Saturday, February 2, 2013

ujungkelingking - Sebelumnya, saya ingin bercerita dulu.

Kemarin, dengan terpaksa saya pergi ke kantor dengan naik angkutan umum. Sebab beberapa hari terakhir ini motor saya suka uring-uringan. Maklum sudah udzur, jadi kalau musim penghujan begini semua penyakitnya suka pada muncul. Okelah, kalau diterus-teruskan cerita yang ini bisa jadi curcol nanti.

Di tengah perjalanan, bus yang saya tumpangi berhenti untuk menaikkan penumpang. Beberapa orang laki-laki dan perempuan. Praktis, bus yang tadinya longgar menjadi penuh sesak. Ada yang terpaksa berdiri.

Di bangku depan saya, duduk seorang laki-laki dengan rambut gondrongnya dan seorang bapak tua dengan topinya.

Melihat ada seorang perempuan tidak mendapat tempat duduk, si bapak tua itu lalu berdiri bermaksud memberikan tempat duduknya untuk perempuan tersebut. Nah, belum sempat si perempuan duduk, naiklah seorang perempuan yang usianya lebih muda. Rupanya perempuan ini adalah teman dari laki-laki gondrong. Melihat ada temannya naik, si laki-laki gondrong ini langsung mempersilahkannya duduk di sebelahnya, di tempat yang sedianya diberikan oleh si bapak tua untuk perempuan yang pertama tadi. Lucunya, perempuan yang datang barusan ini langsung duduk saja tanpa menyadari bahwa tempat itu bukan untuknya.

Selesai.

***

Saya, kemudian jadi menghubung-hubungkan. Di dalam hidup -sadar atau tidak- sebenarnya tipikal-tipikal manusia kebanyakan telah terwakili oleh orang-orang yang saya temui di dalam bus itu. Coba simak saja tipikal-tipikal berikut:
  • Ketika dalam keadaan "tidak bisa berbuat apa-apa", ada tipikal orang yang lebih memilih diam menerima nasibnya. Tipikal ini diwakili oleh perempuan pertama yang tidak mendapat tempat duduk. Sadar karena naik terlambat sehingga tidak kebagian tempat duduk, maka dengan legowo dia berdiri.
  • Ada tipikal "orang-orang baik" yang diwakili oleh si bapak tua. Tipikal orang yang rela memberikan haknya untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Namun biasanya tipikal seperti ini tidak memiliki kekuasaan sehingga perbuatan baiknya sering tidak berefek banyak.
  • Ada juga tipikal orang yang diwakili oleh laki-laki gondrong. Memiliki "kekuasaan" namun suka merebut hak yang bukan miliknya. Apakah si laki-laki gondrong tidak tahu bahwa si bapak tua itu memberikan tempat duduknya untuk perempuan pertama? Tau, kok! Hanya saja atas nama "solidaritas" maka teman sendiri harus diutamakan daripada orang lain yang lebih berhak sebenarnya.
  • Tipikal keempat ini adalah orang-orang tidak memiliki kuasa apa-apa, namun sekaligus cuek dan tidak mau tahu dengan kepentingan orang lain. Tipikal seperti perempuan muda adalah tidak peka sosial, simpati dan empatinya kurang.
Si perempuan muda bisa saja beralasan, lah saya ditawari kok, kenapa ditolak? Tentu saja menerima bantuan orang lain sah-sah saja, namun yang perlu diingat adalah apakah penerimaan kita itu akan mencederai keadilan sosial atau tidak (waduh, bahasanya...). Lah memangnya ada orang yang ditawari, pakai bertanya dahulu?

Ternyata ada!

Tipikal kelima ini saya temukan kemarin juga, dalam perjalanan pulang ke rumah. Situasi di bus penuh sesak, saya bersama beberapa orang tidak mendapat tempat duduk. Setelah agak lama perjalanan, penumpang mulai berkurang, satu-dua kursi mulai kosong. Seorang laki-laki (tentang laki-laki ini akan saya ceritakan dalam postingan yang lain), menawarkan tempat duduk di sebelahnya. Karena saat itu masih ada seorang perempuan yang berdiri, saya cuma tersenyum, menolaknya. Akhirnya laki-laki ini menawarkan tempat kosong itu kepada perempuan tersebut. Mendapat tawaran seperti itu, si perempuan ini tak langsung menerimanya. Masih sempat ia bertanya, "Kosong ya, Pak?". Nah loh!

Karena itu, dengan mengetahui macam-macam tipikal itu, mudah-mudahan kita bisa menempatkan diri dalam posisi yang bermartabat.

Ya, ya ini sih cuma pemikiran saya yang masih dangkal. Kurang matang, memang. Maklum manggangnya di atas bus.

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, February 02, 2013

Thursday, January 31, 2013

ujungkelingking - Berkenaan dengan hari kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam, pada postingan sebelumnya, saya secara pribadi (dan secara awam) berpendapat bolehnya "merayakan"nya adalah dengan berpuasa. Hal tersebut didasarkan pada hadits Abu Qatadah,
"Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan aku diutus." (Muslim)
Sementara dari hadits Usamah bin Zaid, seringnya Rasulullah berpuasa pada hari Senin dan Kamis adalah,
"Dua hari ini dilaporkan amal kepada Rabbu 'l-alamiin, dan aku ingin, ketika amalku dilaporkan, aku sedang berpuasa." (Nasa'i, dihasan-shahihkan oleh Albani)

Dari kedua hadits ini bisa diambil kesimpulan bahwa alasan Rasulullah berpuasa pada hari Senin adalah:
  1. Karena pada hari tersebut amalan seorang hamba dilaporkan. Dan beliau ingin tercatat berpuasa ketika catatan amal diserahkan.
  2. Sebagai bentuk syukur atas kelahiran dan diutusnya beliau. Dan penting untuk digarisbawahi bahwa hal ini beliau lakukan setiap pekan (setiap Senin) dan bukan setiap tahun.

Dari sini, soal puasa hari Senin tentu bukan perselisihan lagi.

Nah, menjadi celah perdebatan kemudian adalah ketika kita berpuasa -khusus- dalam rangka memperingati kelahiran beliau.

Dalam kaidah ushu 'l-fiqh, terdapat kaidah: "Al-ashlu li 'l-ibadat li 't-tahriim" (hukum asal dari setiap bentuk ibadah adalah haram). Disini mengandung pengertian bahwa kita boleh melaksanakan suatu ibadah jika sudah ada dalil terlebih dahulu. Jika tidak ada perintah, baik dari Al-Qur'an maupun Hadits, maka amalan tersebut menjadi terlarang hukumnya.

Diantara puasa-puasa sunnah yang diajarkan oleh Nabi, tidak pernah sekalipun Rasulullah mengajarkan puasa Maulid. Artinya, berpuasa -khusus- untuk memperingati maulid nabi adalah terlarang. Namun hal itu berbeda konteksnya ketika maulid tahun ini karena jatuh pada tanggal 24 Januari 2013, hari Kamis. Maka sunnah berpuasa pada hari itu adalah karena Kamis-nya, bukan karena maulid-nya.

Maka benar, bahwa bergembira dengan kelahiran Rasulullah adalah dianjurkan. Namun salah, bila untuk mengisinya malah kita melakukan hal-hal yang malah tidak diperintahkan.

Tulisan ini adalah sebagai ralat dari postingan saya sebelumnya. Namun, postingan sebelumnya tidak saya hapus, mudah-mudahan cukup sebagai pembanding bagi yang pro dan kontra saja. Dan mudah-mudahan juga setiap perbedaan mampu mendewasakan cara berpikir kita, melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Materi diambil dari http://www.konsultasisyariah.com/puasa-di-hari-maulid-nabi/#axzz2JX5TwZ9h



Sebelumnya saya menulis tentang:
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 31, 2013

Monday, January 28, 2013

ujungkelingking - Saya bisa senyum-senyum sendiri kalau ingat kenapa saya jadi menulis artikel ini. Jum'at kemarin saya baru kepikiran untuk mengubah tampilan blog saya, di bagian komentarnya. Saya ingin komentar yang muncul terdapat tampilan 'reply'. Sebelumnya tidak ada.

Akhirnya, saya coba bertanya ke rekan-rekan sesama blogger, sekaligus searching di mbah Google. Hasilnya, dari 3 blog yang saya kunjungi, ada 3 cara via 'edit HTML' untuk menjawab permasalahan tersebut. Semuanya kode-kode sudah coba saya pasang dan semuanya, tidak berhasil.

Namun, tahukah Anda apa yang membuat saya tertawa sendiri pada akhirnya? Adalah ketika saya menyadari ke-gaptek-an saya. Ternyata saya cukup masuk pada menu Settings dan memilih Embedded pada Comment Location.

H-haa...

Kadang hidup seperti itu. Kita kerap terfokus pada solusi yang besar dan jauh. Padahal hanya perlu hal-hal yang kecil dan dekat dengan kita untuk menyelesaikannya. Banyak contoh, orang yang menderita sakit dan sudah mendatangi dokter-dokter mahal dan rumah sakit mewah, namun pada akhirnya dia bisa sembuh hanya dengan penyembuhan alternatif. Atau banyak orang yang lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah berlabel 'international' atau 'unggulan', padahal orang-orang besar dan terkenal banyak lahir dari sekolah-sekolah yang tidak diperhitungkan.

Lalu what's the point?

Kewajiban manusia hanyalah tetap berusaha dan pantang menyerah

Kabar baik sekaligus kabar buruknya, kita tidak tahu bahwa kita ditakdirkan seperti apa nantinya. Karena itu dalam hidup, segala upaya -selama itu halal- tetap harus kita tempuh. Untungnya, kita tidak ada kewajiban terhadap 'hasil' tersebut, hanya berusaha. Dan yang menarik, kita sudah mendapat kepastian bahwa Tuhan akan memberikan, ketika kita sudah berusaha.

Nah, jika kita sudah memutuskan akan berusaha, biasanya akan muncul 3 penyakit umum yang datang menyerang. Dengan mengetahui penyakit-penyakit tersebut diharapkan kita bisa menghindarinya. Berikut ini ada 3 penyakit umum dalam berusaha beserta tanda-tandanya:

Penyakit no. 1: Takut resiko

Tanda-tanda umumnya adalah suka menunda-nunda dan cenderung sering melewatkan kesempatan.

Seseorang yang berusaha untuk menjadi lebih baik, tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Sebisa mungkin dia melakukannya sesegera mungkin. Toh, melakukan hal yang baik ataupun yang buruk seringkali sama-sama beresiko. Jadi, lakukan perhitungan cermat dan resiko menjadi siap untuk dihadapi.

Penyakit no. 2: Cepat puas

Tanda-tandanya bisa suka berfoya-foya dan terlalu banyak bersantai.

Katanya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Jika tidak cepat puas itu berbeda dengan berambisi, maka itu bagus. Bukankah tanda orang yang sukses itu adalah jika hari ini lebih baik daripada hari kemarin?

Penyakit no. 3: Tidak mau bertanya, eksplorasi, dan bekerjasama

Ketiganya memiliki tanda-tanda yang sama yaitu, usaha yang jalan di tempat atau hasil yang tak kunjung nampak.

Malu bertanya sesat di jalan, memang bisa menjadi pegangan. Kita belum pernah sukses, bukan? Karena itu kita perlu tahu caranya. Tentu saja dari orang-orang yang kita anggap berhasil dalam bidangnya. Atau kita mempelajarinya secara otodidak.

Sedangkan dalam hal kerjasama, dua kepala lebih baik dari satu kepala. Ini kalau keduanya sama-sama berpikir sih, hehe. Namun, adakalanya kita keliru memilih rekan. Kita bisa saja tertipu dan menderita kerugian. Kalau sudah begini, lihat lagi artikel ini dan baca Penyakit no. 1.


Bismillah,
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, January 28, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!