ujungkelingking - Hadits yang akan saya sampaikan berikut ini
saya share dari postingan salah
seorang Kompasianer. Dan karena hadits ini cukup panjang, maka saya membaginya
dalam tiga bagian. Semoga dapat menjadi renungan dan semakin meningkatkan Islam
dan Iman kita semua. Amin…
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal radhiallahu
anhu dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhu, ia berkata: “Kami bersama Rasululah shallallahu
alaihi wa salaam berada di rumah seorang sahabat dari golongan
Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar,
“Wahai para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”
Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam bertanya
kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”
Rasulullah berkata, “Dia adalah Iblis yang
terkutuk. Semoga Allah senantiasa melaknatnya”.
Umar bin Khattab radhiallahu anhu berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau
mengijinkanku untuk membunuhnya?”
Nabi shallallahu
alaihi wa salaam berkata pelan, “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau
tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu
yang ditentukan (hari kiamat). Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena
ia sedang diperintahkan Allah subhanahu
wa ta’ala. Pahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia
sampaikan kepada kalian!”
Ibnu Abbas berkata: “Maka dibukalah pintu,
kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang
sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai
rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya memanjang
terbelah ke atas, tidak kesamping, kepalanya seperti kepala gajah yang sangat
besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya
seperti bibir macan/kerbau.
Dia berkata, “Assalamu ‘alaika ya Muhammad,
assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin (salam untuk kalian semua wahai
golongan muslimin)”
Nabi menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (keselamatan
hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala),
wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada
kami. Apa keperluanmu wahai Iblis?"
Iblis berkata, “Wahai Muhammad, aku datang
bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa.”
Nabi shallallahu
alaihi wa salaam berkata, “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini,
wahai terlaknat?”
Iblis berkata, “Aku didatangi oleh seorang
malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepadaku: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menyuruhmu untuk
datang kepada Muhammad shallallahu alaihi
wa salaam dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu
kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam,
bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur
apa saja yang ditanyakan kepadamu. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong
sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang
dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”.
Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu
sebagaimana aku diperintah.
Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan.
Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya
musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih
berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku atas apa yang menimpa diriku”.
Rasulullah kemudian mulai bertanya, “Jika kamu
jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”.
Iblis menjawab, “Engkau wahai Muhammad, engkau
adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang
mengikuti agamamu.”
“Siapa lagi yang kamu benci?”
“Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya
kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang Alim dan Wara (menjaga diri dari yang syubhat)
yang saya tahu, lagi penyabar.”
“Lalu, siapa lagi?”
“Orang yang terus menerus menjaga diri dalam
keadaan suci dari kotoran (menjaga wudlu)”
“Lalu, siapa lagi?”
“Orang miskin (fakir) yang sabar, yang tidak
menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”
“Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”
“Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh-kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak
memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”
“Lalu, siapa lagi?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
“Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya
pada tempat yang halal.”
“Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan
shalat?”
“Aku merasa panas dan gemetar.”
“Kenapa, wahai terlaknat?”
“Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud
kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.”
“Jika mereka shaum?”
“Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.”
“Jika mereka menunaikan haji?”
“Saya menjadi gila.”
“Jika mereka membaca Al-Qur’an?”
“Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api.”
“Jika mereka berzakat?”
“Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil
gergaji/kapak dan memotongku menjadi dua.”
“Mengapa begitu, wahai Abu Murrah (julukan untuk Iblis, pen)?”
“Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat
itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang
yang berzakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya
sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Keempat, dengan zakat,
Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya.”
“Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”
“Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah saja dia
tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam?”
“Apa pendapatmu tentang Umar?”
“Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali
aku lari darinya.”
“Apa pendapatmu tentang Utsman?”
“Aku malu dengan orang yang para malaikat saja
malu kepadanya.”
“Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib?”
“Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak
pernah bertemu dengannya, dan kemudian ia meninggalkanku dan aku
meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.”
Rasulullah kemudian berkata, “Segala puji hanya
bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari
kiamat.”
Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad,
“Hay-hata hay-hata (tidak mungkin, tidak mungkin). Mana bisa umatmu bahagia
sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat? Bagaimana kamu senang
dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah,
daging, sedangkan mereka tidak melihatku? Demi Tuhan yang menciptakanku dan
membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan, akan aku sesatkan mereka
semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang
melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis
(ikhlas).”
“Siapa orang yang mukhlis itu menurutmu?”
bersambung | ke bag. 2
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 04, 2012
0 comments:
Post a Comment
Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.