Wednesday, December 18, 2013

ujungkelingking - Dari seorang teman di lingkaran G+...

Ibn Al-Jauizy dalam kitabnya Al-Munthadham meriwayatkan dari Imam Ibrahim An-Nakha'i rahimahullah dan muridnya, Sulaiman bin Mihran:

Suatu hari keduanya sedang melewati salah satu jalan di kota Kuffah, Irak menuju ke Masjid Jami'. Tatkala mereka berdua sedang berjalan, Imam Ibrahim memanggil muridnya dan berkata, "Wahai Sulaiman! Aku akan mengambil jalan ini dan engkau ambil jalan yang lainnya. Sesungguhnya aku khawatir kalau kita melewati orang-orang bodoh, mereka akan mengatakan orang juling menuntun orang yang lemah penglihatannya, sehingga mereka jatuh pada perbuatan dosa gara-gara menghibahi kita."

Note: Imam Ibrahim adalah seorang yang -maaf- matanya juling. Sedangkan muridnya juga lemah penglihatannya.

Maka muridnya menimpali, "Wahai Imam, biarkan saja mereka meng-ghibahi kita, toh mereka akan mendapat dosa dan sebaliknya kita akan mendapat pahala!"

Imam Ibrahim An-Nakha’i langsung menjawab, "Subhanallah! Lebih baik kita selamat dan mereka juga selamat daripada mereka mendapat dosa dan kita mendapat pahala."

***

Apa yang telah diucapkan oleh sang murid sepertinya memang merefleksikan cara berpikir kita.

Kita, ketika merasa benar dengan apa yang kita lakukan kerap menjadi tak peduli dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Kalau itu salah, toh kesalahan itu biar mereka yang menanggungnya. Sebuah sikap mementingkan diri sendiri yang tak pernah diajarkan oleh agama yang sempurna ini. Seolah-olah kita senang jika kita masuk surga dan mereka masuk neraka. Padahal Adam saja tidak betah di surga gara-gara tidak memiliki teman.

Kisah di atas telah memberikan pengajaran kepada kita bahwa sikap 'pembiaran' terhadap suatu kesalahan adalah tidak dibenarkan. Bukankah lebih baik selamat bersama-sama?

Bukankah ketika amar ma'ruf (mengajak kepada kebaikan) itu bernilai ibadah, maka nahi mungkar (mencegah orang lain berbuat dosa) juga akan dihitung sebagai pahala?

Salam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, December 18, 2013
Categories:

43 comments:

  1. Subhanallah,..Boku mendapatkan pelajaran setelah membaca ini, umumnya pada diri kita hanya memikirkan keuntungan atau kebaikan pada diri kita, tanpa memikirkan kebaikan bagi orang lainnya..

    Terima kasih sharenya.

    Salam,..

    ReplyDelete
  2. Subnallahh .. sungguh berkesan sekali kisahnya gan haha jujur saya sampe mERINDING bacanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya tidak merinding sih, cuma geli

      Delete
    2. Merinding soalny dibelakang ada mas Agus...

      Delete
    3. Saya malahan ngilu Mas Agus Mas Pri
      Gak tau kenapa coba..?

      Delete
    4. silahkan pada istirahat kalau pada pegel

      Delete
  3. benar juga ya.. selama ini tidak pernah berpikir seperti itu. hmmm terimakasih mas pengingatnya :)

    ReplyDelete
  4. @all: mudah2an kita bisa menerapkannya. aamiin.

    ReplyDelete
  5. apa yang diceritakan mas pri termasuk juga dalam memberi manfaat kepada orang lain. bukan memberi celaka pada orang lain.
    saya juga belajar dari tuisan mas pri.
    tuh kan kitab-kitabnya keluar.
    ayo keluarkan pelajaran yang lain mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. kitab kuning... atau kitab yg ijo... (ndak ah, nanti meletus!) ^_^

      Delete
    2. tar bikin hatiku sangat kacaw dong..?

      Delete
    3. Pegang mas Rawins dan mas Budy erat-eratttt...

      *mengusapmata

      Delete
  6. manusiawi om
    karena sudah dari sana nya kita lebih sibuk dengan tatacara beragama sampe melupakan tatacara bertuhan. nikmati sajalah...

    ReplyDelete
  7. Kisah seorang Ulama yang bisa buat pelajaran
    Kita semua yah Mas Pri terima kasih sudah berbagi

    ReplyDelete
  8. saya langsung kesentil setelah baca, mas. tapi klo kita ingin mencoba untuk membantu agar orang lain tidak melakukan dosa seperti yang dicontohkan Imam Ibrahim sangat sulit.. soalnya jaman sekarang apapun tindakan kita selalu dikomentari yg nggak-nggak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah, seperti yg dibilang mas Rawins, manusiawi itu. ^_^

      Delete
  9. bener juga sih maspri.. tanpa di sadari ternyata itu sifat egois yang sepertinya sudah melekat di setiap manusi.. hmm harus di kurangi nih sifat egois kita yamas.. biar kita semua sama sama mendapat berkah yang baik.. amin..

    ReplyDelete
  10. menghindarkan diri dari tindakan, yg menimnbulkan prasangka negatif
    ngajak orang berbuat baik tantangannya cenderung lebih berat

    iyo neng surga cangkruk dewean yo ra betah,
    lha gelem ta rame-rame nyang neraka :)

    ReplyDelete
  11. Cara berfikir kita kadang2 ikut yang terbanyak.....kalau begitu juga harus instropektur buat diri sendiri
    makasih mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh ikutan, tp ttep waspada ya... tengok kiri-kanan, siapa tahu orang-orang ini salah jalan? ^_^

      Delete
  12. dalam hukum pidana, orang yg membiarkan suatu tindakan kejahatan berarti sama dengan membantu perbuatan jahat :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menarik nih! Tp tdk dalam segala konteks kan, mbak In?

      Delete
  13. Intinya selalu ingat pada sesama ya mas!
    Dan tidak egois, semoga kita nantinya dapat masuk kesurga sambil nge-blog!
    Amin!

    http://problogiz-tech.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, di sana internetnya minta yg kuenceng, mas!

      Delete
  14. tapi manusia memang cenderung suka ke arah yang negatif, mau gimana lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini mas pri memberi teladan positif, tinggal manusia mau berusaha untuk lebih ke negatif atau positif

      Delete
    2. bukan "teladan", hanya saran...

      *icon meringis gmn sih?

      Delete
  15. Ini sangat membuka jalan pikiran saya, luar biasa sekali. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pdhl saya berharap yg terbuka itu dompetnya mas... :)

      Delete
  16. bener sekali mas, mbok yao kalo ke surga ngajak-ngajak teman biar betah yah....

    sangat memotivasi kita mas, memnag kadang kita sering tidak peduli dengan orang lain, sekalipun dalam hal ibadah, padahal rsosulullah sudah menjanjikan barang siapa mengajak kebaikan satu orang saja, maka itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. mari mulai menjalankan MLM dlm hal amar ma'ruf, h-hee...

      Delete
  17. nice statement.. [ Maka muridnya menimpali, "Wahai Imam, biarkan saja mereka meng-ghibahi kita, toh mereka akan mendapat dosa dan sebaliknya kita akan mendapat pahala!"

    Imam Ibrahim An-Nakha’i langsung menjawab, "Subhanallah! Lebih baik kita selamat dan mereka juga selamat daripada mereka mendapat dosa dan kita mendapat pahala."]

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!