ujungkelingking - Setengah lima teng! saya sudah turun lift menuju parkiran. Istilah di tempat saya bukan 'pulang', melainkan cuma "mindahin sepeda"... Iya, mindahin dari parkiran kantor ke rumah.
Sore itu saya memang berniat tiba di rumah lebih cepat karena saya berencana membawakan oleh-oleh kesukaan Zaki. Apalagi kalau bukan roti bakar selai blueberry. Makanan dari Bandung ini memang kegemarannya, tapi hanya yang selai blueberry. Dan karena Daffa sukanya yang coklat, biasanya saya beli satu buah dengan 2 rasa.
Pak Lani, nama penjual roti bakar langganan kami. Dari aksennya saya tahu kalau beliaunya asli Bandung. Sampai di sana adzan Maghrib sudah lama selesai. Ada satu orang yang sedang dilayani. Kebetulan hanya Bu Lani yang ada, dan beliau melayani dengan sangat cekatan. Segera setelah orang tersebut pergi, beliau dengan sigap membuatkan pesanan saya.
Tapi kalau hanya menceritakan tentang roti bakar, rasanya atau cara membuatnya tentu blog lain sudah banyak yang menuliskannya. Yang akan saya ceritakan di sini adalah bahwa ada hal menarik yang saya kagumi dari beliau berdua ini.
Ketika pesanan saya baru setengah jadi, datang seorang laki-laki hendak membeli roti bakar juga. Namun jawaban dari ibu ini sungguh di luar dugaan saya,
"Maaf ya, Pak. Ini mau saya tinggal shalat dulu,"
Laki-laki tadi tentu saja heran. Ibu ini lalu menyambung, "Iya, (shalatnya) sudah telat."
Gantian saya yang bengong. Pantesan tadi bikin roti bakarnya cepet banget... Rupanya beliau takut tertinggal waktu shalat. Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa beliau menolak rejeki, padahal bukankah itu yang beliau cari?
Dan bukan hanya laki-laki tadi yang beliau tolak. Ketika saya sedang membayar roti bakar yang sudah siap dibungkus, datang seorang gadis hendak membeli juga. Dan jawaban yang sama diterima gadis tersebut.
Ketika saya pergi, saya sempat melihat Bu Lani dengan sepeda anginnya berangkat ke masjid yang lokasinya berada di blok lain. Artinya, beliau tidak bisa mengawasi rombongnya dari masjid. Dan memang rombongnya dibiarkan seperti itu saja, padahal di sekitar situ tidak ada penjual lain yang bisa dimintai tolong untuk menjaga rombongnya.
Lain waktu, saya juga pernah membeli roti bakar beliau. Namun, yang ada hanya rombongnya dan perlengkapan-perlengkapannya. Orangnya tidak kelihatan. Setelah saya tunggu agak lama, ternyata beliaunya baru datang dari masjid. Subhanallah...
***
Cerita-cerita semacam ini pasti banyak bertebaran di sekitar kita. Namun, dari banyaknya cerita-cerita itu, mana yang bisa menggugah kesadaran kita?
Seharian kita berjibaku mencari rejeki-Nya, namun ketika Dia memanggil, kita malah enggan memenuhinya. Bagi saya, Bapak dan Ibu Lani adalah contoh orang-orang yang benar-benar mengutamakan kepentingan-Nya dan bukan kepentingan diri.
Jika dari cerita-cerita yang banyak itu ada yang sanggup membuat kita tersentuh, maka bersyukurlah, karena itu adalah tanda bahwa hati kita masih hidup. Namun, bila tidak... wallahu a'lam bi 's-shawab.
Mudah-mudahan keberkahan dan rejeki yang banyak senantiasa tercurahkan kepada orang-orang yang mampu ikhlas dan bertawakkal kepada-Nya.
Berikut ini adalah hadits yang dibawakan juga oleh imam An-Nawawi dalam Bab: Iman dan Tunduk pada Takdir, semoga bisa memotivasi kita.
Mudah-mudahan keberkahan dan rejeki yang banyak senantiasa tercurahkan kepada orang-orang yang mampu ikhlas dan bertawakkal kepada-Nya.
Berikut ini adalah hadits yang dibawakan juga oleh imam An-Nawawi dalam Bab: Iman dan Tunduk pada Takdir, semoga bisa memotivasi kita.
وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
"Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, jangan engkau menjadi lemah."
[Kitabu 'l-Qadar, Muslim: 47]
*ditulis sebagai pengingat diri sendiri
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, November 18, 2013
gerobaknya ditinggalkan tanpa ada yang mengawasi...?
ReplyDeletesi ibu penjual YAKIN ada Tuhan yang akan menjaganya
memang seperti itu yang seharusnya
menomorsatukan Tuhan.......
yakin bahwa kl kita bersusah2 melaksanakan perintah-Nya, Dia tidak akan tinggal diam...
Deleteintinya yakin,
Deletedan percaya pada yang di atas ya mas
Deletedia sudah yakin alias percaya bahwa barang dan dirinya selalu dijaga oleh Allah. luar biasa, sedikit sekali, mungkin kata bapak saya mungkin 1 dari seribu orang :)
ReplyDeletebagi saya, itu ikhlas. "ah, cuma gerobak sama roti aja, kok..."
Deleteyang saya tangkep dengan ketakutan akan siksa tuhan maka akan menjadikan orang bertakwa
ReplyDeletetakwa sendiri menhasilkan orang yang rajin dan disiplin
maaf kalo salah :d
saya sendiri bukan dalam tingkat menilai benar atau salah... namun dlm benak saya, taqwa yg lahir krna "kebutuhan" lebih baik drpd yg muncul krn "ketakutan akan siksa", meski kedua2nya tdk salah.
Deletekalau beribadah takut karena siksa itu juga boleh, cuma maqomnya beda dengan ibadah karena kebutuhan apalagi cinta kepada Sang Pencipta
ReplyDeletetumben saya menyetujui komentarnya kang agus....
Delete#aneh...;o)
contoh bapak dan ibu lani itu memang cukup banyak disekitar kita, tapi biasanya dari cerita yang dibaca dibloglah yang kemudian sering menyadarkan saya.....ups?!..komentarnya saya tinggalin dulu ya kang, saya belomsholat dzuhur nih.....kalau mau diteruskan komentar saya ini dipersilahkan menulis sendiri ya kang....;o)
ReplyDeletekl saya masih belum bisa, kang... malah lebih sering telatnya drpd tepat waktunya...
Deletekang lembu memang teladan yang baik
Deletekalo saya telatan... *mringis
Deleteasal jangan di depan zaki dan dafa aja mas..hehehe
Deleteasal jangan telat memenuhi kewajiban sama nyonya Pri, kalau tidak ingin dingambeki hehe...
DeleteWah, kl yg itu gk mungkin telat deh Pak Arif.. on time, anytime :P :P
Deletesaya sukanya selai strawberry itupun harus tambah coklat :p
ReplyDeletekalau saya suka semuanya asal ada di meja tinggal ...lhaaaaap...aem...aem ..aem..
Deletepokoknya yg 'Cap Ratu' ya mas Agus?.. Rasah tumbas.... :P
Deletesungguh suatu pembelajaran yang patut ditiru mas, seorang pedagang rela mmeninggalkan rombongnya untuk menunaikan kewajiban nya, walaupun tidak ada yang menjaga beliau yakin bahwa Allah akan menjaga dagangannya, SUBHANALLAH
ReplyDeletemudah2n kita bisa belajar dr beliau berdua.
DeleteAMI..........................N, mudah mudahan mas
Deletesubhanallah,,,,,,,
ReplyDeletemudah2an kita bisa seperti beliau
super sekali ceritanya mas, disini bisa banyak ibroh yang saya dapatkan...trims
ReplyDeleteaamiin, mudah2n yg menulis pun bisa melaksanakannya...
Deleteikhlas dan tawakal
ReplyDeletedunia benar-benar tidak menjadi berhala dan budaknya bagi bu Lani
smoga bisa mnerapkan tauladan beliau
semoga kisah ini menjadi ikhtibar (pelajaran) kepada kita.. seimbangkan hal dunia dan akhirat.. usah terlalu mengejar dunia hingga mengabaikan akhirat..
ReplyDeletebetul kak,
Deletecoba kalau semua pedagang di negeri kita begitu ya. Nggak usah jauh-jauh sholat 5 waktu, sholat jum'at aja paling nggak kegiatan berdagang harus dihentikan.
ReplyDeletehm, mau ngomong apa lagi saya, mas?
Delete:-) waaa salut deh
ReplyDeletesalam kenal Sist... mampir ke blog aku ya :-)
Saya mah cowok tulen, mbak... h-hii... oke deh nt mampir ke sana...
Deletesubhanallah, mudah mudahan sayah bisa seperti itu mas...
ReplyDeleteaamiin...
Deletemenarik sekali ceritanya mas,,, tapi akhirnya saya jadi kepingin roti bakar, hehehe :)
ReplyDeleteapalagi kl pas dingin-dingin kyk gini.. :)
Deletesemoga cerita diatas menyadarkan kita semua. mana yang didahulukan dan mana yang harus di tinggalkan.
ReplyDeletekebanyakan orang pasti bilang tanggung kalau di tinggal, mumpung ada pembeli..:D
biasanya mmg spt itu, mas. tanggung, bentar lagi... eh, lalu ada pembeli lagi, bentar lagi... lalu ada lagi... giliran senggang waktunya udh telat... :'(
DeleteIntinya berdoa dan berusaha ya sahabat.
ReplyDeleteyup, namun usaha itu harus ttap dg mengikuti aturan-Nya. bila tidak, hanya akan sia-sia belaka.
Delete#sok_bijak
jarang sekali menemukan orang seperti itu ya mas, tidak ada kegiatan apa-apa saja enggan bukan main saat panggilan solat berkumandangan, astaughfirullah
ReplyDeletekebanyakan spt itu, pak. sayangnya, saya pun masih demikian :'(
DeleteSeharusnya memang begitu ya.. InsyaAllah rezeki nya akan berkah
ReplyDeleteaamiin...
Deletemas Pri, tolong dong postingannya dikasih tombol G+1 agar kita-kita bisa ngasih penghargaan tuk postingan yang benar-benar bagus seperti ini.
ReplyDeleteSiap! Laksanaken!
Deletetp, mas kyknya bisa pk tombol "Share" di atas deh,
Delete(saya kok susah pasang tombol +1 nya?)
betul tuh mas kata mas Budy... pakai tombol G plus
Deleteiya, mang. sudah tergantikan sma tombol "Share" yg dibawah postingan. Tinggal share ke Google+, itu sm dg ngasih +1.
Delete