatakan pentingnya untuk dibangun bilik asmara untuk para pengungsi itu. Diharapkan setelah mereka dapat menyalurkan hasratnya tekanan yang timbul akibat musibah tersebut bisa jauh berkurang. Mereka bisa lebih rileks dan mampu untuk berpikir jernih.
Seperti yang kita tahu, bencana alam -apapun itu namanya- seringkali membuat warga harus meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk waktu yang tidak bisa diprediksikan. Kehidupan di tempat pengungsian juga seringkali hanya "apa adanya". Jangankan untuk makan dan tidur, sekedar untuk pipis dan pub saja sudah repot bukan main. Kalau boleh saya sederhanakan, di sana hanya lahir dua kata saja: kalau tidak berebut, ya antri. Kondisi yang demikian ini, apalagi jika ditambah dengan informasi harta bendanya yang ludes tidak tersisa tentulah memicu tingkat stres yang tinggi.
Nah, menyikapi hal tersebut penulis di rubrik gagasan tersebut menyatakan pentingnya untuk dibangun bilik asmara untuk para pengungsi itu. Diharapkan setelah mereka dapat menyalurkan hasratnya tekanan yang timbul akibat musibah tersebut bisa jauh berkurang. Mereka bisa lebih rileks dan mampu untuk berpikir jernih.
Bilik asmara, relevankah?
Wacana tentang pengadaan bilik asmara ini agaknya mengingatkan kita pada kasus yang menimpa seorang koruptor. Dan kabarnya bilik asmara ini memang sudah ada di penjara-penjara atau lembaga pemasyarakatan tertentu.
Jika bilik asmara ini dikaitkan dengan para narapidana itu, tentu bagi saya amat sangat relevan. Kenapa?
Karena satu, Para napi itu tinggal di sana bukan untuk waktu yang sebentar. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sementara kebutuhan "bawah perut" ini seringkali tidak bisa disuruh menunggu selama itu. Karena tidak mungkin mempersilahkan napi untuk pulang dan melepaskan hasratnya, maka bilik asmara ini menjadi salah satu solusi yang aman.
Kedua, para penghuni napi itu jelas seragam. Maksud saya, rentang usia dan jenis kelaminnya. Intinya karena sama-sama dewasa, jadi sama-sama ngertilah. Dan tidak mungkin bagi napi yang belum beristri lalu nyelonong masuk dengan istri orang lain. Tidak mungkin juga ada anak di bawah umur yang tiba-tiba nyasar dan ngintip ke dalam bilik.
Tapi pertanyaannya kemudian bagaimana dengan bilik asmara yang (jika jadi) dibangun di lokasi pengungsian?
Tentu masalahnya tidak sesederhana contoh perbandingan saya di atas. Selain mereka di sana juga tidak mungkin lama (tidak sampai berbulan-bulan), di lokasi pengungsian ini juga penghuninya sangat beragam. Laki-laki, perempuan, bujang, beristri, duda, janda, balita, bocah, dsb.
Tidak bisa rasanya kita membayangkan ada sepasang pasangan yang mempergunakan bilik ini, sementara ada anak-anak berkeliaran di sampingnya. Pertanyaan apa yang ada di benak mereka? Jangan bilang ini pendidikan seks sejak dini. Wow, bukan yang seperti ini.
Belum lagi mereka yang duda atau yang istrinya meninggal akibat musibah tersebut. Terus melihat pasangan yang lain bermesraan? Kalau bisa menahan diri saja itu sudah kasihan. Lah kalau tidak? Ngeri kalau diterus-teruskan.
Dan sampai saat ini saya masih belum dapat menemukan alasan pentingnya bilik tersebut diadakan di lokasi pengungsian.
Image: merdeka.com |
Ah, jangan-jangan nanti ada yang di-cap sebagai mereguk nikmat di atas gondoknya orang lain???
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 18, 2014
oh kalau saya jarang dengerin berita sob. tapi tadi pas awal-awal baca bilik asmara tak kira bilik buat orang pacaran. hhehe
ReplyDeleteeh taunya salah. :)
istilah lainnya sih bilik bercinta, :)
DeleteSaya hampir ketipu dengan artikel ini, eehhh apa suadah ketipu yah
DeleteKira in teh yang begonoan Mas Pri eeh tau nya salah deh, keren artikelnya
lho begonoan yg gmn nih? #kagakjelas ^_^
Deleteini buat nganu gituan itu lhooo
Deleteeaaa...
Deleteeheeekkkkk
DeleteSEPATU kang..
ReplyDeleteSepakat dan setuju untuk tidak membangun bilik asmara di pengungsian, ih ngeri banget ngebayangin nya.. Bisa menimbulkan byk kegiatan tambahan hehehe.. Apalagi di penjara, aduh ngapain tu orang2 korup mau di fasilitasi.. Enak banget mereka tu koruptor! #emosi..
h-hee, kegiatan tambahannya ngeri yak?
Deletekl mslah napi, itu sih biar urusannya p. hakim dan p. jaksa...
Tanpa banyak kata dan bait terucap saya sependapat dengan Mbak Tika
DeleteMungkin situasi dan kondisi saja mas menurut saya tapi kalau untuk napi ya sebenarnya hukuman itu harus bersifat keseluruhan..termasuk karena itu dia sudah tau bagaimana hidup di penjara...
ReplyDeleteseharusnya. apalagi dg "ruang tertutup" itu memungkinkan utk melakukan kegiatan lain, transaksi narkoba misalnya.
Deletetp buktinya ada lho, meski tdk semua penjara.
iya ya,,,saya sampai bingun mau komen gimana ni...
ReplyDeletekasian juga yang pasangannya meninggal dalam musibah, hal tersebut justru semakin menambah sakit hati mereka..
krn itlah pembuatan bilik ini bknlah mnjadi sesuatu yg prioritas. lbh mendesak pembangunan dapur umum atau MCK.
Deletemenurut saya sih nggak perlu dibuat bilik asmara segala,ntar yang masih pacaran ikut2an
ReplyDeleteyah, pengwasannya juga psti tdk akan maksimal kn?
Deletewah kalau urusan bawah perut saya jadi ukutan bingung komennya mas Pri hehehe
ReplyDeleteh-hee, gk ush komen cukup diliatin aja ^_^
Deletekeren ya idenya. buat bilik asmara di tempat pengungsian..hehe Eh...
ReplyDeleteArtikel Mas Pri memang selalu keren Mas KS, Orang juga keren hhh :)
DeleteWh-haa... jd gede nih kepala...
Delete*lari ke lapangan dulu*
Ide itu dr koran sih, cuma krn saya kurang sependapat ya saya tulis aja alasannya. getoo...
Deleteperlu ngga perlu seh...kalau ngungsinya sampe bertahun tahun ke'nya perlu juga...kalau yang hanya sebulan gituh mah, lebih baik berdo'a azh diperbanyak, tahan dulu hasrat bercintanya sampe kondisi menjadi kondusif....keren lagi kalau didahulukan bilik do'a mendingan ge kang...;o)
ReplyDeleteKomennya kang Lembu ini selalu mantab... knp mereka2 gak kepikiran gitu yah?
DeleteBuat mang Lembu nanti ada bilik khsus pembagian Ubi Lembu
DeleteKalau perlu ada bonus Kecup Basah
Kalau saya Blik Khusus pembagian Kolor|
kalau Bang Agus Setya ada bilik khusus pembagian Tiket Kereta Api
kalau Mas Rawins ada bilik khusus diskusi sama ABG sana ESPEGEH
Waduh, saya kebagian bilik yg mana nih?
Deleteowalah gitu.. judulnya bilik asmara ya bro..
ReplyDeletewkwkkww.. boleh boleh..
folback G+ n blog saya ya
kunbal
http://zon-go.blogspot.com/2014/01/mempercepat-koneksi-internet-akurat-tanpa-software.html
folback suskes.
Deletetrims atas kunjungannya.
Mungkin usia saya kurang Pas jadi cukup baca dengan dan duduk manis yah Mas Pri
ReplyDeletegak boleh smbil mbayangin loh ya???
Deletemending dibangun bilik buat ngeblog, hehehe
ReplyDeleteh-hee.. musti connect i'net dunk???
DeleteKalau ada Bilik buat Ngeblog di Pengungsian itu ide extraordinary. Unik sekaligus tantangan Soalnya disela sela keprihatinan hidup di pengungsian yang notabenenya susah air segala macam ternyata masih sempat blogwalking atau ngeblog. Ujung ujungnya bisa jadi jurnalisme warga Tapi apa sempat ya Hhihihi. Luar biasa idenya Mba Eka. Patut diapresiasi
DeleteTakutnya ada maksud lain di balik pembuatan bilik asmara "bercinta".
ReplyDeletekalau orang berfikir positif pasti bisa berguna "bilik asmaranya" ya.
masalahnya di lokasi pengungsi kan semuanya punya pasangan? ^_^
Deletemending bikin majlis ta'lim daripada bilik asmara. hehe. ^_^
ReplyDeleteikut kt mbak Tika, SEPATU... sepakat dan setuju... sp dg adanya mejelis spt itu keberkahan dr langit langsung terbuka... bukankah doa org yg kesusahan lbh didengar-Nya?
Deletebikin bilik transparan buat ngeblog aja :)
ReplyDeletepadahal yang menenangkan itu bukan cuma bercinta, tapi sentuhan dan pelukan dari orang-orang yang kita sayangi sudah bisa mengurangi stress..
ReplyDeleteyap, setuju. gagasan ini bukan cuma aneh, tp juga memicu persoalan lain...
Deletemau donk dipeluk
DeleteIh, kang asep kok ikutan nyempil sih?
DeleteHahahaha. Saya masih bujangan mas. Belum mempunyai istri, jadi nggak tau dech gimana rasanya jika tidak di kasih bilik asmara ini hehehehe
ReplyDeleteKl gitu g usah dibayangin dulu, mas... ^_^
Deletehahahaaha ide orang memang kadang bermaksut memberi solusi atapi malah menambah masalah, minimal pro kontra yang ditimbulkan dari ide gila tersebut
ReplyDeletey, pak. pdhl pemilik gagasan ini kl ndak salah seorg guru lho...
Deletelangkah ini sama halnya dengan kejadian di lapendos porong sannah...ada bilik gituannya.
ReplyDeleteakan lebih baik lagi jika di buatkan dapur umum yang serba komplit dan MCK
nah, iya.
Deletenah kalau bilik gituan harusnya di sediakan gituannya juga kah ?
DeleteWow, amazing!
DeleteBilik kiri bilik kanan ya mas hehehehehehehe :D
ReplyDeletebalik kali, mas?
Deletebuat menyalurkan lahar yang tersumbat ya....
ReplyDeletelahar panas...
DeleteMungkin kalau ngungsinya hanya sementara dan dalam jangka pendek, rasanya gak perlu ya mas ..
ReplyDelete:)
DeleteMudah-mudahan gak amalam y ngungsi :(
ReplyDeleteKl status Kelud akan diumumkan hr ini. Mudh2n cepat kembali normal.
DeleteKunjungan yang pertama gan. , tpi ngomong2 artikelnya menarik sekali
ReplyDeletetrims, segera berkunjung balik.
Deleteada2 saja.. kudet info nih ane kang jadinya kagak tau gituan.. klo menurut ane kgak usah lah gituan kan lagi kenak musibah ya di tunggu aja sampek balik ke rumah daripada beresiko :D
ReplyDeleteh-hee, resikonya gede ya?
DeleteBerbuat keji pada wanita lain samahalnya menodai ibu sendiri atau juga menodai anak cewek sendiri karena bisa saja mereka yang menjadi mendapat balasannya padahal tak bersalah.
ReplyDeleteMungkin mksd penggagas ini adl bg mereka yg sdh punya pasangan sah. Namun maslahnya, di lokasi pengungsi kan ndak semua sudah menikah?
Delete