ujungkelingking - Karunia Itu Bernama Musibah
(+) Judulnya ada yang aneh nih. Salah ya mas, mestinya kan "karunia" itu nikmat, kok ini "karunia" tapi musibah?
(-) Ah, nggak kok. Memang disengaja. Mudahan-mudahan setelah membaca postingan ini, baik saya ataupun teman-teman punya cara baru untuk "berkenalan" dengan musibah.
***
Sebuah kisah tentang musibah
Ada satu kisah nyata, yang melibatkan orang yang cukup dekat dengan saya.
Di kampung anu, ada seorang laki-laki yang senang sekali berkata-kata kotor dan menyakiti orang lain. Tak terhitung berapa orang yang telah sakit hati karena kata-katanya. Sampai suatu ketika laki-laki ini bertengkar dengan seorang ibu dan mengeluarkan kata-kata yang sangat menusuk hati.
Si ibu dengan reflek membalas omongannya dengan mengatakan bahwa andai laki-laki tersebut tertabrak motor, maka akan lumpuh kakinya.
Saya tidak tahu apakah kemudian laki-laki ini jadi tertabrak motor atau tidak, namun singkatnya, laki-laki ini menderita stroke yang melumpuhkan seluruh tubuhnya. Semua anggota badannya tak lagi bisa digerakkan bahkan untuk sekedar berbicara. Bermacam pengobatan telah diupayakan, namun kesembuhan belum juga nampak.
Yang aneh adalah, meski susah berbicara, namun bibirnya mudah sekali untuk menyebut nama si ibu yang pernah disakitinya. Maka sambil menangis, laki-laki ini meminta maaf kepada si ibu. Dan dengan ikhlas ibu ini mendoakan kesembuhan untuk laki-laki tersebut.
Jika teman-teman pernah membaca postingan saya tentang One Minute Awareness, barangkali kisah ini adalah salah satu contohnya, sebab kemudian melalui bantuan seorang ulama, kepada laki-laki ini coba dilakukan semacam terapi pengobatan. Untuk kesembuhan penyakitnya, juga untuk kesembuhan spiritualnya.
Sekarang, laki-laki tersebut sudah sembuh dari stroke-nya. Pergaulan dengan sesama tetangga semakin membaik. Sudah tak pernah lagi kata-kata kotor dan menyakitkan keluar dari mulutnya. Dan yang menarik, setiap datang saat shalat 5 waktu, laki-laki ini tak pernah ketinggalan untuk berjama'ah di masjid!
Musibah, tentukan mana fakta lama dan mana fakta baru
Melihat kenyataan dari kisah di atas, pada akhirnya baik orang lain maupun laki-laki tersebut akan mengatakan bahwa beruntung dulu ia diberi penyakit stroke. Jika tidak, barangkali sampai sekarang ia masih akan menjadi sampah masyarakat di kampung tersebut.
Dan dari urutan kejadian-kejadian dalam hidup ini, kita kemudian perlu membaginya ke dalam dua kategori besar. Kedua kategori itu kita sebut saja "Fakta lama" dan "Fakta baru".
Fakta lama, adalah kejadian (baca: musibah) yang baru saja kita alami. Meski baru kita alami, tapi tetap sebut itu sebagai fakta lama. Karena yang akan kita sebut sebagai fakta baru adalah kejadian berikutnya yang sangat mungkin dapat mengubah cara pandang kita terhadap fakta lama.
Maka di sini kita belajar untuk tidak menilai fakta lama SEBAGAI fakta baru. Akan tetapi yang harus kita lakukan adalah menilai fakta lama DENGAN fakta baru.
Penjelasannya seperti ini,
Jika kita terbiasa menilai fakta lama sebagai fakta baru, maka setiap kita ditimpa musibah, yang akan menjadi fokus utama kita adalah hakikat musibah tersebut, bukan maknanya. Karena yang kita rasakan hanyalah hakikatnya (kenyataan bahwa musibah itu terjadi) maka yang akan lahir kemudian adalah perasaan sakit hati, kecewa, marah, dan pertanyaan-pertanyaan klise seperti misalnya "kenapa harus terjadi?", "kenapa harus sekarang?", "kenapa harus pada saya?", dsb. Dan tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan terjawab sebelum kita menemukan, fakta baru.
Akan tetapi bila kita menilai fakta lama tersebut dengan sudut pandang fakta baru, maka yang akan muncul adalah perasaan tenang karena selalu khusnudzan terhadap segala sesuatu. Yakin bahwa di suatu waktu yang akan datang Allah telah menyiapkan hikmah-kebaikan dari musibah yang kita alami saat ini.
Menunggu fakta baru tiba
Pertanyaan yang jelas akan muncul adalah, bagaimana kita bisa menilai fakta lama dengan sudut pandang fakta baru sedangkan fakta baru tersebut belum datang?
Jawabannya memang harus menunggu fakta baru tersebut muncul.
Karena itulah saya katakan bahwa (keyakinan) ini bisa menimbulkan perasaan tenang sebab kita yakin bahwa ketika fakta baru itu datang, pernyataan yang akan muncul adalah, "Oh, jadi ini alasannya kenapa kemarin saya dapat musibah itu...".
"Untung saja dulu saya dapat musibah seperti itu, kalau tidak saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini..."
Jadi pada intinya musibah adalah sebuah nikmat juga, andai kita tahu cara menyikapinya. Dan kebanyakan manusia tidak bisa menyikapinya, termasuk juga saya. Labih suka mengeluh dan berkesah. Padahal seringkali disebutkan bahwa musibah adalah salah satu cara Allah untuk menghapus dosa-dosa kita.
Karena sayangnya Allah kepada kita sehingga Dia lebih memilih membalas perbuatan dosa kita di dunia ini. Harapannya agar ketika di hari Penghitungan nanti kita akan bisa menghadap Dzat-Nya dengan tanpa membawa dosa.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, March 12, 2014
Dari musibah kita mengambil hikmah nya yah Mas Pri,
ReplyDeleteTapi asal jangan musibah yang keterusan, kalau musibah
Yang keterusan berarti itu Azab, yah Mas Pri, makasih
Atas artikelnya, salam sukses
Alhamdulilah saya dapat pertamax, makasih Mas Pri
Deletemenurut saya, berusaha perbaiki diri saja. kl kemudian ada musibah itu berarti Allah mendukung perbaikan diri kita.
DeleteJadinya musibah membawa nikmat ya mas, mudah - mudahan saya jagan sampai ngalamin seperti laki - laki itu yang berkata kotor.
ReplyDelete.... Salam ya mas buat Ibu itu...
Mudah2an kita semua dijauhkan dr segala yg buruk, mang...
Deletesaya baru dengar kalo di Indonesia khususnya Jawa ini ada kampung anu hehe
ReplyDeletemksdnya nama tempat dirahasiakan, mas... ^_^
Deleteselalu ada hikmah di setiap musibah....
ReplyDeletehm,
DeleteMembaca judulnya saja penasaran Mas Pri, luar biasa..
ReplyDeleteMakanya rugi kalau tidak membaca semua isinya..:)
h-haa, bs aja smpeyan, mas...
Deletejadi untuk mengurangi beban akherat ya pak
ReplyDeletemudah2an, pak :)
Deletemenarik sekali mas postingannya,andai saja banyak diantara umat manusia yang secara cepat menyadari atas apa yang pernah ia ucapkan sehingga membuat hati seseorang tersakiti, alangkah indahnya hidup ini jika di huni oleh orang-orang yang baik dan soleh
ReplyDeleteNntinya akan sprti itu, mbak Devy. ^_^
DeleteSalut ya mas..tapi terkadang tidak semua orang sanggup menerima nikmat berupa musibah ini karena kebanyakan nikmat yang dibungkus musibah rasanya sangat pahit dan tidak semua sanggup menelannya
ReplyDeletebetul. saya sndiri mungkin jg bs lepas kontrol... tp krn itulah agama ini mengajarkan utk saling nasehat-menasehati.
Deletemusibah pastinya membuatkan kita sentiasa bermuhasabah diri.. ianya juga akan mendekatkan diri kita dengan Allah.. bersyukur kerana diberi balasan di dunia, semoga kita akan terus insaf dan bertaubat..
ReplyDeleteaamiin. senang saya membaca komentar akak yg satu ini.
DeleteHadapi musibah dengan ikhlas aja ya sob??
ReplyDeleteKl ktnya Dewa, malah hadapi dg senyuman... ^_^
Deletemusibah memang bisa menyadarkan seseorang akan kesalahan yang pernah dilakukan waktu yang lalu.
ReplyDeletetp banyak yg gak sadar-sadar, h-hee...
DeleteKisah yang sangat inspiratif...^^
ReplyDeleteMusibah yang datang justru menjadi teguran untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Maha Pemurah-nya Allah, musibah pun menjadi karunia...
Semoga kita semua dpt menyikapinya dg bijak dan ttp ber-khusnudzan kpdNya
Deletejadikan musibah sebuah cambukan untuk hidup lebih baik
ReplyDeletesemangat!
Deletewah ho'o e se tema postingan kita bang....wah sehati berarti ini...makin cinta duweh wkwkwk :D
ReplyDeletetp beneran lho saya ndak nyontek... :)
Deletesangat mengispirasi Mas Pri, di balik musibah pasti ada hikmahnya, kuncinya bersyukur saya :)
ReplyDeletesepakat.
DeleteAlloh itu akan memberikan hadiah kepada orang-orang pilihannya selalu dengan cobaan ya Mas. Jadi bila hal ini kita sudah kenal maka tidak ada yang aneh lagi ko, akan ada sesuatu yangsedang Alloh rencanankan terbaik untuk kita ya.....
ReplyDeleteSalam