ujungkelingking - Barang kali kita sering mendengar hadits yang menceritakan tentang seseorang yang bertanya kepada Rasulullah tentang dosa apa yang paling besar?
Dan jawaban Rasulullah adalah: “Engkau menjadikan tandingan bagi Allah, sedangkan hanya Dia yang menciptakanmu.”
Dan jawaban Rasulullah adalah: “Engkau menjadikan tandingan bagi Allah, sedangkan hanya Dia yang menciptakanmu.”
Yang dimaksud oleh hadits itu adalah الشِركُ (Syirik). Karena syirik punya dampak yang tidak main-main bagi pelakunya. Syirik akan mengeluarkan pelakunya dari keimanan dan keislaman, yang berarti akan menghapus semua pahalanya dan –tentu- mengekalkannya di Neraka. Naudzubillah min dzalik.
Sebenarnya syirik itu apa?
Menurut definisi yang saya anggap paling singkat dan paling mewakili adalah, 'mempertujukan semua ibadah kepada selain Allah'.
Sedangkan definisi ibadah itu sendiri, menurut definisi yang paling populer, adalah 'semua hal yang dicintai dan diridhai Allah'.
Sementara yang dimaksud dengan semua hal adalah 'segala perbuatan atau perkataan. Baik yang terlihat ataupun yang tidak'.
Dari jawaban Rasulullah di atas, logika kita, kalau hanya Allah saja yang menciptakan kita, kenapa kita harus repot-repot menyembah selain Dia? Itulah yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah dulu. Mereka percaya bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka, bahwa Allah yang menciptakan langit-bumi serta isinya. Mereka juga yakin kalau Allah sajalah yang memberikan mereka rezeki. Tapi mereka menyembah tandingan-tandingan Allah yang mereka buat sendiri.
Pemikiran mereka tentu tak jauh beda dengan pemikiran jaman sekarang yang –secara tak sadar- banyak dipengaruhi kesyirikan-kesyirikan. Mereka akan mengatakan bahwa kalau kita hendak bertemu seorang Presiden, misalnya, maka tidak bisa serta-merta kita menemui beliau. Terlebih dahulu kita akan bertemu dengan protokol-protokol, pengawal-pengawal istana, wakil-wakil beliau. Baru pada akhirnya kita bisa menemui beliau. Begitu juga saat kita menemui Allah dalam beribadah, harus ada perantara-perantara antara kita dan Allah, yang biasanya berupa orang-orang sholeh yang sudah meninggal, batu, jimat, dsb. Padahal inilah salah satu bentuk kesyirikan dan kebodohan yang paling nyata.
Bukankah mereka yakin kalau orang-orang yang sudah meninggal itu tidak akan mungkin bisa menolong mereka, bahkan dalam hal yang paling sepele sekalipun? Dan yang lebih parah lagi adalah mereka telah berani menyamakan Allah dengan makhluk!
Menurut definisi yang saya anggap paling singkat dan paling mewakili adalah, 'mempertujukan semua ibadah kepada selain Allah'.
Sedangkan definisi ibadah itu sendiri, menurut definisi yang paling populer, adalah 'semua hal yang dicintai dan diridhai Allah'.
Sementara yang dimaksud dengan semua hal adalah 'segala perbuatan atau perkataan. Baik yang terlihat ataupun yang tidak'.
Dari jawaban Rasulullah di atas, logika kita, kalau hanya Allah saja yang menciptakan kita, kenapa kita harus repot-repot menyembah selain Dia? Itulah yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah dulu. Mereka percaya bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka, bahwa Allah yang menciptakan langit-bumi serta isinya. Mereka juga yakin kalau Allah sajalah yang memberikan mereka rezeki. Tapi mereka menyembah tandingan-tandingan Allah yang mereka buat sendiri.
Pemikiran mereka tentu tak jauh beda dengan pemikiran jaman sekarang yang –secara tak sadar- banyak dipengaruhi kesyirikan-kesyirikan. Mereka akan mengatakan bahwa kalau kita hendak bertemu seorang Presiden, misalnya, maka tidak bisa serta-merta kita menemui beliau. Terlebih dahulu kita akan bertemu dengan protokol-protokol, pengawal-pengawal istana, wakil-wakil beliau. Baru pada akhirnya kita bisa menemui beliau. Begitu juga saat kita menemui Allah dalam beribadah, harus ada perantara-perantara antara kita dan Allah, yang biasanya berupa orang-orang sholeh yang sudah meninggal, batu, jimat, dsb. Padahal inilah salah satu bentuk kesyirikan dan kebodohan yang paling nyata.
Bukankah mereka yakin kalau orang-orang yang sudah meninggal itu tidak akan mungkin bisa menolong mereka, bahkan dalam hal yang paling sepele sekalipun? Dan yang lebih parah lagi adalah mereka telah berani menyamakan Allah dengan makhluk!
ليس كمثلهِ شيءٌُ و هو سَميعٌُ بصيرٌُ
“Tidaklah (Allah) sama seperti sesuatu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”
Sebagai penutup tulisan ini, tentu kita masih hafal dengan bunyi syahadat yang sering kita lafadzkan:
اشهد انّ لا الٰه الاّ الله
"Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) selain Allah,"Esensinya berarti, semua harus ditujukan kepada Allah. Menyimpang dari ini, maka itulah yang dinamakan syirik.
و اشهد انّ محمّد الرسول الله
"Dan aku bersaksai bahwa Muhammad adalah utusan Allah."Berarti semua ibadah haruslah berdasarkan tuntunan beliau. Keluar dari ini, maka itulah yang dinamakan bid’ah.
Wallahu a’lam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, February 28, 2011
0 comments:
Post a Comment
Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.