ujungkelingking | dari Bag. 1
“Siapa orang yang mukhlis itu menurutmu?”
Iblis dengan panjang-lebar menjawab:
“Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad, barangsiapa
cinta dirham dan dinar, dia tidak
termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan
dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah,
maka aku tinggalkan ia.
Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian
dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, dia lebih rakus dari orang
yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk
salah satu dosa besar?
Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta
kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar? Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar?
Wahai Muhammad, tidak tahukah engkau, bahwa aku
punya 70,000 anak. Setiap anak dari mereka, punya 70,000 syaithan. Diantara
mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi
menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi
menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di
antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja
yang mereka kehendaki bersamanya.
Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia
(zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan
ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka
mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu
syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah
tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa.
Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha,
sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga
setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak
meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir (ingkar). Dialah
yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya:
“(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata
pada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada
Allah, Rabb semesta alam.”
(QS.
59:16)
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
kebohongan itu berasal dariku? Akulah orang yang pertama kali berbohong.
Barangsiapa berbohong, dia adalah
temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah
kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan
hatiku, ghibah, membicarakan
kejelekan orang lain, dan namimah,
mengadu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan
dan kesenanganku.
Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk
cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia
benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi
haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka
anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya
karena satu kata saja.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu
ada yang meng-akhirkan shalat barang
satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian
aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia
mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan
memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku (tidak tergoda, pen), maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya
lupa waktu shalat.
Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia
sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya, “Lihatlah kiri-kanan”,
lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium
antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, “Aku telah menyuruh apa yang
tidak baik selamanya”. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang
sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika
shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’
shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa.
Jika ia menang atasku, maka ketika shalat
berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ (cambuk) lalu aku angkat kepalanya
sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu
tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan
mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan
dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku
ketika ia sholat.
Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai
dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam
perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia
menjadi pendengar kami yang setia.
Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh
orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya: “Shalat tidak
wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat
dari Allah”. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab
ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah
berkata:
“Tidak
ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar
kamu memahaminya.”
(QS.
24:61)
Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu
sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan
kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan
dan Tuhan marah kepadanya.
Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur,
maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad,
bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam
umatmu dari Islam?
Nabi berkata, “Wahai terlaknat, siapa teman
dudukmu?”
“Pemakan riba.”
“Siapa teman kepercayaanmu (shadiq)?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Orang yang mabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang Sihir.”
“Apa kesukaanmu?”
“Orang yang bersumpah cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”
“Wahai terlaknat, siapa yang memotong
punggungmu?”
“Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”
“Apa yang melelehkan badanmu?”
“Tobatnya orang yang bertaubat.”
“Apa yang menghanguskan hatimu?”
“Istighfar yang banyak kepada Allah
siang-malam.”
“Apa yang dapat memuramkan wajahmu (membuat
merasa malu dan hina)?”
“Zakat secara sembunyi-sembunyi.”
“Apa yang membutakan matamu?”
“Shalat diwaktu sahur (menjelang Shubuh.”
“Apa yang memukul kepalamu?”
“Memperbanyak shalat berjamaah.”
“Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”
“Siapa manusia yang paling sengsara (celaka)
menurutmu?”
“Orang kikir/pelit.”
“Siapa yang paling menyita pekerjaanmu (menyibukkanmu)?”
“Majelis-majelis ulama.”
“Bagaimana kamu makan?”
“Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”
“Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika
panas?”
“Dibalik kuku-kuku manusia.”
“Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada
Allah?”
“Sepuluh perkara.”
“Apa itu, wahai terlaknat?”
bersambung | ke Bag. 3
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 04, 2012
0 comments:
Post a Comment
Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.