Monday, February 3, 2014


ujungkelingking - Blogger Ini Butuh Bantuan!


Hari ini adalah hari yang benar-benar menguras otak saya. Bukan karena masalah pekerjaan, tapi karena masalah pada blog ini. Lebih tepatnya pada template yang baru saja saya ganti.

Karena hari Jum'at, Sabtu dan Minggu saya tidak ngantor, otomatis ritual 'ngumbah-keyboard' pun stop. Padahal saya juga harus melakukan sedikit editing pada template baru saya. Acara blogwalking dan balas komentar-pun sementara tidak bisa dilakukan. Bahkan artikel saya yang berjudul Sekilas Tentang SelfPublishing adalah postingan auto-publish.

Akhirnya, hari Senin saya baru bisa utak-atik template... Setelah berjibaku dengan deretan kode-kode yang saya sama sekali tidak paham, akhirnya -alhamdulillah- hasilnya, B-U-Y-A-R semuanya!

*mengheningkan cipta

Error demi error bermunculan tanpa diundang. Bete banget jadinya. Itulah kenapa saya masih belum bisa blogwalking ke tempat sodara-sodara...

Awal error yang muncul adalah saya tidak bisa mengupload template hasil backup-an saya. Muncul pesan seperti ini:
Pesan error. Saya tahu maksudnya, tapi gak tahu solusinya

Maka berburulah saya di jagad dunia para master demi mencari tutorial tentang hal ini. Intinya saya harus mengupload template tersebut secara manual.

  1. Buka 'Edit HTML' 
  2. Hapus semua kode dengan Ctrl+A lalu Delete
  3. Pada calon template yang akan dipasang, buka dengan Notepad, copy semua kode dengan Ctrl+A dan Ctrl+C
  4. Paste pada kolom template yang sudah dikosongkan pada langkah 2
  5. Dengan menggunakan Ctrl+F, cari kode <b:widget id> 
  6. Ubah semua nama widget yang muncul, misalnya 'Header1' dengan 'Header11', 'Blog1' dengan 'Blog11', 'Pagelist8' dengan 'Pagelist88', dst.
  7. Save template

Dengan ini permasalahan pada template saya (sejenak) selesai.

Ya, cuma sejenak. Karena kemudian masalah lainnya muncul. Pada tempilan muka, menu 'Home' dan 'About' yang seharusnya ada di bawah Header, tidak bisa dimunculkan kembali. Sebagai gantinya, menu tersebut pindah di sisi sebelah kanan.

Hal ini terjadi karena saya telah menghapus salah satu page, yaitu 'Contact'.

Menu di Header pindah ke sisi kanan. Diset pake 'Top Tabs' gak ngefek

Setelah hampir setengah hari berkutat dengan mbah gugel dengan tanpa hasil. Saya-pun menyerah. Urusan begini bagi yang paham HTML, CSS, Java Script, tentu seperti menjentikkan jari saja. Tapi bagi saya, wah, bisa pecah ini kepala.

Belum kelar masalah yang ini, giliran para widget sekarang yang ikutan protes.

Pertama, sebagian widget tidak bisa diedit (muncul pesan error 400). Namun setelah nama widget disesuaikan dengan link url-nya, si widget sudah akur bisa diklik 'edit'.

Masalah yang lain menyusul kemudian. Widget menjadi tidak bisa digeser/dipindah. Kalau pakai istilah orang Jawa ini yang namanya 'saklek'. Wes gini ya gini, gak bisa diubah. Lah terus piye, jal?

Tidak ada simbol untuk bisa digeser
Sudah pula dicoba dengan mengubah nilai 'true' menjadi 'false', tapi tetap gitu-gitu aja.

*Embuh lah, sak karepmu.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, February 03, 2014

Saturday, February 1, 2014

ujungkelingking - Sekilas Tentang Self Publishing


Kecintaan terhadap menulis adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang blogger. Namun bagaimana bila kecintaan atau hobi menulis kita bisa mendatangkan penghasilan? Maksud saya, bagaimana jika dari hobi menulis tersebut kita bisa menerbitkan sebuah buku dan lalu menjualnya? Tentu suatu hal yang menggembirakan sekaligus membanggakan.

Timbul sebuah pertanyaan, bila Anda diberi kesempatan menerbitkan sebuah buku, manakah yang Anda pilih menerbitkannya melalui penerbit umum/mayor (Gramedia, misalnya) atau via online?

Jangan buru-buru menjawabnya, karena nanti bisa jadi pembahasan yang lebih panjang. Namun intinya, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan.

***

Self Publishing, adalah istilah yang semakin marak akhir-akhir ini. Sebuah layanan penerbitan buku secara indie (pribadi). Teknis sederhananya, Anda mengirimkan naskah, mereka akan mencetaknya, dan Anda mempromosikannya via online. Hal-hal lainnya (seperti pembagian royalti, biaya cetak/pra cetak, dsb.) tentunya berbeda-beda pada setiap pemilik layanan.

Ada banyak layanan Self Publishing ini (Anda bisa mencarinya di mesin pencari). Anda bisa mengunjungi dan mempelajari aturan dan ketentuannya pada beberapa alamat di bawah ini:

Nulis Buku


nulisbuku.com

Dapur Buku


dapurbuku.com

Leutika Prio


leutikaprio.com

Mizan


mizan.com

Red Carpet Studio

 
redcarpetstudio.net

Namun seperti yang telah saya singgung di atas -bahwa semuanya punya kelebihan dan kelemahan- menggunakan layanan seperti ini meski terlihat "lebih nyantai", sebenarnya lebih menguras segalanya. Jangan lupa, dalam self publishing tugas kita adalah merangkap semuanya. Kita adalah penulis naskahnya, kita juga editornya. Kita adalah penyandang dananya, sekaligus juga tenaga marketingnya. Jadi jangan pernah berpikir bahwa setelah memakai layanan ini terus kemudian kita bisa duduk-duduk manis.

Lain dari itu, alamat yang saya cantumkan di atas adalah yang saya temukan melalui google search. Jadi bila ditanya mana yang paling bagus, saya belum bisa menjawabnya. Sebab saya sendiri belum pernah menjajal layanan ini, hiks hiks. Namun bagi seorang blogger, menerbitkan buku adalah sebuah rencana yang harus terwujud entah kapan.

Hm, Anda berminat untuk mendahului saya?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, February 01, 2014

Thursday, January 30, 2014

ujungkelingking - Arti "Demokrasi" Bagi Zaki


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari kata demokrasi adalah,

de·mo·kra·si /dĂ©mokrasi/ n Pol 1 (bentuk atau sistem) pemerintahan yg seluruh rakyatnya turut serta memerintah dng perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; 2 gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yg sama bagi semua warga negara;

Namun alih-alih membahas definisi tersebut, tulisan ini hanya mencoba menjawab apa arti dari kata "demokrasi" menurut anak saya yang belum genap berusia 4 tahun.

***

Sore itu, seperti biasa Daffa sedang sibuk bermain dengan mainannya. Dan seperti biasanya muncul pula tingkah usil Zaki dengan merebut mainan adiknya. Adiknya pun tak mau kalah dengan tetap mempertahankan mainannya.

Sang kakak akhirnya berhenti berbuat usil. Memang lebih baik mainan itu dipakai bersama. Dengan wajah polosnya sang kakak bilang ke adiknya, "Mainannya berdua saja, ya? Kita berbagi. Kita kan demokrasi."

Jadi, arti kata demokrasi bagi Zaki adalah, bermain bersama-sama.

Lagi mikir mau bikin kosakata apalagi ya?

Lagi menunggu Ayah pulang
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 30, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!