Thursday, February 6, 2014

ujungkelingking - Tree Spiking, Antara Pro dan Kontra


Lama juga saya tidak update tulisan dengan label 'Kesehatan'. Arsip terakhir terposting tanggal 6 Desember 2013. Waks, lama amir yak???

Artikel kali ini pun meski tidak membahas tentang manusia, namun masih membahas tentang kesehatan. Yap, kesehatan pohon.

Seperti yang kita tahu, di musim kampanye seperti ini banyak spanduk, baliho, banner, poster, stiker yang memajang wajah senyum sang calon bertebaran di mana-mana. Ada yang ngikut numpang di belakang angkot, atau nyaru seperti ucapan selamat ketika memasuki sebuah daerah/kota. Ada pula yang senantiasa mengiringi perjalanan kita, melambai-lambai di pinggir jalan.

Nah, yang saya sebut terakhir inilah yang kemudian mengusik pikiran saya. Biasanya, spanduk atau poster yang ada itu ditempelkan dengan cara memakunya pada batang pohon. Selain gambar caleg, banyak juga iklan-iklan yang numpang mejeng dipaku pada sebuah pohon.

Istilah yang muncul untuk hal ini adalah tree spiking. Pada laman wikipedia tertulis bahwa tree spiking ini awalnya dilakukan untuk mencegah proses pembalakan liar. Adanya logam yang ditanam pada batang pohon diharapkan dapat merusak alat pemotong. Setidaknya, dengan adanya logam itu dapat mengurangi nilai ekonomis pohon tersebut.

Namun di sisi lain, memaku pohon dapat merusak kehidupan pohon itu sendiri...

Sama seperti manusia, pohon yang ditancapi paku, diikat kawat dan sejenisnya akan merasakan "sakit". Apalagi jika benda-benda tersebut sampai tertanam dan menyatu pada batangnya. Secara fisik, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhannya. Ketika paku atau logam tersebut berkarat, dapat menyebabkan infeksi pada pohon. Daya tahan pohon tersebut akan berkurang karena pelindung paling luar dari tubuhnya sudah rusak. Akibatnya, pohon akan cepat rusak, keropos, mati dan gampang tumbang.

Banyak cara untuk berkampanye dan beriklan selain memakunya pada pohon.

Agak heran juga rasanya ketika ada partai yang begitu getol menyuarakan peduli lingkungan sementara iklan partainya banyak merusak pohon-pohon.

Ingatlah bahwa pohon itu juga makhluk hidup. Hanya karena tidak bisa bersuara, bukan berarti mereka tidak merasakan.

Sumber gambar: news.discovery.com

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 06, 2014

Wednesday, February 5, 2014

Zaki Mana?? | Samsung GT3322

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, February 05, 2014

Tuesday, February 4, 2014

ujungkelingking - Hujan Membawa Cerita


Mitos bahwa Desember adalah gedhe-gedhene sumber dan Januari yang hujannya berhari-hari terbantahkan sudah. Karena faktanya, di daerah saya, curah hujan pada kedua bulan tersebut tidak terlalu "ekstrem". Namun justru memasuki bulan Pebruari ini intensitasnya mulai semakin tinggi.

Maka dihimbau kepada pengguna jalan raya, terutama pengendara motor agar semakin meningkatkan sikap hati-hatinya saat berkendara. Falsafah alon-alon asal kelakon dan gremet-gremet asal selamet hendaknya dapat diterapkan dengan bijak.

***

Sore kemarin, hujan gerimis mengiringi kepulangan saya dari kantor. Air yang membasahi kaca helm full face membuat pandangan menjadi agak terganggu. Biasanya jika hujan sangat deras dan jarak pandang terbatas, saya lebih memilih berteduh di tempat yang aman menunggu hujan agak reda. Namun, karena hujan kali ini tidak terlalu lebat saya tetap memilih pulang dengan mengatur laju motor pada kecepatan sedang.

Di tengah perjalanan, seorang pengendara motor lain mencoba mendahului saya. Namun karena tiba-tiba mobil yang ada di depan saya mendadak mengurangi kecepatan, si pengendara ini reflek menginjak pedal rem-nya. Entah karena ban yang sudah halus mirip ban motor racing atau karena rem-nya yang mendadak macet, pengendara ini sempat oleng. Bunyi ban yang terseret beradu dengan licinnya aspal bikin pengendara lain was-was.

Alhamdulillah, karena kecepatan motor yang memang tidak begitu kencang membuat si pengendara dapat menguasai kendaraannya kembali. Saya sempat melirik dari kaca spion, pengendara itu berhenti sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Saya yakin, dia akan lebih berhati-hati kali ini.

Di menit yang lain, seorang bapak dengan motor yang tidak lebih butut dari milik saya mencoba mendahului. Kali ini dari sisi kiri, dengan kecepatan yang cukup lumayan. Genangan air yang ada di depannya dilibas saja. Mana tahu dia kalau ada lubang tertutup genangan itu.

Sekejab kemudian bunyi keras hasil benturan shock dan body terdengar dari motor si bapak. Jddagh!!!

Biasanya sih, perasaan yang muncul setelah itu adalah campuran antara kaget, jengkel dan malu. Mau misuh terserah sih, saya gak mungkin denger kok. H-hee...

Credit: emak2blogger.web.id
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 04, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!