Tuesday, April 8, 2014

ujungkelingking - Imajinasi, Dimanakah Engkau?


Seorang teman blogger, mbak Elsawati Dewi, pernah mempertanyakan di salah satu statusnya kenapa sekarang ini dirinya susah sekali menulis fiksi.

Pertanyaan yang sama barangkali pernah hinggap di benak teman-teman yang lain. Termasuk saya.

Ketika saya masih kelas 3 SD, saya senang sekali menulis cerpen. Setiap pagi sebelum bel masuk berbunyi, dalam sekali duduk saya bisa menulis cerpen dalam satu atau dua lembar buku tulis. Selanjutnya cerpen tersebut akan dibaca bergantian oleh teman-teman saya. H-haa...

Tapi itu dulu...

Pernah juga bapak membawakan untuk saya satu bendel semacam buku cek list yang sudah tidak terpakai. Namun bagian belakangnya yang masih kosong menarik minat saya untuk berkreasi di sana. Jadilah saya kemudian seorang komikus. H-hee...

Saya membuat gambar-gambar yang membentuk sebuah cerita. Ya, karena saya dulu terobsesi dengan tokoh jagoan Satria Baja Hitam dan Kapten Mentari, gambar komiknya pun gak jauh-jauh dari situ.

Tapi -sekali lagi- itu dulu...

Dulu... banget.


Kenapa sekarang susah berimajinasi?


Jika pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya, maka jawaban yang paling mudah adalah karena saya tidak pernah mengasahnya kembali.

Namun ada hal lainnya yang perlu dicermati. Ini berkaitan dengan fungsi otak kanan dan otak kiri kita.

Kecenderungan manusia terhadap kedua bagian otak ini tentu berbeda-beda. Ada yang dominan otak kirinya, ada pula yang lebih banyak pada otak kanannya. Jika ditanya mana yang lebih hebat, tentu keduanya sama hebat, meski memiliki "bahasa" yang berbeda. Atau lebih tepatnya, keduanya ada untuk saling melengkapi.

Nah, ketika kita kecil bisa dikatakan kita lebih dominan otak kanannya. Itulah mengapa anak kecil mudah sekali berimajinasi.

Otak Kiri - Otak Kanan
Image: observasipsikologi.blogspot

Akan tetapi, ketika kita memasuki sekolah formal, kita diajari dengan pelajaran-pelajaran formal, yang hampir semuanya mengasah bagian otak kiri kita. Akibatnya jelas, otak kiri kita yang dominan.

Barangkali inilah yang terjadi pada saya, mbak Elsawati atau teman-teman yang lain. Padahal untuk menulis cerpen dibutuhkan kerja otak kanan. Bukan berarti otak kiri tidak diperlukan. Keduanya diperlukan hanya persentasenya saja yang berbeda.


Cara menulis dengan menggunakan otak kanan


Pemikiran ini muncul setelah saya blogwalking ke tempat teman-teman yang membahas tentang otak kiri dan kanan.

Salah satu perbedaan antara otak kiri dengan otak kanan adalah, jika otak kiri bersifat terstruktur dan rapi, maka otak kanan sifatnya spontanitas.

Jadi ini yang bisa kita manfaatkan. Ketika kita menulis sebuah cerpen, buatlah ia spontan dan mengalir begitu saja. Bahkan mungkin tanpa kita tahu nanti endingnya seperti apa.

Ujung-ujungnya kita akan bilang, eh, cerpen saya sudah selesai... ^_^

__________________________

nb: Saran ini belum pernah saya publikasikan, sekaligus dilaksanakan... ^_^
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, April 08, 2014
Categories:

25 comments:

  1. saya paling sering nih kurang bisa berimajinasi, apa otak kanan saya kurang berfungsi ya Mas :D

    ReplyDelete
  2. ini postingan apa bagian dari mempraktekan trik diatas mas?
    agar otak kanan lebih dominan apa nggak usah sekolah formal aja ya...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. pd akhirnya otak kiri ttp dpt porsi lebh besar bt ngedit EYD-nya ^_^

      sekolah alam kali ya, mas..

      Delete
  3. Kalau kasus aku mahhh ga pake otak, keburu mumet duluan terus glosor turu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. trus bantalnya bilang, "Aku peta... aku peta..." ???

      Delete
  4. apalagi otak ketika anak-anak dan ketika jadi orang dewasa tentu beda ya mas, otak orang dewasa telah habis digunakan memikirkan kehidupan, apalagi ditambah tak pernah diasah dengan berlatih akhirnya ya seperti itudeh

    ReplyDelete
    Replies
    1. bedanya otak dg otot, mas. Kl otot punya batas maksimal... otak sptnya tdk ada.

      Delete
  5. Kalau berimajenasi sih bisa. Tapi untuk mempraktekanya susah mas. Bisanya cuma di otak saja.. Halah malah nggak nyambung nih komentar saya xixixixixi..

    Ada triknya g mas biar otak kanan dan otak kiri bisa sama sama dominan gitu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, kl saya tahu caranya... saya saat ini sdh gak ngeblog, mas... tp sdh bikin pesawat ulang-alik. ^_^

      Delete
  6. wah, ada juga pembahasannya, hehe.. pantas saja menulis fiksi itu lebih mudah kalo dilakukan secara spontan, kalo sengaja meluangkan waktu khusus untuk menulis cerpen satu jam pun gak beres-beres. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sekarang banyak kesibukan sih ya, jd susahhhh bt saya...

      Delete
  7. bahasan yang sangat menarik pak pri, dan konon memang begitu logikanya

    tapi saya pernah ngobrol sama mas yoyik lembayung yg hidupnya dari cerpen dan puisi suatu ketika pernah mengatakan.. sebenarnya membuat cerpen bisa dilakukan sembarang waktu, dan itu bisa jadi kalau kita membiasakan diri menulis fiksi tiap hari

    dan pendapat itu ketika saya tanya sama sastrawan senior yakni almarhun AGS Aryadipayana dan mas Ukky Bayu Sejati yg sekarang tinggal di jakarta juga membenarkan tips dari mas yoyik diatas. barang kali ini bisa memotivasi atau melengkapi tulisan ini kali ya pak, thx

    ReplyDelete
    Replies
    1. membiasakan diri adl kuncinya ternyta...

      senangnya ada yg menambah informasinya... trims, pak.

      Delete
  8. saya tidak pasti menggunakan otak kanan atai kiri yang lebih.. ketika kecil dahulu saya suka juga menulis cerpen dan puisi.. sayangnya kini ianya sudah lama tidak diasah..

    ReplyDelete
  9. Mas, orang yang kreatif itu kan imajinasinya tinggi banget. Nah, kelemahannya, kalo sedang mendengarkan pelajaran atau kajian atau materi kuliah, yang ada malah konsentrasinya gampang buyar... beuh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. penjelasannya mudah, mungkin krn ia otak kanan... makanya kl mendengarkan pelajaran yg butuh otak kiri rada lo-la (loading lambat), h-haa...

      Delete
  10. Wahh, akhirnya saya menemukan pencerahan disini. Akhir-akhir ini saya benar-benar minim imajinasi untuk nulis fiksi entah puisi atau cerpen, hmmm...gitu ya mas, jd biarkan spontanitas kita memandu. Saat keluar langsung tuliskan ya...:)

    Makasihh dan salam kenal

    ReplyDelete
  11. Mas Pri kayaknya emang hebat nulis. Kata-katanya terasa pas, gitu. Dan satu lagi yang saya salut, ide-ide yang menjadi dasar tulisan selalu luar biasa dan kreatif.

    ReplyDelete
  12. hahay...masih bagus ada otak kanan dan kirinya, punyaku udah kurang greget kalau dipake, makanya saya mah pakenya otak tengah...liat azh hasilnya diblog saya...keren kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg pk otak tengah katanya jenius loh, kang...

      *katanya sih...

      Delete
  13. penjelasaannya mantab mas... terima kasih ya mas

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!