ujungkelingking - Dunia berdecak kagum dengan mentalitas masyarakat Jepang. Disaat terjadi gempa dan tsunami yang demikian dahsyat dan mematikan, mereka tetap mengantri dengan tertib di supermarket untuk membeli kebutuhan pasca gempa dan tsunami terjadi.
Bukan hanya di supermarket saja, bahkan ketertiban masyarakat negeri sakura itu terlihat di tengah kemacetan lalu-lintas ketika tsunami baru saja terjadi. Antrian tertib sangat terlihat dengan jelas (terang wartawan yang meliput) mereka berupaya tenang walau kemacetan sudah merajalela, apalagi ketika lampu jalan berubah menjadi hijau (sebelum lampu kota mati semua) pengemudi tidak saling serobot, namun bergerak cepat teratur walau hanya berlaku satu baris mobil saja yang dapat lewat.
Klakson mobil hampir jarang terdengar hingar bingarnya, malah kata si penulis mereka saling mengucapkan kata terima kasih ketika seorang dari yang lain saling memberi jalan kepada mobil yang telah lama tidak kebagian jalan. Salah seorang pengemudi menulis hal itu pada akun twitter-nya yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris oleh salah seorang translator bernama Aya Watanabe. "@vida_es_bella". Watanabe menghimpun beberapa pengguna twitt sesama korban gempa untuk menunjukan ketertiban dan rasa kesetiakawanan warga Jepang dimata dunia.
Masih dari berita jalan raya, seorang pengemudi mengatakan bahwa ia terjebak macet selama 10 jam untuk sampai kerumah dan ia mengaku tidak pernah mendengar bunyi klakson sepanjang dirinya berada di jalan dan tidak ada seorang pun yang marah-marah. Hal ini juga terlihat di stasiun kereta api ketika KA Tokyo Metro sempat menghentikan operasi keretanya dengan alasan demi keselamatan bersama. Tidak terbayang banyaknya calon penumpang yang mengantri terlantar di stasiun, namun mereka dengan tenang dan sabar tetap menunggu kabar selanjutnya, sampai KA dapat beroperasi kembali. Para penumpang yang diwawancaraipun mengatakan sangat senang dengan pelayanan mereka yang memikirkan keselamatan penumpang dan tetap melayani dengan senyum. Seseorang yang berasal dari Oedo dan menuju Hikari Gaoka juga mengatakan bahwa semua tertib berbaris menurut antriannya, walau tali pembatas tidak terpasang, otomatis jarak dan baris tertata dengan sendirinya, semua orang mengikuti instruksi dari petugas stasiun tersebut.
Benar-benar mengagumkan.
Dari liputan wartawan koran Tribun.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, March 25, 2011
0 comments:
Post a Comment
Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.