Thursday, January 5, 2012

ujungkelingking - Tiga malam yang lalu saya berencana untuk pergi ke dokter untuk memeriksakan kehamilan istri saya. Tapi karena hujan turun cukup deras, kami pun membatalkan rencana tersebut. Esok malamnya, kami akhirnya bisa berangkat ke rumah sakit. Tapi sayangnya, hari itu bukan jadwal dokter kandungan yang dimaksud. Kami pun terpaksa kembali lagi.

Dan kemarin malam, setelah dua kali gagal men-USG kandungan istri, akhirnya niat itu kesampaian juga.

USG, atau ultrasonografi adalah istilah medis untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya dengan menggunakan gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh sehingga mampu memberikan informasi dalam bentuk gambar yang muncul di layar monitor. Dan karena tidak memasukkan sinar radiasi, jarum suntik ataupun cairan dan obat-obatan ke dalam tubuh sehingga USG dianggap aman untuk bayi dalam kandungan.

Sebenarnya tujuan awal pemeriksaan ultrasonografi ini adalah karena faktor medis saja, yaitu untuk melihat perkembangan serta posisi janin di dalam kandungan. Tetapi dengan melakukan USG kita juga mungkin mendapat "bonus" berupa perkiraan jenis kelamin calon bayi. Saya katakan mungkin, karena bisa saja jenis kelamin calon bayi tidak terlihat meski mestinya sudah terlihat. Hal itu juga terjadi pada saat istri saya mengandung putra pertama kami. Bahkan kami sampai melakukan dua kali USG!

Tapi kembali pada tujuan awal pemeriksaan tersebut. Terlihat atau terlihat jenis kelaminnya, tentu tidak masalah bagi kita selaku orang tua. Apalagi sebagai seorang suami, prioritasnya adalah kesehatan si bayi dan sang ibu saja. Toh, kalaupun lahir kita tidak akan mempermasalahkannya meski dia laki-laki ataupun perempuan.

Lalu bagaimana dengan calon anak kedua kami?

Hehe, sebenarnya saya tidak sempat ikut masuk ke ruang pemeriksaan sehingga saya tidak tahu "gambar"nya si janin. Itu gara-gara saya lebih sibuk jadi "asisten" Zaki -putra pertama kami- yang lebih suka mondar-mandir keliling rumah sakit daripada nungguin ibunya antri. Jadilah saya harus mengikuti kemana dia jalan-jalan sambil siap-sedia membawakan minumannya.

Dan setelah lelah mondar-mandir, saya baru sadar kalau istri saya sudah selesai diperiksa. Saya bertanya kepada istri saya, "Bagaimana?"

Istri saya tersenyum. Jawab dia,

"Laki-laki."




Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 05, 2012
Categories:

0 comments:

Post a Comment

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!