ujungkelingking - Berita memprihatinkan datang dari seorang kenalan. Ya, kenalan saya ini baru saja kehilangan uangnya karena penipuan di dunia maya. Meski jumlahnya "cuma" bilangan ratusan ribu, tapi yang namanya tertipu tetap saja gak enak.
Ceritanya, kenalan saya ini adalah seorang pedagang online. Pekerjaan itu sudah dilakoninya selama 5 tahun. Dan selama itu pula tidak pernah ada kejadian yang tidak mengenakkan, kecuali kejadian yang terakhir ini...
***
Awal mulanya, kenalan saya ini (sebut saja ibu A) tertarik dengan toko online di fesbuk yang menjual baju-baju impor. Karena model yang bagus dan harga yang miring, ibu A kemudian melakukan pemesanan beberapa potong baju. Pemesanan via inbox terjadi pada 26 Juli kemarin. Maaf, saya tidak bisa menampilkan screenshoot percakapan mereka, namun dari yang ditunjukkan kepada saya terlihat sekali jika toko online tersebut dikelola oleh orang yang profesional (bukan bermaksud sok tahu, tapi saya yakin rekan-rekan pun pasti tidak akan berpikir jika akun tersebut adalah akun penipu).
Setelah deal harga dan ongkos kirimnya, toko online tersebut lalu memberikan nomor rekening atas nama pribadi (sebut saja bapak B) untuk proses pembayaran, dan dengan tambahan meminta konfirmasi jika uang telah ditransfer. Ibu A melakukan pembayaran pada keesokan harinya (27/07/13). Dan setelah melakukan konfirmasi (berupa jumlah transfer dan atas nama rekening), toko online tersebut berjanji akan mengirimkan barangnya dalam 2-3 hari. Perhatikan, yang saya cetak tebal di atas adalah poin pentingnya.
Namun, hingga seminggu lebih barang tersebut tidak kunjung datang. Awalnya, ibu A mencoba memaklumi karena menjelang lebaran biasanya traffic sangat padat. Namun yang menjadi keganjilan kemudian adalah karena orderan lain yang dipesan ibu A dari tempat lain pada akhir Juli sudah sampai di rumah pada 2-3 Agustus. Akhirnya ibu A berinisiatif mengecek fesbuk toko tersebut untuk menanyakan pesanannya. Bisa ditebak, nama akun tersebut tidak lagi bisa di-klik, tapi masih tetap aktif jika ibu A masuk menggunakan nama akun lain. Dari sinilah ibu A baru menyadari bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan.
Barangkali menjadi pertanyaan dalam benak rekan-rekan sekalian, bukankah ada nomer rekening yang diberikan pelaku (atas nama bapak B)? Apakah bisa dilacak dari situ?
Jawaban atas pertanyaan ini yang saya dapatkan dari ibu A, ternyata antara pelaku (sebut saja C) dan bapak B tidak saling mengenal. Bapak B -menurut penelusuran ibu A- ternyata adalah juga seorang pebisnis online, secara spesifik beliau bergerak dalam bidang moneychanger, yang dalam sehari ada ratusan transaksi di sana.
Nah modusnya, setelah pelaku C mengetahui bahwa ibu A telah melakukan transfer ke rekening bapak B (dari konfirmasi yang dilakukan ibu A tentang jumlah transfer dan atas nama rekening), maka pelaku C kemudian berpura-pura sebagai ibu A dan menyatakan telah melakukan pembayaran ke bapak B. Sehingga otomatis kemudian terjadilah transaksi atas bapak B dan pelaku C. Dengan kata lain, ibu A yang membayar, pelaku C yang mendapat barangnya.
Atau modus lain yang pernah terjadi pada teman ibu A, pelaku C berpura-pura telah salah dalam melakukan transfer ke rekening bapak B dan meminta agar ditransfer ke rekening pelaku C.
Lebih jelas bisa dijelaskan dengan ilustrasi berikut:
Mengenai rekening bapak B (yang juga seorang penjual online), maka pastilah menyebutkan nomor rekening di situs miliknya. Dan yang "dicatut" si pelaku tentunya situs-situs yang memiliki ratusan transaksinya perharinya sehingga sukar dilacak.
Dari kejadian yang dialami oleh ibu A ini, maka penting bagi rekan-rekan yang akan bertransaksi online untuk lebih berhati-hati. Dan -seperti yang disarankan oleh ibu A- akan lebih aman untuk menggunakan jasa rekening bersama.
Semoga bermanfaat.
Barangkali menjadi pertanyaan dalam benak rekan-rekan sekalian, bukankah ada nomer rekening yang diberikan pelaku (atas nama bapak B)? Apakah bisa dilacak dari situ?
Jawaban atas pertanyaan ini yang saya dapatkan dari ibu A, ternyata antara pelaku (sebut saja C) dan bapak B tidak saling mengenal. Bapak B -menurut penelusuran ibu A- ternyata adalah juga seorang pebisnis online, secara spesifik beliau bergerak dalam bidang moneychanger, yang dalam sehari ada ratusan transaksi di sana.
Nah modusnya, setelah pelaku C mengetahui bahwa ibu A telah melakukan transfer ke rekening bapak B (dari konfirmasi yang dilakukan ibu A tentang jumlah transfer dan atas nama rekening), maka pelaku C kemudian berpura-pura sebagai ibu A dan menyatakan telah melakukan pembayaran ke bapak B. Sehingga otomatis kemudian terjadilah transaksi atas bapak B dan pelaku C. Dengan kata lain, ibu A yang membayar, pelaku C yang mendapat barangnya.
Atau modus lain yang pernah terjadi pada teman ibu A, pelaku C berpura-pura telah salah dalam melakukan transfer ke rekening bapak B dan meminta agar ditransfer ke rekening pelaku C.
Lebih jelas bisa dijelaskan dengan ilustrasi berikut:
Ilustrasi: dok. pribadi |
Mengenai rekening bapak B (yang juga seorang penjual online), maka pastilah menyebutkan nomor rekening di situs miliknya. Dan yang "dicatut" si pelaku tentunya situs-situs yang memiliki ratusan transaksinya perharinya sehingga sukar dilacak.
Dari kejadian yang dialami oleh ibu A ini, maka penting bagi rekan-rekan yang akan bertransaksi online untuk lebih berhati-hati. Dan -seperti yang disarankan oleh ibu A- akan lebih aman untuk menggunakan jasa rekening bersama.
Semoga bermanfaat.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, August 26, 2013
wah bener2 licik tuh caranya, dia yang bayar tapi orang lain yang dapat barangnya.
ReplyDeleteyeah, namanya juga maling, bang...
Deleteberarti kita harus lebih hati2 lagi ya mas.. makasih untuk pelajarannya :)
ReplyDeletesama2...
DeleteSkrg sdh tersebar penipuan di dunia màya. Mending belanja di toko atau mall
ReplyDeletebg sebagian org blanja online masih menjadi pilihan... tp apapun itu berhati-hati adl utama.
Deletesalam.
jaman sekarang orang makin pinter ngakal2in sesuatu ya...harus selalu hati2 dalam hal apapun..
ReplyDeleteterima kasih sudah share mas
senang bisa berbagi...
Deletemudah" kita semua tidak tertipu dg brrbagai macam cara,,,
ReplyDeleteiya, May. Apapun itu tetap hati-hati.
Deleteini yang disebut oknum...kalau terus dibiarkan dan ngga ditangkep dan ditelusuri oleh pihak berwenang, bakal berimbas pada bisnis Ubi Cilembu ku nih....gawat, bisa jadi orang-orang antipati sama jual beli online....huh
ReplyDeletestau saya tdk prnah diberitakan penangkapan oknum2 tsb..
Deletengomong2 soal ubi saya mau merintis jualan brownies ubi kukus nih... ^_^
ada tips2 gak?
nah iya emng mas bner iih,, aku juga hampir kena penipuan online tuh ..
ReplyDeleteada" aja yah jaman sekarang :(
untungnya hampir,,
jadi blm ditipu .dan jangan sampe lagi . haahahha
wah, boleh juga tuh kl disharing...
Deletesaya tidak pernah percaya sedikit pun dengan penjualan online seperti itu, kalo bukan populer-populer amat :D
ReplyDeleteyah, lagi-lagi kepercayaan memang yg utama.
Deletememang harus berhati-hati kalau berhubungan dengan dunia online :)
ReplyDeletedunia nyata juga, mas HeQris... ^_^
Deleteslmat siang sobat selamat istrahat kawan bos
ReplyDeleteselamat istirahat juga... belum jd bos ini, hehe.. :)
Delete