Thursday, November 28, 2013

ujungkelingking - Mungkin banyak yang belum pernah mendengar istilah NETTITUDE, meski saya yakin kita semua sudah melakukannya. Istilah ini tiba-tiba muncul begitu saja dan tidak jelas kapan istilah ini pertama kali diperkenalkan.

Istilah NETTITUDE terbentuk dari kata "netter's" dan "attitude". Arti mudahnya adalah etika atau kesopanan dalam ber-internet. Banyak sebetulnya yang bisa dijabarkan dari definisi ini. Namun agar tidak meluas, saya akan membatasi dalam hal berkomentar atau membalas komentar saja.

*Kang Cilembu, dan yang sealiran konslet lainnya diharap minggir.

Ada beberapa etika yang perlu dipatuhi oleh setiap netter atau blogger dalam hal berkomentar atau membalas komentar. Bukan masalah boleh atau tidak, namun etika adalah soal santun dan tidak santun.

Jangan menggunakan Capslock total

Huruf kapital bisa digunakan untuk menegaskan atau menjelaskan sesuatu yang amat penting, namun jangan serampangan menggunakannya.

Meski bagi sebagian orang penggunaan huruf besar ini lebih nyaman di mata, namun tidak begitu bagi pembaca yang lain. Penggunaan huruf kapital secara full bisa bermakna bahwa penulis komentar sedang marah besar. Dan jika orang lain mengira kita seorang yang pemarah, tentu tidak baik untuk hubungan selanjutnya.

Perhatikan ejaan dan tanda baca yang benar

Saya tidak menganjurkan kita harus perfeksionis. Namun dengan penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar bisa meminimalisir orang lain dari salah mengerti terhadap maksud kita. Jika harus menyingkat kata, gunakan singkatan yang umum sehingga orang lain pun paham.

Kita sadari bersama bahwa berhubungan di dunia maya tidak sama dengan di dunia nyata. Di dunia online, kita tidak bisa melihat ekspresi wajah ataupun intonasi suara orang yang berinteraksi dengan kita. Maka, satu-satunya petunjuk kita adalah deretan huruf-huruf yang membentuk kata itu. Jadi bila kita salah dalam penulisan bisa berakibat salah pula orang lain di dalam menilai kita.

Hindari mem-bully dan menyinggung agama dan golongan tertentu

Tentu berbeda perspektifnya bila kita sedang dalam diskusi tentang agama atau golongan. Namun, andai harus menyebut-pun hendaklah secara proporsional. Maksud saya, tidak perlu sebutan golongan atau agama tersebut diberi embel-embel yang menyinggung perasaan.

Berbeda pendapat itu lumrah. Hanya bagaimana kita menyatakannya dalam kata-kata, itu yang penting. Kalimat lembut dan sopan biasanya lebih bisa diterima daripada ungkapan yang sifatnya mendiskreditkan.

Hindari berkomentar singkat dan absurd

Nah, kalau yang ini sih saya banget h-hee...

Bila memungkinkan berkomentarlah dalam beberapa kalimat, dan sesuaikan dengan topik yang sedang dibahas. (Tentu tips yang terakhir ini tidak diperuntukkan bagi yang beraliran konslet dan dedengkot-dedengkotnya, h-hiii).

Hindari berkomentar misalnya, "Nice!", "Mantap!", dan sejenisnya, karena selain terlalu singkat juga tidak jelas apa maksud si komentator. Bila kita tidak paham dengan isi artikel namun ingin memberikan apresiasi terhadap tulisan tersebut, kita bisa menggunakan fungsi LIKE, +1 atau (kalau blog ini) bisa pakai tombol Share.

Semoga bermanfaat!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, November 28, 2013
Categories:

50 comments:

  1. saya setuuju dengan sopan santun dalam berkomentar...tpi kurang setuju dengan yang terakhir sendiri....Karena itu berarti MENYINDIR SAYAA... hehe :D

    ReplyDelete
  2. Waduh !! saya pernah berkomentar pendek seperti niche post, soalnya pengunjung blog saya juga komentarnya begitu, terpaksa deh balas komentarnya sama :D. Tapi kalau pengunjung yang berkomentar rapi, lumayan banyak, sesuai tema, pasti saya comentar balik yang seperti komentar tersebut.

    Sip, tips diatas bisa menambah ilmu lagi jika ingin berkomentar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak lagi sebenarnya yg bisa ditambahkan. Namun, yah cuman segitu yg nyantol di pikiran saya...

      Delete
    2. pasti nih saya kena dan kejaring di netitude itu deh..saya yakin sekali. hehehe

      Delete
    3. mas agus sensiiiiiiiiiiiiiiiiiii.........

      Delete
  3. Saya nyimak saja mas soalnya saya masih banyak belajar tentang sopan santun didunia online... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan ambil kursinya, mas. Di sebelah saya aja ya? :)

      Delete
    2. jualan? ato lgi demo? awas kena satpol pp

      Delete
    3. saya nyimak sambil mangut mngut sajah. Liatin dari luar demo maskannya

      Delete
  4. waduh gan
    itu udah baku semua kayaknya ya
    udah keq pelajaran bahsa indonesia yang baik dan benar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahaha, berarti saya bakat jd dosen donggg...

      Delete
  5. wah saya mulai sekarang harus berhati - hati nih, padahal saya suka komentar . mantabb... jempol, nah itu tuh mas, tombol Google+ nya gak ada, coba kalau ada saya tekan tombol itu... biar makin mantab..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wes, tombol yg lain aja, mang terserahhh.... asal jgn tombonya mas Rawins.. lagi "krisis" dia, nanti sensi.

      Delete
    2. wah, kalau udah masuk urusan sesepuh sesepuh kayak gini saya gak ikut ikut ah, mendingan minggir aja daripada kena omprengan hehehehe

      Delete
    3. Jangan, mas di sini aja nemenin saya... (kan saya masih belum sepuh) ^_^

      Delete
  6. Sangat bermanfaat pak Pri.
    Saya harus banyak belajar tentang NETTITUDE ini

    Terima kasih telah berbagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walah, saya juga masih sering kok komentar singkat. Lah mau ngomong banyak kok kyknya berbelit-belit malah.

      Trims sudah mampir.

      Delete
  7. padahal saya sering berhati-hati dalam berkomentar masih saja suka selengekan deh...
    saya kejaring razia nih

    ReplyDelete
  8. saya masih penasaran kenapa Mang Lembu dkk kena blacklist sama pak Pri? hadeuhh wkwkwkwk :D

    ReplyDelete
  9. hehehheehehe,,,,,
    konslet ya mas?

    memang sangat diperlukan dlm etika berkomentar,,,,,, mungkin anggapan kita biasa aja,,,, kan dah saling kenal tp kalau yg baru kenal? gak tahu jga gmana,,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah, mknya Kang Ci, dkk tak suruh minggir dulu biar gak kejaring sm artikel ini. Kl sdh kenal kyk mereka ndak masalah. br masalah kl kita baru menjalin pertemanan...

      Delete
  10. semua itu kita kembalikan ke sang admin blog. meskipun kita komen sesuai topik dan dengan ejaan yang baku tapi klo adminnya konslet ya tetep aja jawabannya mbleset....

    HUH !! kopi.. mana kopi saya? siapa yg ambil?!

    ReplyDelete
  11. nah lho...
    padahal semua yang tercantum diatas adalah kebiasaan aku..
    kepiye jal..?

    ReplyDelete
  12. saya sangat setuju mas.. apalagi yang ini "*Kang Cilembu, dan yang sealiran konslet lainnya diharap minggir." wekekekek...

    ReplyDelete
  13. Saya sih cuek saja orang didunia nyata saja pernah di bilang ujas ujush, apalagi di dumay walau ga bermaksud nyingung melukai perasaan atau sejenisnya namun terkadang tanpa sengaja kepleset kesana. Suruh minggir? nengah aja dah..

    ReplyDelete
  14. memang semuanya harus ada etika dan aturannya..apalg dalam berkomentar. Jgn hanya promosi atau hanya bilang BW, Ada baiknya baca lebih dahulu biar tahu harus berkomentar apa. Bukan begitu mas? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoi, setidaknya kita menghargai sebuah tulisan dg membacanya. setuju atau tidak, itu urusan nanti.

      Delete
  15. kalo saya pasti berkomentarnya elegant mas.. #pede :D

    ReplyDelete
  16. waduh... saya sudah mulai ketularan konslet para kpk lo mas.. gimana donk..?? hehehehe..

    yah begitulah manusia mas.. tentu maspri lebih tau sifat sifat manusi ketimbang saya..

    terkadang kita juga rada gimana gitu mau membalas kunjungan komentator yang singkat.. melihat komentar yang singkat kita jadi males membalasnya...

    nggak mungkin kan kita balas kunjungannya dan membalas juga dg komentar singkat.. aduhh kita bukan tipe orang seperti itu kan mas...?? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. singkatpun kl masih nyantol dg tema tulisan masih bs ditolelir lah, mas. Ada yg singkat... tp belom baca artikel...

      Delete
  17. nah ini dia yang sering biki saya tensi mas, soalnya saya cuma tamatan SD, jadi kurang piyawai kalau harus merangkai kata dengan benar, piye jajal ......?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mksdnya bukan merangkai kata, hanya bahasanya jangan sampai menimbulkan salah paham atau ambiguitas, getooo.

      Delete
  18. memang ada etikanya ya dalam komentar, kadang menemukan komentar yang tidak sesuai postingan kita tulis, apa yang dibahas, lain yang dikomentari. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. langsung komen tanpa dibaca terlebih dahulu itu.

      Delete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!