ujungkelingking - Di musim penghujan seperti saat sekarang ini banyak bermunculan laron-laron. Biasanya pada malam hari sebelum turun hujan. Serangga yang satu ini menyukai cahaya terang. Maka tak heran mereka banyak berkumpul di bawah sinar lampu jalanan atau lampu rumah penduduk.
Keberadaan serangga ini memang seringkali dirasa cukup mengganggu. Namun tidak sedikit pula yang menunggu-nunggu datangnya "serbuan" laron-laron ini. Dulu, ketika masih ngenger (tinggal) di panti asuhan, kami suka sekali mengumpulkan laron-laron ini. Tujuannya tentu saja untuk dibuat camilan gurih bernama keripik laron. Tapi sebenarnya kalau diminta memilih, saya lebih suka keripik jangkerik daripada keripik laron ini, meski rasanya tidak terlalu jauh berbeda.
Untuk menangkap laron-laron ini caranya juga cukup mudah. Kita tinggal menyiapkan sebuah ember (usahakan yang berwarna gelap), lalu diisi air kemudian diletakkan di bawah sorot lampu. Nantinya, air yang berada di dalam ember akan memantulkan cahaya dari lampu yang berada di atasnya. Laron-laron yang memang suka terhadap cahaya akan tertarik untuk mendekatinya. Namun, bukannya sampai pada cahaya yang diinginkannya, mereka justru akan terjebak di air yang ada di dalam ember.
***
Agama mengajarkan bahwa kemegahan dunia ini semu. Apa yang tampak indah dan mewah sekarang, pada akhirnya bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.
Laron-laron itu mengajarkan kita satu hal, jangan tertipu oleh nisbinya dunia. Memang tampak menarik kelihatannya, namun dia bisa menjebak kita. Memperangkap kita dalam kehambaan terhadap materi yang ujung-ujungnya hanya akan menghinakan diri kita.
Saya bukanlah orang yang sudah sangat paham asam-garam kehidupan. Namun, dari laron-laron itu kita diajari agar bijak menyikapi dunia. Kita memang butuh dunia, namun hanya untuk mendukung sesuatu yang lebih penting dari itu. Sesuatu yang dimana kita akan menuju pada akhirnya. Ada yang menyebutnya purpose of life, sebagian lain menamakannya keabadian.
Satu lagi tentang laron. Binatang ini hanya hidup dalam semalam.
Begitupun manusia. Secara default, usia manusia ada pada rentang 60-70 tahun. Anggap saja usia kematangan (mulai mampu berpikir) seseorang dimulai saat usia 17-20 tahun, artinya kita punya 43-50 tahun waktu yang bisa kita manfaatkan. Lalu jika dikurangi jam tidur kita (yang menghabiskan sepertiga dari umur kita), maka hanya akan tersisa 14-16 tahun saja waktu produktif kita. Belum lagi tahun-tahun yang kita habiskan hanya untuk berhura-hura.
Lalu dari waktu yang tersisa itu, apa yang sudah kita lakukan untuk mempersiapkan diri?
*ditulis sesaat setelah makan wader penyet di warung pinggir kali, belakang kantor.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, December 11, 2013
saya kira ember yang berisi air itu cuma untuk njagani mencloknya laron di air, ternyata itu perangkap toh.
ReplyDeletedan pelajarang berharga daari seorang ustad keren satu ini, hidup memang pendek sependek hidupnya laron, bekal apa saja yang saya peroleh belum mampu rasanya untuk menjalani kehidupan kelak.
saya mau membantah apalagi lha wong artikelnya bagus gini,
*sambit remote...wes gak usah manggil ustadz toh, lha wong saya ini "abituren" kok (gak sampe lulus), istilah kerennya Drop Out.
Deletekebetulan tadi inspirasinya liat lalat yang berseliwearn di warung, mknya yg punya warung masangi pk lilin.
dari bahasan cerita kripik laron menuju ke bahasan ilmu kehidupan
Delete2 jempol keatas dah
kl jempol ada 3 yg satu punya siapa, coba?
DeleteOleh karena itu, sebelum kita menutup mata untuk selamanya.
DeleteMari kita banyak berbuat kebaikan.
Do More for Indonesia. .:)
wuaa.. keripik laron dan keripik jangkrik??? saya belum pernah nyoba dan ga minat buat nyoba mas,hehehe
ReplyDeletebaca artikel ini merenung sebentar mas.. pengingat kehidupan..
iya, merenungnya jgn lama2 entar kesambit. :P
Deletecuma sebentar mas,soalnya pas merenung ngebayangin keripik jangkrik,,hiiiiii :D
Deletepernah coba keripik bekicot?
Deletewaduh, dengernya baru kali ini... kyknya serem, mas.
DeleteWahhh kerennn Nihh kata katanya sungguh sangatt bikaj sekali :D
ReplyDeleteKl sering kumpul sama org2 tua (mas Cilembu, mas Agus, mas wongcrewchild, mas mud, mang yono) di sini pastilah ketularan bijak... h-hee,
Deleteralat: bukan mas mud, tp mas mus djono mestinya.
DeleteWahhh masa pak ?? haha yaudah deh saya bakalan sering sering nongkrong disini biar ketularan bijak hihi :D
DeleteJadi teringat sebuah lagu Myskat yang tak pernah lepas dari Hp saya :)
ReplyDeleteNih dia....
Judulnya: Myskat
Allah nur langit dan bumi
cahayanya bagaikan myskat
wadahnya pelita nurun ala nur
cahaya di atas cahaya
gelap selimut kami
sepi sunyi pagut kami
rindukan cahaya
pancaran cinta
darimu kekasih abadi
kami laron laron kecil
terbang dari relung relung
gelap kehidupan menuju myskat
pelita cahya illahi
bakar sayap sayap kami
jadi satu nyala api
tenggelamkan diri
samudera fana'
fila ila ha ilallah
kami hadapkan Muhammad
rembulan mentari suci
bersama A'immah kami ayun langkah
dijalan cinta sejati
Nice post mas Pri :)
lagu melayu kah?
DeleteMyskat itu apa ya ??? :)
Deletebahkan prilaku laron pun bisa mengajarkan kita tentang kehidupan ya pak...lautan ilmu memang tiada berbatas dan kita bisa mempelajari dan mendapat berbagai hikmah dari kejadian apapun. Terima kasih pak telah share renungan tentang laron ini...
ReplyDeleteilmu manusia itu cuma setetes dr samuderanya ilmu Allah. syukur2 jika manusia bisa mengambil pelajarannya.
Deletekalau membicarakan tentang umur...saya malu, malu sekali...rasanya sudah banyak banget waktu yang saya sia-siakan begitu saja...padahal kalau mengingat umur...kayaknya baru kemarin tahun 2012...sekarang sudah hampir sampai ke 2014...ngapain saja saya...how fast time goes by...
ReplyDeletelah samaaa... mngkanya artikel ini masuk label RENUNGAN, bt renungan bg saya.
Deleteiya nih... umur saya udah 33 tahun...... ada yg lebih tua dari saya nggak disini?
Deletegak ada, mas. Sampeyan yg paling udzur disini... ^_^
DeleteDalam setiap mahkluk pasti mengajarkan memaknai hidup apapn itu hanya saja terkadang manusia sendiri tidak bisa menghargai waktu yang diberi
ReplyDeletepdhl ayatnya jelas, jika hari ini SAMA dg hari kemarin, artinya orang itu rugi. :'(
Deletewadere mengini tenan, nang ngendi kui sam..
ReplyDeletedepan rumah hampir tiap malem berjibun laron2, rupanya menjadi gambaran kehidupan, satu perumpaman yang mendalam untuk diresapi...semoga bisa memanfaat kan hidup yg fana ini.
satu sisi saya salut sama laron, hanya untuk mengejar cahaya dia berani mati
jika benar-benar "cahaya" yg dikejarnya, itu bagus, tp jika hanya "pantulannya", alangkah menyedihkannya, mas.
Delete*wader' jiannn maknyuss tenann... murah sisan. :)
wader pari opo wader calone bader ?
Deletewah gak tau, mas. ya, kl mas Agus mau nraktir saya nt tak tanyakan ke penjualnya... ^_^
DeleteWader pari podo ora kambeh Wader Pitak Mas Wong
Deleteeeh ada Mas Agus. Mas Fri Larone ning Aku mah raono
Kalau lalat Masya Allah sangat berjibun. kaya macet sembako :-d
iso di gae peyek lalere mas saud, dijamin ra enak
Deletewah klo mas agus mau nraktir ajakin saya mas pri ..:)
warunge nang bangil po?
@Saud: bikin sate laler, h-hiii...
Delete@wongcrewchild: kerjaan di sby, kantor saya tiap hari dilewati tok sama mas Agus :)
kekeke..sate laler kan hanya istialah saja, itu lho sate yang isinya kecil kecil biar cepat kaya penjualnya.
Deletelha tempat kerjane mas pri dimana lhooo?
Sssttt, jgn rame2... kl sampeyan lewat jln A. Yani, gedung apa yg langsung terlintas di pikiran mas Agus?
Deletemakasih sudah mengingatkan tuk memersiapkan diri,,,
ReplyDeleteasyeek terlena dengan dunia aja
belum pernah makan kripik laron maupun jangkrik mas,,,,
mw jga dikirimin
tp kl belum terbiasa bisa alergi loh, May. org sini bilangnya 'biduren'.
DeleteFilosofi yang menarik :)
ReplyDeletedulu saya sering nangkap laron buat umpan mancing :D
h-hee, penghobi mancing rupanya. ktnya orong-orong juga bagus, mas.
Deleteyang saya lakukan ngeblog mas bro? hehe...substansinya mirip dengan lagunya Ebit yang berjudul mumpung masih ada waktu...
ReplyDeleteWah, saya suka lagu2nya Ebiet, mas. Cuma ndak terlalu hafal... lah nadanya hampir sama semua, h-hee...
Deleteada suaranya juga kan ya ?
DeleteKl saya yg nyanyi suarane langsung ndlesep... *diisin-isin ambek tengu
Deletelaron itu dipanggil kelkatu di malaysia.. ia selalu digunakan sebagai umpan untuk memancing ikan..
ReplyDeleteternyata ada pengajaran yang boleh diambil dari laron ya, ia mengingatkan kita supaya tidak tertipu dengan dunia yang kelihatan indah di pandangan mata..
banyak pelajaran di dunia ini, hanya seringkali luput dr pandangan mata.
Deletebenar itu.. seharusnya kejadian yang berlaku dalam alam ini menjadi pelajaran kepada kita untuk memperbaiki diri..
Deletefilosifi yang sangat menarik ;)
ReplyDeleteTrims, mbak Dwi.
DeleteSelamat sore Mas Fri kalau di G+ Dah jadi temen kalau di blog
ReplyDeleteSaya baru mampir soalnya Mas Fri ada di daftar teman Google +
Jadinya salam kenal di Blog deh. artikelnya sangat mendidik
Tidak ada kata jiplak dan tiru Artikel Mas Fri ini sangat membimbing
o yah kalau di khabulkan saya ijin follow blog nya Ya Mas agar
saling berbagi kebaikan dan bersilaturahim dalam blogging terima kasih
Follow blog Mas Fri sudah succesful terima kasih
DeleteAtas kerja sama sebelumnya Mas salam Hormat selalu :)
ok. folbek sukses. trims ya.
DeleteLaron keluar untuk migrasi yang berhasil akan menjadi ratu koloni rayap yang tubuh seperti ulat putih penuh lemak berkepala Laron, namun kenyataan hanya sedikit sekali yang berhasil, hampir semua laron yang keluar mati dimangsa burung, kelelawar, cicak, kadal, semut dan banyak lagi binatang. Melihat hidup laron teringat sabda Nabi SAW Orang yang masukaurga hanyalah ibarat sehelai bulu putih pada sapi jantan yang berbulu hitam.
ReplyDeletehanya sedikit sekali ya, mas... :'(
Deletekalo pas musim laron semuanya masuk ke rumah sangat mengganggu kegiatan ngeblog ya kang, hehehe :)
ReplyDeletemangkanya, dikumpulin, trus dibikin keripik... trus lanjutin ngeblog h-hee...
Deletehabis ngeblog jangan lupa matikan komputer ya, hemat listrik
Deletekl sdh gelap, trs ngapain, mas?
DeleteBayangkan bila saja kita hidup hanya lebih lama sedikit dari laron yaaa,..
ReplyDeletetentu tak ada yg dapat kita sombongkan,..
nice.
salam, thanks,.. :)
Krn kesombongan itu bkn pakaiannya Tuhan, tak pantas manusia memakainya.
DeleteMusim laron, kalo di kampung pagi-paginya lantai rumah udah dipenuhi sayap-sayap mereka dan tubuhnya yang bergerak-gerak.
ReplyDeleteDunia memang menjebak, kita hanya perlu memfokuskan dunia untuk akhirat. Tapi tidak mudah.
Saling mengingatkan saja, mas. Bukankah itu yg diperintahkan? :)
Deletemas mas.. tolong wader penyetnya dikirim ke rumah saya 1 porsi ya.. makasih sebelumnya.
ReplyDelete#nunggu wader penyet datang
wadernya dah habis tinggal piringnya doangan... sampeyan kebagian cu-pir... (cuci piring), :D
Deletekunjungan perdana nih sob,
ReplyDeleteuntuk menjalin silaturahmi antar blog, saya ijin follow blognya dan jika berkenaan follback blog saya ya sob
siap! langsung ke tekape. ^_^
Deletebenar sekali, terkadang kita bersikap bagai laron-laron, tergoda oleh kemilau dunia ,hingga akhirnya terperangkap dalam gemerlap duniawi dan melupakan akhirat
ReplyDeleteitu yg seharusnya kita waspadai, dunia itu penting sekaligus tdk penting. Nah lho?
Deletekalau dipikir pikir bener banget ya, laron itu hanya menikmati bisa terbang hanya sebentar. begitu muncul sudah dihadang ayam, kadal, kodok dan teman-temannya. seumpama bisa sampai terbang di atas sudah ditunggu burung dan kampret, yang agak beruntung sedikit terbang lebih jauh sampai jalan raya ketabrak mobil. hidup memanglah hanya sesaat :)
ReplyDeletekarena itu harus dimanfaatkan sebaik2nya :)
Deleteyg seringkali kita hanya lupa...
DeleteHarusnya kita bisa seperti mas pri.. mengambil ibroh dari kehidupan yang ada... dengan adanya peninggalan sejarah, tujuannya juga agar kita bisa mengambil ibroh dari semua itu agar bisa hidup lebih baik...
ReplyDeletesetuju saya... :)
DeleteDan mereka yg tdk mau belajar dr sejarah, terpaksa akan mengulanginya...
Deletesedih karu harus menjawab pertanyaan di atas... Apa yang sudah ku lakukan ? belum ada :(
ReplyDeletepertanyaan yg sama utk saya juga, kang.
Deletedi dunia itu banyak jebakan ya, jebakan cobaan, ya kita harus pandai dan siap untuk menghadapinya...
ReplyDeletesiap dan tahu bgmn cara kita menyelesaikannya, mas.
Deletebener mas pri.. saya setuju dengan maspri.. kalau saya sih masih ingusan dalam bicara hal kedupan mas. hehehe
ReplyDeletekl saya umbel'en... :)
Deletejadi laron itu d makan ya,bru aku tau rsax sperti apa ya
ReplyDelete