ujungkelingking - Alhamdulillah, akhirnya saya bisa kembali masuk kerja hari ini setelah mengambil cuti lebaran beberapa hari. Tidak ada acara "mudik ke desa" untuk tahun ini, lha wong baik saya maupun istri tidak punya desa, hehehe... Palingan cuma muter-muter ke sanak famili yang masih di seputar kabupaten saja.
Meski kantor tempat saya bekerja sudah mulai aktif per tanggal 12 Agustus kemarin, tapi dalam perjalanan berangkat tadi pagi tidak terlihat adanya kemacetan, padahal saya lewat jalan utama (biasanya saya harus lewat "jalan tikus" untuk menghindari macet). Ini berarti masih banyak perkantoran atau para pegawai yang masih menikmati sisa-sisa libur mereka.
Karena itulah -meski (sedikit) terlambat- saya pribadi mengucapkan:
"TAQABBALALLHU MINNA WA MINKUM"
Semoga semua amal ibadah kita selama bulan Ramadhan kemarin mendapat tempat di sisi-Nya. Aamiin.
***
Ada yang menarik ketika saya sedang menikmati liburan kemarin. Datangnya dari sebuah broadcast yang ditunjukkan seorang teman kepada saya. Isinya tentang pembagian Ramadhan dalam 10 hari. Mungkin ini termasuk broadcast lama, namun harus saya tulis di sini karena ada yang penting pada poin terakhirnya.
Nah, berikut pembagian bulan Ramadhan dalam 10 hari:
10 Hari I: Masjid penuh
Hal ini bisa dimaklumi, karena ibarat sebuah pertandingan maka 10 hari I di bulan Ramadhan adalah babak seleksi (penyisihan). Banyak kontenstan yang unjuk kebolehan. Semuanya bertanding dengan energi penuh. Karena itulah kita akan lihat penuh-sesaknya masjid-masjid untuk sholat tarawih, riuhnya musholla dengan lantunan ayat-ayat suci Kitabullah, dan ramainya orang-orang membagi-bagikan sedekah.
10 Hari II: Mall penuh
Saya tidak bisa mengatakan bahwa ini adalah sebuah gaya hedonism atau memang sebuah kebutuhan, atau malah hanya sekedar mengikuti tradisi semata. Dewasa ini, hal-hal semacam itu semakin samar batas-batasnya.
10 Hari III: Terminal-bandara penuh
Yang ini mungkin bisa dijawab sama yang punya desa. :)
Katanya, lebaran tanpa mudik bukanlah lebaran, hehehe...
Tapi, yang ingin saya sampaikan adalah poin yang terakhir ini,
Tapi, yang ingin saya sampaikan adalah poin yang terakhir ini,
10 Hari IV: Dosa-dosa (kembali) penuh
Di's wi aa. Naudzubillahi min dzalik. Inilah potret dari sebagian besar masyarakat kita (termasuk penulis sendiri, nih!). Berapa banyak dari kita yang setelah 'id justru kembali lagi kepada "kehidupan lama"?
Banyak dari kita yang ketika Ramadhan rajin sholat malam, namun setelah hari raya justru untuk sholat 5 waktu kembali bolong-bolong. Banyak pula yang bulan kemarin begitu gemar membaca Al-Qur'an, setelah hari ini malah mushaf itu akan dibiarkan kembali berdebu. Pun juga yang tadinya senang bersedekah, lalu kembali lagi sifat kikirnya. Yang sudah mampu mengendalikan ucapannya, akhirnya kembali disibukkan dengan menggunjing sesama. Naudzubillah.
Padahal kita tentu paham bahwa label "muttaquun" bukanlah gelar
musiman yang disematkan Allah kepada seorang hamba hanya ketika bulan
Ramadhan saja. Lebih dari itu, ia adalah sebuah refleksi dari sikap
hidup yang akan terus mendarah-daging pada diri seorang muslim. Ketika ia sudah lepas dari bulan Ramadhan, maka pelajaran dan pengajaran yang didapatnya dari bulan tersebut tetap dibawanya hingga ke sebelas bulan berikutnya.
Maka yang bisa menjadi tolok ukur dari keberhasilan puasa yang kita lakukan kemarin adalah perubahan (baca: perbaikan) sikap hidup di dalam keseharian kita. Tentang hal ini, tentu masing-masing kita yang bisa menilainya.
Meningkatkan ibadah itu suatu keharusan. Akan tetapi jika hal itu masih terlalu sulit, setidaknya, kita tetap istiqomah menjaga apa yang sudah kita kerjakan pada bulan kemarin. Pertahankan, jangan kurangkan. In sya Allah itu menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya. Dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala berkenan memberikan hidayah-Nya agar kita semua dapat sampai kepada tingkatan "muttaquun". Aamiin, ya rabbal 'alamiin...
Bismillah.
Maka yang bisa menjadi tolok ukur dari keberhasilan puasa yang kita lakukan kemarin adalah perubahan (baca: perbaikan) sikap hidup di dalam keseharian kita. Tentang hal ini, tentu masing-masing kita yang bisa menilainya.
Meningkatkan ibadah itu suatu keharusan. Akan tetapi jika hal itu masih terlalu sulit, setidaknya, kita tetap istiqomah menjaga apa yang sudah kita kerjakan pada bulan kemarin. Pertahankan, jangan kurangkan. In sya Allah itu menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya. Dan semoga Allah subhanahu wa ta'ala berkenan memberikan hidayah-Nya agar kita semua dapat sampai kepada tingkatan "muttaquun". Aamiin, ya rabbal 'alamiin...
Bismillah.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, August 14, 2013
dosa kembali penuh? haha
ReplyDeleteselamat lebaran mas Pri, mohon maaf yah
sama2, mas... poin yg keempat itu agak hiperbolis memang... tp jangan sampai terjadi pd kita ya :)
Deleteminal aizdin walfa'idin,,,,
ReplyDeletemohon maaf lahir dan batin,,,,
ketupatnya mas,,,,
muter-muter apa g pusing tu? :-D
iya kenapa hanya saat ramadhan saja kebaikan dtingkatkan?
mudah"an kita semua bisa menjalankan dan membiasakan amalan pada hari biasa ini
kalo pusing, kita kan bisa pegangan, hehehe...
Deletetetap #cemungudh...
Semoga point yg terakhir ndak dilakukan ya mas ..paling ndak bisa stabil deh :)
ReplyDeleteMohon mav lahir dan bathin
stabil is great... :D
Deletedosa kembali diisi hehehe...
ReplyDeleteselamat lebaran mas , mohon maaf lahir batin
jangan, mangggggg....
Deletehahaha bener tuh mas :D
ReplyDeleteminal aidzin juga ya :) jika ada komentar2 saya yg kurang berkenan :)
semua komentator di sini sopan2 kok... baik hati dan tdk sombong semua... hehehe..
Deleterealitanya memang seperti itu mas, pasca ramadhan masjid2 jadi sepi lagi,,
ReplyDeletetapi mudah2an kita semua mah bisa mengambil hikmah dari ramadhan kemarin..
o'ya mas minal aidzin wal faidzin
mohon maaf lahir&bathin ya :)
sama2 mas... mudah2n amalan kemarin ttp terbawa sampe skg..
Deletejiahhhh... saya juga nunggu kiriman dr tetangga.... :D :D
ReplyDeleteBismillah...semoga kita terhindar dari budaya yang ke II ke III dan seterusnya...
ReplyDeleteMohon maaf lahir dan batin Pak Pri...semoga kita semua kembali fitrah seutuhnya...aamiin
aamiin...
Delete