Thursday, May 3, 2012

ujungkelingking - Melakukan excelling tanpa bantuan mouse, tentu bisa Anda lakukan. Bahkan Anda juga bisa mengoperasikan sebuah komputer dengan tanpa bantuan mouse, karena dulu pun ketika awal-awal komputer diciptakan juga tidak menggunakan mouse.

Dalam excel, Anda hanya perlu mengkombinasikan dua atau tiga tombol keyboard untuk membentuk perintah yang kita inginkan. Tentu, dengan melakukannya setiap hari Anda akan mengingat lebih cepat dari yang Anda bayangkan.

Berikut ini saya share beberapa perintah-perintah dasar dalam excel, mudah-mudahan bisa membantu Anda:


Jadi, mengerjakan excel tanpa mouse? Tentu saja bisa! Mana yang lebih cepat? Tergantung kebiasaan. Untuk saya, lebih cepat menekan "Ctrl" dan "S" ketimbang menggerakkan mouse ke icon bergambar disket.

Semoga bermanfaat!

Sumber: www.exceltips.com
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, May 03, 2012

Wednesday, May 2, 2012

ujungkelingking - Judul untuk postingan ini sebenarnya lebih tepat "Cerita-cerita Saat Mengurus Akta Kelahiran", karena tulisan ini adalah catatan saat saya mengurus Akta Kelahiran untuk putra kedua kami. Banyak hal-hal yang amat-sangat menjengkelkan sebenarnya, dan sengaja memang saya share disini, mudah-mudahan bermanfaat, terutama bagi Anda yang hendak mengurus hal yang sama.

Seminggu setelah kelahiran putra kedua kami -Daffa- saya berinisiatif untuk mulai mengurus Akta Kelahiran-nya. Sebenarnya, akta tersebut akan diurus oleh bidan yang menangani persalinan istri saya. Namun untuk data-data pendukungnya harus saya yang mengurus sendiri karena kebetulan tempat tinggal kami yang sekarang berbeda dengan  alamat yang tertera di Kartu Keluarga. Inilah yang kemudian menjadi kendala, karena saya harus mondar-mandir, dan waktu terbuang disitu.

Okelah, saya kembali ke cerita,

Selasa, tanggal 24 April, saya izin setengah hari dari kantor. Itu untuk meminta surat pengantar dari RT dan RW di Surabaya, sesuai dengan alamat pada Kartu Keluarga. Maklum, kami sekarang ini tinggal di Sidoarjo. Namun sepertinya nasib baik belum berpihak pada saya. Sekretaris (atau Bendahara?) yang bertugas mengeluarkan surat pengantar tidak berada di tempat. Sedang keluar, kata tetangganya. Tapi ketika saya coba konfirmasi lebih jauh, orang tersebut tidak bisa menjawab dengan pasti, keluar kemana atau sampai berapa lama. Saya pun bimbang: lebih baik menunggu sampai yang bersangkutan datang atau mending langsung pulang saja?

Akhirnya karena rasa segan saya terhadap ibu mertua (masa' baru datang langsung pulang?) saya pun menunggu-lah. Satu atau dua jam kemudian orang yang saya tunggu-tunggu pun terlihat datang. Bergegas saya menemui orang tersebut di rumahnya dan menjelaskan keperluan saya. Singkatnya, saya pun berhasil mendapatkan Surat Pengantar. Namun, karena surat itu harus bertanda-tangan dan berstempel RT/RW, saya segera menuju rumah Pak RT.

Lagi-lagi nasib baik tidak bersama saya. Yang bersangkutan sedang bekerja, dan biasanya baru pulang setelah Maghrib. Saya pun menimbang-nimbang lagi: andai saya menunggu Pak RT pulang kerja dan andai saya berhasil mendapat stempel RT, tetap saja saya tidak bisa melanjutkan mengurus surat pengantar tersebut karena jam kerja RW-nya hanya sampai jam 4 sore saja. Jadi, untuk bertemu Pak RT harus malam hari sedang untuk bertemu Pak RW harus siang hari. Prosesnya juga tentu tak bisa dibalik. Hal ini yang cukup mengganggu bagi saya, yang tidak bertempat tinggal disitu. Maka dengan terpaksa surat itu saya titipkan kepada adik ipar saya agar dia mengurus validasi-nya ke Pak RW.

Catatan 1: Ketika Anda hendak mengurus hal-hal semacam ini, Anda sebaiknya tidak terburu-buru mengajukan cuti. Sebab mungkin saja ada hal-hal diluar prediksi Anda -sekalipun remeh- yang akan menghambat rangkaian proses itu. Disamping cuti Anda akan sia-sia, pun juga akan memperburuk penilaian terhadap kinerja Anda. Jadi lebih aman bila untuk satu atau dua hari Anda izin masuk setengah hari. 

***

Tepat seminggu kemudian, saya mendapat informasi dari adik ipar saya bahwa tanda-tangan RW sudah didapatkannya. Artinya, surat pengantar itu siap untuk diproses lebih lanjut.

Selasa, tanggal 2 Mei saya kembali izin setengah hari untuk mengurus ke kantor Kelurahan. Dokumen-dokumen pendukung lainnya seperti copy Surat Nikah, Kartu Keluarga dan KTP sudah saya siapkan dan saya sertakan dalam satu map. Saya pikir, beres.

Namun (lagi-lagi) nasib baik masih jauh dari saya. Dokumen saya ditolak karena dianggap belum lengkap. Copy Surat Nikah yang saya sertakan harus terlegalisir; disamping itu juga harus disertakan copy KTP dari dua orang saksi (yang ini sekedar formalitas saja karena saya dipersilahkan menggunakan KTP siapa saja).

Akhirnya, dengan terpaksa saya pun kembali ngantor.

Catatan 2: Karena banyaknya kasus pemalsuan dokumen seperti itu, ada baiknya bila dokumen-dokumen copy tersebut sudah terlegalisir. Atau bila memungkinkan bawa saja sekalian dokumen aslinya.

Perjuangan masih berlanjut...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, May 02, 2012

Thursday, April 26, 2012

ujungkelingking - Kita tentu tak asing lagi dengan facebook. Yup, situs jejaring sosial ini begitu mendunianya sejak didirikan tahun 2004 oleh seorang mahasiswa Harvard, Mark Zuckerberg.

Sebagaimana diberitakan bahwa Mark Zuckerberg adalah seorang Yahudi, meski dia menganggap dirinya atheis (wikipedia). Lantas apa hubungannya ke-Yahudi-an Mark Zuckerberg dengan facebook?

Seperti kita tahu bahwa pada facebook terdapat istilah "Wall" atau "Dinding". Dan karena situs web ini didirikan oleh seorang Yahudi, maka tak salah bila banyak yang mengintrepretasikan Wall (Dinding) sebagai Wailing Wall (Dinding/Tembok Ratapan) yang dimiliki kaum Yahudi. Dan seperti kita tahu juga bahwa Tembok Ratapan itu digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk menangisi, mengeluhkan dan meratapi dosa-dosa serta nasib mereka. Dan tak bisa dipungkiri juga bahwa, kita, memang lebih sering mengeluhkan nasib kita di wall facebook, daripada kepada Allah. Lebih penting update status daripada memperbanyak dzikir dan sholat.

Maka kita harus menyadari hal ini, sebab jangan sampai kita termasuk dalam hadits, "Barangsiapa yang ber-tasyabbuh (menyerupai suatu kaum), maka ia termasuk di dalamnya."

Wailing Wall of Israel

Karena itulah, kita perlu diingatkan tentang sebuah sabda Rasulullah shallallhu alaihi wa salaam;

"Sungguh, kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka masuk ke lubang Dhabb pun niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya."

Shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan mereka itu adalah Yahudi dan Nasrani?"

Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?"

(Hadits Riwayat Bukhari)

***

Maka hindarilah menulis status yang berisi kata-kata ratapan (apalagi itu masalah rumah tangga, yang berarti membuka aib diri sendiri); atau menulis kata-kata kotor, makian dan kutukan (yang itu berarti justru menambah dosa kita dengan semakin banyaknya orang yang membaca status tersebut); atau menghina dan menyindir seseorang (yang bisa menambah keruh situasi).

Kita justru bisa menggunakan "senjata" orang-orang Kafir ini untuk membangun solidaritas Umat Islam dengan cara senantiasa membagi ilmu dan nasehat kebaikan. Alih-alih ingin merusak Umat, facebook ini malah bisa menjadi bumerang bagi mereka.


Hasbunallah wa ni'mal wakiil...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, April 26, 2012

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!