ujungkelingking - Ada di Mana Tingkatan Imanmu?
Tulisan ini terinspirasi dari kejadian sepulang dari kantor, kemarin sore.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallahu 'alaihi wa salaam pernah bersabda:
"Iman itu ada 70-an cabang, atau 60-an cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallah. Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (sesuatu yang mengganggu) dari jalanan. Sedangkan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan."(Riwayat Muslim)
Untuk dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh hadits di atas, ijinkanlah saya untuk membuat sebuah analogi tentang hal ini.
- Soal yang paling sulit adalah soal untuk kelas 6
- Soal yang paling mudah adalah soal untuk kelas 1
Logikanya, kalau kita sudah di kelas 6, tentu mudah dong untuk mengerjakan soal kelas 1. Nah, pertanyaan saya, jika kita masih tidak mampu mengerjakan soal untuk kelas 1, maka ada di kelas berapa kita?
Image: koran-sindo.com |
Hal yang sama bisa kita terapkan pada hadits di atas.
- Tingkatan iman yang paling tinggi adalah ucapan Laa ilaaha illallah
- Tingkatan iman yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalanan
Maka pertanyaannya sekarang, jika untuk menyingkirkan duri (gangguan) dari jalanan saja kita tidak mau atau tidak tergerak untuk melakukannya, maka ada di mana tingkatan iman kita?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, March 13, 2014
Terima kasih, ini sebagai pengingat :)
ReplyDeletesama2, mbak.
DeleteSebuah artikel peringatan untuk kita semua agar lebih
DeletePeduli dengan hal positif pada daerah sekitar kita yah Mas:)
Sepertinya saya masih harus belajar dari artikel ini
DeleteMenyimak dan mencoba memahami
merenung... #sedang bertanda pada diri sendiri :)
ReplyDeleteasal jgn pd rumput yg bergoyang? ^_^
Deletewah benar juga ini pak, saya perlu intropeksi diri juga
ReplyDeletesaya gak tahu di tingkatan yang mana
Wallahu a'lam ajalah...
Deletewkwkwk... salaman, mas. sama dong!
ReplyDeleteujungnya saya jadi malu sendiri nih yang baca, pastinya bukan saya saja haha
ReplyDeleteada temennya, mas. saya.
Deleteiya ya mas, kalo duri saja ga mau menyingkirkan berarti dibawah rendah iman kita...dan itu sudah menjangkiti kebanyakan kita, entah karena tidak tahu atau memang sudah menjadi budaya acuh tak acuh yah...
ReplyDeletebudaya kali ya?
Deletekayak'e udah jadi budaya deh, mas...
Deletewah apalagi saya .. saya orangnya cuek jangankan ada duri ada anak ayam nyebrang aja ane salip aja tuh .. buruk sekali saya ya jadi malu :D
ReplyDeletekebanyakan dr kita mmg spt itu, mas... brgkali mmg lingkungan yg membentuknya.
Deletebetul, om...
ReplyDeletekita sering terjebak ngobrolin syariat, hakikat dst sampai makrifat
padahal tentang kemanusiaan yang jadi pondasi semua itu malah terlupakan
wajar kalo orang jadi sibuk dengan tatacara beragama sampai melupakan tatacaranya bertuhan. artikelnya mantap...
trims, mas. mudah2an pesannya tersampaikan.
Deletewah menarik mas postingan nya. Memberikan wawasan untuk kita semua :)
ReplyDeletealhamdulillah.
DeleteLaa ilaaha illallah muhammadurrasulallah,,,,,
ReplyDeleteMudah2an selalu meningkatkan iman,,,,
Iya mas,,,duri yg paling kecil namun sering ogah melaksanakannya
perlu banyak peningkatan iman kita, ya???
Deletesaya ikut sharing artikel ini ya, mas Pri
ReplyDeletesilahkan, mas. ^_^
Deleteikut salaman dari jauh aja kan nggak setuhan
ReplyDeleteSaya langsung nyingkirin duri ini mas...duri ikan lho daripada ketelan..hehe
ReplyDeletewah saya sama kayak orang lain duri mah dibiarin biasanya aa yang bersih2 sendiri
kl ikan lele digoreng garing, gak usah disingkirin, mbak.. sikat aja!!!
Deletekalo menjawab soal yang kelas 6 langsung pasti sulit, tapi kita bisa belajar secara bertahap.
ReplyDeletekl begitu, mari kita mulai dr tahapan yg paling rendah.
DeleteTingkatan iman saya terkadang gak peduli tuh Mas Pri jika saya
ReplyDeleteHarus berburu dengan waktu karena sebuah tugas duniawi..
Padahal sipat peduli dengan contoh artikel diatas sangat besar
Tingkatan pada seseorang yah Mas? sayang nya saya belum sepenuhnya
saling mengingatkan, saling belajar, saling mengamalkan. mungkin itu aja ya, mas?
DeleteSaya orang awam dalam hal agama. Mungkin yang dimaksud ucapan Laa Ilaha Ilallah di pada hadist tersebut bukan sekedar mengucapkan di lidah saja, ya Mas. Tapi ucapan yang sampai ke hati dan tercermin dalam setiap perbuatannya. Maaf bila saya salah.
ReplyDeleteSaya sndiri blum mendpati adkah penjelasan para ulama terkait hal tsb.
DeleteTapi okelah, brgkali kita semua belum bs mencapai tingkat tertinggi itu, tp setidaknya apakah kita sdh bs mencapai tingkat terendah?
menyingkirkan duri itu selalu orang mengambil mudah, padahal ia juga menentuka keimanan kita..
ReplyDeletenamun seringkali ia diabaikan.
Deletehanya Allah yang mengetahui nya mas. Kita hanya berusaha saja untuk menjadi hambaNya yang terbaik :)
ReplyDeleteSetidaknya Allah dan Rasul-Nya sudah mmberikan parameter2nya, utk kita introspeksi diri.
Deletemenjadi menusia yang lebih baik tanpa ada rasa kesadran dari diri sendiri
ReplyDeletewaduh, sumpeh gk paham saya... ^_^
Deletekalau saat ini banyak pembakar lahan berkeliaran...termasuk seorang petani yang saya kenal, rupanya dia beberapa tahun lalu melakukannya...ribuan orang kena ispa, 9 hari kami di sini belum melihat matahari karena siang malam gelap...termasuk beriman nggak ya?
ReplyDeletehehehe, pa kabar Pak Priiiii??????
Percaya gak, kl ada yg bilang bhwa mereka itu tdk tahu bhwa membakar lahan itu dilarang?
DeleteMudah2n Allah segera menurunkan pertolongannya, mbak. Aamiin.
Tingkat paling rendah aja nggak ada apalagi tingkat paling tinggi..??
ReplyDeleteKira2 seperti itulah yg saya tangkap dr mksd hadits tsb.
DeleteJujur saja kalau ada hal sesuatu yang mengganggu di jalan. Saya masih cuek mas. Hehehe
ReplyDeleteimanya masih di ujung tanduk. Masih mudah goyang hehehe
mudah2n setelah ini jd meningkat ya, mas...
DeleteJangankan duri, kamu menghalangi jalanku saja pasti ku singkirkan! #heh?
ReplyDeleteHayo, masuk iman yang mana itu? Hehehe.. Selamat siang Kang, terimakasih sudah di ingatkan :)
Sedang mengingatkan diri sendiri saja, kok. Kl ada yg ikut tercerahkan, ya alhamdulillah, h-hii...
Deletesaya jadi bertanya pada diri sendiri mas, iman saya ada dimana sebenarnya :)
ReplyDeletethanks mas
meneketehe ya, mas? ^_^
Deletesedang bertanya-tanya juga sampai di mana keimanan si awam ini ya mas
ReplyDeleteentahlah, saya juga masih mereka-reka...
DeleteTerima kasih mas Pri, Ini sebagai pengingat bagi Boku.
ReplyDeleteBoku menyadari tingkat keimanan Boku masih kurang..
Terima kasih Mas.., terima kasih banyak..
artikel ini mengingatkan kita semua agar selalu beriman diamanapun kita berada ya mas
ReplyDeleteAku bingung..... hihihihu
ReplyDeletesemakin kita dekat dengan Tuhan maka iman itu akan timbul dan semakin besar :)
ReplyDeletePerlu ditingkatkan :D
ReplyDeletewah, makasih udah mengingatkan untuk meningkatkan iman :)
ReplyDeletealhamdulillah setiap melakukan perukyahan saya suka mengucapkan lahaula wallaquwatta illa billah, ayat kursi, dan lainnya.
ReplyDeleteKarena unsur tauhid harus bisa sebagai perukyah mah hehe
imanku mash rendah, tapi sya tetap berusaha menyabut duri nya. :D
ReplyDelete