ujungkelingking - Sebenarnya tidak pernah ada yang memaksa kita untuk menjadi seorang blogger. Karena kita suka menulis, maka kita membuat blog yang berisikan tulisan-tulisan kita. Akhirnya disebutlah kita sebagai seorang blogger.
Akan tetapi, menjadi seorang blogger saja tidak lantas mengantarkan kita menjadi seorang penulis yang baik. Inilah yang meresahkan sebenarnya.
Apakah dengan banyaknya pembaca mengindikasikan blogger tersebut adalah seorang penulis yang baik?
Apakah dengan tidak adanya perdebatan di dalam kolom komentarnya menandakan dia adalah penulis yang baik?
Apakah jika kita menulis apa yang disukai pembaca, maka kita adalah penulis yang baik?
Ataukah jika kita menulis yang sesuai dengan pemikiran kita meskipun itu bertentangan dengan hal-hal umum bisa dikatakan penulis yang baik?
Ataukah justru penulis yang baik itu adalah yang mampu membuat artikel kontroversial sehingga memancing reaksi pikir dari pembaca?
***
Sebenarnya, yang saya khawatirkan di sini adalah kita menjadi seperti katak di dalam tempurung. Kita menulis, lalu orang lain meng-iyakan apa yang kita tulis. Dan seperti itu saja, selesai.
Dengan terlalu seringnya orang lain meng-iyakan saja apa yang kita tulis membuat kita pada akhirnya menjadi takut didebat, ditentang atau dikritik. Padahal seringkali itulah yang membuat kita menjadi bergairah untuk berpikir.
Lalu kita terjebak untuk menuliskan apa yang orang lain ingin baca...
Maka kemudian kita kehilangan prinsip menulis kita...
Dan pada akhirnya kita hanya bisa jadi "pengikut" dalam dunia yang serba dinamis ini...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, December 09, 2013
Aku sering tuh pak mikir kayak gitu, akhirnya malah enggak jadi nulis karena pusing sendiri, sekarang... nulis nulis aja deh, yang penting tidak menyinggung orang, kalaupun ada yang tersinggung maafkan :), *dangkal ya?? hehehe
ReplyDeletePd akhirnya saya juga sepakat, mbak Nophi. Kita tulis saja apa yg kita suka, syukur2 kl ada manfaatnya bt org lain...
Deletekebanyakan sih betul itu sob, saya minyak gan, saya follow cak, saya setuju ning..
Deletehalah..itu semua hanya basa basi doangan mas..
hehe
ijin follow blognya gan , ditunggu follback dan kumbalnya,
Deletewkwkwkwkwk :D konyol banget tuh ,
setuju deh, yang penting menuliskan apa yang sebenarnya ingin kita tulis dan apa yang kita pahami saja hehe
Akurrr...
Deletekalau saya malah "katak dalam tempurung" dalam artian sesungguhnya Pak Pri...mobilitas saya sangat minim, berkutat di dalam komplek saja.
ReplyDeletemengenai menulis, saya hanya mengikuti passion saya dalam menuangkan cerita sehari-hari. tak berharap lebih, namun apabila ada yang menghargai tulisan saya dengan membaca atau berkomentar...saya senang sekali...seperti pepatah...bagai ketimpa durian runtuh...hehe
Namanya juga Ibu RT, h-hee...
DeleteSatu hal yg pasti, kl ada durian runtuh, kita sebaiknya tdk sedang berada di bawahnya. :)
satu hal yang pasti, kalau ada durian runtuh, saya lari aja..baunya gak enak sih
Deletepekerjaan menulis di blog itu saya lakukan selama hal itu membuat saya happy :)
ReplyDeletemau tulisan apa saja terserah, yg penting sesuai dgn keinginan hati saya saat itu :D
jika sdh tdk asyik lagi ya saya geletakkan lagi blog saya seperti dulu, ntar kalo butuh lagi ya nulis lagi, heheheh :)
Mungkin inilah kesalahan saya. Ada sedikit "keterpaksaan" utk membuat sebuah tulisan. Masalahnya, kl saya terlalu "diam" tdk menulis, jd biasanya keterusan...
DeleteMungkin juga ada benarnya orang mengiyakan tulisan kita jadi kadang kita tidak tau kelemahan dan yang tidak bagus terletak dimana...
ReplyDeleteMksd saya sperti itu, mbak Indah. Ketakutan saya adalah kita merasa sdh menajdi penulis yang baik, pdhal... who knows?
Deletesaya klo nulis pengennya dapet komentar yg lebih dari "iya-iya" aja, apalagi kalau nulis fiksi :D
ReplyDeleteSama, mbak. Mknya pernah saya tulis juga berkomentar jgn yg singkat2 lah... minimal ada masukan atau saran gitu...
DeleteHmm saya termasuk yang mana yah...apa ga semuanya..
ReplyDeleteSaya kadang menulis ala kadarnya, menurut pemikiran dan kata hati saja, kalopun kemudian banyak yang mengiyakan mungkin karena sama pemikirannya, atau mungkin malas baca artikelnya..
Kalopun ada perdebatan itu yang kadang saya harapkan, asal sehat dan menjaga tata krama saja mas
Berarti kita sependapat, mas. Meng-iyakan krn sama pemikiran gak mslah, kl gr2 mels baca, walahhhh...
Deletekadang saya mendebat tulisan orang malah dianggap perusuh tuh mas...
Deletehehehehe
Mungkin caranya yg salah, mas? Atau orgnya kebetulan lg "dapet"?
Deletesaya yang salah sih, masak sering salah komen
DeleteKatak dalam tempurung? Sayah juga kali yah. Namun entahlah kadang juga berfikir kok saya sok tahu gini yah, tapi ya sudalah pusing amat ngepikirinnya yang penting nulis aja sukur sukur ada yang ngoreksi untuk meluruskan tulisannya.
ReplyDeleteIngin saya juga seperti itu, mas. KOreksi saya dong....!!!!
DeleteSaya kira memang sudah demikian hukum untuk seorang blogger, serba salah, dituntut pertanggungjawaban artikel, memang seperti katak dalam tempurung yang terikat salah satu kakinya ha ha...
ReplyDeleteSalam sukses
Salam balik, mas Hengki.
Deletekalau saya aneh lagi, alirannya niru mas rawins, menulis tanpa peduli dibaca atau tidak.
ReplyDeletemenulis buat saya sama halnya dengan menandai kejadian sehari-hari saya agar tidak tercecer dan terlupakan begitu saja. Seperti saat kejadian kecelakaan "si ijo" saya bisa tahu kapan kejadiannya detailnya dan kronologisnya. itu saja.
dan lagi, menulis itu harus membaca dulu, setidaknya membaca teks kehidupan yang saya alami. masalah dibaca atau tidak itu "katak dalam tempurungnya orang lain" yang penting saya ngerti dan sedikit paham akan apa yang saya tulis.
hehehehe
kok malah serius sih..
seharusnya guyonan nih
Sesekali serius juga ndak pa-pa toh, mas Agus.
DeleteSelain sebagai catatan sendiri, saya tak menampik bhwa saya ingin tulisan saya dibaca org lain. Bahkan kejadian keseharian saya, jika itu mmg memiliki nilai hikmah yg bisa diambil knp tdk di-share? Ya, kan.
Yg jd mslah kdng org lain hanya berkomentar saja tdk mempermasalahkan saya benar atau tidak. Kl sudah begini lalu dimana fungsi sharing-nya?
#Lah kok ikutan serius saya
mungkin orang lain belum merasakan apa yang dirasakan mas pri, kalau sudah merasakan pasti punya penilaian tersendiri
Deletesaya nulis juga asal
ReplyDeleteasal gelem nulis...:)
asal nulis, asal bagus dan asal bermanfaat... h-hee...
Deleteyang penting nulis dulu, efek samping belakangan :)
ReplyDeletemasuk angin...
Deletekerokan dong
Delete#koin_mana_koin
Delete