ujungkelingking - Menonton televisi, bagi sebagian besar anak-anak balita kita hampir-hampir menjadi kegiatan yang tak terlepaskan dari dunia mereka. Bagi para orangtua pun sepertinya langkah ini lebih dipilih daripada harus membiarkan anak-anak itu bermain di luar rumah tanpa bisa diawasi. Biasanya anak-anak itu akan dibiarkan menonton televisi sendirian sementara ibunya nyambi pekerjaan rumah.
Memang, dalam standar normal hal ini boleh-boleh saja dilakukan. Namun yang harus diingatkan adalah membiarkan anak-anak itu menonton televisi sendirian –tanpa didampingi- sama bahayanya dengan membiarkan mereka bermain di luar rumah tanpa pengawasan.
Seperti yang kita tahu, mencari tayangan yang baik di dunia pertelevisian kita sama saja seperti mencari jarum diantara tumpukan jerami. Jadi mendampingi anak-anak ketika menonton acara-acara televisi adalah mutlak dilakukan, bahkan ketika jeda iklan sekalipun.
Ada sebuah iklan yang akhir-akhir menjadi perhatian saya. Iklan sebuah aplikasi messaging bagi pengguna smartphone. Dalam tayangan iklan tersebut diperlihatkan seorang laki-laki di sebuah pub yang hendak menggoda seorang wanita yang sedang asyik bergoyang. Namun niatan si laki-laki terhenti tatkala ia mendapatkan pesan via aplikasi ini dari pasangannya agar tidak berbuat macam-macam.
Nah, yang menjadi perhatian saya adalah “penggambaran” dari pesan yang masuk itu. Digambarkan salah satu ikon dari aplikasi ini melempar sepatunya ke muka si laki-laki.
Memang, dalam standar normal hal ini boleh-boleh saja dilakukan. Namun yang harus diingatkan adalah membiarkan anak-anak itu menonton televisi sendirian –tanpa didampingi- sama bahayanya dengan membiarkan mereka bermain di luar rumah tanpa pengawasan.
Seperti yang kita tahu, mencari tayangan yang baik di dunia pertelevisian kita sama saja seperti mencari jarum diantara tumpukan jerami. Jadi mendampingi anak-anak ketika menonton acara-acara televisi adalah mutlak dilakukan, bahkan ketika jeda iklan sekalipun.
Ada sebuah iklan yang akhir-akhir menjadi perhatian saya. Iklan sebuah aplikasi messaging bagi pengguna smartphone. Dalam tayangan iklan tersebut diperlihatkan seorang laki-laki di sebuah pub yang hendak menggoda seorang wanita yang sedang asyik bergoyang. Namun niatan si laki-laki terhenti tatkala ia mendapatkan pesan via aplikasi ini dari pasangannya agar tidak berbuat macam-macam.
Nah, yang menjadi perhatian saya adalah “penggambaran” dari pesan yang masuk itu. Digambarkan salah satu ikon dari aplikasi ini melempar sepatunya ke muka si laki-laki.
Tak hanya yang ini saja, dalam tayangan yang lain digambarkan ikon ini membalikkan meja yang penuh berisi makanan gara-gara ditinggal makan duluan.
Dan tentu masih banyak sekali iklan-iklan model seperti ini. Himbauan Pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia-pun hanya akan membuat mereka membuat iklan yang jauh lebih “kreatif” lagi (sayangnya, dengan tanda kutip).
Tambahan catatan, tayangan-tayangan seperti ini bagi kita yang dewasa mungkin bisa dianggap lucu. Tapi hati-hati, bagi anak-anak itu bisa jadi ilmu.
Yang mungkin nanti akan mereka tiru.
Salam awas.
Dan tentu masih banyak sekali iklan-iklan model seperti ini. Himbauan Pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia-pun hanya akan membuat mereka membuat iklan yang jauh lebih “kreatif” lagi (sayangnya, dengan tanda kutip).
Tambahan catatan, tayangan-tayangan seperti ini bagi kita yang dewasa mungkin bisa dianggap lucu. Tapi hati-hati, bagi anak-anak itu bisa jadi ilmu.
Yang mungkin nanti akan mereka tiru.
Salam awas.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, October 24, 2013