Monday, April 8, 2013

ujungkelingking - Diambil dari kitab "Al-Kabaa'ir" (imam Adz-Dzahabi) yang memuat 70 (sebelumnya tertulis 40) macam-macam dosa berkategori dosa besar. Naudzubillahi min dzalik.

Beberapa belum diterjemahkan karena keterbatasan ilmu penulis. Bagi rekan-rekan yang mengetahui artinya, atau menyadari ada kekeliruan dalam penerjemahan atau penulisan teks arabic-nya, mohon agar bisa di-share di kolom komentar, atau inbox ke admin.


الشرك با لله 1.
Syirik kepada Allah
قتل النفس 2.
Bunuh diri
السحر 3.
(Melakukan) sihir
ترك الصلاة 4.
Meninggalkan sholat
منع الزكاة 5.
Menahan zakat
افطار يوم من رمضان بلا عذر 6.
Berbuka di hari Ramadlan tanpa adanya udzur
ترك الحجّ مع القدرة عليه 7.
Meninggalkan haji padahal mampu
عقوق الوالدين 8.
Durhaka kepada orangtua
هجرة الأقارب 9.

الزنا 10.
Zina
اللواط 11.
Hubungan seksual sejenis (homo, lesbian)
أكل مال اليتيم و ظلمه 12.
Memakan harta anak yatim dan mendloliminya
الكذب على الله و على رسوله 13.
Berdusta dengan nama Allah dan Rasul-Nya
الفرار مع الزحف 14.
Desersi
غشّ الإمام الرعية و ظلمه لهم 15.

الكبر 16.
Sombong
شهدة الزور 17.
Persaksian dusta
شرب الخمر 18.
Minum khamr
القمار (الميسر) 19.
Judi
قدف المحصنات 20.
Menuduh (berzina) perempuan yang sudah menikah
الغلول من الغنيمة 21.

الربا 22.
Riba
السرقة 23.
Mencuri
قطع الطريق 24.
Merampok
اليمين الغموس 25.
Sumpah palsu
الظلم 26.
Dlolim
المكاس 27.

ان يقتل الإنسان نفسه 28.
Membunuh
الكذب في غالب اقواله 29.

القضى السوء 30.
Hakim yang jahat
اخذ الرشوة على الحكم 31.
Suap dalam masalah hukum
تشبه المرأة بالرجال و تشبه الرجال بالنساء 32.
Perempuan menyerupai laki-laki dan laki-laki menyerupai perempuan
الديوث المستحسن على اهله 33.
Suami yang dayyuts terhadap keluarganya
فى المحلل و المحلل له 34.
Muhallil dan Muhallal lahu
عدم التزه عن البول 35.

الرياء 36.
Riya'
التعلم للدنيا و كتمان العلم 37.
Belajar tentang keduniaan dan menyembunyikan ilmu
الخيانة 38.
Khianat
المنان 39.

التكذب بالقدر 40.
Mengingkari takdir
التسمع على الناس ما يسرون 41.
Menampak-nampakkan kepada publik apa yang tersembunyi
النمام 42.
Tukang fitnah
اللعان 43.
Menuduh (istri) berzina
العدروعدم الوفاء بالعهد 44.
Mengingkari perjanjian
تصديق الكاهن والمنجم 45.
Membenarkan ucapan dukun dan peramal
نشوز المرأة على زوجها 46.
Istri durhaka kepada suami
التصوير فى الثياب والحيطان والحجر وغيرها 47.
Menggambar di pakaian, dinding, batu, dsb.
اللطم والنياحة وغيرها 48.
Meratapi (jenazah), dsb.
البغى 49.
Melampaui batas
الإستطالة على الضعيف والمملوك والجارية والزوجة والدابة 50.

أذى الجار 51.
Meremehkan tamu
أذى المسلمين وستمهم 52.
Membahayakan kaum Muslimin...
أذية عباد الله 53.

إسبال الإزارا والثوب واللباس والسراويل 54.
Memanjangkan kain pakaian dan celana
لبس الحرير والذهب للرجال 55.
Memakai sutra dan emas bagi laki-laki
إباق العبد 56.

الذبح لغيرالله عزّ وجل 57.
Menyembelih tanpa menyebut nama Allah
فيمن ادعى إلى غير أبيه وهو يعلم 58.

الجدال والمراء واللدد 59.
Debat kusir
منع فضل الماء 60.
Menahan air
نقص الكيل والذراع والميزان 61.
Mengurangi takaran dan timbangan
الأمن من مكرالله 62.

أذية أولياء الله (الموجد هو أجرها فقط) 63.

ترك الجماعة في صلى وحده من غير عذر 64.
Meninggalkan jama'ah dalam sholat tanpa ada udzur
الإصرار على ترك صلاة الجمعة والجماعة من غيرعذر 65.

الإضرار بالوصية 66.
Mengubah wasiat
المكر والخديعة 67.
Berlaku tipu daya
من جسّ على المسلمين ودل على عورتحم 68.
Membuka aib kaum Muslimin
اخذ من الصحابة رضوان الله عليهم اجمعين 69.

اكل الحرام وتناوله على اي وجه كان 70.
Memakan dan mengambil yang haram
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 08, 2013

Wednesday, April 3, 2013

ujungkelingking - Sebenarnya agak berat juga saya menulis postingan ini, karena penulis sendiri bukanlah seorang hafidz. Banyak juga yang sudah menulis tentang tips dan trik menghafal Al-Qur'an, tapi tak ada salahnya penulis berbagi pengalaman, barangkali saja ada rekan-rekan yang kesulitan dalam menghafal Al-Qur'an.

Faktanya, Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang begitu mudah dihafal, padahal dia berbahasa asing. Namun, sungguhpun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses tahfidu 'l-Qur'an menjadi lebih mudah.

1. Niat

Ini adalah syarat wajib untuk melakukan sesuatu. Tak harus dilafadzkan, hanya perlu dikuatkan dalam hati bahwa kita akan menghafal Al-Qur'an.

Niat ini juga bisa diartikan sebagai cara untuk membuat target. Namun, jangan dulu membuat target yang muluk-muluk, misalnya sebulan harus hafal surah Al-Baqarah, dsb. Tidak salah memang, namun akan lebih baik jika kita mengawalinya dengan yang ringan dahulu. Cukup -misalnya- harus hafal minimal 2 ayat setiap selesai sholat wajib, atau satu halaman dalam sehari. 

2. Gunakan satu mushaf saja

Percaya atau tidak, dalam proses menghafal sebenarnya tidak melulu urusan otak (memori), namun visual juga sangat membantu. Dengan hanya menggunakan satu mushaf, secara tidak langsung kita juga akan menghafal bentuk huruf, jumlah baris, letak nomor ayat, dsb. Dan percayalah, itu akan sangat membantu.

3. Kombinasikan waktu

Sejatinya, semua waktu bisa digunakan untuk menghafal Al-Qur'an. Namun berdasarkan pengalaman, waktu petang dan subuh adalah yang terbaik karena keduanya memiliki "karakter" yang unik.

Waktu petang, yaitu sesaat sebelum dan sesudah sholat Maghrib memiliki karakter yang "ringan". Jika kita menghafal di waktu ini, maka hafalan kita akan lebih mudah masuk sekaligus lebih mudah lepas.

Sedang waktu subuh memiliki karakter yang "kuat". Menghafal di waktu ini, maka hafalan sulit masuk, namun sulit juga lepas.

Triknya, mulailah menghafal di waktu petang lalu ulangi lagi di waktu subuh. In sya' Allah hafalan kita akan lebih kuat.

4. Pengulangan

Sejujurnya, poin ini adalah poin yang paling sulit menurut penulis. Butuh komitmen level tinggi dan sedikit waktu senggang. Menghafal itu urusan mudah, menjaganya yang susah. Sebab, seberapa banyak pun hafalan kita, kalau tidak pernah diulang-ulang tentu akan lenyap juga.

Sebuah pepatah yang penulis ingat berbunyi, "Al-Qur'an itu lebih cepat lepas daripada ternak yang lepas dari ikatannya". Analoginya, seekor ternak yang terlepas dari ikatannya biasanya tidak akan langsung lari, namun hafalan Al-Qur'an yang tidak diikat dengan pengulangan, pasti akan langsung menguap.

5. Faktor non-teknis

Nah, selain dari faktor-faktor yang sudah disebut di atas, ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan ketika kita menghafal Al-Qur'an, yaitu: hindari maksiyat. Sebab selalu dikatakan bahwa Al-Qur'an dan kemaksiyatan tidak akan bisa bersatu. Salah satunya akan kalah, salah satunya pasti lepas.

Tambahan untuk poin no. 4

Jika Anda memiliki teman yang sama-sama dalam proses tahfidu 'l-Qur'an,  maka mengulang secara berpasangan jauh lebih menyenangkan. Jadi Anda membaca ayat pertama, lalu teman Anda membaca ayat kedua, kemudian Anda membaca ayat ketiga dan teman Anda ayat keempat. Dan begitu seterusnya.

Semoga bermanfaat.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 03, 2013

Monday, April 1, 2013

ujungkelingking - Mengawali April 2013, saya coba angkat lagi tema yang sudah sering dibahas di dunia blogging, yaitu tentang re-share, retweet, atau apalah istilah lainnya. Men-forward suatu tulisan, status atau artikel dengan maksud menyebarkannya kembali ke publik.

Fenomena ini sebenarnya sama dengan aktifitas copy-paste, hanya bedanya untuk re-share ini penulis asalnya sudah otomatis kelihatan.

Saya punya sedikit pengalaman menarik dalam hal ini.

Kemarin malam, saat saya membuka akun facebook saya, seorang teman menuliskan sebuah hadits yang indah berikut penjabaran singkatnya. Saya tertarik dengan status tersebut dan hampir saja saya men-sharenya kembali. Namun karena lebih kuat kantuk saya, akhirnya saya memutuskan untuk istirahat saja. Toh, nge-sharenya bisa besok pagi, pikir saya.

Pagi ini, karena kesibukan kantor yang cukup padat, saya baru mulai senggang sekitar jam makan siang. Saya teringat kalau saya belum nge-share status teman tadi malam. Namun sebelum itu, saya iseng untuk googling tentang status teman saya tersebut. Hasilnya, cukup mengejutkan, karena dari sekian hasil yang muncul ada satu tulisan yang dengan gamblang menyatakan bahwa hadits dari status teman saya tersebut adalah tidak benar alias palsu alias dusta!

Kejadian lain, pernah seorang rekan di Kompasiana menerima broadcast tentang acara penggalangan dana untuk anak yatim. Rekan ini pun langsung menforwardnya ke teman-teman yang lain. Belakangan disadari bahwa broadcast tersebut adalah hoax. Meski kemudian pihak panitia melakukan klarifikasi bahwa broadcast tersebut benar adanya dan bukan hoax, namun tak urung hal tersebut menimbulkan keresahan pada banyak pihak.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa adalah sangat bijak bila kita tidak terburu-buru dalam men-share status atau tulisan orang lain. Berhati-hati dalam menyebarkan sebuah berita, sebab langsung menforward tanpa ada kejelasan hal-ihwalnya adalah suatu langkah yang ceroboh.

Jangan sampai kita menyebarkan hal-hal yang salah dan provokatif. Jangan sampai orang lain menjadi salah dan malu karena sifat terburu-buru kita. Jangan sampai timbul hal yang fatal karena kebodohan kita.

Nge-share itu urusan kecil, tanggung jawab di belakangnya yang besar.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 01, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!