Monday, April 7, 2014

ujungkelingking - Seni Meluruskan Kesalahan


Suatu ketika, ada seorang bapak-bapak sedang berwudlu karena hendak melaksanakan shalat.

Tidak jauh dari tempat bapak itu berwudlu, dua orang bocah kakak-beradik sedang memperhatikannya. Keduanya tahu bahwa cara berwudlu bapak tersebut salah. Namun mereka ragu untuk menegurnya. Khawatir bapak tersebut salah paham dan marah.


Maka mereka mengatur suatu rencana. Mereka kemudian pura-pura bertengkar mempertentangkan cara berwudlu siapa yang paling benar.

Si kakak mengatakan cara berwudlunya-lah yang paling benar. Sementara sang adik tidak mau kalah dengan mengatakan justru cara berwudlunya yang paling benar.

Pertengkaran keduanya menarik perhatian si bapak. Si bapak mendekati keduanya dan bertanya apa yang sedang mereka pertengkarkan. Maka salah seorang dari keduanya menjelaskan bahwa mereka sedang mempertengkarkan cara berwudlu mereka dan kemudian mereka mengajukan saran agar si bapak saja yang menilai cara berwudlu mana yang paling benar.

Si bapak setuju. Maka bergantianlah keduanya mempraktekkan cara berwudlu mereka. Dan si bapak kemudian dibuat terkagum-kagum dengan cara berwudlu keduanya.


Dengan kejadian ini akhirnya si bapak menyadari kesalahannya. "Sungguh, cara berwudlu kalian berdua benar-benar sempurna. Justru cara berwudlu saya-lah yang selama ini salah. Hari ini kalian telah memberikan sebuah pelajaran penting kepada saya."

Meluruskan kesalahan
Image: tubasmedia

Dan, kita mengenal kedua kakak-beradik itu dengan nama Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib yang sekaligus cucu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


*dicuplik dari Permata Kisah Buat Anakku, Miftahul Asrar
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 07, 2014

Saturday, April 5, 2014

ujungkelingking - Hati-Hati, Membanggakan Anak Bisa Jadi Suatu Bentuk Kesombongan


Pelajaran berharga ini saya dapatkan dari blognya Insinyur Pikun (kerikilberlumut.com). Sebuah peringatan yang keras buat saya -sebagai orangtua- yang (terlalu) membanggakan anak-anaknya.

Anak adalah karunia yang tak ternilai harganya. Ia adalah sebuah pelipur lara dan pereda duka. Bahwa ketika sang ibu harus berjuang di antara hidup dan mati untuk melahirkannya, bahwa sang ibu harus menghadapi penderitaan yang "bertingkat-tingkat", maka ketika sang anak terlahir ke dunia ini dengan selamat, lenyaplah segala kelelahan dan kesakitan itu. Musnah, ditelan tangisannya yang memecah dunia.


Seiring bertambah usianya, semakin tampaklah kepintarannya. Semakin terlihatlah kecerdasannya dalam menangkap hal-hal apa saja yang ada di sekelilingnya. Bahagianya sang orangtua ketika sang bayi mulai bisa mengucapkan "a" dengan lucunya, menjadi lebih bahagia lagi ketika ia sudah sanggup melafalkan "ayah" dan "mama".

Seiring pengajaran dari bundanya, sang anak kemudian mulai dapat membaca. Dari sekedar membedakan huruf a dan e, sampai kemudian membaca satu kata demi satu kata. Kepandaian ini terus meningkat hingga sang anak dapat membaca satu kalimat utuh dan menceritakan satu paragraf cerita dengan indah.


Bangganya kita, orangtua. Sampai-sampai pada setiap orang yang ditemui kita bercerita. Betapa cerdas pikirannya, betapa bagus akhlaknya.

Tapi kita lupa...

Tak semua orangtua seberuntung kita. Bahkan, tidak semua orang berkesempatan menjadi orangtua.

Betapa menggebunya kita menceritakan kelakuan lucu anak kita di hadapan mereka yang masih (dan masih) berharap dikarunia seorang anak...


Anak, "hanyalah" harta titipan


Seorang anak adalah karunia dari Dia Yang Maha Memiliki. Anak, hakikatnya sama halnya seperti rumah, kendaraan, perhiasan, kebun, usaha, dan harta kita yang lainnya. Maka ketika kita dilarang untuk bersikap pamer dan sombong atas harta yang kita miliki, pun begitu terhadap karunia-Nya yang berupa anak-keturunan.

Harus kita pahami bahwa kepandaian yang dimiliki anak bukanlah murni "produk" kita. Kita hanya perantara saja. Ilmu itu diberikan langsung oleh Allah kepada anak kita. Sama seperti harta kita lainnya yang besar bukan melulu karena kerja keras kita. Ada kehendak Dia di sana. Jadi menyombongkan sesuatu yang bukan milik kita adalah sesuatu bodoh sekaligus konyol.

Bahwa bersyukur atas kecerdasan yang dikaruniakan Allah kepada anak kita, itu harus. Namun membangga-banggakannya kepada orang lain, ini yang harus dikoreksi.

Maka saya sependapat dengan apa yang dikatakan mas Insinyur Pikun bahwa kebanggaan terhadap anak bisa jadi adalah bentuk dari sikap jumawa (kesombongan) yang terselubung.

Hati-hati.

Numpang narsis
Ngomongin anak, yang tampil foto'e buapak'e...
(Hasil jepretan Zaki)

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, April 05, 2014

Friday, April 4, 2014

ujungkelingking - Kiamat, Mungkinkah Dimulai Dari Bumi?


Apakah teman-teman merasakan cuaca yang amat menyengat akhir-akhir ini?

Beberapa orang beranggapan bahwa hal ini lumrah saja. Hal ini dikarenakan kita sedang memasuki musim pancaroba. Sama seperti perubahan iklim dari musim kemarau ke musim penghujan yang ditandai dengan cuaca yang amat dingin (bediding, bhs. Jawa), maka peralihan iklim dari musim penghujan ke musim kemarau pun akan ditandai dengan cuaca yang sangat panas.

Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa panas ini adalah merupakan dampak dari pemanasan global (global warming effect).

Saya kemudian teringat sebuah email yang dikirimkan rekan kerja saja 3 tahun yang lalu. Email tersebut berisi tentang "perkiraan-perkiraan" yang terjadi pada kehidupan manusia jika suhu Bumi terus mengalami peningkatan.


Dari sini saya kemudian mencoba mencari lebih jauh tentang dampak-dampak lainnya. Dari PemanasanGlobal.net, saya mendapatkan penjelasan dampak perubahan iklim yang terjadi pada manusia. Penjelasan ini diambil dari studi yang dilakukan Mark Lynas (Jurnalis) dalam bukunya Six Degrees: Our Future on A Hotter Planet, dan Sir Nicholas Stern (Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris) dalam laporannya Stern Review on the Economics of Climate Change.

Penjelasan keduanya saya gabung dan coba saya ringkas beberapa poinnya agar kita lebih mudah mencermatinya.

Suhu udara naik 1ºC


  • Arus Teluk melemah
  • Beberapa gletser kecil di Andes menghilang dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang
  • Air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi
  • Lapisan es di belahan utara mencair sehingga akan menyerap panas lebih banyak dan semakin mempercepat pemanasan global
  • Daerah di pesisir pantai akan diterjang banjir
  • 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier (terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia)
  • 300.000 orang akan meninggal setiap tahunnya karena penyakit akibat perubahan iklim (diare, malaria, dan kekurangan gizi)

Suhu udara naik 2ºC


  • Eropa menerima paparan panas yang tinggi, hutan-hutan rusak karena terbakar
  • Terjadi anomali tanaman (bukannya menyerap karbon, tanaman malah mulai melepaskan karbon ke atmosfer)
  • Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Hasil panen merosot hingga 5-10% di wilayah-wilayah tropis
  • 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika
  • Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali
  • 15-40% spesies terancam punah, (spesies Kutub Utara seperti beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar punah)
  • Lebih dari 10 juta orang menderita banjir setiap tahunnya

Suhu udara naik 3ºC


  • Karbon yang dilepaskan oleh tanaman dan tanah di Bumi mempercepat pemanasan global
  • Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya lapisan es Antartika Barat
  • Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi
  • 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, 150-550 juta orang kelaparan, terutama Afrika
  • Di tempat lain 1-5 miliar orang menderita banjir, angin topan dahsyat menghantam kota-kota pinggir laut
  • 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi, penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru
  • 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini (25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan)
  • Hancurnya hutan Amazon

Sudah ngeri?

Yuk, dilanjut…

Suhu udara naik 4ºC


  • Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India
  • Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia)
  • Menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter
  • Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara
  • Sebagian besar wilayah Inggris tidak dapat dihuni lagi karena terbenam banjir
  • Hutan hujan Amazon, mati

Suhu udara naik 5ºC


  • Gas metana yang keluar dari dasar laut mempercepat pemanasan global
  • Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan habis
  • Manusia berpindah-pindah tempat untuk mencoba mencari makanan dan hidup seperti hewan di alam liar

Suhu udara naik di atas 5ºC


  • Kehidupan di Bumi "berakhir" akibat badai besar, banjir bandang, bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan kekuatan bom atom (hanya jamur yang dapat bertahan hidup)
  • Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik 6ºC lebih bila emisi gas rumah kaca terus bertambah
  • Bahaya besar berupa pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut terjadi
  • Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya bisa di luar perkiraan manusia...
  • Kiamatkah? Silahkan dijawab sendiri.

***

Nah, setelah kita tahu dampak-dampak dari setiap kenaikan suhu tersebut, sekarang mari kita coba bandingkan dengan data-data berikut ini:

Img1
KOMPAS.com (29/11/12) - Link sumber pada GAMBAR

Img2
Mongabay (18/7/13) - Link sumber pada GAMBAR

Img3
VIVAnews (1/1/14) - Link sumber pada GAMBAR


Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 04, 2014

Thursday, April 3, 2014

ujungkelingking - Pemilu, Fenomena Golput dan Kriteria Pemimpin


Pemilu sudah di depan mata. Adalah menjadi tugas bagi setiap rakyat Indonesia yang sudah memenuhi syarat untuk memilih calon yang akan mewakili aspirasi mereka.

Namun ibarat sebuah tradisi, dalam pemilu tahun ini pun akan diwarnai dengan sekelompok orang yang memilih untuk tidak memilih alias golput. Ketidak percayaan dan sikap apatis publik terhadap pemerintah, adalah salah satu dari sekian faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk golput.

Jika tidak memilih adalah hak, maka begitu pula ikut memilih. Lalu dari kedua hak ini, mana yang seharusnya dipilih?

Artikel ini akan mencoba memberikan beberapa alasan agar kita tidak golput dalam upaya memilih seorang pemimpin.


1. Memilih pemimpin adalah sebuah perintah


Dari shahabat Abi Said, Rasulullah bersabda, "Apabila kamu bepergian bertiga maka angkatlah salah seorang sebagai pemimpin."
[Riwayat Muslim, Ahmad dan Nasa’i]

Hadits di atas berbicara atas sebuah kelompok kecil (3 orang). Bahkan tidak pula dijelaskan apakah "bepergian" yang dimaksud di sana adalah bepergian dengan tujuan yang penting, atau sekedar jalan-jalan biasa. Bahkan dalam lingkup rumah tangga -yang cuma 2 orang- ada satu orang yang difungsikan sebagai pemimpin di sana. Lalu bagaimana dengan skup makro bernama ne-ga-ra, yang jelas tujuannya adalah untuk menentukan nasib seluruh rakyat?

2. Golput juga memiliki konsekuensi


Jika kita memutuskan untuk golput, apakah pemilihan kemudian tidak jadi dilakukan?

Tentu tidak. Pemilihan akan tetap dilakukan, meski kita golput. Dan akan ada satu orang yang nanti terpilih untuk memimpin negeri ini. Dengan kata lain, kita golput atau tidak, pemimpin terpilih akan tetap muncul. Malahan, jika kita tidak memilih, maka kartu suara yang sejatinya untuk kita akan digunakan oleh orang lain. Jadi dengan golput, berarti kita mempersilahkan orang lain untuk memakai jatah suara kita. Sungguh dermawan sekali...

Golput, pada dasarnya adalah sebuah bentuk ketidakpedulian. Tidak peduli pada siapapun yang nanti bakal memimpin. Tidak peduli pada apapun kebijakan yang akan lahir dari pemimpin yang terpilih.

Maka "pilihan" ini kemudian memiliki konsekuensi. Pada apapun yang kemudian terjadi -entah menguntungkan atau merugikan kita sebagai rakyat- kita tidak boleh peduli. Makanya ketika ada poster bertuliskan,

Golput


Jelas tak ada masalah buat saya. Akan tetapi kalau nanti ada kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan Anda, lalu Anda berunjuk rasa sampai bikin jalanan macet, itu baru masalah buat saya. ^_^

Sederhananya begini. Kalau kita tidak memilih si A, lalu kemudian si A gagal dalam kepemimpinannya, maka harusnya kita tidak perlu protes kepada si A. Kan kita tidak milih dia? Berbeda jika kita memilih si A, dan si A kemudian lalai, maka kita berhak untuk "menagih janji". Jadi jika kita memutuskan untuk golput, maka nanti kita tidak boleh protes, apapun yang terjadi. Begitu.

3. Memilih, dengan "asal pilih" tetap salah


Meski kemudian kita perlu untuk memilih pemimpin, namun bukan berarti kita boleh memilih dengan serampangan. Kita tetap harus memilih dengan hati-hati.

"Barangsiapa yang memilih seseorang sebagai pemimpin atas dasar fanatisme, mengandalkan pada pertimbangan emosional, bukan rasionalitas dan penilaian yang jernih, padahal di tengah mereka ada orang yang lebih layak dan pantas dipilih dan diridhai Allah, maka orang itu telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kaum muslimin."
[Hakim]

Logikanya, jika 'memilih tapi asal pilih' saja sudah salah, apalagi jika sama sekali tidak memilih?

4. Hanya pemimpin yang bisa mempersatukan


Masih sadar dengan "perdebatan" kita tiap tahun?

Setiap menjelang Ramadhan dan menjelang Hari Raya, kita selalu memperdebatkan perhitungan mana yang paling benar. Rukyah dan hisab selalu dibenturkan. Imbasnya, kaum muslimin terpecah. Padahal ada pemimpin di tengah-tengah kita.

Maka bayangkan bagaimana jika kita tanpa pemimpin?

5. Pemilu, haram?


Beberapa orang mengatakan mengikuti pemilu hukumnya haram. Kelompok ini -biasanya- beralasan bahwa negara ini bukan negara Islam. Pemimpin kita memimpin bukan berdasarkan hukum-hukum Islam. Sistem yang kita anut adalah demokrasi, yang itu tidak ada di dalam Islam. Maka mengikuti atau mendukung kepemimpinan seperti ini berarti juga haram.

Secara sederhananya, pemilu memiliki dua komposisi. Yaitu [a] Pencalonan diri oleh seseorang untuk diangkat menjadi pemimpin, dan [b] Pemberian suara oleh masyarakat untuk memilih pemimpin.

Bagi saya, jika pemilu disebut haram, maka barangkali pada poin [a]-lah keharaman itu terjadi. Karena ada hadits yang menyebut tentang orang-orang yang suka menjadi pemimpin padahal hal itu akan menjerumuskan mereka.

Jelasnya, urusan pemilu ini tidak bisa dipukul rata pada setiap keadaan dan setiap negara. Hukumnya bisa berbeda-beda tergantung situasi di mana pemilu itu diadakan. Akan tetapi sebagian ulama besar dalam fatwanya tidak (pernah) menyarankan seseorang untuk mencalonkan diri, namun memperbolehkan untuk memberikan suara dalam pemilu. Semua ini dengan mempertimbangkan mashlahat dan mudharatnya.
*Link-nya bisa dilihat di akhir postingan.

Namun jika memberikan suara dianggap mendukung sistem yang haram, maka setiap apa yang kita lakukan di Indonesia ini hukumnya akan menjadi haram. Kita membayar pajak, itu juga haram. Karena tujuan pajak adalah untuk mendukung keberlangsungan negara ini. Kita bekerja juga haram. Karena keuntungan perusahaan juga sebagian larinya ke pajak negara. Kita berada di bawah instansi pemerintah, bekerja sebagai aparatur negara juga haram. Dan bahkan mungkin kalau kita shalat di masjid yang dibangun pemerintah juga haram.

Jadi, lahir di negara yang bukan negara Islam, itu bukan salah kita. Namun jika kita tidak mau ikut serta dalam perbaikan hajat hidup kaum muslimin lainnya, baru itu yang salah.

Maka seperti yang saya tangkap dari beberapa narasumber (termasuk blognya mas Muroi dan Kang Djangkies) bahwa golput memang bukan sebuah pilihan. Memilih pemimpin yang bermanfaat dan yang dapat mempersatukan umat harus diprioritaskan.

***

Memilih pemimpin, bagaimana panduannya?


Islam, melalui Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya sudah banyak memberikan gambaran tentang hal ini.

Menurut Al-Qur'an, seorang pemimpin itu haruslah seorang mu'min, laki-laki, yang mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan pribadinya dan kehidupan bernegaranya. Ia harus seorang yang adil, amanah, dan profesional. Seorang pemimpin juga seorang yang memiliki ilmu, baik ilmu agama atau pun ilmu pemerintahan. Dan yang jelas, dia harus memiliki ketegasan dalam beramar ma'ruf dan bernahi munkar sekaligus bersikap rendah hati terhadap rakyatnya.

Sementara jika meniru pribadi Nabi, kriteria seorang pemimpin itu ada empat: [1] Jujur (shiddiq), [2] Komunikatif (tabligh), [3] Profesional dan kredibel (amanah), dan [4] Cerdas dan visioner (fatonah)

Namun... bukan bermaksud pesimistis, kriteria ideal ini mungkin tidak akan kita temukan pada mereka-mereka yang mencalonkan diri. Lalu jika ini yang terjadi apa yang harus dilakukan?

  • Jika tidak ada calon yang ideal, maka carilah di antara mereka yang paling banyak memiliki kriteria di atas.

Bagaimana jika semua calon sama-sama memiliki kriteria yang "standar"?

  • Jika begitu maka cari saja calon yang jika terpilih, dia dapat memberikan lebih banyak dampak positif bagi umat muslim.

Bagaimana jika semua calon tampaknya tidak berdampak positif bagi umat?

  • Maka, carilah yang dampak negatifnya paling kecil. Mudah-mudahan dengan itu kita sudah dianggap "gugur kewajiban" di dalam memilih seorang pemimpin.

***

Sebagai tulisan penutup, jika kemudian Al-Qur'an meng-klaim bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan begitu sebaliknya, maka hal yang sama juga berlaku dalam konteks kepemimpinan ini. Bahwa pemimpin yang baik untuk rakyat yang baik, dan begitu juga sebaliknya.

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang dhalim itu menjadi wali (wakil/pemimpin) bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan."
[Al-An'am: 129]

Jelasnya, pemimpin yang dhalim itu diberikan Allah untuk rakyat yang suka berbuat dhalim.

Maka solusinya, seperti yang dikatakan oleh Imam ar-Razi dalam kitabnya, "Jika rakyat ingin terbebas dari penguasa yang dhalim maka hendaklah mereka semua meninggalkan kedhaliman yang mereka lakukan."
(Kitab Tafsir at-Tahrir wa 't-Tanwir 8: 74)

Wallahu a'laam.

____________________
*http://muslim.or.id/manhaj/fatwa-ulama-memberikan-suara-dalam-pemilu.html
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, April 03, 2014

Tuesday, April 1, 2014

ujungkelingking - Saya (Ternyata) Ikut Lomba


Sebulan yang lalu saya mencoba mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh Bisnis Indonesia (writing-contest.bisnis.com).

Banyak beragam tema yang diperlombakan di sana. Saya mengambil salah satunya yaitu tentang transportasi publik.

Teknis penilaiannya pun ada 2 tahap. Namun yang cukup bikin pesimis, untuk tahap pertama penjuriannya adalah dengan menghitung jumlah vote terbanyak. Ini yang sedikit-banyak merugikan saya. Lah teman yang saya punya cuman sak ndulit. H-hee...

Belum lagi rawan "kecurangan" di sini. Sebab bisa saja satu orang nge-vote berkali-kali???
Atau meminta kakaknya, adiknya, emaknya, eyangnya, pak RT-nya, teman-teman arisannya untuk ikutan nge-vote. Saya tentu tidak bisa melakukan itu. Pamali...

Intinya, agar bisa lolos dalam tahap awal ini saja saya harus memiliki keajaiban yang amat-sangat banyak.

Tapi, saya teringat ucapan seorang sutradara film ketika ia akan merilis film-nya yang dianggap oleh banyak pengamat film akan gagal di pasaran. Katanya bahwa setelah kita berkarya, biarkan ia (film tersebut) menentukan jalannya sendiri. 

Jadi, jika teman-teman menganggap artikel saya di bawah ini bermanfaat dan menginspirasi, atau masuk akal untuk dilaksanakan, silahkan meletakkan jempolnya di link yang ada. ^_^

(Klik pada gambar untuk membaca artikel)

Terima kasih.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, April 01, 2014

Sunday, March 30, 2014

ujungkelingking - Susah Follow Blog? Coba Cara Ini!


Secara default, ketika kita ingin mem-follow sebuah blog, kita tinggal klik tombol "Join This Site"-nya. Setelah itu akan ada pilihan "Follow This Blog". Dan biasanya beres.

Namun...

Sejak beberapa minggu terakhir ini tombol follow untuk Blogger sepertinya mengalami error.

Nah, ada 2 solusi untuk mengatasi masalah ini:


Cara 1:


Mengatasi error follow (1)


Pada Dashboard, pilih 'Add', lalu ketikkan alamat blog yang ingin kita follow. Dan, selesai.


Cara 2:


Mengatasi error follow (2)


Tetap klik tombol "Join This Site" seperti biasa. Tapi selanjutnya klik pada pilihan "More Option...". Maka akan muncul tombol 'Follow' lagi.

Klik saja tombol tersebut, and yes... we done!

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Sunday, March 30, 2014

Saturday, March 29, 2014

ujungkelingking - PRANGKO


Iseng-iseng cek wikipedia, ternyata hari ini (29 Maret) ditahbiskan sebagai Hari Filateli Nasional.

Filateli, adalah sebuah hobi untuk mengumpulkan (baca: mengoleksi) perangko-perangko. Baik itu perangko lama ataupun baru.

Perangko, atau yang kemudian diseragamkan menjadi 'Prangko' -yang mulai diperkenalkan di Inggris Raya pada pertengahan 1840- adalah sebuah kertas kecil bergambar yang diterbitkan oleh Pemerintah untuk direkatkan pada surat sebagai bukti bahwa telah membayar untuk biaya pengiriman surat. Hobi mengumpulkan prangko ini kemudian berkembang dengan adanya saling tukar-menukar perangko di antara sesama filatelis.


Saya sendiri bukanlah seorang filatelis. Bahkan saya tidak memiliki ketertarikan yang sangat terhadap kegiatan ini. Akan tetapi, di tempat kerja saya yang dahulu memaksa saya untuk sering bertemu dengan prangko-prangko unik dari dalam dan luar negeri.

Akhirnya saya coba mengumpulkan satu demi satu prangko-prangko tersebut. Namun, kegiatan ini pada akhirnya terhenti ketika saya dipindahkan ke bagian lain.


Berikut adalah beberapa koleksi prangko saya. Mohon maaf jika gambar kurang jelas karena harus saya resize.

Filateli
Koleksi dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, Belgia, Belanda, Thailand, Italia,
New Zealand, USA, Arab Saudi, Rumania, Malawi

Teman-teman tertarik untuk menjadi seorang filatelis?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, March 29, 2014

Thursday, March 27, 2014

ujungkelingking - Kebebasan Pers Mencari Etika


Semenjak era reformasi digaungkan, kebebasan pers sudah mulai kita nikmati. Salah satu hasil kecilnya adalah bebasnya kita meng-update status di media sosial atau menulis di blog pribadi tanpa takut dibredel atau ditangkap.

Kebebasan Pers
Image: antaranews


Namun sebenarnya pencapaian yang paling menonjol adalah bermunculannya media-media berbasis jurnalisme warga (citizen journalisme). Sebut saja Kompasiana, Kabar Indonesia, Pasang Mata, Citizen6, Inilah.Com, dsb. Meski media-media tersebut memiliki format yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki satu visi yang sama. Yaitu memberikan tempat bagi masyarakat umum untuk me-reportasi dan ber-opini tentang peristiwa atau kejadian yang baru terjadi atau sedang hangat diperbincangkan.

Namun, sebagaimana setiap sisi baik memiliki juga sisi buruk, begitu pula dengan hal ini. Bagaimanapun, setiap media dituntut untuk menyajikan informasi lebih dulu dan tampil paling cepat di antara sumber-sumber yang lain. Karena itu filter atau kontrol dari setiap tulisan kemudian menjadi berkurang. Kita tak lagi sempat berpikir, apakah tulisan kita akan mencerahkan konsumen-pembaca ataukah justru semakin memperkeruh suasana?


Setiap kali ada peristiwa penting, demi agar tampil terdepan, kita langsung mem-publish apa yang menjadi pemikiran kita. Tanpa adanya filter yang baik, tulisan kita bukan hanya tidak berbobot namun juga bisa menjadi sarana yang tepat untuk menyerang pihak lain.

Maka kebebasan pers ini menjadi penting eksistensinya, agar kita tak lagi dijejali informasi sepihak dari media-media mainstream yang memiliki kepentingan terhadap lembaga atau figur tertentu. Keberadaan jurnalisme warga juga menjadi dibutuhkan untuk melatih kepekaan kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di negeri ini.

Namun tetap yang tidak boleh ketinggalan adalah kontrol atau filter dari diri kita sendiri. Jangan sampai informasi dan opini yang kita "lempar" ke publik pada akhirnya justru memicu perang fitnah yang lebih besar lagi.


Jadi bila kebebasan pers dianggap penting, maka sebenarnya yang jauh lebih penting lagi adalah etika ketika menyuarakan kebebasan tersebut.

Salam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, March 27, 2014

Wednesday, March 26, 2014

ujungkelingking - Tips Membuat Acara Reuni via Media Sosial


Undangan Reuni
Image: Kaskus

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa media sosial dewasa ini sudah menjadi sarana yang sangat erat dengan kehidupan kita (baca: masyarakat urban). Media sosial pun sudah naik fungsinya dari yang tadinya hanya sekedar sebagai sarana pelampiasan emosi menjadi alat untuk menangguk rejeki. Fungsi lainnya yang tak kalah penting, ia bisa menghubungkan banyak individu dari berbagai tempat dan lokasi. Memang inilah tujuan sebenarnya dari diciptakannya jejaring sosial. Hal yang terakhir inilah yang akan kita bicarakan dalam postingan kali ini.

Media sosial sebagai alat penghubung individu-individu tersebut awalnya memang tidak banyak dibutuhkan ketika kita masih berkumpul secara nyata dengan teman, sahabat atau keluarga kita. Namun ketika semunya harus berjauhan -karena banyak faktor- barulah media penghubung ini menjadi diperlukan.

Salah satu contoh paling mudah dalam pemanfaatan sosmed sebagai media penghubung adalah membuatnya menjadi undangan (baca: ajakan) untuk membuat suatu acara yang sifatnya non-formal (untuk acara yang formal, masih lebih etis jika kita menggunakan cara konvensional). Apalagi semuanya sudah dilengkapi fitur Group, Circle -atau istilah lainnya- yang hal ini memudahkan kita untuk mengirimkan pesan undangan ke banyak tujuan, ataupun ke orang-orang tertentu saja.

Misalnya kita ingin mengajak teman-teman lama kita untuk mengadakan acara reuni. Memang untuk facebook sudah ada fitur "Buat Undangan", tapi tentu tidak mungkin kita tiba-tiba langsung membuat undangan reuni tanpa melibatkan teman-teman untuk menanyakan kesediaannya. Kalau harus dimusyawarahkan lebih dulu, didatangi atau ditelpon satu-persatu, lalu di mana fungsi media sosialnya?

Maka perlu ada cara-cara tertentu, agar ajakan ini bisa diterima (baca: disetujui) oleh semua anggota tanpa kita perlu bertemu atau bertamu dengan masing-masing anggota.

Tips-tips berikut ini mungkin bisa kita praktekkan jika kita ingin membuat sebuah acara reuni dengan sosial media sebagai undangannya.

◄|
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, March 26, 2014

Tuesday, March 25, 2014

ujungkelingking - Manusia, dan Konsep Hukum Tuhan


Menyambung tulisan sebelumnya tentang manusia, dan potensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, bahwa dalam fungsinya manusia sebagai mandataris (pelaksana tugas), Allah telah memberikan konsep-konsep untuk dipatuhi manusia.

Bahwa kemudian manusia memang diberikan kewenangan untuk melakukan segala sesuatunya untuk perbaikan dirinya dan lingkungannya, itu benar. Namun tetap dengan catatan bahwa langkah-langkah yang diambilnya adalah tanpa melanggar batas-batas konsep ilahi tersebut.

Konsep yang dimaksud oleh sang Khatib adalah hukum yang lima, yaitu: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Namun jika mau diperingkas sebenarnya cuma ini saja: 

  • Wajib dan sunnah, berarti kerjakan. 
  • Haram dan makruh, berarti tinggalkan.

Maka jika mau dipermudah, konsep hukum yang lima itu pada akhirnya hanya akan menjadi 2 kategori saja. Halal dan haram. Baik dan buruk. Ibadah dan maksiat. Putih dan hitam.


Grey area, dan bagaimana menyikapinya


Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam dunia yang serba dinamis ini kita kemudian dihadapkan pada "kategori ketiga". Kita biasa menyebutnya grey area atau wilayah abu-abu. Yaitu suatu keadaan yang sukar diputuskan -dan menjadi perdebatan- ia masuk ke dalam kategori halal atau haram? Hal ini bisa dikarenakan ilmu kita yang belum memadai, atau memang lingkungan mendukung untuk menutup-nutupi kebenaran hukum tersebut.

Dalam menyikapi wilayah grey area ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sudah memberikan batasannya.

إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ
وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ،
فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ

"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (absurd) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan."
[Bukhari, Muslim]

*Sengaja hadits ini saya potong sampai di sini, karena lebih panjang pada versi lengkapnya.

Dari konteks yang tersirat kita menjadi mengerti bahwa wilayah grey area sebenarnya lebih cenderung kepada haram. Karena itu, mereka yang mampu menjauhi sesuatu yang syubhat adalah termasuk orang-orang yang paling dibenci oleh iblis. Dan beruntunglah orang-orang di kelompok ini.

Jika perbuatan haram itu kita analogikan sebagai jurang, maka hal-hal yang termasuk ke dalam grey area ini adalah ibarat kita bermain-main di pinggir jurang. Sungguh sesuatu yang amat berbahaya. Sebab ketika sekejap kita lengah, jatuhlah kita.

Maka dari penjabaran Rasulullah di atas, kita paham bahwa sejatinya grey area itu tidak pernah ada. Yang ada hanyalah hitam atau putih. Diridhai oleh Allah atau dimurkai oleh-Nya. Cara pandang kitalah yang nyatanya memunculkan adanya istilah tersebut.

Maka kalau kita kembali pada konsep di atas, bisa kita ringkaskan menjadi, 

  • Halal, berarti silahkan dikerjakan.
  • Haram dan syubhat, berarti harus dihindari.

*Disarikan dari khutbah Jum'at, 14 Maret 2014
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, March 25, 2014

Monday, March 24, 2014

ujungkelingking - Manusia, dan Potensinya Sebagai Khalifah


Kajian ini adalah materi khutbah pada Jum'at kemarin (14/03/14) yang belum sempat saya tulis ulang.

Sang Khatib membuka khutbah dengan sebuah ayat dari surah Al-Baqarah ayat 30. Ayat ini berbicara tentang rencana Allah subhanahu wa ta'ala yang akan menciptakan manusia.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang 'khalifah' di muka bumi." 

Biasanya, kata "khalifah" dalam ayat di atas diterjemahkan sebagai pemimpin atau penguasa. Yaitu orang yang berwenang atau memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi oleh sang Khatib, kata "khalifah" di sini lebih dimaknai sebagai mandataris. Yaitu orang yang diberi mandat, diberi wewenang atau diberi amanah untuk melakukan sesuatu. Istilah lainnya adalah sebagai pelaksana tugas.

Pendefinisian yang terakhir ini menurut saya jauh lebih tepat. Karena manusia sebenarnya tidak punya kuasa apa-apa terhadap apapun. Manusia pada hakikatnya hanyalah mandataris, maka dia seharusnya melaksanakan apa yang telah di-embankan kepadanya. Karena itu manusia tidak berhak membuat konsep. Sebaik-baik pembuat konsep hanyalah Allah subhanahu wa ta'ala. Pelaksana tugas hanya menerapkannya saja.


Penciptaan Adam, bukti kepercayaan Allah terhadap manusia


Penciptaan manusia sebagai pelaksana konsep yang diberikan Allah rupanya adalah sebuah "profesi" yang amat penting. Profesi ini merupakan bukti bahwa Allah memberi kepercayaan kepada manusia. Saking pentingnya profesi ini sampai-sampai para malaikatpun "iri", dan mencoba bernegosiasi dengan maksud untuk mengambil alih profesi ini.

Mereka (para malaikat) berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"

Secara kasarnya, malaikat ingin bilang kenapa tugas (sebagai mandataris) ini tidak diserahkan kepada dirinya (para malaikat) saja, yang secara kasat mata pasti lebih nurut kepada Allah? Secara ibadah, jelas malaikat lebih banyak taatnya daripada manusia. Dan jelas malaikat tidak pernah berbuat dosa.

Tanpa mendebat Allah hanya menjawab,

Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Allah adalah Allah. Cara-Nya seringkali misterius. Ia hendak mengajarkan kepada manusia -melalui malaikat- agar manusia berpikir kenapa kepercayaan ini justru diberikan kepada manusia yang seringkali lalai?

Allah Maha Tahu tentang seberapa tinggi potensi kita. Maka Dia tidak mungkin salah pilih. Dia juga tidak mungkin membebankan sesuatu kepada makhluk-Nya jika makhluk tersebut tidak bakal mampu menanggungnya. Maka menjadi jelas bahwa manusia-lah satu-satunya makhluk yang mampu mengemban tugas penting ini.


Kita sudah diciptakan. Maka secara otomatis, tugas itu sudah berada di pundak kita. Apa yang sudah dikonsepkan-Nya, lakukan!

Dengan mengembangkan semua potensi yang ada, kita akan bisa menunaikan amanah ini. Masih terlalu pagi untuk menyerah. Jika kita berhasil, maka derajat kita bisa jauh lebih tinggi daripada malaikat. Namun jika menolak, itu berarti kita telah ingkar. Ingkar terhadap fitrah diri kita, juga ingkar terhadap Dzat yang telah menghidupkan kita.

Laa haula wa laa quwwata illa billah.

***

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang 'khalifah' di muka bumi."
Mereka (para malaikat) berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"
Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
[Al-Baqarah: 30]
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, March 24, 2014

Friday, March 21, 2014

ujungkelingking - Ibnu Abbas dan 3 Tamunya


Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib -atau yang dikenal dengan Ibnu Abbas- yang masih sepupu Rasulullah adalah salah satu dari shahabat yang berpengetahuan luas. Banyak hadits yang diriwayatkan darinya.

Suatu ketika seorang laki-laki bertamu ke rumah Ibnu Abbas. Laki-laki ini kemudian menceritakan keluh kesahnya.

"Wahai Ibnu Abbas, saya ini punya kebun yang cukup luas. Kebun tersebut sangat subur sebelumnya. Namun belakangan ini hujan tidak pernah turun sehingga tanamanku kering dan gersang. Maka, beritahukanlah kepadaku amalan apa yang harus aku lakukan agar tanamanku kembali subur?"

Ibnu Abbas lalu menjawab, "Perbanyaklah istighfar."

Tak lama berselang, datang lagi seseorang menemui Ibnu Abbas. Orang ini pun menceritakan masalah yang tengah dihadapinya.

"Wahai Ibnu Abbas, saya ini adalah seorang pekerja. Setiap hari saya harus bekerja keras memeras keringat dan membanting tulang. Namun perekonomian kami tak juga membaik. Maka tunjukkanlah kepadaku amalan apa yang dapat memperbaiki kehidupan kami?"

Ibnu Abbas menjawab, "Perbanyaklah istighfar."

Tak berapa lama kemudian datanglah tamu ketiga. Orang inipun juga menceritakan persoalan yang ada pada dirinya.

"Wahai Ibnu Abbas, saya dan istri saya menikah sudah cukup lama. Namun sampai saat ini Allah belum mengaruniai kami keturunan. Maka beritahu saya suatu amalan yang membuat Allah berkenan mengaruniakan putra kepada kami?"

Ibnu Abbas menjawab, "Perbanyaklah istighfar."

***

Beberapa waktu kemudian, ketiga orang ini bertemu di suatu tempat. Mereka pun saling bercerita tentang keadaan masing-masing, termasuk pertanyaan mereka kepada Ibnu Abbas.

Dan keherananpun muncul ketika mereka mendapati jawaban yang sama untuk permasalahan yang berbeda. Akhirnya mereka sepakat untuk kembali menemui Ibnu Abbas dan mempertanyakan tentang hal ini.

"Wahai Ibnu Abbas, beberapa waktu yang lalu kami pernah datang kepada engkau dan bertanya tentang persoalan kami masing-masing. Namun jawaban yang engkau berikan sama, yaitu untuk memperbanyak istighfar. Apa hubungannya persoalan kami bertiga dengan istighfar?"

Ibnu Abbas dengan kebijaksanaannya tersenyum, kemudian membacakan tiga potong ayat dari surah Nuh. Tepatnya pada ayat 10, 11 dan 12.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

(10) Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,

(11) Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

(12) dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.


Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil manfaat dari postingan kali ini. Aamiin.

*Disarikan dari khutbah Jum'at, barusan.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, March 21, 2014

Thursday, March 20, 2014

ujungkelingking - Which Your Instru?


Setelah beberapa waktu yang lalu teman-teman blogger pada pamer tentang lagu-lagu favoritnya, sekarang giliran saya yang mau berbagi tentang lagu-lagu favorit saya.

Sebenarnya hampir semua genre lagu saya suka. Namun jika ditanya mana yang paling favorit, tentu dari jenis instrument (beberapa menyebutnya lagu klasik). Jika teman-teman familiar dengan nama Kitaro, Bond, Vanessa Mae atau Maksim, maka itulah artis-artis kesukaan saya. Dan sebenarnya -tapi ini rahasia, lho- lagu apapun jika dimainkan dengan versi instrument juga pasti akan menarik minat saya. H-hoo...

Bagi saya, musik-musik yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah musik-musik yang begitu imajinatif, dan selain itu kita juga tidak perlu susah-susah untuk menghafalnya (gimana mau hafal, lah liriknya aja gak ada???) Musik dari genre ini jelas berbeda dengan lagu-lagu biasa yang kita bisa mengerti maksud lagu tersebut dari lirik-lirik yang ada. Pada instrument, kita hanya bisa mencoba mereka-reka apa yang ingin disampaikan dengan hanya berbekal judul yang digunakan dan harmonisasi yang ada. Inilah yang saya maksud dengan memancing imajinasi kita.

Mendengarkan musik jenis ini akan lebih baik bila kita menggunakan headset-stereo, karena ada beberapa suara alat musik yang tidak terlalu terdengar bila dimainkan tanpa headset. Dengan penggunaan alat ini, maka suara yang dihasilkan bisa terdengar begitu "kental".

Nah, berikut ini adalah beberapa lagu instrument dari artis favorit saya.


Vanessa Mae | Violin Player

Vanessa Mae


The Blessed Spirits adalah gesekan biola yang paling memikat saya. Butuh waktu yang agak lama untuk menikmati lagu ini karena "klimaks-nya" yang berada cukup jauh dari awal lagu. Susah memang dijelaskan karena saya hanya seorang penikmat dan bukan pengamat musik. Tapi yang menarik dari lagu ini adalah -bila telinga kita jeli- pada pertengahan lagu ini ada disisipkan satu-dua potongan ayat dari Al-Qur'an. H-hee...

Selain itu yang bisa menjadi favorit lainnya misalnya Bolero for Violin and OrchestraContradanza atau Night Flight.

Bond

Bond (Bond Girls)


Awal "berkenalan" dengan musik instrument adalah dari grup ini, tepatnya dari Victory, salah satu lagu yang saya yakin amat familiar di telinga teman-teman. Teman-teman bisa coba untuk download lagu ini dan pasti akan bilang, "Oh, yang ini toh..."

Akan tetapi meski pertama kenal dari Victory, namun justru Wintersun-lah yang memikat saya. Dari judulnya saja kita bisa merasakan materi apa yang dibawa. Imajinatif, barangkali itu saja istilah yang lebih-kurang bisa menggambarkan isi lagu tersebut.

Selain Wintersun, yang patut menjadi pilihan adalah irama yang cukup menghentak dari Fuego. Strange Paradise, atau Midnight Garden juga asik untuk dinikmati.

Maksim | Piano Player

Maksim Mrvica


Cukup lama saya coba searching Blue Baloon versi mp3 dari lagu ini. Dan selama itu saya harus puas mendengarkannya via cassete tape. Padahal ini lagu yang paling keren menurut saya.

Selain itu ada juga Wonderland, Hana's Eyes, dan Child in Paradise.

Kitaro

Kitaro


Kalau kita pernah mendengarkan siaran radio tentang curhatan pemirsa, atau teman-teman suka menampilkan pembacaan puisi di panggung, maka Silk Road adalah instrument yang wajib dipilih sebagai backsound.

Pilihan lain yang bisa digunakan adalah Shimmering Horizon, Caravansary, atau Heaven and Earth. Tapi untuk Kitaro, saya lebih suka Mirage.

***

Tentunya apa yang saya sebut di atas hanyalah sedikit saja di antara musik-musik instrument yang ada. Masih banyak artis-artis lainnya yang saya belum berkesempatan untuk mendengarkannya.


Terakhir, barangkali teman-teman juga mau mencicipi suguhan Cello Ascend dari Kungfu Piano...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, March 20, 2014

Monday, March 17, 2014

ujungkelingking - Sembuhlah, Nak!


Beberapa hari yang lalu suhu tubuh Zaki naik. Namun tidak sampai terlalu tinggi, dan alhamdulillah pagi harinya sudah turun kembali.

Keesokannya, giliran si Daffa yang panas. Paginya agak turun, malam harinya kembali naik... dan tetap "stabil" di kisaran 39° C lebih! Dan pada bagian bawah telinga Daffa muncul benjolan (baca: kelenjar) yang katanya terasa sakit. Tanda ini sama seperti Zaki waktu panas kemarin, hanya sekarang sudah hilang.

Sebenarnya, untuk mengantisipasi panas yang semakin meninggi, saya bisa saja membelikannya parasetamol. Namun karena ceramah pada khutbah Jum'at kemarin mengatakan bahwa parasetamol yang mengandung alkohol -meski hanya 5%- dihukumi haram, maka saya mencoba menahan diri untuk tidak membeli obat tersebut.

Kaidah fiqh yang digunakan adalah bahwa apa yang jumlah banyaknya memabukkan, maka jumlah sedikitnya-pun tetap haram.

Langkah alternatif yang saya lakukan kemudian adalah searching gejala penyakit tersebut via google. Tentu ini langkah yang bodoh. Dan saya tidak akan menyarankan teman-teman untuk melakukan hal yang sama. Lebih baik dibawa ke klinik atau dokter untuk pemeriksaan yang lebih akurat. 

Dari beberapa situs yang saya temukan, dengan melihat kesamaan gejala yang ada, saya menduga kalau Daffa terserang (virus?) Roseola. Nama yang cantik untuk sebuah penyakit.

  • Seperti disebutkan di beberapa situs tersebut, yang rentan terpapar virus ini adalah balita usia 6 bulan hingga 3 tahun.
  • Masa inkubasi (antara awal terpapar virus hingga terlihat gejalanya) sekitar 5-15 hari.
  • Ketika sudah terkena, gejala yang muncul adalah panas tinggi secara mendadak, sekitar 39,4°-40,6° Celcius.
  • 5-10% balita akan mengalami kejang demam (steup). Pada Daffa hal ini hanya berlangsung sekejap saja.
  • Panas akan berlangsung tetap antara hingga 3-5 hari.
  • Pada hari keempat biasanya panas akan turun. Inilah yang agak melegakan saya.
Dan dari situs-situs tersebut disebutkan bahwa proses penyembuhannya hanya memerlukan parasetamol dan istirahat yang cukup.

Saya kemudian teringat sebuah catatan dari naskah-naskah dan manuskrip kuno (#halaahh) bahwa parasetamol alami -salah satunya- terdapat pada buah pepaya. Karena Daffa yang masih ngempeng, jadi buah pepaya yang saya beli sebagian agar dimakan ibunya, sebagiannya lagi akan dibikin jus untuk Daffa. Namun karena Daffa-nya juga gak mau, akhirnya ibunya juga yang ngabisin.

Alhamdulillah, memasuki hari kelima, kondisi Daffa sudah mulai normal kembali. Terbukti dengan celotehannya yang semakin banyak dan bertambah kosa-katanya.

Ultraman, berubah!
Jreng, jreng...!!!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, March 17, 2014

Thursday, March 13, 2014

ujungkelingking - Ada di Mana Tingkatan Imanmu?


Tulisan ini terinspirasi dari kejadian sepulang dari kantor, kemarin sore.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallahu 'alaihi wa salaam pernah bersabda:

"Iman itu ada 70-an cabang, atau 60-an cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallah. Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (sesuatu yang mengganggu) dari jalanan. Sedangkan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan."
(Riwayat Muslim)

Untuk dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh hadits di atas, ijinkanlah saya untuk membuat sebuah analogi tentang hal ini.

  • Soal yang paling sulit adalah soal untuk kelas 6
  • Soal yang paling mudah adalah soal untuk kelas 1
Logikanya, kalau kita sudah di kelas 6, tentu mudah dong untuk mengerjakan soal kelas 1. Nah, pertanyaan saya, jika kita masih tidak mampu mengerjakan soal untuk kelas 1, maka ada di kelas berapa kita?

Gangguan di jalan
Image: koran-sindo.com

Hal yang sama bisa kita terapkan pada hadits di atas.

  • Tingkatan iman yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallah
  • Tingkatan iman yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalanan

Maka pertanyaannya sekarang, jika untuk menyingkirkan duri (gangguan) dari jalanan saja kita tidak mau atau tidak tergerak untuk melakukannya, maka ada di mana tingkatan iman kita?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, March 13, 2014

Wednesday, March 12, 2014

ujungkelingking - Karunia Itu Bernama Musibah


(+) Judulnya ada yang aneh nih. Salah ya mas, mestinya kan  "karunia" itu nikmat, kok ini "karunia" tapi musibah?

(-) Ah, nggak kok. Memang disengaja. Mudahan-mudahan setelah membaca postingan ini, baik saya ataupun teman-teman punya cara baru untuk "berkenalan" dengan musibah.

***

Sebuah kisah tentang musibah


Ada satu kisah nyata, yang melibatkan orang yang cukup dekat dengan saya.

Di kampung anu, ada seorang laki-laki yang senang sekali berkata-kata kotor dan menyakiti orang lain. Tak terhitung berapa orang yang telah sakit hati karena kata-katanya. Sampai suatu ketika laki-laki ini bertengkar dengan seorang ibu dan mengeluarkan kata-kata yang sangat menusuk hati.

Si ibu dengan reflek membalas omongannya dengan mengatakan bahwa andai laki-laki tersebut tertabrak motor, maka akan lumpuh kakinya.

Saya tidak tahu apakah kemudian laki-laki ini jadi tertabrak motor atau tidak, namun singkatnya, laki-laki ini menderita stroke yang melumpuhkan seluruh tubuhnya. Semua anggota badannya tak lagi bisa digerakkan bahkan untuk sekedar berbicara. Bermacam pengobatan telah diupayakan, namun kesembuhan belum juga nampak.

Yang aneh adalah, meski susah berbicara, namun bibirnya mudah sekali untuk menyebut nama si ibu yang pernah disakitinya. Maka sambil menangis, laki-laki ini meminta maaf kepada si ibu. Dan dengan ikhlas ibu ini mendoakan kesembuhan untuk laki-laki tersebut.


Jika teman-teman pernah membaca postingan saya tentang One Minute Awareness, barangkali kisah ini adalah salah satu contohnya, sebab kemudian melalui bantuan seorang ulama, kepada laki-laki ini coba dilakukan semacam terapi pengobatan. Untuk kesembuhan penyakitnya, juga untuk kesembuhan spiritualnya.

Sekarang, laki-laki tersebut sudah sembuh dari stroke-nya. Pergaulan dengan sesama tetangga semakin membaik. Sudah tak pernah lagi kata-kata kotor dan menyakitkan keluar dari mulutnya. Dan yang menarik, setiap datang saat shalat 5 waktu, laki-laki ini tak pernah ketinggalan untuk berjama'ah di masjid!


Musibah, tentukan mana fakta lama dan mana fakta baru


Melihat kenyataan dari kisah di atas, pada akhirnya baik orang lain maupun laki-laki tersebut akan mengatakan bahwa beruntung dulu ia diberi penyakit stroke. Jika tidak, barangkali sampai sekarang ia masih akan menjadi sampah masyarakat di kampung tersebut.

Dan dari urutan kejadian-kejadian dalam hidup ini, kita kemudian perlu membaginya ke dalam dua kategori besar. Kedua kategori itu kita sebut saja "Fakta lama" dan "Fakta baru".

Fakta lama, adalah kejadian (baca: musibah) yang baru saja kita alami. Meski baru kita alami, tapi tetap sebut itu sebagai fakta lama. Karena yang akan kita sebut sebagai fakta baru adalah kejadian berikutnya yang sangat mungkin dapat mengubah cara pandang kita terhadap fakta lama.

Maka di sini kita belajar untuk tidak menilai fakta lama SEBAGAI fakta baru. Akan tetapi yang harus kita lakukan adalah menilai fakta lama DENGAN fakta baru.

Penjelasannya seperti ini,

Jika kita terbiasa menilai fakta lama sebagai fakta baru, maka setiap kita ditimpa musibah, yang akan menjadi fokus utama kita adalah hakikat musibah tersebut, bukan maknanya. Karena yang kita rasakan hanyalah hakikatnya (kenyataan bahwa musibah itu terjadi) maka yang akan lahir kemudian adalah perasaan sakit hati, kecewa, marah, dan pertanyaan-pertanyaan klise seperti misalnya "kenapa harus terjadi?", "kenapa harus sekarang?", "kenapa harus pada saya?", dsb. Dan tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan terjawab sebelum kita menemukan, fakta baru.

Akan tetapi bila kita menilai fakta lama tersebut dengan sudut pandang fakta baru, maka yang akan muncul adalah perasaan tenang karena selalu khusnudzan terhadap segala sesuatu. Yakin bahwa di suatu waktu yang akan datang Allah telah menyiapkan hikmah-kebaikan dari musibah yang kita alami saat ini.


Menunggu fakta baru tiba


Pertanyaan yang jelas akan muncul adalah, bagaimana kita bisa menilai fakta lama dengan sudut pandang fakta baru sedangkan fakta baru tersebut belum datang?

Jawabannya memang harus menunggu fakta baru tersebut muncul.

Karena itulah saya katakan bahwa (keyakinan) ini bisa menimbulkan perasaan tenang sebab kita yakin bahwa ketika fakta baru itu datang, pernyataan yang akan muncul adalah, "Oh, jadi ini alasannya kenapa kemarin saya dapat musibah itu...".

"Untung saja dulu saya dapat musibah seperti itu, kalau tidak saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini..."


Jadi pada intinya musibah adalah sebuah nikmat juga, andai kita tahu cara menyikapinya. Dan kebanyakan manusia tidak bisa menyikapinya, termasuk juga saya. Labih suka mengeluh dan berkesah. Padahal seringkali disebutkan bahwa musibah adalah salah satu cara Allah untuk menghapus dosa-dosa kita.

Karena sayangnya Allah kepada kita sehingga Dia lebih memilih membalas perbuatan dosa kita di dunia ini. Harapannya agar ketika di hari Penghitungan nanti kita akan bisa menghadap Dzat-Nya dengan tanpa membawa dosa.

Aamiin, Allahumma aamiin...

Karunia itu berbentuk musibah
Image: gorilla-ink.deviantart
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, March 12, 2014

Monday, March 10, 2014

ujungkelingking - Bekerja Untuk Tuhan


Setiap kita adalah karyawan-karyawan kehidupan dari sebuah perusahaan besar bernama Dunia.

Kita, tidak pernah minta untuk dilahirkan ke dunia ini. Namun pada perjalanannya kita diharuskan untuk beribadah kepada Dia yang menciptakan kita. Kenapa?

Seringkali pertanyaan di atas terpikirkan oleh saya. Bahkan sebagian dari kita mungkin masih mencari-cari jawabannya. Padahal, jawabannya sudah terbentang sejauh mata memandang di hadapan kita.


Bekerjalah kepada saya, dan saya akan menggaji Anda dengan baik


Ketika ada seorang pemilik sebuah perusahaan besar dan dia ingin sekali menolong kehidupan kita agar menjadi lebih baik, apa kira-kira yang akan dilakukannya?

Memberikan uang secara langsung jelas bukan pemikiran seorang pengusaha. Maka kejadian yang paling mungkin adalah, kita akan dipanggil ke kantornya dan kita akan diminta bekerja di sana dengan gaji yang telah ditetapkan. Jika kerja kita terbukti bagus, kita mungkin akan diangkat ke jabatan yang lebih tinggi, atau akan mendapatkan bonus selain gaji, atau tunjangan ketika pensiun nanti. Akan tetapi jika ternyata kinerja kita buruk, maka jelas sanksi telah menanti. Dari sekedar pemotongan gaji sampai pada pemecatan dengan tidak hormat.

Begitu pula ketika Allah ingin menolong kita. Diciptakanlah kita ke dunia ini. Diberikanlah kita arahan-arahan untuk membimbing kita. Tugas kita kemudian adalah bersungguh-sungguh untuk mengerjakan jobdesc yang telah diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Namun Allah bukan seperti si pengusaha tersebut yang baru akan menggaji kita ketika kita telah menyelesaikan pekerjaan kita. Kita telah digaji Allah -bahkan- sebelum kita bisa berbuat apa-apa.

Dan jika kita tercatat sebagai karyawan yang disiplin dan berdedikasi tinggi, maka ketika kita resign dari dunia ini nanti, kita masih akan mendapatkan "tunjangan pensiun" bernama amal jaariyah yang tak pernah putus.

Maka setiap kita adalah karyawan-karyawan kehidupan dari sebuah perusahaan besar bernama Dunia.

Atasan kita adalah Allah, pemilik segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

Jobdesc kita adalah Kitabullah dan Sunnah RasulNya.

Gaji kita adalah segala macam bentuk rejeki, penghormatan dari makhluk lain, ketentraman hidup, kebahagiaan dan kemudahan dalam setiap urusan.

Sanki bagi kita adalah segala kesulitan dan kesempitan hidup.


*Ditulis sebagai hadiah untuk putra kami Dhiya'ul Haq Zaki Ilyas yang hari ini tepat berusia 4 tahun.

***

Dhiya'ul Haq Zaki Ilyas 

(Cahaya kebenaran hamba Allah yang suci)


Ya Allah karuniakan kepada kami anak keturunan yang shalih. Yang ilmu, harta dan umurnya bermanfaat bagi kebaikan.

Ya Allah, anugerahkan kepada kami sebanyak-banyaknya kesabaran dan sebesar-besarnya kemampuan agar kami dapat mendidik dan mengajarkan kepada anak keturunan kami ilmu-ilmuMu.

Ya Allah, kami mohon kepada Engkau untuk anak keturunan kami;
Selamatkan agamanya,
Sehatkan jasmaninya,
Tambahkan ilmunya,
dan berkahilah rejekinya,

Ya Allah,
Lapangkanlah dadanya,
Mudahkanlah urusannya,
Luruskanlah lisannya,
dan jagalah kehormatannya.

Ya Allah berikanlah keberkahan hidup kepada setiap muslimin di seluruh dunia. Berikanlah setiap dari mereka kesempatan untuk bertamu ke Baitmu, Ya Allah.


Rabbii hablii minas Shalihiin...
Rabbi hablii minas Shalihiin...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, March 10, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!