ujungkelingking - Seni Meluruskan Kesalahan
Suatu ketika, ada seorang bapak-bapak sedang berwudlu karena hendak melaksanakan shalat.
Tidak jauh dari tempat bapak itu berwudlu, dua orang bocah kakak-beradik sedang memperhatikannya. Keduanya tahu bahwa cara berwudlu bapak tersebut salah. Namun mereka ragu untuk menegurnya. Khawatir bapak tersebut salah paham dan marah.
Maka mereka mengatur suatu rencana. Mereka kemudian pura-pura bertengkar mempertentangkan cara berwudlu siapa yang paling benar.
Si kakak mengatakan cara berwudlunya-lah yang paling benar. Sementara sang adik tidak mau kalah dengan mengatakan justru cara berwudlunya yang paling benar.
Pertengkaran keduanya menarik perhatian si bapak. Si bapak mendekati keduanya dan bertanya apa yang sedang mereka pertengkarkan. Maka salah seorang dari keduanya menjelaskan bahwa mereka sedang mempertengkarkan cara berwudlu mereka dan kemudian mereka mengajukan saran agar si bapak saja yang menilai cara berwudlu mana yang paling benar.
Si bapak setuju. Maka bergantianlah keduanya mempraktekkan cara berwudlu mereka. Dan si bapak kemudian dibuat terkagum-kagum dengan cara berwudlu keduanya.
Dengan kejadian ini akhirnya si bapak menyadari kesalahannya. "Sungguh, cara berwudlu kalian berdua benar-benar sempurna. Justru cara berwudlu saya-lah yang selama ini salah. Hari ini kalian telah memberikan sebuah pelajaran penting kepada saya."
Image: tubasmedia |
Dan, kita mengenal kedua kakak-beradik itu dengan nama Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib yang sekaligus cucu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
*dicuplik dari Permata Kisah Buat Anakku, Miftahul Asrar
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 07, 2014
pantas ya mas la wong cucu-cucunya Rosulullah SAW
ReplyDeleteSebenarnya di bukunya yg asli nama Hasan-Husein sdh disebutkan di awal2... tp utk postingan ini saya bt nama mereka di belakang saja... ^_^
DeleteSebuah artikel yang bermanfaat dan sebuah renungan untuk
DeleteMembuat seseorang mengakui kesalahanya walau lewat seni
tapi trik nya bisa meluruh kan kesalahan, makasih atas pencerahanya
benar memang saya ragu menegur orang lain, tapi hari ini saya dapat pencerahan.
ReplyDeleteah, yg benerrr... :)
Deletemenegur dengan cara halus ya mas pri
ReplyDeletezaman sekarang ada g ya?
ada pasti. tuh yang punya blog, pasti mempraktekkan. taruhan!
Deleteh-haa... ndak boleh taruhan pak Zach... kt bang Rhoma itu haram.... ^_^
Deleteya ampuun sejuk banget Mas. masya allaah, nikmat banget baca kisah cucunda baginda ini
ReplyDeletesedari kecil sdh tampak kecerdasannya.
Deletebesar hati sekali si bapak mau mengakui kesalahan sendiri
ReplyDeleteciri org yg mau menjadi lebih baik, mas.
Deletesholu alaih
ReplyDeletememang teladan dari beliu tiada tanding untuk diikuti
sepakat.
Deleteuntung bapak itu menyadari kesalahannya :)
ReplyDeleteyap, pd beberapa org "kritik" itu bs terasa sangat pedasssss... ^_^ ujung2nya dia gak mau terima kebenarannya.
ReplyDeletetrik penuh hikmah,
ReplyDeleteorang tua, orang berpangkat, lebih pintar dan yg lebih2 selalu tidak mudah untuk mengingatkan mereka jika ada kesalahan, ego biasanya mnjadi penghalang.
mengarahkan yg benar ternyata tidak mudah yah..
apa bs ya, mas dipakai utk mengingatkkan para pejabat kita? ^_^
Deletemeluruskan kesalahan hrs halus cara penyampaiannya ya mas agar bisa diterima secara baik oleh org yg mendengarkan ya mas, seperti bapak tua yg wudlunya salah itu :D kalau tdk tepat cara penyampaiannya bisa marah bapak tua itu jadinya, hmmm :(
ReplyDeletenice sharing :D
dlm istilah agama ada, Fiqh Hukum dan ada Fiqh Da'wah...
Deletekl pk fiqh hukum, bs saja kita lngsung bilang, "wudlunya salah, pak!". tp apa iya orgnya bs nerima?
krn itu kita perlu juga mmakai fiqh da'wah yg lebih halus cara penyampaiannya.
Menarik nih Mas Pri dengan cara yang halus dan mendasar
ReplyDeleteLewat seni yang bisa meluruskan kesalahan, bisa di kaji bagi
Mereka yang menerima nasihatnya walau lewat seni, info cemerlang
Salam santun buat Mas Pri :)
tujuannya sih sama, tp dg cara yg berbeda bisa jadi hasilnya berbeda pula. iya, ndak mas?
Deletecara menegur/meluruskan kesalahan
ReplyDeleteyang sangat halus dan bisa di terima ya
pasti yang di luruskan juga tidak bakalan marah marah hehe
apalagi dengan orang yang lebih tua begitu
ada etikanya bgitulah...
DeleteMeluruskan masalah ya haruslah dengan cara yang lemah lembut
ReplyDeletebukan begitu
Ternyata ada seninya juga ya soal meluruskan kesalahan.
ReplyDeleteMemang setiap kesalahan musti diluruskan dan jangan dibiarkan berlarut-larut karena justru akan membuatnya semakin kusut. Ibarat benang, sebelum semakin susah diurai, segeralah diluruskan.
analoginya menarik, saya suka. ^_^
DeleteKesalahan memang bisa diperbaiki namun bisa dilupakan. Ada banyak cara untuk meluruskan kekeliruan atau kesalahan dari pihak lain. Namun demikian cara penyampaiannya harus bijaksana dan bisa melihat situas dan kondisinya. Setiap orang punya karakter dan sifat yang berlainan. Ada yang suka dikoreksi, dan langsung mengakui kesalahannya dan segera memperbaikinya. Ada juga yang langsung tersinggung setelah dikoreksi kekeliruan dan kesalahannya. TErgantung dari masing masing juga sih
ReplyDeleteutk itu saya pikir kita perlu mempelajari karakter masing2 org itu ya, pak. Minimal, agar kita tdk gegabah dlm mengkoreksi seseorg.
Delete