Thursday, January 16, 2014

ujungkelingking - Mushalla & Toilet: Di sini


Sehubungan dengan pengelola gedung yang sedang membangun gedung baru, maka dengan terpaksa akses menuju masjid sebelah, ditutup. Dampaknya, sebagian besar tenant yang awalnya shalat di masjid sebelah beralih ke mushalla kecil bin iprit di lantai dua.

Anda bisa bayangkan sendiri, penghuni gedung 20 lantai -meski tidak semua- harus shalat di tempat yang sangat tidak cukup untuk menampung semua jama'ah itu. Jadilah kami shalat pakai kloter-kloteran. Satu shaft laki-laki hanya berisi 7 atau 8 orang saja. Sedangkan satu "kloter" bisa 3-4 shaft. Yang lain harus berkumpul di belakang menunggu giliran shalat. Alhasil yang kebetulan shalatnya lebih awal menjadi serba susah, karena jangankan untuk shalat sunnah ba'diyah, untuk berdzikir agak panjang aja sungkan sebab tempat musti gantian. Apalagi mereka yang kebetulan masbuq di kloter pertama. Belum selesai menyempurnakan kekurangan raka'at, calon kloter kedua sudah ber-iqamat. Buyar deh konsentrasi.

Lain di sini, lain pula di luar


Kalau kita tengok kondisi mushalla di pusat-pusat perbelanjaan atau tempat rekreasi, keadaannya jauh lebih mengenaskan lagi. Sudahlah sempit, terus cuma terletak di salah satu lantai saja, sudah gitu dekat toilet pula. #Sempurna

Malah kalau lihat papan petunjuknya lebih membuat miris: 

Sumber: notesfirmansyafei.blogspot

Ada lagi yang agak luas dikit. Tapi letaknya di lantai pualiiing atas, yang eskalatornya tidak pernah menyala. Gabung sama parkiran mobil. Tapi tentu yang ini masih lebih mending ketimbang yang deket toilet tadi, yang kebanyakan memang seperti itu.

Saya kemudian menjadi bertanya-tanya, kenapa fasilitas seperti mushalla ini terkesan "asal ada"?

Tentu saja dalam asumsi saya semua ini tidak lepas dari faktor pendapatan pengelola gedung. Daripada memperluas mushalla, jauh lebih menguntungkan menyewakan space yang kosong tadi untuk para tenant. Lagipula, dari sekian ribu pengunjung mall tersebut, berapa sih orang Islam yang shalat di sana? Toh, semuanya sibuk berbelanja.

Coba saja perhatikan kalau pas waktu shalat Dhuhur atau Ashar tiba, berapa orang yang datang untuk shalat. Bisa dihitung dengan jari. Anggap saja yang beragama Islam jumlahnya separuh dari pengunjung yang datang, lalu bila dibandingkan dengan mereka yang datang ke mushalla, ketemu berapa persen?

Jadi cukup masuk akal jika kemudian pengelola gedung/mall membuat tempat shalat yang seadanya. Sebab orang yang shalat di sana ternyata gak banyak-banyak amat.

*peace
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 16, 2014
Categories:

36 comments:

  1. Replies
    1. Premium 2. se kasih nya Mas Pri saja
      Yang Penting simak artikel Mushalla & toilet
      Semoga pihak yang salah penerapan ini di sadarkan.

      Delete
    2. solar 3 jerigen ngutang.

      mudah - mudahan para pengelola di ingatkan ya

      Delete
    3. Saya juga bensih 2 liter, yang bayar mang Yono ..

      Delete
  2. Yah, menyedihkan.. Tp itu semua kembali ke person masing2

    jangankan di tempat kerja, mall, atau tempat hiburan lain.. Mesjid dekat rumah kita aja gak terisi full di 5 waktu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg mushalla-nya kecil bikin sumpek, yg besar gak ada isinya...

      Delete
  3. biasanya digunakan tuk yang bekerja di tempat situ ya mas....
    untuk pengunjung sibuk berbelanja,,, emang benar mas
    jarang banget dah,,,, belanja nyempetin sholat.....
    hehehehehe (saya banget ni)

    ReplyDelete
  4. saya menjumpainya di TP dan DI Cito semua lantai atas, mungkin sekaliber masjidnya mall.
    andaikan ada musholla portable enak mas, tinggal gelar sajadah di manapun di mall, oke banget kan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. yg di atas itu masih mending, ya drpd yg deket toilet umum.

      Delete
  5. saya kalo ke mall bingung mas cari musholla, ya mungkin itu kondisinya seperti itu, padahal kalo terwat dan bangunan permanen ya mungkin banyak juga ya sholat disitu ya mas...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pernah ke sebuah tempat wisata di Malang. Kompleksnya luaassss banget, mas. Eh, mushallanya sak cuil. Mana yg antre kyk antre sembako, tempat sandal gak ada pula. Wes g jd shalat.

      Nunggu pulangnya, nyari masjid.

      Delete
  6. Jika dilihat dari petunjuk papan terkesan sangat memprihatinkan karena mushola adalah tempat suci tapi diletakkan di dekat toilet. Tapi dari segi fasilitas, toilet memang tempatnya air utk mengambil wudhlu, hehehe jadi ya biarin aja mas memang itu sudah pasangannya kok. Asalkan toiletnya tetap dijaga kebersihannya :) contohnya toilet dn mushola yg ada di setiap pom bensin pantas diacungi jempol karena terasa besar manfaatnya bagi org yg sedang bepergian :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada yg biasa pipis di bwah pohon gak nih?

      *tengak-tengok

      Delete
  7. Sangat memprihatinkan yah Mas Pri? tempat Ibadah di satukan dengan tempat
    Kotoran. Dan mereka yang membuatnya sehat akal dan pikiran,. sungguh
    Pemandangan yang kurang sedap buat Umat ISLAM ini. Subbhanallah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Realitanya spt itu. Dr segi efisiensi, masuk akal tuh.

      Delete
  8. no koment om, soalnya bingung juga kalo harus bawel sama yang seperti itu. :D

    memang sangat miris sekali lihat keadaanya hoho

    ReplyDelete
  9. Ya sudahlah memang begitu kan keadaanya. Coba pas waktunya pada bejibu ngantri gituh pasti lain keadaanya. Di lain sisi juga harus tetap bersyukur masih di kasih tempat, begitulah kiranya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jd adem baca komennya mas Mus. Memang sepatutnya di syukuri aja, kata kuncinya "masih mending..."

      Delete
    2. wah mas Mus sama mas Pri ini memang wong Jawa tenanan, kondisi apapun masih mending, masih untung, wujud banyak beryukur .. hehe

      Delete
  10. Sering mas pri aku nemuin kaya gitu :D

    ReplyDelete
  11. Tapi kalau untuk sesuatu yang umum kadang seperti itu mas musolla bersebelahan dengan toilet...alhasil tau sendiri

    ReplyDelete
  12. Barangkali kalimat terakhir bahwa yang sholat gak banyak-banyak amat dapat menjadi bahan renungan ya mas pri, barangkali memang sekarang lebih banyak yang agama sekedar untuk pelengkap data di KTP .. hehehe

    ReplyDelete
  13. itu mah trik pengusaha yang ngga toleransi sama islam azh kale....makin ngga nyaman mushall, tentu makin sedikit yang melaksanakan sholat, dengan begitu kan ngga ganggu waktu usahanya...gituh kira-kira deh.
    soalnya dipostingan kang Hariyanto...ada mall yang mushallanya keren danmewah banget, ada dilantai paling atas pula...keren kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada benarnya juga ini si akang ..., manggut-manggut sambil sruput kopi ...

      Delete
    2. kopinya berapa liter, mas?

      #Eh,

      Delete
  14. di sini juga begitu.. jika solat berjemaah di musolla pasti 1 saf sahaja yang penuh..

    ReplyDelete
  15. Kesimpulanny satu, si punya mall atau si pengelola gedung emang ga paham tentang urgensi shalat itu sendiri, jadi cendrung menyepelekan dan menomor duakan ruangan untuk shalat ini..

    ReplyDelete
  16. mungkin mikirnya tuh pengelola mall, melihat mesjid yang bangunannya megah dan luas tapi cuma diisi 1 saf , tapi kalau musholanya sempit bikin sumpek juga ya mas

    ReplyDelete
  17. harusnya di buatin mushola sendiri, jadi pengunjung akan lebih nyaman lagi untuk sholat, apa lagi sholat hukumnya wajib..
    followers 109 sukses gan, follow back jng lp

    ReplyDelete
  18. Kalo aku Mall mushollanya jelek aku gak mau kesitu.Mendingan shopping ke mall yang apik,karena menghargai orang yang sholat.

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!