Friday, July 12, 2013

ujungkelingking - Sebuah kalimat yang cukup menarik, berbunyi begini,


Kalimat ini adalah merupakan gabungan dari perkataan ulama'-ulama' besar. Dan kalau sudah seorang ulama' yang mengatakannya, maka pastilah memiliki makna yang sangat luas.


Ilmu mendahului amal

Ungkapan ini diambil dari perkataan terkenal imam Al-Bukhari. Beliau mengatakan, "al-ilmu qabla 'l-qaul wa 'l-'amali". Artinya bahwa sebelum kita berkata dan berbuat, yang lebih dahulu harus kita miliki adalah ilmu tentang hal tersebut. Inilah yang kemudian menjadikan ilmu sebagai syarat benarnya suatu perkataan atau perbuatan. Karena itu suatu perkataan atau perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu hanya akan dianggap sebagai 'omdo', omong-kosong doang.

Dan agama ini telah menjelaskan bahwa perkara sepele yang dilakukan dengan ilmu, lebih bernilai daripada amalan besar yang dilakukan hanya karena taqlid atau ikut-ikutan semata. Siapa yang melakukan suatu amalan tanpa ilmu (tidak ada dasarnya) maka amalan tersebut tertolak, begitu bunyi sebuah hadits.

Bukankah ayat pertama yang diturunkan kepada kita berbunyi, "iqra'"?
Bukankah Allah sudah menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu?
Bukankah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga pernah bersabda bahwa yang ingin mendapatkan dunia harus dengan ilmu, dan yang ingin mendapatkan akhirat pun harus dengan ilmu?

*Seseorang itu disebut berilmu karena dia terus belajar. Saat dia berhenti belajar (karena sudah merasa berilmu), maka mulailah ia bodoh... 


Adab mendahului ilmu

Banyak contoh di sekitar kita, orang-orang yang tadinya seorang penuntut ilmu, namun pada akhirnya dia tidak mendapatkan apa-apa dari kesungguhannya mencari ilmu. Ilmu yang telah didapatnya itu tidak mampu diamalkannya dan tidak sanggup disebarkannya. Seolah-olah hanya tersimpan di otaknya untuk kemudian dibiarkan "menguap" seiring berjalannya waktu.

Apa yang terjadi? Apakah dia tadinya kurang bersungguh-sungguh? Ternyata bukan. Mereka hanya salah dalam melalui prosesnya, yaitu mempelajari ilmu sebelum belajar tentang adab-adabnya.

Sama seperti ilmu yang menjadi syarat atas benarnya sebuah amal, maka adab adalah syarat atas berkahnya sebuah ilmu. Islam menempatkan adab ini ke dalam posisi yang penting. Bukankah Allah sendiri memuji nabi Muhammad karena adab beliau? Lalu kenapa kita tidak berusaha turut memperbaiki adab kita?

Dan di dalam menuntut ilmu, diantara adab-adabnya adalah [1] niat yang ikhlas dan do'a yang sungguh-sungguh, [2] upaya yang serius dan istiqomah, [3] menjauhi kemaksiatan dan kesombongan, lalu [4] mengamalkan untuk kemudian menyebarluaskannya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga. "Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik."

[at-Tirmidzi dan al-Hakim]

Mengenai bagaimana cara kita berakhlaq yang baik itu, mudah-mudahan saya diberi kesempatan untuk menuliskannya di artikel yang lain.

***

"Saya hanyalah menyampaikan. Tidak ada ketentuan bahwa yang menyampaikan lebih utama dari yang mendengar. Yang beruntung adalah siapa yang mengamalkan." Hasbunallah wa ni'ma 'l-wakiil...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, July 12, 2013

Wednesday, July 10, 2013

ujungkelingking - Saya masih ingat setahun yang lalu ketika saya masih aktif-aktifnya menulis di Kompasiana, awal Ramadhan seperti ini pernah ada yang menulis sebuah artikel berjudul "Selamat Datang, Bulan yang 'Nggak Banget'". Entah, apakah ungkapan di atas adalah ungkapan sarkastik penulis artikel atau hanya semacam sindiran saja bagi kita, kaum Muslimin.

Seperti kita tahu, kalau masuk bulan puasa seperti sekarang ini amat sulit sekali dijumpai warung atau depot yang buka di siang hari. Alasan mereka sama, yaitu menghormati yang sedang berpuasa. Daripada mengganggu kekhusyuk'an mereka yang berpuasa, maka pedagang-pedagang itu memilih libur berjualan.
Dari sini saja bisa disimpulkan bahwa ada kesalahan berpikir pada masyarakat kita. Kenapa tidak boleh berjualan ketika bulan puasa, toh penjualnya juga berpuasa? Bahkan meskipun penjualnya tidak berpuasa, apakah dengan ia berjualan akan mengurangi nilai ibadah kita? Apakah kita takut tergiur makanan tersebut sehingga membatalkan puasa? Mudah-mudahan tidak ada yang memiliki pemikiran seperti itu. Tidak ada hubungannya antara puasa kita dengan jualan orang lain.

Bukankah Ramadhan adalah upaya pengekangan hawa nafsu? Lha kalau nafsunya saja tidak ada (karena yang berjualan makanan tidak ada) lalu apanya yang dikekang? Islam tidak pernah mengharamkan berjualan makanan dan minuman pada siang hari di bulan puasa. Bahkan, Islam menganjurkan agar orang-orang yang berpuasa tetap beraktifitas sebagaimana biasanya.

Memang ada anggapan bahwa tidurnya orang yang berpuasa itu bernilai ibadah. Tapi tentu, tetap beraktifitas dan beribadah itu jauh lebih baik daripada menghabiskan hari-hari hanya dengan tidur. Ingat bahwa bekerja dan beraktifitas itu bisa bernilai ibadah jika kita niatkan mengharap ridha Allah.

So, Anda yang berpuasa harus dihormati? Jangan manja, ah!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, July 10, 2013

Monday, July 8, 2013

ujungkelingking - Menyambung tulisan saya yang berjudul Kenapa Penentuan Awal Puasa dan Hari Raya Selalu Berbeda?, maka poin dari artikel berikut adalah: kalau ternyata memang berbeda, lalu bagaimana kita seharusnya bersikap?

Pagi tadi saya sempat membaca tweet dari Ust. Felix Siauw yang menjelaskan dengan cukup gamblang bahwa perbedaan tentang penetapan tersebut muncul karena adanya perbedaan dalam ber-ijtihad. Seperti yang kita tahu bahwa ijtihad itu, jika benar mendapat dua pahala, jika salah mendapat satu pahala.

Seandainya dalam sidang itsbat nanti (disiarkan live pada pukul 16.05 WIB) ditetapkan awal puasa jatuh pada hari Rabu, 10 Juli 2013 artinya akan ada perbedaan awal puasa di Indonesia, karena beberapa kalangan sudah menetapkan besok, tanggal 9 Juli 2013 sebagai 1 Ramadhan.

Apapun itu, perbedaanlah bukanlah alasan bagi kita untuk saling membenci dan mendhalimi. Ingatlah, Allah subhanahu wa ta'ala telah mengharamkan sikap dhalim ini untuk kaum muslimin.

يا عبادي ! إني حرَّمتُ الظلمَ على نفسي وجعلتُه بينكم محرَّمًا . فلا تظَّالموا

"Wahai hamba-Ku, Aku haramkan bagiku kedhaliman, dan juga telah Aku jadikan itu haram bagi kalian. Maka janganlah kalian saling berbuat dhalim."

[Muslim: 2577]
Saya pribadi sangat berharap agar puasa dan hari raya kita tahun bisa bersamaan (*aamiin). Namun, seandainya tidak, maka marilah kita masing-masing saling berlapang dada menerima segala perbedaan. Jangan saling melecehkan dan berpaling muka. Jangan saling berdebat-kusir demi fanatisme golongan. Jangan pula kita saling meng-kafirkan. Naudzu billahi min dzalik.

Marilah kita sambut Ramadhan ini dengan penuh kebahagiaan. Anggaplah puasa tahun ini adalah puasa kita yang terakhir, sehingga dengan begitu kita bisa menghayatinya dengan penuh kekhusyuk-an.

Mohon maaf atas segala kekhilafan, mudah-mudahan ibadah kita semua mendapat tempat di sisi-Nya.
Aamiin, ya Rabba 'l-'alamiin...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, July 08, 2013

Friday, July 5, 2013

ujungkelingking - Hampir pada setiap tahun, seperti saat sekarang ini, terjadi "perselisihan" pada kalangan umat muslim di Indonesia dalam menentukan awal puasa dan awal hari raya. Biasanya, seperti yang sudah-sudah, kalau tidak berbeda dalam menetukan 1 Ramadhan, pasti kita akan berbeda dalam menetapkan 1 Syawal.

Adanya perbedaan tersebut muncul karena beberapa kalangan dari kaum muslimin yang memilih menggunakan pedomannya sendiri dan menolak mengikuti ketetapan pemerintah. Padahal mentaati pemerintah adalah kewajiban bagi seorang muslim, tentu saja hal ini dengan catatan selama ketetapan tersebut tidak menyelisihi syari'at.


Islam itu mudah, dan tidak menghendaki kesukaran
"Apabila bulan telah masuk keduapuluh sembilan malam. Maka janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal. Dan apabila mendung, sempurnakanlah bulan Sya’ban menjadi tigapuluh hari."
[Bukhari: 1907, Muslim: 1080]

Meskipun di jaman Rasulullah sudah ada ahli hisab, namun dalam penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, keahlian mereka tidak dipakai. Seandainya ilmu hisab itu cukup penting peranannya, maka ketika hilal tidak terlihat, Rasulullah pastilah akan memerintahkan untuk bertanya kepada ahli hisab, dan bukan sekedar menggenapkan hitungan bulannya. Tapi, itulah, agama ini bukan hanya agama bagi orang-orang cerdas saja. Islam itu sederhana: jika hilal terlihat, maka besok sudah waktunya untuk mengawali puasa atau hari raya. Jika tidak terlihat, berarti awal puasa atau hari raya adalah keesokan harinya lagi (lusa).
Selesai.
"Sesungguhnya kami adalah umat ummiyah (buta-huruf). Kami tidak mengenal tulis-menulis (pada waktu itu jarang yang bisa, pen.) dan tidak pula mengenal hisab (astronomi). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30)."

[Bukhari: 1913, Muslim: 1080]

Mengikuti pemimpin, mempersatukan umat
"Orang-orang berusaha untuk melihat hilal, kemudian aku (Ibnu Umar, pen.) beritahukan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa aku telah melihatnya. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa."

[Abu Daud: 2342, di shahih-kan oleh Al Albani]

Menarik mencermati hadits di atas. Setidaknya ada 2 hal yang bisa disimpulkan.

Pertama, satu orang saja saksi yang melihat hilal, itu sudah cukup. Artinya tidak perlu semua rakyat muslim Indonesia berbondong-bondong ke suatu tempat untuk memastikan penampakan hilal ini.

Kedua, ketika Rasulullah sudah mendapat kepastian tentang hilal ini, maka beliaulah -selaku pemimpin umat Islam memerintahkan untuk melaksanakannya. Maka ketika pemerintah (dalam hal ini menteri agama) sudah mendapat kepastian tentang hilal, maka kewajiban merekalah untuk menyampaikan kepada masyarakat dan menetapkan awal Ramadhan atau Syawal. Selanjutnya seluruh muslim di Indonesia tunduk pada ketetapan ini. Dan inilah yang lebih menghindari perselisihan.


Menggunakan pedoman sendiri, bolehkah?

Ketika seseorang atau sekelompok orang melihat hilal, namun kesaksian tersebut tidak dapat dipastikan oleh pemerintah, apakah boleh orang atau kelompok tersebut menggunakan pedomannya sendiri?

Dalam hal ini para ulama' terbagi dalam 3 pendapat.

Satu, orang atau kelompok tersebut boleh menggunakan pedomannya sendiri (yaitu berpuasa dan berhari raya berbeda dengan pemerintah) namun harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Hal ini adalah untuk mencegah perselisihan di kalangan umat Islam.

Dua, orang atau kelompok yang melihat hilal tersebut, boleh berpuasa sebagaimana hilal yang telah dilihatnya namun harus berhari raya mengikuti pemerintah (mayoritas kaum muslimin).

Tiga, orang atau kelompok tersebut tidak boleh mengamalkan pedomannya, dan ia berpuasa dan berhari raya bersama pemerintah dan mayoritas kaum muslimin.

Pendapat terakhir inilah yang saya anggap lebih kuat, sebagaimana disebutkan dalam ayat dan hadits berikut.
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri di antara kalangan kalian."

[An-Nisaa': 59]

"Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian berpuasa, id 'l-fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian ber id 'l-fithri, dan id 'l-adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian ber id 'l-adha."

[Tirmidzi: 697, beliau mengatakan hadits ini hasan ghorib. Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih]

*Dirangkum dari beberapa sumber
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, July 05, 2013

Tuesday, July 2, 2013

ujungkelingking - Hobi saya yang suka menautkan link artikel di facebook menuai getahnya! Ketika hendak men-share artikel di akun facebook saya, selalu muncul pesan "Tautan tidak dapat ditemukan" dan "Tautan tidak dapat dibagikan". Rupanya blog saya di blocked karena dianggap melakukan spam.  Setidaknya itulah yang dikatakan mas Apit di situsnya, jurigjarian.com.

Nah, ada satu cara, agar kita tetap bisa menautkan link artikel kita di facebook tanpa dianggap sebagai spam lagi. Yaitu dengan cara mempersingkat (sekaligus "menyamarkan") permalink artikel yang akan di share.

  1. Masuk dulu ke http://tiny.cc/
  2. Kemudian masukkan atau copy-paste link yang akan di share.
  3. Segera akan tampil link baru yang lebih singkat. Silahkan copy dan paste di facebook.




Dan setelah dipersingkat menjadi http://tiny.cc/wi5kzw

Semoga bermanfaat!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, July 02, 2013

Monday, July 1, 2013

ujungkelingking - Lama saya tidak menulis tentang excel. Semoga berkenan!

Dulu, ketika saya masih di bagian Taxes, salah satu tugas saya adalah membuat Surat Setoran Pajak (SSP) setiap bulannya. Form-nya yang menggunakan excel memudahkan saya untuk menambahkan beberapa fungsi sehingga pekerjaan saya menjadi lebih cepat dan meminimalisir kesalahan.

Sumber gambar: dok. pribadi

Salah satu contohnya bisa Anda lihat pada gambar di atas. Pada sel B64 dan seterusnya ke kanan, saya harus memberi tanda silang pada kolom bulan yang sesuai dengan bulan yang ditunjukkan pada sel P58. Dengan kata lain, jika sel P58 menunjukkan bulan Januari, maka pada sel B64 -yaitu kolom bulan Januari- harus bertanda silang.

Karena itu saya kemudian memasukkan rumus bahwa jika sel P58 menunjukkan bulan Januari, maka sel B64 (sel Januari) berisi tanda silang (huruf "X"). Jika bukan terisi Januari, maka berisi kosong. Atau bila ditulis menjadi,
=IF($P$58="JANUARI";"X";"")
Formula ini kemudian diaplikasikan pada semua kolom dengan hanya mengganti nama bulannya saja.

***

Namun Jum'at kemarin seorang teman yang kini menggantikan posisi saya meminta bantuan kepada saya. Perusahaan tempat saya bekerja harus melaporkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk Pajak Penghasilan pasal 21. Form yang digunakan masih sama, hanya saja pada sel P58 harus terisi setahun (Januari s/d Desember), yang itu berarti pada sel B64 sampai M64 harus berisi tanda silang semuanya. Ini yang belum terakomodir pada rumus milik saya yang sebelumnya.

Bila dikerjakan secara manual -tanpa rumus- tentu mudah saja. Tapi jadinya gak seru dong, hihi... Karena itulah saya mencoba untuk membantunya. Apalagi, karena saya cukup tertantang kalau sudah berurusan dengan excel (*lebay...). Tapi apa daya, karena fungsi-fungsi pada excel yang saya ketahui cukup terbatas, jadi saya harus lebih memeras otak untuk menyelesaikan soal ini.

Langkah pertama tentu saya harus membuat sel baru untuk bulan berakhir. Jadi nanti harus ada 'bulan apa s/d bulan apa'. Kita sebut saja 'bulan pertama' s/d 'bulan kedua', atau sel P58 s/d sel Q58.

Sumber gambar: dok. pribadi

Kemudian langkah berikutnya, ini yang baru saja terpikirkan, saya harus mengubah nama-nama bulan menjadi angka. Jadi Januari disebut 1, Pebruari adalah 2..., Desember adalah 12. Hasil perubahan itu (dengan menggunakan fungsi VLookup) saya letakkan saja di sel K23 dan L23. Berarti nanti sel P58 atau 'bulan pertama' mengacu pada K23, dan Q58 atau 'bulan kedua' mengacu pada L23.

Langkah selanjutnya, saya harus memasukkan formula yang berbeda-beda pada setiap sel, dari sel B64 sampai M64. Ringkasnya seperti ini:

Pada sel B64 (bulan Januari) saya masukkan bahwa jika 'bulan pertama' adalah Januari (angka pengganti adalah 1), maka sel B64 akan terisi tanda silang. Atau jika ditulis,
=IF($K$23=1;"X";"")
Lalu pada sel C64 (bulan Pebruari) saya masukkan bahwa jika 'bulan pertama' adalah  kurang dari 3 (maksudnya sebelum Maret, yaitu Januari atau Pebruari saja) dan 'bulan kedua' lebih besar dari Januari, maka akan terisi tanda silang. Atau jika ditulis,
=IF(AND($K$23<3;$L$23>1);"X";"")
Pada sel berikutnya (bulan Maret), sama seperti di atas bahwa jika 'bulan pertama' adalah sebelum April dan 'bulan kedua' lebih besar dari Januari ataupun Pebruari, maka sel akan terisi tanda silang. Atau jika ditulis,
=IF(AND($K$23<4;$L$23>2);"X";"")
Dan seterusnya sama seperti itu sampai dengan bulan Nopember.

Lalu untuk bulan Desember formulanya sedikit ada tambahan, yaitu bahwa jika 'bulan pertama' dan 'bulan kedua' adalah Desember, atau jika 'bulan kedua' adalah Desember, maka sel akan terisi tanda silang. Atau seperti ini,
=IF(AND($K$23=12;$L$23=12);"X";IF($L$23=12;"X";""))

Demikian tips cara memberi tanda silang pada SSP yang dapat saya share. Semoga bermanfaat!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, July 01, 2013

Friday, June 28, 2013

ujungkelingking - Bila dalam artikel ini saya menggunakan judul Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Menulis yang Baik-Baik Saja, bukan berarti ini adalah satu-satunya alasan. Apa yang akan saya tulis ini hanyalah salah satu saja dari sekian alasan-alasan yang mengharuskan kita untuk menuliskan hal-hal yang baik saja. Dan alasan ini tidak berhubungan dengan agama manapun.

Sebenarnya postingan ini terinspirasi dari catatan seorang teman di lingkaran G+ saya. *Colek mbak Iyang Alfaroeq, hihi...

***

Kita seringkali secara langsung mengungkapkan apa yang ada di dalam benak kita ke publik, entah itu melalui social media atau blog. Apa yang sedang kita rasakan, saat itu juga secara spontan langsung kita update di status kita. Yang kita rasakan itu bisa jadi rasa kecewa, lalu kita mengungkapkan kekecewaan kita. Atau mungkin sakit hati, lalu kita menumpahkan kemarahan kita. Atau sedih, dan berharap orang lain merasa kasihan kepada kita. Atau kesal, dan sebagainya.

Tentu saja sebagai pemilik, kita bebas menulis apapun di akun kita. Hanya masalahnya, seringkali kita lupa bahwa apa yang kita ungkapan di dalam status-status kita itu bersifat abadi, tidak seperti diary yang suatu saat bisa usang. Tulisan-tulisan itu tidak akan hilang sampai kapanpun, kecuali bila kita sendiri yang menghapusnya.

Karena itulah bila ungkapan-ungkapan yang buruk, ucapan yang tidak pantas dan kata-kata kotor atau gerutuan yang tidak jelas yang kita tulis di akun kita, maka hal-hal itu akan tetap ada sampai setahun, dua tahun, duapuluh tahun yang akan datang. Sampai anak-anak kita dewasa dan pada akhirnya mengerti "siapa kita" melalui tulisan-tulisan yang kita tinggalkan tersebut. Sangat disayangkan.

Saya tidak tahu seperti apa model teknologi media sosial atau blog di masa yang akan datang. Yang jelas tidak mungkin semakin terbelakang. Bisa saja anak atau cucu kita dapat dengan mudah menemukan "kita" meski akun kita tidak memakai nama yang sebenarnya. Lalu kemudian anak-cucu kita melihat kita yang tukang marah, suka menggerutu, senang mengumpat dan mencaci-maki?

Malu, ah!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, June 28, 2013

Tuesday, June 25, 2013


Seorang teman menceritakan bahwa dulu dirinya pernah melihat sebuah piring terbang (UFO). Tentu, bagi teman saya, kejadian ini adalah sebuah kebenaran. Namun, jika diharuskan membuktikan kebenaran kejadian tersebut, tentu saja teman saya ini tidak bisa membuktikannya. Lalu apakah dengan begitu kejadian tersebut sebenarnya tidak benar-benar ada?

Apakah sebuah kebenaran memang membutuhkan pembuktian? Bukankah banyak hal yang kita yakini benar, namun tak bisa kita buktikan? Kehidupan sesudah mati, adanya surga-neraka, adalah contoh hal-hal yang kita yakin benar dan tidak bisa kita buktikan.

Lalu apakah berarti kebenaran tidak membutuhkan bukti?

Kebenaran adalah sebuah hakikat. Ia "begitulah adanya", dan karena itu ia "nyata" dan "ada". Sebab bagaimana bisa disebut benar jika ia hanya omong kosong?

Maka, bagaimanapun, suatu kebenaran haruslah sesuatu yang bisa dibuktikan.

Namun bukan berarti apa yang tidak bisa kita buktikan hari ini adalah kebohongan. Jika hal itu memang sebuah kebenaran, maka bukan kita tidak bisa membuktikannya, hanya: belum bisa. Bisa jadi hal itu karena masih lemahnya teknologi kita atau belum sampainya logika manusiawi kita.

Dan kebenaran itu pastilah akan terbukti. Entah kapan, entah oleh siapa.

Salam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, June 25, 2013

Monday, June 24, 2013

ujungkelingking - Bekerja sebagai kasir di sebuah perusahaan besar tenyata gampang-gampang susah. Gampang, karena pekerjaannya "hanya" menerima invoice, lalu menge-cek keabsahannya (sudah ada sistem yang online), mengajukan ke pimpinan untuk dibayar, lalu melakukan pembayaran pada tanggal yang ditetapkan pimpinan, dan kemudian mencatatnya di excel pribadi. Selesai.

Namun, di sisi lain ada hal-hal complicated yang harus dimiliki bila kita bekerja di dalam bidang ini, yaitu kerapian dokumen, pelayanan yang cepat, keramahan dan, kecermatan. Yang disebut terakhir inilah yang saya seringkali "lolos".

Seperti yang terjadi pada pagi hari ini. Saya kehilangan dokumen yang seharusnya sudah dibayar awal Juni kemarin. Saya baru menyadarinya ketika supplier yang bersangkutan menanyakan tentang tagihan outstanding mereka. Pikir punya pikir, saya pun sampai pada kesimpulan kalau invoice tersebut terselip ke dalam tagihan-tagihan yang lain. Inilah yang sejak tadi membuat pening kepala. Bisa membuat susah tidur, nih! Sebab, kalau judulnya adalah "terselip", maka dibutuhkan sekeranjang keajaiban untuk dapat menemukannya kembali. Maklum, dalam satu bulan ada sekitar 400-500 invoice yang masuk. Ibarat mencari jarum dalam jerami.

Kalau sudah terselip seperti ini, saya selalu bingung harus mulai melakukan tracking dari mana. Bila diibaratkan bermain teka-teki, maka clue yang ada adalah nol.
  • Saya tidak tahu apakah tagihan tersebut terselip pada supplier yang sama atau tidak?
  • Saya tidak tahu apakah tagihan tersebut terselip pada tagihan yang sudah terbayar atau yang belum? (Bila sudah terbayar, berarti dokumen berada di pabrik. Kantor kami berbeda dengan pabrik).
  • Saya juga tidak tahu apakah tagihan tersebut terselip pada bulan yang sama atau bulan sebelumnya? (Mengingat konfirmasi yang masuk sudah lebih dari setengah bulan).
  • Saya juga tidak tahu tagihan tersebut rencananya akan dibayar pada bank yang mana? (Kami punya 5 akun untuk pembayaran dalam bentuk valas).
Sebenarnya, untuk mengatasi masalah seperti ini ada solusi yang lebih mudah. Yaitu, saya tinggal meminta pada supplier yang bersangkutan untuk menerbitkan invoice-nya kembali (atau paling tidak copy-nya) dan kami akan membayarnya berdasarkan itu. Namun sebelum itu saya harus menghadap pimpinan untuk menjelaskan hal tersebut. Inilah yang saya tidak sukai. Menunjukkan betapa teledornya saya. Huft! :'(

Sejak awal saya sudah bertekad untuk tidak akan memakai cara ini sebelum cara pertama -pencarian secara manual- dilakukan. Dan dengan terpaksa akhirnya saya harus merepotkan rekan kerja yang berada di pabrik untuk mencarikannya, secara manual tentunya, sementara saya juga melakukan pencarian di sini.

Dan...

Alhamdulillah wa syukurillah, baru saja, tagihan tersebut ketemu. :) :) Bagi saya, ini benar-benar keajaiban setelah beberapa jam yang lalu saya mencarinya dengan rasa pesimis yang besar, hehe...

Saking senangnya, saya langsung mempostingnya ke dalam tulisan saya. Hm, akhirnya bisa tidur nyenyak nanti malam.

Pesan moralnya: telitilah sebelum membeli. #Lho?

#edisibingungposting
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, June 24, 2013

Thursday, June 20, 2013

ujungkelingking - Akhirnya, harga BBM benar-benar naik. Kabar tersebut muncul di beberapa jejaring sosial dan BlackBerry Messenger, berlaku efektif mulai hari Sabtu (22/06/13) dengan perubahan harga premium menjadi Rp6.500 dan solar menjadi Rp5.500 per liternya. Namun kepastian tanggal ini masih (harus) menunggu keputusan dari Presiden SBY.

Tentu, karena saya bukanlah seorang praktisi ekonomi dan tidak pula mengerti tentang politik, maka saya tidak bisa berbicara banyak tentang kenapa subsidi BBM harus dikurangi, atau kenapa tidak harus dikurangi. Sebagai rakyat biasa, yang saya pahami hanyalah dampak pasti yang akan ditimbulkan ketika harga BBM naik. Sebagai masyarakat awam, yang saya ketahui hanyalah bahwa harga kebutuhan lain akan ikut terdongkrak, ditambah lagi memasuki tahun ajaran baru dan menjelang Hari Raya dipastikan semua harga bakal meroket!

Kita setuju atau tidak, toh palu sudah diketok. Anggaran APBN-P 2013 sudah disetujui. Kenaikan harga BBM-pun tak terbantahkan. Sekarang, yang dibutuhkan hanyalah ketegasan dari orang nomer satu di negri ini untuk mempercepat datangnya "hari" itu.

Sebab semakin lama ditunda, itu artinya sama dengan memberi waktu bagi penimbun-penimbun BBM itu untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari kesengsaraan rakyat.

Sebab semakin lama ditunda, itu sama dengan membiarkan demo memanas dan anarkisme merajalela di jalan-jalan.

Sebab semakin lama ditunda, itu berarti membiarkan harga-harga di pasar terus merangkak tanpa tahu harus berhenti di mana.

Saya, -sekali lagi- bukanlah seorang praktisi ekonomi yang paham hitung-hitungan super njlimet itu. Saya bukan juga seorang politikus yang mampu memprediksi kemana muaranya kebijakan-kebijakan itu nantinya. Saya hanyalah seorang rakyat biasa, seperti kebanyakan dari Anda yang menginginkan kebaikan bagi negri ini.

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, June 20, 2013

Monday, June 17, 2013

ujungkelingking - Aturan tersebut disampaikan oleh Wakapolri Komjen Nanan Sukarna beberapa waktu yang lalu. Nanan beralasan bahwa pelarangan tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi pilih kasih dan keberpihakan kepada golongan tertentu ketika bertugas. Meski tidak resmi dan tidak masuk akal, namun aturan tersebut memiliki sanksi yang cukup berat. "Kalau keberatan (dengan aturan tersebut, pen.), kita serahkan kepada yang bersangkutan, pensiun atau memilih tidak menjadi Polwan," tegasnya.

Meski kemudian Mabes Polri "membantah" dengan pernyataan bahwa tidak ada pelarangan mengenakan jilbab secara khusus sekaligus juga belum ada aturan diperbolehkannya jilbab secara khusus, namun di tengah-tengah upaya Polri memperbaiki citra dirinya, ungkapan "cari sensasi" Nanan ini tentu melukai hati kaum muslimin -muslimah Indonesia, khususnya- dan berpotensi memicu gejolak nasional. Jilbab adalah refleksi tentang jawaban seorang muslimah terhadap Rabb-nya. Bukti kepatuhan hamba kepada penciptanya. Seorang manusia, institusi atau negara tidak berhak menggugat itu.

Seorang Polwan seharusnyalah seorang yang cerdas, berintegritas, dan profesional. Maka penggunaan jilbab tidak akan mempengaruhi hal itu. Lalu kenapa harus dilarang?

Bila yang dikhawatirkan adalah keberpihakan, toh tidak pernah ada keluhan pada pelayanan di kantor-kantor administrasi bahwa yang diutamakan adalah warga yang muslim saja, padahal hampir semua stafnya berjilbab?

Jika yang dimaksudkan Nanan adalah standarisasi seragam dari Kepolisian, maka bukan pelarangan solusinya. Sosialisasikan saja jilbab yang khusus untuk Polwan, yang tetap menutup aurat dan tetap fleksibel.

Polisi wanita di Inggris, Eropa dan Hungaria

*Bahkan di negara-negara lain yang mayoritasnya non-muslim saja Polwan boleh memakai jilbab...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, June 17, 2013

Thursday, June 13, 2013

ujungkelingking - Lagi-lagi saya diingatkan oleh seorang rekan di Kompasiana tentang pembajakan (baca: penduplikasian) akun jejaring sosial kita. Sebenarnya, kasus pembajakan akun-akun ini sudah berlangsung dari dulu, namun sepertinya kita memang harus terus-menerus diingatkan agar waspada, terutama bagi user-user baru.

ruddinnoer.blogspot.com


Apa tujuan seseorang membajak akun kita?

Dengan mengesampingkan alasan cuma iseng, para pembajak akun umumnya memiliki tujuan untuk mendapatkan sejumlah uang, atau bisa jadi untuk melakukan "pembunuhan karakter" terhadap Anda.

Biasanya, si pembajak terlebih dahulu akan "mempelajari" akun Anda. Secara spesifik adalah info diri, status posting dan teman. Lalu kemudian meng-add beberapa teman kita. Yang tidak menyadari bahwa akun tersebut adalah bajakan, pasti akan langsung meng-confirm. Hal ini berbeda dengan kasus hacking yang menyebabkan akun kita berada di dalam kekuasaan mereka. Secara teknis, mereka adalah "kita".

Mengapa begitu mudah sebuah akun dibajak?

Karena tidak masalah memakai nama yang sama, selama alamat email berbeda. Sedangkan untuk foto, tinggal 'save image' saja. Dan orang-orang lebih mudah melihat nama dan foto daripada link si pemilik akun.

Kasus yang biasa terjadi adalah pemilik akun bajakan ini meminta bantuan berupa uang terhadap teman-teman Anda. Alasannya bisa bermacam-macam, kecelakaan lah, sakit parah lah, dsb. Yang sempat mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut -kepada kita- tentu selamat dari penipuan.

Teknologi itu ibarat dua sisi mata uang. Bisa bermanfaat, pun bisa berdampak buruk. Tergantung penggunanya. Bermanfaat untuk orang lain, itu bagus, tapi jika kemudian berdampak buruk bagi kita, ini yang harus diwaspadai.

Berikut ini adalah tips bagaimana kita "memperlakukan" akun facebook kita, atau situs jejaring sosial lainnya.

Bagaimana agar kita tidak menjadi korban pembajakan akun?
  1. Atur akun kita agar tidak terlihat secara "publik", hanya mereka yang sudah menjadi teman kita. Atur juga foto-foto agar dapat dilihat oleh keluarga atau teman dekat saja.
  2. Ingat, si pembajak akan meng-add teman-teman dari calon korbannya. Ini berlaku juga bagi Anda, ketika akan meng-confirm ajakan pertemanan, cek dahulu kebenaran akun ini. Atau Anda bisa meminta klarifikasi langsung via sms atau telpon dari yang bersangkutan.
  3. Sering-seringlah mengganti password. (Sejujurnya, saya agak malas dengan yang ini. Semua tidak lain adalah karena saya termasuk orang yang pelupa). 
  4. Ada yang berpendapat penting juga untuk memiliki akun lebih dari satu. Misalnya, akun pertama hanya diperuntukkan bagi keluarga saja. Akun berikutnya hanya khusus untuk teman saja. Akun berikutnya -mungkin- untuk kenalan-kenalan baru, dst. Dan yang harus diingat adalah masing-masing akun tersebut tidak boleh saling meng-add. (Banyak akun, banyak password. Kalau yang ini saya jelas lebih malas lagi, hehe..) 
  5. Blokir saja orang-orang yang sering bikin rusuh dan berkata tidak sopan.
  6. Terkadang kita menggunakan facebook tidak hanya dari PC saja, namun dari hape juga. Jika hape tersebut hilang, kemungkinan akun kita dipakai oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab besar sekali. Karena itu jangan lupa menggunakan sign-out jika hendak keluar dari facebook. Ini tentu berlaku juga bagi Anda yang mengaksesnya dari komputer umum (warnet).
  7. Banyak aplikasi dan game menarik bertebaran di facebook. Ingat bahwa semua itu buatan pihak lain. Artinya, selektiflah memilih aplikasi dan game.
  8. Gunakan aplikasi anti pembajakan.
  9. Jika akun sudah dibajak, segera periksa email Anda. Jika masih "selamat", ubah kata sandinya dan laporkan melalui http://www.facebook.com/help.
Diolah dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, June 13, 2013

Tuesday, June 11, 2013

ujungkelingking - Pada tanggal 11 Juni -seperti hari ini- banyak kejadian-kejadian penting yang telah turut andil mengubah dunia kita.

Apa saja?

cahnuryahya.blogspot.com
11 Juni 1855

Gustav Kirchoff dan Robert Bunsen, dua ilmuwan dari Jerman ini berhasil memisahkan spektrum warna yang menyusun cahaya matahari dengan menggunakan prisma. Seperti kita ketahui, pemisahan warna-warna matahari ini sering terjadi secara alami ketika munculnya pelangi setelah terjadi hujan.

Sebelumnya, sekitar tahun 1700, Newton sudah menemukan konsep tentang spektrum cahaya, yaitu bahwa cahaya putih ternyata merupakan gabungan dari spektrum yang terdiri dari warna-warni pelangi.

kristinadwief.wordpress.com
11 Juni 1913

Seorang fisikawan Perancis yang bernama Charles Fabry berhasil menemukan adanya lapisan ozon di atmosfer. Seperti yang kita ketahui lapisan ozon adalah merupakan tameng yang menghalangi masuknya sebagian sinar ultraviolet yang membahayakan makhluk hidup di bumi.

Pencemaran lingkungan dewasa ini telah menyebabkan menipisnya lapisan ozon. Bila lapisan ozon itu sampai berlobang, sinar ultraviolet secara bebas akan mencapai bumi dan menimbulkan dampak negatif, misalnya kanker kulit, kerusakan retina mata, serta membentuk asap beracun dan merusak tanaman.

apirnet.ilo.org
11 Juni 1950

Indonesia (Republik Indonesia Serikat, pada waktu itu) resmi menjadi anggota International Labour Organization (ILO) ke-16.








belajarguitarzone.blogspot.com

11 Juni 1990

Sherina Munaf lahir. Kiprahnya di dunia tarik suara dan akting sudah tidak diragukan lagi. Sejak kecil Sherina sudah mewarnai dunia musik dan perfilman di tanah air.







sumber: dok. pribadi
11 Juni 1988

Lahirnya seorang perempuan bernama Suci Hartanti Fadilah. Kalau masih menebak-nebak, ini istri saya. :) Meski kelahirannya tidak mengubah dunia secara luas, namun keberadaannya telah mengubah dunia kami: saya dan anak-anak. Ngikutin apa katanya Zaki, hepi milad ya, Bun!


nb: Tetep jangan protes. Ini blog saya, hahayyy...






Sumber:

http://indonesian.irib.ir/dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/id/5107303/pop_up?_101_INSTANCE_d8fG_viewMode=print
http://id.wikipedia.org/wiki/11_Juni
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, June 11, 2013

Sunday, June 9, 2013

ujungkelingking - Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa tanggal 9 Juni adalah hari yang sangat penting dan bersejarah. Banyak orang-orang hebat dan aktor-aktor keren dan terkenal yang lahir di tanggal 9 Juni.

Siapa saja mereka? Dicuplik sedikit dari wikipedia, check this out!

Michael J. Fox, Kanada
Lahir di Edmonton, Alberta, Kanada, 9 Juni 1961 dengan nama Michael Andrew Fox. Seorang aktor, pernah memenangi 3 Emmy Award dan Golden Globe Award. Menikahi Tracy Pollan di tahun 1988. Banyak film yang sudah dibintanginya, namun yang paling saya sukai adalah Back to the Future (trilogi), Stuart Little (trilogi), dan Atlantis: The Lost Empire.





Johnny Depp, USA
Lahir di Owensboro, Kentucky, Amerika Serikat pada 9 Juni 1963 dengan nama John Christopher Depp II. Pernah dinominasikan dalam Academy Award. Karakter-karakter yang pernah dimainkannya umumnya adalah karakter-karakter yang "tidak biasa", lihat saja Willy Wonka (Charlie and the Chocolate Factory), Mad Hatter (Alice in Wonderland), Edward Scissorhands (Edward Scissorhands) atau Jack Sparrow (Pirates of the Carribean).




Vic Zhou, Taiwan
Lahir 9 Juni 1981, seorang model dan penyanyi pria dari Taiwan yang juga anggota boyband asal Taiwan F4. Di Indonesia, dikenal dalam serial Meteor Garden, Love Storm, Mars, Silence, dan Delicious Relationship.







Ayushita, Indonesia
Ayu Sita Widyastuti Nugraha, lahir di Jakarta, 9 Juni 1989. Seorang penyanyi, penari, aktris, pemain sinetron, dan pembawa acara. Filmnya yang paling saya ingat adalah Me vs High Heels dan Bukan Bintang Biasa.

Priyono, Indonesia
Lahir tanggal 9 Juni 1984. Kalau yang ini asli bukan aktor apalagi orang terkenal, tapi in sya Allah akan menghasilkan putra-putra hebat yang akan mengagungkan Dinullah.

Hehe, jangan protes ya, kapan lagi bisa nampang kalau gak di lapak sendiri...

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Sunday, June 09, 2013

Friday, June 7, 2013

ujungkelingking - Berbicara masalah isra' mi'raj tentu tak bisa lepas dari pembicaraan tentang masjid ini: al-Aqsha. Yaitu masjid dimana Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam singgah sebelum naik ke langit.

Namun, sadarkah kita setiap kali disebut nama Masjid al-Aqsha, yang muncul justru adalah gambar ini:

Gambar: www.akhirzaman.info

Perlu kita ketahui bahwa gambar di atas bukanlah gambar dari Masjid al-Aqsha, melainkan Qubbah ash-Shakhra, Dome of The Rock, atau ada yang menyebutnya sebagai Masjid Kubah Emas.

Perhatikan posisi Masjid al-Aqsha dan Qubbah ash-Shakhra berikut ini:

Gambar: www.akhirzaman.info

Meski secara lokasi Qubbah ash-Shakhra masih berada di dalam kompleks Masjid al-Aqsha, namun ia bukanlah masjid (tempat sholat).

Ada sebuah batu. Konon batu ini adalah batu tempat berpijaknya Rasulullah ketika di-mi'raj-kan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Orang-orang Yahudi percaya bahwa dulunya kerajaan Nabi Sulaiman dibangun di wilayah batu tersebut berada. Diceritakan juga bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah menyempatkan diri mengunjungi batu tersebut setelah menaklukkan Yerussalem, kemudian beliau membangun sebuah masjid kecil di sekitar tempat itu. Masjid kecil inilah yang nantinya kita sebut sebagai Masjid al-Aqsha. Kemudian sekitar tahun 685 M, Khalifah Abdul Malik bin Marwan yang tengah berkuasa saat itu memerintahkan untuk memperluas bangunan Masjid al-Aqsha serta membangun sebuah kubah yang melingkupi batu tersebut. Kubah inilah yang kemudian disebut Qubbah ash-Shakhra.

Banyak kalangan berpendapat bahwa merebaknya gambar-gambar Qubbah ash-Shakhra yang dibuat seolah-olah itu adalah gambar dari Masjid al-Aqsha, tidak terlepas dari propaganda kaum Yahudi untuk menggeser pemikiran umat Islam. Inilah yang perlu diwaspadai oleh kaum Muslimin. Mereka -kaum Yahudi- menginginkan agar umat Islam salah mengira Qubbah ash-Shakhra sebagai Masjid al-Aqsha. Tujuannya tidak lain adalah agar ketika mereka mulai merobohkan Masjid al-Aqsha yang asli, umat Muslim tidak lagi protes karena mengira yang dihancurkan itu bukanlah Masjid al-Aqsha.

Namun menurut penulis, baik Masjid al-Aqsha maupun Qubbah ash-Shakhra adalah merupakan salah satu kebanggaan umat Islam dan menjadi tempat yang "diberkahi" oleh Allah, disamping karena masjid ini pernah menjadi kiblat pertama umat Nabi Muhammad. Karena itu melindungi Masjid al-Aqsha termasuk juga Qubbah ash-Shakhra adalah kewajiban kaum Muslimin.

Di ayat pertama surah Al-Israa' telah disebutkan,
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidi 'l-Haram ke Masjidi 'l-Aqsha yang telah Kami berkahi "sekelilingnya" agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Sumber  referensi dari sini, sini dan sini
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, June 07, 2013

Wednesday, June 5, 2013

ujungkelingking - Tulisan ini adalah sebuah refleksi dari kegalauan saya selama ini. Betapa tidak, sampai usia segini sholat saya yang masuk kategori tepat waktu bisa dihitung dengan jari... :'(

Barangkali ada diantara rekan-rekan blogger -yang muslim- yang memiliki kegundahan yang sama dengan saya, mari kita simak satu cara ini agar sholat kita menjadi always on time!

Namun sebelum kita masuk ke cara tersebut, ada baiknya kita meneliti dahulu hal-hal apa saja yang biasanya menyebabkan kita menunda untuk melaksanakan sholat.

Allah bukanlah prioritas

Harus kita akui, pesona dunia melenakan memang. Sering kita menunda sholat karena masih sibuk dengan urusan yang bersifat duniawi. Artinya, urusan duniawi ini lebih utama daripada panggilan Allah. Allah itu nomer dua, nanti, setelah yang ini selesai. Bagaimana mungkin Allah akan memprioritaskan doa kita jika Allah sendiri kita nomor-duakan?

Tidak bisa me-manage pekerjaan

Ada jenis-jenis pekerjaan yang memang tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu. Jika kita termasuk yang sering melakukan pekerjaan semacam ini, maka pandai-pandailah kita dalam mengatur waktu. Bila memungkinkan, kita bisa sedikit menundanya dan mengerjakannya nanti setelah kita melaksanakan sholat, toh sepanjang-panjangnya kita sholat tidak lebih dari 10 menit.

Masih berada di dalam perjalanan

Yang ini adalah alasan yang klise. Meskipun adzan sudah terdengar ketika kita masih di perjalanan, kita bisa berhenti sejenak di masjid atau musholla. Bila tidak memungkinkan, kita bisa mengatur perjalanan -memajukan atau memundurkannya- agar sampai di tujuan tepat ketika sudah masuk waktu sholat.

Malas

Nah ini alasan yang lebih klise lagi. Tidak ada cara lain untuk mengatasi rasa malas, kecuali dengan satu cara ini.

Dan masih banyak lagi sebab-sebab yang boleh dikatakan "alasan" untuk kita menunda sholat.

Dan dari semua alasan itu, ada satu cara -hanya satu cara- yang jika kita terapkan, akan membuat kita selalu sholat tepat pada waktunya. Satu cara itu adalah...

PAKSA!

Paksa diri kita untuk meninggalkan hal-hal duniawi itu ketika waktu sholat tiba. Paksa diri kita untuk menghentikan pekerjaan ketika suara muadzin sudah bergema. Paksa diri kita untuk berhenti ketika telah terdengar kumandang adzan di perjalanan. Ya ya, paksalah diri kita. Jika menaklukkan diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana bisa kita menaklukkan yang lain?

Sebagian orang mungkin akan bertanya, bagaimana mungkin sebuah kebaikan dilakukan dengan keterpaksaan? Saya jawab, lebih baik terpaksa berbuat baik daripada ikhlas menyia-nyiakan sesuatu yang berpahala besar.

Selamat siang.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, June 05, 2013

Tuesday, June 4, 2013

ujungkelingking - Peristiwa Isra' Mi'raj ini terjadi sekitar tiga atau lima tahun sebelum hijrah. Banyak pendapat mengenai waktu terjadinya isra' mi'raj, namun tidak ada nash shahih yang menyebutkan dengan tepat kapan terjadinya peristiwa ini.

Peristiwa ini sungguh merupakan peristiwa yang luar biasa. Benar-benar di luar nalar manusia. Mustahil jika itu adalah perjalanan fisik, bagaimana mungkin seorang manusia bisa naik ke langit dan kembali lagi ke bumi dalam waktu semalam saja?

Dalam menjawab pertanyaan ini Allah subhanahu wa ta'ala, Tuhan semesta alam memberikan klarifikasi-Nya.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidi 'l-Haram ke Masjidi 'l-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
[Al-Israa': 1]

See this word: Allah-lah yang "memperjalankan". Dalam bahasa kita, Allah-lah yang menjemput dan mengantar Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam, dengan perantaraan Jibril. Maka dengan ini kita menjadi paham bahwa apa yang terjadi pada diri Rasulullah dalam peristiwa isra' mi'raj adalah atas kekuasaan Allah. Seorang Muhammad yang notebene adalah pure manusia tidak mungkin bisa melakukan itu semua. Tapi kalau Allah yang menjemput dan mengantar, apanya yang mustahil?

Banyak kejadian-kejadian yang dialami Rasulullah dalam peristiwa ini, baik ketika maupun setelah di-isra' mi'raj-kan. Namun dalam tulisan ini, penulis memfokuskan pada dua poin saja yang dianggap paling penting, yang bisa diambil dalam peristiwa ini.

  • Perintah agung sholat 5 waktu

Dalam perjalanan isra' mi'raj ini, Rasulullah (dan umat Islam secara keseluruhan) pada akhirnya menerima perintah sholat wajib 5 waktu. Karena agungnya dan begitu luar biasanya peristiwa isra' mi'raj ini, maka perintah untuk melaksanakan sholat ini juga menjadi perintah yang extraordinary.

Jika untuk perintah wajib yang lain Rasulullah "cukup" menerima wahyu dari langit, maka untuk perintah sholat 5 waktu ini Rasulullah sendiri yang dipanggil ke langit. Sebuah isyarat yang -sungguh- bukan main-main!

Karena luar biasanya kewajiban sholat ini, Allah juga memberikan kompensasi yang luar biasa pula.

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا، هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Amalan-amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat. Apabila sholatnya bagus, niscaya dia akan mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan. Namun, apabila sholatnya rusak, sungguh dia akan kecewa dan rugi. Apabila sholat wajibnya ada suatu kekurangan, Rabb berfirman, "Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah?" Lantas, kekurangan sholat wajibnya akan disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya (akan dihisab, pen.) seperti itu.
[Tirmidzi dan Nasa’i, di-shahih-kan oleh Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib]

Sholat ini kemudian menjadi tolok ukur amal ibadah seorang Muslim. Jika bagus sholatnya, maka akan bagus juga amal-amalnya yang lain. Begitu juga sebaliknya, jika jelek sholatnya, maka bisa jadi jelek pula ibadahnya yang lain.

Lalu adakah cara untuk mengukur seberapa bagus sholat kita?

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[Al-Ankabuut: 45]

Sederhana saja, sholat yang benar itu bisa mendidik kita menjadi seorang Muslim yang sebenarnya. Sholat yang bagus dapat mempengaruhi cara berpikir, cara bereaksi terhadap perintah-perintah dan larangan-larangan yang lain. Maka jika dalam keseharian kita menjadi mampu menjaga diri dari hal-hal yang keji dan mungkar, dari kedzaliman dan sikap angkuh, dari sifat egois dan tidak peduli sesama, maka bisa dibilang pengajaran yang didapat dari sholat kita sudah berhasil.

  • Isra' Mi'raj, upaya filterisasi umat

Inilah dampak terpenting berikutnya.

Tak dapat dipungkiri, sekembalinya Rasulullah dari isra' mi'raj dan beliau mengisahkan kejadian tersebut, umat Islam dan kaum Quraisy pecah! Yang awalnya memang yakin dengan kerasulan Muhammad, semakin bertambah keyakinan dan keimanan mereka. Namun, bagi mereka yang awalnya menerima Islam dengan ragu-ragu, semakin bertambah keraguan mereka dan menganggap Islam hanyalah ajaran akal-akalan Muhammad. Ada orang-orang Quraisy yang menjadi masuk Islam setelah mendengar mu'jizat ini, pun tak sedikit yang murtad dari keislamannya gara-gara kejadian ini.

Dengan peristiwa ini Allah subhanahu wa ta'ala berkehendak untuk "menyaring" pengikut-pengikut Rasulullah, mana yang benar-benar percaya kepada kerasulan dan ajaran Nabi Muhammad dan mana yang tidak.

Peristiwa ini juga sebagai motivasi bagi Rasulullah, karena setelah beliau diangkat menjadi Rasul, gangguan dan cercaan orang-orang Quraisy seakan tidak pernah berhenti dari beliau. Apalagi -menurut beberapa pendapat- peristiwa ini terjadi setelah 'ammu 'l-huzni (tahun kesedihan) dimana Rasulullah ditinggal mati oleh dua anggota keluarga tercinta; Khadijah dan Abu Thalib, paman beliau. Maka Allah mengangkat beliau ke langit untuk menunjukkan bahwa apa yang terjadi memang sudah digariskan, dan Allah terus bersama beliau. Dan dengan diperintahnya rasul-rasul terdahulu untuk menyambut kedatangan Nabi Muhammad menunjukkan tingginya kedudukan beliau di sisi Allah jalla wa 'alaa.

Maka peristiwa isra' mi'raj ini adalah sebuah peristiwa penting, baik bagi diri Rasulullah, juga bagi umat Muslim secara keseluruhan. Kita wajib mengimani kebenaran peristiwa ini dan apa-apa yang terjadi di dalamnya. Mengenai kapan pastinya peristiwa ini terjadi, bukanlah menjadi hal yang penting lagi.

Wallahu a'laam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, June 04, 2013

Saturday, June 1, 2013

ujungkelingking - Beberapa waktu yang lalu saya diingatkan oleh seorang Kompasianer tentang pleonasme.


Pada intinya, pleonasme adalah cara untuk me-mubadzir-kan kata dalam suatu tulisan atau artikel. Penggunaan kata yang berlebihan, kata yang tidak efektif, kata yang sinonimi yang jika salah satu katanya dihilangkan tidak akan mengurangi makna kalimat sebagaimana asalnya. Penulis-penulis amatir -seperti saya- seringkali terjebak pada pleonasme ini. Mungkin agar kalimat atau artikel terlihat lebih panjang, atau memang karena ketidak-tahuan si penulis tentang hal ini.

Salah satu contoh pleonasme yang sering terjadi, misalnya,
Segenap para tamu undangan
Semua anak-anak silahkan maju ke depan
Saya pun juga tidak tahu
Kita harus dan wajib melaporkan
Mulai dari halaman rumah hingga...
Ada beberapa poin-poin yang bisa digunakan
dan lain sebagainya.

Penggunaan majas ini bukanlah sebuah larangan, terutama untuk kalimat-kalimat yang memang membutuhkan penegasan. Namun saya pribadi berpendapat ("saya pribadi", nah ini mungkin juga masuk pleonasme), dibutuhkan "kebijaksanaan" di dalam menggunakannya. Bagi yang sudah lama berkecimpung di dalam dunia tulis-menulis, pleonasme ini pada akhirnya akan terasa mengganggu sekali. Sebuah pemborosan. Dan bila kita tidak belajar "mengendalikannya" dari sekarang, akan menjadi kebiasaan yang susah dihilangkan.

Mari, kita mulai memperbaiki cara menulis kita. Meski tulisan kita santai dan apa adanya, tentu menjadi lebih baik jika kita menulis dengan menggunakan kaidah-kaidah yang benar. Padat namun jelas dengan membuang kata-kata yang tidak perlu. Disamping tulisan tidak menjadi bertele-tele dan mudah dipahami, juga melatih efisiensi dan konsentrasi kita sebagai penulis.

Salam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, June 01, 2013

Tuesday, May 28, 2013

ujungkelingking - Tanggal 25 Mei 2013 kemarin (seharusnya) menjadi hari yang agung bagi pemeluk Budha di Indonesia. Namun sayang, ke-khidmat-an Waisak yang sakral tersebut rusak karena ulah orang-orang yang tidak mengerti makna 'menghormati'. Beritanya bisa diintip di sini.

Bagi kita yang Muslim, menghormati (baca: toleransi) terhadap agama lain tetaplah mengacu pada konsep "lakum dinukum wa liyadiin". Maksudnya adalah, silahkan Anda dengan kepercayaan Anda, biarkan kami dengan keyakinan kami. Silahkan beribadah menurut agama Anda, kamipun akan beribadah menurut agama kami. Kita saling menghormati, tidak akan saling merusuhi. Kami tidak akan mengganggu ritual ibadah Anda, pun begitu sebaliknya.

Jadi bukan dalam ritual ibadah-nya, akan tetapi di luar konteks ibadah. Itulah lingkup toleransi sebenarnya. Yang namanya keyakinan tidak boleh dicampur-adukkan, sebab jika sudah campur-aduk itu bukanlah keyakinan, tetapi sikap plin-plan.

Konsep inilah yang semenjak kedatangan Islam dipraktekkan oleh Rasulullah. Hasilnya, banyak dari kalangan di luar Islam yang menjadi tertarik dengan ad-Diin ini.

Dan bagaimana cara kita menghormati agama/kepercayaan orang lain, hingga saat ini, penulis hanya menemukan hanya dua cara saja untuk mengungkapkan sikap toleransi kita terhadap agama/kepercayaan lain, yaitu: [1] menjaga ketenangan dan tidak membuat gangguan/kerusuhan ketika orang lain sedang menjalankan ritual ibadah mereka, dan; [2] tidak menciptakan tekanan dan bertindak arogan terhadap orang lain ketika kita tengah merayakan hari besar/acara keagamaan Islam.

Salam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, May 28, 2013
ujungkelingking - Rabu tanggal 22 Mei kemarin, Play Group tempat Zaki bersekolah mengadakan acara perpisahan. Tujuannya ke Jatim Park II aka Batu Secret Zoo. Sebenarnya, peserta perpisahan ini hanyalah murid yang bersangkutan dengan didampingi oleh satu orang wali murid. Karena istri saya bakal kerepotan karena harus mengajak juga si bungsu yang baru berusia 1 tahun, maka saya terpaksa "diseret" ikut acara tersebut.

Sebenarnya saya enggan mengikuti acara ini, karena selain sopir dan keneknya, saya lah satu-satunya laki-laki dalam rombongan tersebut. Tapi harus bagaimana lagi, jika saya tidak ikut maka istri saya pasti akan kesulitan untuk mengawasi kedua putra kami sekaligus, apalagi ini di tempat ramai.

Huft!

Rabu pagi itu rombongan akhirnya berangkat. Dari jadwal awal kumpul di sekolah jam 6, lalu diubah menjadi jam 7, lalu molor hingga menjadi jam 7.30.

Perjalanan berangkat -alhamdulillah- lancar. Sampai di tempat tujuan sekitar jam 10.30. Tapi antrian di pintu masuk sudah mengular. Beuh! Saya tidak ingat berapa lama kami berdiri berdesakan seperti itu, saya hanya fokus untuk berdiri tepat di belakang istri yang sedang menggendong Daffa, menjaga jangan sampai mereka tergencet dari belakang.

Sumber gambar: Google

Ketika masuk, rombongan sudah langsung terpencar sendiri-sendiri. Hawa dingin begitu menyeruak, maklum cuaca saat itu sedang mendung. Setelah beberapa lama berjalan, saya baru menyadari bahwa di sana berlaku -sebut saja- sistem satu arah. Maksudnya, dari satu tempat ke tempat berikutnya kami diarahkan melalui hanya satu rute hingga ke tempat terakhir yaitu wahana permainan dan kemudian pintu keluar. Bagi saya cara ini lebih baik daripada harus berjalan sendiri-sendiri sesuai kemauan kita, karena dengan cara ini kita bisa melihat semua satwa secara keseluruhan tanpa harus berputar-putar atau "bertabrakan" dengan rombongan-rombongan lain.

Secara umum saya menyukai cara penempatan sangkar-sangkarnya. Pun satwa-satwa yang ada di sana terlihat lebih terawat (mungkin karena wahana ini masih tergolong baru, ya?). Dan, kalau ingin melihat apa saja yang ada di dalam, tentunya Anda harus datang untuk menyaksikan dengan mata-kepala sendiri, hehe...

Di akhir rute, sebelum pintu keluar, kami sampai pada wahana permainan dan pemandian. Permainan yang ada cukup beragam, mulai dari yang untuk anak-anak sampai yang cukup menguji adrenalin untuk orang dewasa. Sebenarnya dari tiket yang kami beli sudah termasuk free permainan. Artinya, kami boleh menjajal semua permainan yang ada, dan itu gratis! Namun, sebagian besar permainan tersebut dibatasi untuk anak-anak dengan tinggi 85 cm ke atas. Bagaimana dengan Zaki? Tinggi Zaki masih 80 cm... (hihi, cuma bisa bengong dia).

Tidak lama kami di sana sebab sesuai instruksi Ibu Kepala Sekolah, rombongan harus berkumpul di pintu keluar pukul 2. Disaat kami melanjutkan rute menuju pintu keluar, tak disangka, hujan langsung turun dengan lebatnya. Kebingungan, kami memutuskan untuk mengikuti orang-orang berteduh di sebuah cafe. Kebetulan, cafe itu adalah satu-satunya tempat yang bisa dipakai berteduh di jalur tersebut, maka bisa dibayangkan berjejalnya para pengunjung di sana.

Tidak mungkin kami berlama-lama di sana. Selain karena anak-anak kami yang semakin terjepit, juga karena waktu yang sudah lewat dari jam 2. Karena itu setelah hujan terasa agak mereda, saya meminta kardus bekas mi instan kepada penjual ice cream di cafe tersebut. Istri menggendong Daffa dan saya menggendong Zaki, jadilah kami berlari-lari kecil menerobos rintik-rintik hujan. Siapa sangka, inilah momen terbaik versi Zaki. Bahkan sampai beberapa hari, seperti hanya hal ini saja yang diingatnya. Wah, wah...

Akhirnya, kami menjadi orang pertama yang sampai di bus, padahal sudah hampir pukul 3. Keluarga yang lain mulai berdatangan kemudian. Sudah terlambat untuk ke tempat tujuan berikutnya (rencananya ke Songgoriti), apalagi kami harus mencari satu keluarga lagi yang sempat "tersesat", haduhhh, begini ini kalau pergi sama emak-emak.

Sampai kemudian bus baru bisa meninggalkan tempat parkir menjelang adzan Maghrib. Sempat berhenti untuk membeli oleh-oleh lalu langsung melanjutkan perjalanan pulang. Sampai di rumah sekitar pukul 8 dengan rasa lelah yang luar biasa. Mandi air hangat dan secangkir teh panas sukses mengantar kami ke dalam lelapnya tidur.

Sumber gambar: dok. pribadi


Selesai.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, May 28, 2013

Thursday, May 23, 2013

ujungkelingking - Apa yang harus dilakukan sebelum mengajak balita ke tempat rekreasi? Tips berikut ini adalah hasil dari perjalanan rekreasi putra kami dalam rangka perpisahan kelasnya. Persiapan yang bagus adalah yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Sekedar catatan, dalam rekreasi tersebut kami mengajak serta kedua putra kami, Zaki (3 tahun) dan Daffa (1 tahun).

Lalu apa saja tips-nya ketika mengajak balita kita ke tempat rekreasi? Simak ya!

3 hari sebelum hari H...

Siapkan selembar kertas dan alat tulis. Tempelkan pada pintu kamar, atau tempat yang mudah kita jangkau. Tulis pada kertas tersebut semua barang yang akan kita bawa. Tidak semua bisa teringat sekaligus pada hari itu, karena itulah ada jeda 2 hari untuk meneliti apa yang kurang.

2 hari sebelum hari H...

Jika teringat barang apa yang kurang atau belum tercatat, segera tulis saat itu juga. Kemudian periksa barang apa yang belum dipunyai atau perlu dibeli.
note: pampers, baju ganti (termasuk kaos kaki dan jaket) serta obat-obatan (minyak kayu putih, minyak tawon, dsb.) adalah barang-barang yang tidak boleh terlupakan. Payung untuk melindungi balita Anda dari panas dan hujan wajib juga dibawa. Bila terasa kerepotan, bisa diganti dengan selimut atau jas hujan yang bisa dilipat.

1 hari sebelum hari H...

Ini waktunya packing. Masukkan barang-barang ke dalam tas sambil mengecek kembali daftar yang ada di kertas. Waktu untuk packing ini sebaiknya malam hari, ketika tidak ada barang yang harus dibongkar-bongkar lagi. Pakaian yang akan dipakai besok, siapkan di luar tas.

Hari H!

Waktunya berangkat! Ingat, ada balita yang Anda bawa. Jangan berangkat dengan perut kosong, ataupun terisi penuh!

Berangkat lebih awal adalah pilihan bijak. Beberapa orang memilih berangkat agak siang karena pertimbangan bahwa ketika sampai di sana, tempat yang menjadi tujuan belum masuk jam buka. Sebenarnya ini pemikiran yang keliru. Berangkat saja lebih awal, kalaupun di sana masih belum buka Anda punya kesempatan untuk antri lebih dulu. Nanti Anda bisa masuk lebih dulu -tak perlu berdesakan- dan Anda bisa lebih puas di tempat rekreasi tersebut. Atau jika tidak, Anda dan balita Anda bisa memanfaatkan waktu senggang tersebut untuk makan camilan atau istirahat sejenak setelah perjalanan panjang.

***

Demikian tips yang bisa saya bagikan, mudah-mudahan banyak manfaatnya. Yang tetap tidak boleh terlupakan adalah do'a dan sikap berhati-hati.

Selamat berkemas, dan jangan lupa oleh-oleh buat tetangga dan teman kerja! ^_^
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, May 23, 2013

Wednesday, May 22, 2013

ujungkelingking - Waoww! Apa benar? Bagaimana bisa aktifitas menulis seperti orang yang sedang bercinta?

Menulis, sejatinya bukanlah melulu aktifitas fisik. Ia lebih menitik-beratkan pada kinerja otak. Seseorang yang menulis, ia menggunakan segala pikirnya agar dapat menuangkan ide gagasannya.

Foreplay

Seseorang yang akan menulis, terlebih dahulu ia menentukan ide. Rancangan dari gagasan yang akan ia tulis. Bahkan pada orang-orang yang menulis secara spontan-pun, mereka sudah menyusun rancangan ini dengan tanpa sadar. Entah kalimat pembukanya, entah bahasa, atau teknik menulis yang dipakainya.

Kinerja 2 Otak

Seringkali bagi kita yang menulis menggunakan kinerja 2 otak secara bersamaan. Tak jarang dalam tulisan kita menciptakan logika otak kiri sekaligus fantasi otak kanan. Inilah yang menyenangkan sesungguhnya. Dengan menggunakan kedua otak secara simultan, menyebabkan keseimbangan keduanya terjaga. Otak menjadi lebih hidup dan lebih cerdas.

Tenaga fisik

Bagi kita yang lebih mengandalkan kualitas tulisan, bergadang atau bolak-balik ke perpus bukanlah hal yang bisa diabaikan. Sebab sekalinya ide muncul, bila tidak segera di-approve, bisa musnah tanpa bekas.

Klimaks!

Dan ketika semuanya sudah selesai, setelah kita mencurahkan segenap tenaga dan pikir kita, lalu publish!, ah, leganya...

Dan meskipun capek, besok pasti kita ingin menulis lagi... ^_^
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, May 22, 2013

Tuesday, May 21, 2013

ujungkelingking - Seringkali kita mendengar nasehat, entah itu ditujukan langsung kepada kita atau tidak, agar kita selalu menjadi diri sendiri, menjadi diri kita yang apa adanya. Be your self!

Namun agaknya nasehat semacam ini tidak bisa langsung diterima secara mentah. Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang bagus ketika kita bukan orang baik. Hm? Maksudnya begini, menjadi diri sendiri bukan kemudian diartikan bahwa apa yang kita lakukan adalah benar lalu kita menutup diri dari kritikan.

Misalnya saja seseorang menasehati kita, "Jangan begitu. Itu tidak sopan.", apa lantas kita menjawab, "Ya memang beginilah aku."? Tentu tidak bisa begitu. Ketika kita melakukan hal yang salah lalu ada orang yang mengkritik, maka menjadi diri sendiri berarti melihat, menakar atau menyeleksi posisi kita. Lalu kemudian ada keberanian untuk mengakui jika hal tersebut memang tidak benar.

Maka menjadi diri sendiri pada hakikatnya adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi yang seharusnya, atau -dengan kata lain- mengembalikan diri kepada posisi fitrah!

Manusia yang menjadi dirinya sendiri bukanlah menjadi manusia yang anti-kritik, pun juga bukan yang ikut-ikutan saja apa kata orang. Ada semacam kemampuan melihat ke-obyektifitas-an di sini. Apa yang benar, diterima. Yang salah, ditolak.

Benar menurut siapa, salah bagi siapa?

Bagi kita yang Muslim, maka Islam adalah tolok-ukurnya. Jika menurut Allah dan Rasul-Nya hal itu baik, maka berarti memang baik. Silahkan diterima, silahkan dilakukan. Begitu juga jika sebaliknya.

Inilah ke-obyektifitas-an itu.

Setiap hal -benar atau salah- harus berdasarkan Islam. Karena itulah cara kita menjadi diri sendiri (baca: fitrah).

Bukankah Islam adalah agama fitrah?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, May 21, 2013

Monday, May 20, 2013

ujungkelingking - Judul artikel ini saya ambil dari status pada sebuah akun fesbuk beberapa waktu yang lalu. Tentu saja kalimat di atas sudah sedikit saya perhalus, karena teks aslinya lumayan kasar kalau harus dituliskan di sini.

Tulisan ini tidak akan membahas "kata-kata Mario Teguh", namun secara umum, kata-kata atau nasehat dari orang lain.

Tentu saja semua nasehat itu baik. Hanya apakah tepat atau tidak ketika diterapkan dalam kondisi kita, itu lain soal. Ini yang harus dipahami lebih dulu. Permasalahan yang sama terkadang memang membutuhkan nasehat yang berbeda karena situasi dan kondisinya yang sudah tidak sama.

Analogi yang lebih sederhana mungkin begini. Anda sakit dan memutuskan untuk pergi ke dokter. Kemudian setelah dilakukan serangkaian tes dan pemeriksaan, oleh dokter Anda diberikan secarik kertas resep obat. Lalu Anda dengan marah membentak, "Penyakit saya tidak akan sembuh hanya dengan kertas resep, Dok!" Si dokter pasti bengong dan melongo.

Lha iya, kertas resep memang hanya kertas. Tidak berguna kalau hanya Anda baca. Anda harus membawanya ke apotik untuk ditukar dengan beberapa obat yang harus Anda beli. Lalu Anda tinggal minum dengan mengikuti aturan obat tersebut. Jika belum sembuh, mungkin Anda bisa mencoba dokter lain atau obat lain untuk Anda minum.

Intinya adalah action dari diri kita. Seorang motivator atau pemberi nasehat hanya memberikan arah. Perkara kita mau menjalaninya atau tidak, sepenuhnya tergantung kita sendiri. Inilah yang gagal dipahami oleh orang yang mengupdate status-status sejenis di atas.

Janganlah kita menjadi orang-orang yang sombong. Bukankah dalam Agama, orang yang sombong itu adalah orang yang menolak kebenaran (nasehat)?

Maka terimalah nasehat dari manapun ia datangnya. Masalah sesuai kondisi atau tidak, itu soal nanti.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, May 20, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!