ujungkelingking | dari Bag. 2
“Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada
Allah?”
“Sepuluh perkara.”
“Apa itu, wahai terlaknat?”
Iblis lalu menjawab:
“Satu,
aku minta kepada-Nya agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam
harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud firman Allah:
“Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki
dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan
tipuan belaka.”
(QS. 17:64)
Dua, setiap harta yang
tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan
makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan
perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Tiga, setiap orang yang
tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuh dengan
istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang
mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan
maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah:
“… dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki…”
(QS.
17:64)
Empat, aku memohon
kepada-Nya agar punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi.
Enam, aku memohon agar
punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku.
Tujuh, aku memohon agar
punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku.
Delapan, aku memohon agar punya
tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.
Sembilan, aku memohon agar
punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan,
Sepuluh, aku memohon agar memiliki
teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaqkan harta kekayaannya untuk
kemaksiyatan adalah teman dekatku. Ia (Iblis,
pen) kemudian membaca ayat:
“Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Rabbnya.”
(QS.
17:27)
Rasulullah berkata, “Andaikata tidak setiap apa
yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak
akan membenarkanmu.”
Lalu Iblis meneruskan, “Wahai Muhammad, aku memohon
kepada Allah agar aku bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat
melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah
mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara
bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman
kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya aku merasa
senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan
mengikutiku sampai hari kiamat.
Aku memiliki anak yang kuberi nama Atamah. Ia akan kencing di telinga
seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak
karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Aku juga punya anak yang kuberi nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba
melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya
tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia
sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan
dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab, setiap
ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Aku punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata
semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang
memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur tidak dapat
mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak
akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.
Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada
syaithan (kedua anakku) yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging
yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang
melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, “Keluarkan
tanganmu,”. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu
kelihatan nodanya.
Wahai Muhammad, sebenarnya aku tidak dapat menyesatkan sedikitpun,
akan tetapi hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata aku memiliki hak dan
kemampuan untuk menyesatkan, tentu aku tidak akan membiarkan segelintir
manusiapun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang
yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak
memberikan hidayah sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah
seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak
dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir orangpun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah (argumentasi)
Tuhan terhadap makhluqNya. Sementara aku hanyalah menjadi sebab celakanya orang
yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia
dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut
ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh
Allah sejak dalam perut ibunya.
Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam membacakan firman dalam surah Hud:
“Jikalau
Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat,”
(QS.
11:118)
“Kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan. Sesungguhnya Aku akan
memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”
(QS.
11:119)
dilanjutkan dengan:
“Tidak
ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah
baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada
nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku.”
(QS.
33:38)
Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis,
“Wahai Abu Murrah, apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada
Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga?”
Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, ketentuan
telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini
hingga hari kiamat nanti. Maka, Maha Suci Tuhan yang telah menjadikanmu sebagai
tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia telah memilih dan mengkhususkan
dirimu. Sementara Dia telah menjadikanku sebagai tuan orang-orang yang celaka
dan khatib para penduduk neraka. Aku adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini
adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang
sejujurnya.”
Semoga kita mampu menjaga diri dan orang-orang di sekitar kita dari godaan Iblis dan anak keturunannya.
Bismillah...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 04, 2012
0 comments:
Post a Comment
Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.