Saturday, January 11, 2014

ujungkelingking - Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Berdagang | Bag. 1


Ketika saya menulis tentang Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Berdagang tentu bukan berarti saya adalah seorang pedagang yang sudah berpengalaman atau profesional. Justru kesalahan-kesalahan ini adalah kesalahan yang saya lakukan sendiri. Intinya ini pengalaman pribadi. Dan saya pikir kesalahan-kesalahan ini umum dilakukan oleh mereka-mereka yang baru terjun di bidang seperti ini.

Seperti yang sempat saya ceritakan di artikel yang berjudul Digusur Satpol PP, akhir tahun kemarin saya mencoba peruntungan saya dengan memulai berjualan sepatu anak-anak. Saya ambil barang dari seorang kenalan teman kantor saya untuk saya jual kembali. Seperti yang sudah saya singgung, kesempatan ini saya gunakan sebagai sarana pembelajaran bagi saya yang masih super newbie ini. Mempelajari segala sesuatu itu mudah jika kita tahu "pola"-nya. Dan kita tidak akan tahu polanya jika tidak terjun langsung.

Nah, dari "pengalaman" saya yang baru beberapa hari itu, ada beberapa kesalahan yang saya lakukan. Namun tentu saja Anda tidak harus mengikuti saran saya. Semua tergantung keadaan pasar dan kreatifitas masing-masing orang.

Beberapa kesalahan itu adalah:

1. Salah menentukan harga penjualan


Menentukan harga merupakan dilema bagi pemain baru seperti saya ini. "Kalau segini, terlalu mahal gak ya?", atau "Harga segitu ada yang mau beli gak ya?" Perasaan-perasaan seperti itu akan ada pada pikiran seseorang yang baru mulai berdagang. Karena ketakutan-ketakutan itulah bukan tidak mungkin kita pada akhirnya memasang harga yang terlalu rendah. Ujungnya nanti kita bakal dibuat repot dengan harga yang terlalu murah itu.

Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengikuti harga pasar. Namun, oleh seorang teman, saya diberikan rumus-rumus agar kita dapat menentukan sendiri dengan tepat berapa seharusnya harga barang yang kita jual.

Sebagai langkah awalnya tentu kita harus tahu dulu berapa biaya yang kita keluarkan untuk membeli alat atau bahannya. Setelah itu ilustrasinya kurang lebih seperti ini:

:: Biaya Alat & Bahan 2.500
:: Upah Kerja 1.000


:: Total 3.500

Jumlah yang 3.500,- selanjutnya akan kita sebut sebagai 'Biaya Produksi'. Bagi yang tidak memproduksi sendiri seperti saya, maka harga dari tengkulak bisa langsung kita anggap sebagai biaya produksi. Dari sini harus kita tambahkan 'Biaya Promosi' dan 'Laba' yang kita inginkan.

Jika kita harus telpon atau sms ke customer/supplier, atau harus kirim contoh barang, atau memberikan sample secara gratis maka bisa diambilkan dari biaya promosi ini sehingga laba kita masih tetap aman. Maka ilustrasinya menjadi seperti ini:

:: Biaya Produksi 3.500
:: Biaya Promosi 1.000
:: Laba 1.000


:: Total 5.500

Nah, di sini kita menemukan angka 5.500,-, namun angka ini jangan dulu dijadikan sebagai 'Harga Jual'. Perlu kita tambahkan satu komponen lagi, kita sebut saja 'Biaya Lain-Lain'.

:: Harga Awal 5.500
:: Biaya Lain-Lain 1.000


:: Total 6.500

Akhirnya, kita sudah menemukan 'Harga Jual' atau 'Harga Eceran' kita, yaitu 6.500,-. Selanjutnya, bila ada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak (tentu mereka akan minta diskon), atau ada teman yang ingin menjadi re-seller kita (yang akan minta harga di bawah harga eceran), maka kita bisa memotongnya dari 'Biaya Lain-Lain' di atas. Dan dengan begitu, laba kita masih tetap aman.

Sekali lagi angka-angka di atas hanyalah ilustrasi saja. Anda bisa mengubahnya atau menghilangkan beberapa komponen, tergantung situasi market.

Sudah segini dulu aja. Nanti dilanjut lagi.


(bersambung)
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, January 11, 2014
Categories:

31 comments:

  1. mantap sekali sob, jarang jarang ada yang posting begini, sip

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan2 jarang soalnya gak penting, h-hee...

      Delete
    2. ini rahasia dagang makanya jarang orang yang bikin, tapi bisa aja orang yang dagang gk tau blogger hehehe

      Delete
  2. lumayan nih buat nambah ilmu dalam berjualan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sharingnya yg dari mbak Elsa mana dong?

      *menunggu

      Delete
  3. Biaya lain-lain misalnya biaya kencing di toilet umum, beli minum kalau ngos-ngosan dikejar satpol PP, trus apalagi mas pri ..? hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. biaya nraktir sarapan satpol PP cantik...

      Delete
    2. owh ada satpol ppes cantik kah? :o

      Delete
    3. mas Intan Sudibyo ikutan jualan mas Pri saja, biar bisa ngajak sarapan satpol pp yang cantik2 .. hehe

      Delete
  4. kurang besar mas labanya :D
    ibu2 kalo nawar suka khilaf soalnya *pengalaman pribadi ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan khilaf, tp parahhhh... masa' nawar bisa sampai separoh harga??

      *yah, namanya juga usaha... kan mayan lebihnya bs buat beli yg lain.

      Delete
    2. ibu2 klo nawar sampai bikin yg jual teriak ampun2.....

      Delete
    3. Emang sampe digebugi, sampai ampun2 .. hehehe

      Delete
  5. jadi ngambil untungnya 1000 ya mas.. hehehe kebetulan ibu saya juga buka toko mas.. nanti akan saya cek deh harga-harganya.. terimakasih penjelasannya maspri... ahirnya keluar juga trik penjualannya hehehe.. ini masih bagian 1, berarti masih ada bagian selanjutnya ya mas.. oke deh saya tungguin mas bagian selanjutnya hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. angka itu cuma ilustrasi, mas.

      Mau ngambil untung berapapun sih terserah bt saya, asal pembeli menganggapnya wajar... ^_^

      Delete
  6. Memang harus berani banting membanting mas...orang bilang sih ya sedikit untung ramai yang beli daripada untung banyak cuma satu yang beli
    kalau saya sih ya untung banyak dan banyak yang beli...kaya dech

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini ...saya juga suka kalo untung banyak dan banyak yang beli, cepat naik haji hehe

      Delete
    2. akhirnya bikin novel judulnya "Blogger Naik Haji" ^_^

      Delete
    3. Tapi menurut saya menentukan harga murah tidak selamanya menguntungkan lho jenx Indah. Beberapa kasus menentukan harga yang murah justru mengesankan barang yang kita jual kurang berkualitas ...

      Delete
    4. Krn itu kita musti pandai2 melihat market. target kita ini org2 berduit yg komit thd kualitas, atau org2 biasa yg "biar jelek asal murah"? h-hii...

      Delete
    5. Ini sepakat banget saya mas Pri ... Dulu awal-awal nikah, saya juga sempat jualan bandeng presto, harganya lebih mahal dari yang lain tapi kualitasnya lebih baik, buktinya juga laku .. hehehe

      Delete
  7. Pos biaya lain-lain yang sifatnya tidak terduga, serta belum pasti.. seperi saya pernah punya pengalaman ketika ada salah satu barang yang akan di retur, .. maklum, belanja barangnya via online, itu butuh biaya, yang nominalnya lumayan. Sementara saya sudah melabel barang tersebut, dan harga penjualan tidak mungkin di otak-atik lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. dibilang tekor si ngga juga, untung masih bisa dicariin kompensasinya dari jenis barang lain yang sumbernya beda.. makanya sekarang saya lebih senang jualan barang spesifik yg ga ada standar harganya.., kl kl masalah biaya tak terduga, bisa cepat diantisipasi,, hehehe..

      Delete
  8. yg sering ketemu sana harga yg mahal mas

    ReplyDelete
  9. yg sering ketemu sana harga yg mahal mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. kl kualitasnya menjamin, kn bs dijelaskan toh, mas.

      Delete
  10. Biaya lain-lain ternyata harus di perhitungkan juga ya, bagus nih buat pengembangan bisnis :D

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!