Saturday, November 30, 2013

ujungkelingking - Pagi-pagi lihat berita di JTV, ada informasi orang hilang. Seorang gadis yang telah dilaporkan meninggalkan rumah.

Awalnya saya berpikir mungkin saja gadis ini mengalami tekanan, stress atau gangguan kejiwaan, lalu jalan-jalan ke luar rumah dan tak bisa pulang. Akan tetapi dalam informasi tersebut dikatakan bahwa sang gadis meninggalkan rumah dengan membawa motor Honda Beat L 5997 T, (yang ini nanti bisa dikonfirmasi ke pihak JTV, untuk menghindari salah info).

Namun yang menjadi pokok pemikiran saya adalah dalam informasi tersebut juga dikatakan bahwa sang gadis nekat meninggalkan rumah (baca: minggat) karena tidak dibelikan mobil oleh orangtuanya. Dan ia baru akan pulang setelah keinginannya itu dituruti.

Sebuah keadaan yang membuat prihatin, tentu saja. Hal-hal yang sebenarnya biasa namun disikapi dengan sangat “luar biasa”.

Sebenarnya apakah penting sebuah mobil bagi seorang remaja, seperti gadis ini?

Kepemilikan sebuah mobil bagi seorang remaja seharusnya bukan termasuk hal yang sangat-urgent-banget. Artinya masih bisa disiasati dengan cara yang lain. Berbeda bila sebuah keluarga –misalnya- dengan balita lebih dari dua, membawa banyak barang dan perlengkapan, yang kalau naik angkot tentu repot bukan main, maka kepemilikan sebuah mobil bisa menjadi pertimbangan. Meski yang inipun masih bisa disiasati dengan cara rental atau carter, misalnya.

Lalu apa maksud sang gadis memaksa orangtuanya membelikannya sebuah mobil?

Data yang diberikan oleh pihak televisi tentu tidak akurat. Hanya sebatas pakaian yang dikenakan, dan sejak kapan kepergiannya. Apa maksud sang gadis meminta mobil juga tidak disebut. Namun kita semua tahu jawabannya. Kalau bukan mengedepankan gaya hidup hedon, apa lagi?

Faktanya terpampang di depan kita. Lingkungan mengamini itu semua. Seorang remaja yang ber-mobil akan terlihat lebih hebat dibandingkan teman-temannya yang lain. Tentu saja dengan itu ia akan mendapat banyak teman, pengakuan dari orang-orang terdekat, dan kebanggaan.

Pola pikir yang semacam inilah yang perlu direduksi. Pada akhirnya kedekatan orangtua dan anak yang menjadi perhatian. Dengan kedekatan hubungan emosional yang baik, komunikasi akan terjalin dengan efektif. Orangtua akan bisa memahami apa maksud si anak, atau -dalam kasus ini- sang anak akan mudah mencerna apa tujuan orangtua. Dengan itu diharapkan tidak ada penyelesaian masalah dengan jalan kabur dari rumah.

Hm, akhirnya saya hanya bisa berdoa agar yang bersangkutan bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat wal afiat. Atau yang lebih baik lagi, sang gadis menyadari kesalahannya kemudian mau pulang dan meminta maaf kepada orangtuanya.

Aamiin.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, November 30, 2013
Categories:

26 comments:

  1. penting gak nya tu tergantung pada kesehariannya si remaja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tp selama itu bisa disiasati, sehingga tdk menampakkan (maaf, kesombongan) itu lebih baik, saya kira.

      Delete
  2. pakai mobil ke kampus, biar jadi pusat perhatian cowok-cowok dong Pak Pri...biar gawuuul, banyak temen, dsb dsb dsb...

    saya sebagai orang ndeso...sudah punya sepeda onthel saja sudah bersyukur banget kok Pak...apalagi bisa mboncengkan mamak saya ke pasar sambil jualan telur asin...indahnya...
    * kangen mamak...huhuhu

    tidak hanya di perkotaan Pak, di komplek sini pun sama saja...malah repotnya lagi, yang merengek-rengek minta mobil tu para emak alias ibu-ibu. suaminya pakai Forturner, istrinya minta dibelikan Fiesta, suaminya pakai Juke, istrinya minta Vios, suaminya pakai Innova, istrinya pakai Grand Livina...jadilah ke kedai pun para emak itu pakai mobil...kedai sempit tempat beli sayuran itu memjadi showroom pameran mobil mewah...ngenes, saya yang ke kedai cuma naik sepeda motor saja sampai kerepotan nyari tempat parkir...akhirnya saya jadi lebih sering jalan kaki....keren kan ibu-ibu di tempat saya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wawawa... gak jauh beda. Malah kl hari sabtu walah... warungnya sampe gak keliatan..

      Delete
  3. Masalah seperti ini tidak hanya terpusat pada anak karena pola didik orang tua juga memberi kontribusi terhadap karakter anak, termasuk sikap anak dalam memecahkan masalah. persoalan penting nya pasti sudah sangat jelas tidak penting...

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakat. dan dulu di sekolah kita diajarkan bhwa kendaraan seperti mobil masuk dlm kebutuhan tertier... tp kyknya sekarang bergeser ke primer deh. lingkungan ternyata juga punya andil di sini.

      Delete
    2. yang bergeser bukan teorinya kan, tapi keinginannya hehehe :)

      Delete
  4. sekarang jamannya kan yng ada dia di pandang..yang nggak ada apa juga yang dipandang,mungkin sekarang motor udah banyak yang punya dan bagi remaja yang suka bersaing pasti ingin yang lebih dari yang sekarang,,menurut saya nggak begitu penting kalau semua masih minta sama ortu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. garis bawahi yg terakhir. kl masih "nadah", gak banget untuk dipamerin. ya, gak?

      Delete
  5. Menurut saya belum penting alangkah lebih baiknya bila di antar oleh orang tua hal ini bisa membuat anak lebih terpantau

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, masalahnya ini kn sudah remaja... mana mau diantar ortu?

      Delete
  6. semua tergantung dari kita sebagai orang tua mas Pri, sayangi anak anak dengan segenap kasih sayang, dan jangan pernah menyayangi mereka dengan segenap harta

    ReplyDelete
  7. beginilah jaman sekarang, orang tua terlalu memanjakan keinginan sang anak dengan memberikan segala apa yang diinginkan sang anak, hingga ketika keinginan sang anak tak terpenuhi,,maka minggat menjadi salah satu cara untuk memaksakan agar keinginannya terpenuhi oleh orang tuanya...salam ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebuah "solusi" yg pd beberapa kasus cukup efektif, ya pak...

      Delete
  8. Jadi ingat dahulu saya pernah minta dibeliin motor sama ortu namun dengan bijak ortu mengatakan " nak kamu boleh beli apapun nanti setelah kamu kerja, mama bapak mu hanya seorang buruh tani, bisa makan tiap hari saja kita sudah bersyukur".
    BTW Alhamdulillah sekarang saya bisa membeli apapun yang saya mau, ini semua karena doa ortu yang selalu memberi motifasi dengan mengatakan "kamu pasti bisa memenuhi keinginanmu sendiri mama doain"

    Enaknya jadi remaja sekarang mau apa-apa tinggal minta ortu, negatifnya generasi sekarang menjadi generasi pemalas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. generasi instan. utk mereka yg ortunya mampu brgkali tdk terlalu bermasalah. tp tragis bg yg ortunya ydk mampu smntara mereka bernafsu memenuhi keinginannya...

      Delete
  9. ya begitulah remaja yang tidak memikirkan orang tua.. apa apa taunya minta tanpa melihat susah apa tidaknya orang tua. hhmmm...

    mungkin kalau orang kaya penting memiliki sebuah mobil, karena memang kumpulannya juga anak orang2 kaya semua...

    tapi buat golongan menengah kebawah seperti saya, ya lebih baik tak beliin kebun saja dari pada di beliin mobil.. lumayan lah bisa buat tambahan penghasilan kalau di beliin kebun.. hehehehe

    ReplyDelete
  10. amien saya berharap siremaja itu segera kembali kerumah dan menyadari kekilafannya. Yang pasti pergi dari rumah agar terturuti kemauan tidak akan menyeleseilan masalah bakan menjadi tambah masalah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah2an, mas Mus. saya juga tdk mengikuti beritanya lagi.

      Delete
  11. seringkali seusia demikian sangat jarang ada kecocokan pikiran dengan orang tua, padahal kelak jika sudah tua, pasti bakal mengerti betapa sayangnya orang tua kita.
    kalau kejadiannya udah kabur/pergi/menghilang.....tinggal berdo'a dan mari kita do'akan agar semua kembali normal seperti harapan mereka semua

    ReplyDelete
  12. sangat nggak penting bos, cuma buat glamour''an aja

    ReplyDelete
  13. Bisa saja karena Gengsi boss.. :D hehehe..

    ReplyDelete
  14. mas @Bintang, mas @Dian: mmg seperti itu motifnya...

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!