Monday, November 18, 2013

ujungkelingking - Setengah lima teng! saya sudah turun lift menuju parkiran. Istilah di tempat saya bukan 'pulang', melainkan cuma "mindahin sepeda"... Iya, mindahin dari parkiran kantor ke rumah.

Sore itu saya memang berniat tiba di rumah lebih cepat karena saya berencana membawakan oleh-oleh kesukaan Zaki. Apalagi kalau bukan roti bakar selai blueberry. Makanan dari Bandung ini memang kegemarannya, tapi hanya yang selai blueberry. Dan karena Daffa sukanya yang coklat, biasanya saya beli satu buah dengan 2 rasa.

Pak Lani, nama penjual roti bakar langganan kami. Dari aksennya saya tahu kalau beliaunya asli Bandung. Sampai di sana adzan Maghrib sudah lama selesai. Ada satu orang yang sedang dilayani. Kebetulan hanya Bu Lani yang ada, dan beliau melayani dengan sangat cekatan. Segera setelah orang tersebut pergi, beliau dengan sigap membuatkan pesanan saya.

Tapi kalau hanya menceritakan tentang roti bakar, rasanya atau cara membuatnya tentu blog lain sudah banyak yang menuliskannya. Yang akan saya ceritakan di sini adalah bahwa ada hal menarik yang saya kagumi dari beliau berdua ini.

Ketika pesanan saya baru setengah jadi, datang seorang laki-laki hendak membeli roti bakar juga. Namun jawaban dari ibu ini sungguh di luar dugaan saya,

"Maaf ya, Pak. Ini mau saya tinggal shalat dulu,"

Laki-laki tadi tentu saja heran. Ibu ini lalu menyambung, "Iya, (shalatnya) sudah telat."

Gantian saya yang bengong. Pantesan tadi bikin roti bakarnya cepet banget... Rupanya beliau takut tertinggal waktu shalat. Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa beliau menolak rejeki, padahal bukankah itu yang beliau cari?

Dan bukan hanya laki-laki tadi yang beliau tolak. Ketika saya sedang membayar roti bakar yang sudah siap dibungkus, datang seorang gadis hendak membeli juga. Dan jawaban yang sama diterima gadis tersebut.

Ketika saya pergi, saya sempat melihat Bu Lani dengan sepeda anginnya berangkat ke masjid yang lokasinya berada di blok lain. Artinya, beliau tidak bisa mengawasi rombongnya dari masjid. Dan memang rombongnya dibiarkan seperti itu saja, padahal di sekitar situ tidak ada penjual lain yang bisa dimintai tolong untuk menjaga rombongnya.

Lain waktu, saya juga pernah membeli roti bakar beliau. Namun, yang ada hanya rombongnya dan perlengkapan-perlengkapannya. Orangnya tidak kelihatan. Setelah saya tunggu agak lama, ternyata beliaunya baru datang dari masjid. Subhanallah...

***

Cerita-cerita semacam ini pasti banyak bertebaran di sekitar kita. Namun, dari banyaknya cerita-cerita itu, mana yang bisa menggugah kesadaran kita?

Seharian kita berjibaku mencari rejeki-Nya, namun ketika Dia memanggil, kita malah enggan memenuhinya. Bagi saya, Bapak dan Ibu Lani adalah contoh orang-orang yang benar-benar mengutamakan kepentingan-Nya dan bukan kepentingan diri.

Jika dari cerita-cerita yang banyak itu ada yang sanggup membuat kita tersentuh, maka bersyukurlah, karena itu adalah tanda bahwa hati kita masih hidup. Namun, bila tidak... wallahu a'lam bi 's-shawab.

Mudah-mudahan keberkahan dan rejeki yang banyak senantiasa tercurahkan kepada orang-orang yang mampu ikhlas dan bertawakkal kepada-Nya.

Berikut ini adalah hadits yang dibawakan juga oleh imam An-Nawawi dalam Bab: Iman dan Tunduk pada Takdir, semoga bisa memotivasi kita.


وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

"Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, jangan engkau menjadi lemah."
[Kitabu 'l-Qadar, Muslim: 47]


*ditulis sebagai pengingat diri sendiri
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, November 18, 2013
Categories:

50 comments:

  1. gerobaknya ditinggalkan tanpa ada yang mengawasi...?
    si ibu penjual YAKIN ada Tuhan yang akan menjaganya

    memang seperti itu yang seharusnya
    menomorsatukan Tuhan.......

    ReplyDelete
    Replies
    1. yakin bahwa kl kita bersusah2 melaksanakan perintah-Nya, Dia tidak akan tinggal diam...

      Delete
    2. dan percaya pada yang di atas ya mas

      Delete
  2. dia sudah yakin alias percaya bahwa barang dan dirinya selalu dijaga oleh Allah. luar biasa, sedikit sekali, mungkin kata bapak saya mungkin 1 dari seribu orang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagi saya, itu ikhlas. "ah, cuma gerobak sama roti aja, kok..."

      Delete
  3. yang saya tangkep dengan ketakutan akan siksa tuhan maka akan menjadikan orang bertakwa
    takwa sendiri menhasilkan orang yang rajin dan disiplin
    maaf kalo salah :d

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sendiri bukan dalam tingkat menilai benar atau salah... namun dlm benak saya, taqwa yg lahir krna "kebutuhan" lebih baik drpd yg muncul krn "ketakutan akan siksa", meski kedua2nya tdk salah.

      Delete
  4. kalau beribadah takut karena siksa itu juga boleh, cuma maqomnya beda dengan ibadah karena kebutuhan apalagi cinta kepada Sang Pencipta

    ReplyDelete
    Replies
    1. tumben saya menyetujui komentarnya kang agus....
      #aneh...;o)

      Delete
  5. contoh bapak dan ibu lani itu memang cukup banyak disekitar kita, tapi biasanya dari cerita yang dibaca dibloglah yang kemudian sering menyadarkan saya.....ups?!..komentarnya saya tinggalin dulu ya kang, saya belomsholat dzuhur nih.....kalau mau diteruskan komentar saya ini dipersilahkan menulis sendiri ya kang....;o)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kl saya masih belum bisa, kang... malah lebih sering telatnya drpd tepat waktunya...

      Delete
    2. kang lembu memang teladan yang baik

      Delete
    3. kalo saya telatan... *mringis

      Delete
    4. asal jangan di depan zaki dan dafa aja mas..hehehe

      Delete
    5. asal jangan telat memenuhi kewajiban sama nyonya Pri, kalau tidak ingin dingambeki hehe...

      Delete
    6. Wah, kl yg itu gk mungkin telat deh Pak Arif.. on time, anytime :P :P

      Delete
  6. saya sukanya selai strawberry itupun harus tambah coklat :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau saya suka semuanya asal ada di meja tinggal ...lhaaaaap...aem...aem ..aem..

      Delete
    2. pokoknya yg 'Cap Ratu' ya mas Agus?.. Rasah tumbas.... :P

      Delete
  7. sungguh suatu pembelajaran yang patut ditiru mas, seorang pedagang rela mmeninggalkan rombongnya untuk menunaikan kewajiban nya, walaupun tidak ada yang menjaga beliau yakin bahwa Allah akan menjaga dagangannya, SUBHANALLAH

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah2n kita bisa belajar dr beliau berdua.

      Delete
    2. AMI..........................N, mudah mudahan mas

      Delete
  8. subhanallah,,,,,,,
    mudah2an kita bisa seperti beliau

    ReplyDelete
  9. super sekali ceritanya mas, disini bisa banyak ibroh yang saya dapatkan...trims

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, mudah2n yg menulis pun bisa melaksanakannya...

      Delete
  10. ikhlas dan tawakal
    dunia benar-benar tidak menjadi berhala dan budaknya bagi bu Lani
    smoga bisa mnerapkan tauladan beliau

    ReplyDelete
  11. semoga kisah ini menjadi ikhtibar (pelajaran) kepada kita.. seimbangkan hal dunia dan akhirat.. usah terlalu mengejar dunia hingga mengabaikan akhirat..

    ReplyDelete
  12. coba kalau semua pedagang di negeri kita begitu ya. Nggak usah jauh-jauh sholat 5 waktu, sholat jum'at aja paling nggak kegiatan berdagang harus dihentikan.

    ReplyDelete
  13. :-) waaa salut deh
    salam kenal Sist... mampir ke blog aku ya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya mah cowok tulen, mbak... h-hii... oke deh nt mampir ke sana...

      Delete
  14. subhanallah, mudah mudahan sayah bisa seperti itu mas...

    ReplyDelete
  15. menarik sekali ceritanya mas,,, tapi akhirnya saya jadi kepingin roti bakar, hehehe :)

    ReplyDelete
  16. semoga cerita diatas menyadarkan kita semua. mana yang didahulukan dan mana yang harus di tinggalkan.

    kebanyakan orang pasti bilang tanggung kalau di tinggal, mumpung ada pembeli..:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya mmg spt itu, mas. tanggung, bentar lagi... eh, lalu ada pembeli lagi, bentar lagi... lalu ada lagi... giliran senggang waktunya udh telat... :'(

      Delete
  17. Intinya berdoa dan berusaha ya sahabat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, namun usaha itu harus ttap dg mengikuti aturan-Nya. bila tidak, hanya akan sia-sia belaka.

      #sok_bijak

      Delete
  18. jarang sekali menemukan orang seperti itu ya mas, tidak ada kegiatan apa-apa saja enggan bukan main saat panggilan solat berkumandangan, astaughfirullah

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebanyakan spt itu, pak. sayangnya, saya pun masih demikian :'(

      Delete
  19. Seharusnya memang begitu ya.. InsyaAllah rezeki nya akan berkah

    ReplyDelete
  20. mas Pri, tolong dong postingannya dikasih tombol G+1 agar kita-kita bisa ngasih penghargaan tuk postingan yang benar-benar bagus seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tp, mas kyknya bisa pk tombol "Share" di atas deh,

      (saya kok susah pasang tombol +1 nya?)

      Delete
    2. betul tuh mas kata mas Budy... pakai tombol G plus

      Delete
    3. iya, mang. sudah tergantikan sma tombol "Share" yg dibawah postingan. Tinggal share ke Google+, itu sm dg ngasih +1.

      Delete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!