Monday, April 7, 2014

ujungkelingking - Seni Meluruskan Kesalahan


Suatu ketika, ada seorang bapak-bapak sedang berwudlu karena hendak melaksanakan shalat.

Tidak jauh dari tempat bapak itu berwudlu, dua orang bocah kakak-beradik sedang memperhatikannya. Keduanya tahu bahwa cara berwudlu bapak tersebut salah. Namun mereka ragu untuk menegurnya. Khawatir bapak tersebut salah paham dan marah.


Maka mereka mengatur suatu rencana. Mereka kemudian pura-pura bertengkar mempertentangkan cara berwudlu siapa yang paling benar.

Si kakak mengatakan cara berwudlunya-lah yang paling benar. Sementara sang adik tidak mau kalah dengan mengatakan justru cara berwudlunya yang paling benar.

Pertengkaran keduanya menarik perhatian si bapak. Si bapak mendekati keduanya dan bertanya apa yang sedang mereka pertengkarkan. Maka salah seorang dari keduanya menjelaskan bahwa mereka sedang mempertengkarkan cara berwudlu mereka dan kemudian mereka mengajukan saran agar si bapak saja yang menilai cara berwudlu mana yang paling benar.

Si bapak setuju. Maka bergantianlah keduanya mempraktekkan cara berwudlu mereka. Dan si bapak kemudian dibuat terkagum-kagum dengan cara berwudlu keduanya.


Dengan kejadian ini akhirnya si bapak menyadari kesalahannya. "Sungguh, cara berwudlu kalian berdua benar-benar sempurna. Justru cara berwudlu saya-lah yang selama ini salah. Hari ini kalian telah memberikan sebuah pelajaran penting kepada saya."

Meluruskan kesalahan
Image: tubasmedia

Dan, kita mengenal kedua kakak-beradik itu dengan nama Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib yang sekaligus cucu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


*dicuplik dari Permata Kisah Buat Anakku, Miftahul Asrar
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 07, 2014

Saturday, April 5, 2014

ujungkelingking - Hati-Hati, Membanggakan Anak Bisa Jadi Suatu Bentuk Kesombongan


Pelajaran berharga ini saya dapatkan dari blognya Insinyur Pikun (kerikilberlumut.com). Sebuah peringatan yang keras buat saya -sebagai orangtua- yang (terlalu) membanggakan anak-anaknya.

Anak adalah karunia yang tak ternilai harganya. Ia adalah sebuah pelipur lara dan pereda duka. Bahwa ketika sang ibu harus berjuang di antara hidup dan mati untuk melahirkannya, bahwa sang ibu harus menghadapi penderitaan yang "bertingkat-tingkat", maka ketika sang anak terlahir ke dunia ini dengan selamat, lenyaplah segala kelelahan dan kesakitan itu. Musnah, ditelan tangisannya yang memecah dunia.


Seiring bertambah usianya, semakin tampaklah kepintarannya. Semakin terlihatlah kecerdasannya dalam menangkap hal-hal apa saja yang ada di sekelilingnya. Bahagianya sang orangtua ketika sang bayi mulai bisa mengucapkan "a" dengan lucunya, menjadi lebih bahagia lagi ketika ia sudah sanggup melafalkan "ayah" dan "mama".

Seiring pengajaran dari bundanya, sang anak kemudian mulai dapat membaca. Dari sekedar membedakan huruf a dan e, sampai kemudian membaca satu kata demi satu kata. Kepandaian ini terus meningkat hingga sang anak dapat membaca satu kalimat utuh dan menceritakan satu paragraf cerita dengan indah.


Bangganya kita, orangtua. Sampai-sampai pada setiap orang yang ditemui kita bercerita. Betapa cerdas pikirannya, betapa bagus akhlaknya.

Tapi kita lupa...

Tak semua orangtua seberuntung kita. Bahkan, tidak semua orang berkesempatan menjadi orangtua.

Betapa menggebunya kita menceritakan kelakuan lucu anak kita di hadapan mereka yang masih (dan masih) berharap dikarunia seorang anak...


Anak, "hanyalah" harta titipan


Seorang anak adalah karunia dari Dia Yang Maha Memiliki. Anak, hakikatnya sama halnya seperti rumah, kendaraan, perhiasan, kebun, usaha, dan harta kita yang lainnya. Maka ketika kita dilarang untuk bersikap pamer dan sombong atas harta yang kita miliki, pun begitu terhadap karunia-Nya yang berupa anak-keturunan.

Harus kita pahami bahwa kepandaian yang dimiliki anak bukanlah murni "produk" kita. Kita hanya perantara saja. Ilmu itu diberikan langsung oleh Allah kepada anak kita. Sama seperti harta kita lainnya yang besar bukan melulu karena kerja keras kita. Ada kehendak Dia di sana. Jadi menyombongkan sesuatu yang bukan milik kita adalah sesuatu bodoh sekaligus konyol.

Bahwa bersyukur atas kecerdasan yang dikaruniakan Allah kepada anak kita, itu harus. Namun membangga-banggakannya kepada orang lain, ini yang harus dikoreksi.

Maka saya sependapat dengan apa yang dikatakan mas Insinyur Pikun bahwa kebanggaan terhadap anak bisa jadi adalah bentuk dari sikap jumawa (kesombongan) yang terselubung.

Hati-hati.

Numpang narsis
Ngomongin anak, yang tampil foto'e buapak'e...
(Hasil jepretan Zaki)

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, April 05, 2014

Friday, April 4, 2014

ujungkelingking - Kiamat, Mungkinkah Dimulai Dari Bumi?


Apakah teman-teman merasakan cuaca yang amat menyengat akhir-akhir ini?

Beberapa orang beranggapan bahwa hal ini lumrah saja. Hal ini dikarenakan kita sedang memasuki musim pancaroba. Sama seperti perubahan iklim dari musim kemarau ke musim penghujan yang ditandai dengan cuaca yang amat dingin (bediding, bhs. Jawa), maka peralihan iklim dari musim penghujan ke musim kemarau pun akan ditandai dengan cuaca yang sangat panas.

Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa panas ini adalah merupakan dampak dari pemanasan global (global warming effect).

Saya kemudian teringat sebuah email yang dikirimkan rekan kerja saja 3 tahun yang lalu. Email tersebut berisi tentang "perkiraan-perkiraan" yang terjadi pada kehidupan manusia jika suhu Bumi terus mengalami peningkatan.


Dari sini saya kemudian mencoba mencari lebih jauh tentang dampak-dampak lainnya. Dari PemanasanGlobal.net, saya mendapatkan penjelasan dampak perubahan iklim yang terjadi pada manusia. Penjelasan ini diambil dari studi yang dilakukan Mark Lynas (Jurnalis) dalam bukunya Six Degrees: Our Future on A Hotter Planet, dan Sir Nicholas Stern (Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris) dalam laporannya Stern Review on the Economics of Climate Change.

Penjelasan keduanya saya gabung dan coba saya ringkas beberapa poinnya agar kita lebih mudah mencermatinya.

Suhu udara naik 1ºC


  • Arus Teluk melemah
  • Beberapa gletser kecil di Andes menghilang dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang
  • Air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi
  • Lapisan es di belahan utara mencair sehingga akan menyerap panas lebih banyak dan semakin mempercepat pemanasan global
  • Daerah di pesisir pantai akan diterjang banjir
  • 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier (terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia)
  • 300.000 orang akan meninggal setiap tahunnya karena penyakit akibat perubahan iklim (diare, malaria, dan kekurangan gizi)

Suhu udara naik 2ºC


  • Eropa menerima paparan panas yang tinggi, hutan-hutan rusak karena terbakar
  • Terjadi anomali tanaman (bukannya menyerap karbon, tanaman malah mulai melepaskan karbon ke atmosfer)
  • Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Hasil panen merosot hingga 5-10% di wilayah-wilayah tropis
  • 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika
  • Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali
  • 15-40% spesies terancam punah, (spesies Kutub Utara seperti beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar punah)
  • Lebih dari 10 juta orang menderita banjir setiap tahunnya

Suhu udara naik 3ºC


  • Karbon yang dilepaskan oleh tanaman dan tanah di Bumi mempercepat pemanasan global
  • Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya lapisan es Antartika Barat
  • Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi
  • 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, 150-550 juta orang kelaparan, terutama Afrika
  • Di tempat lain 1-5 miliar orang menderita banjir, angin topan dahsyat menghantam kota-kota pinggir laut
  • 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi, penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru
  • 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini (25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan)
  • Hancurnya hutan Amazon

Sudah ngeri?

Yuk, dilanjut…

Suhu udara naik 4ºC


  • Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India
  • Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia)
  • Menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter
  • Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara
  • Sebagian besar wilayah Inggris tidak dapat dihuni lagi karena terbenam banjir
  • Hutan hujan Amazon, mati

Suhu udara naik 5ºC


  • Gas metana yang keluar dari dasar laut mempercepat pemanasan global
  • Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan habis
  • Manusia berpindah-pindah tempat untuk mencoba mencari makanan dan hidup seperti hewan di alam liar

Suhu udara naik di atas 5ºC


  • Kehidupan di Bumi "berakhir" akibat badai besar, banjir bandang, bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan kekuatan bom atom (hanya jamur yang dapat bertahan hidup)
  • Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik 6ºC lebih bila emisi gas rumah kaca terus bertambah
  • Bahaya besar berupa pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut terjadi
  • Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya bisa di luar perkiraan manusia...
  • Kiamatkah? Silahkan dijawab sendiri.

***

Nah, setelah kita tahu dampak-dampak dari setiap kenaikan suhu tersebut, sekarang mari kita coba bandingkan dengan data-data berikut ini:

Img1
KOMPAS.com (29/11/12) - Link sumber pada GAMBAR

Img2
Mongabay (18/7/13) - Link sumber pada GAMBAR

Img3
VIVAnews (1/1/14) - Link sumber pada GAMBAR


Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 04, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!