ujungkelingking - Baru saja saya selesai melaksanakan sholat Ashar di masjid sebelah, saya melihat sebuah hape berbungkus pouch warna kulit tergeletak di bawah salah satu tiang masjid.
Saat itu kondisi masjid memang relatif kosong, maklum sholat Ashar sudah selesai dari tadi. Sambil mengira-ngira siapa pemiliknya, saya coba mengamati keadaan sekitar. Agak jauh di depan saya ada tiga orang yang sedang sholat berjamaah. Di pojok sebelah sana, ada dua orang yang sedang berdiskusi (belakangan saya baru tahu kalau mereka mahasiswa di situ). Di bawah tiang yang lain ada seseorang yang sedang tidur dengan lelapnya. Sementara beberapa mahasiswa lain sedang bercengkrama di luar masjid.
Agak ragu-ragu saya mendekati hape tersebut. Tapi saya yakin pemilik hape ini tidak ada di antara orang-orang yang ada di sini.
Sebenarnya, saya ingin memberikan hape tersebut langsung kepada ta'mir masjid. Namun keberadaan beliaunya saya juga tidak tahu. Akhirnya dengan memantapkan hati, saya mendekati dua orang mahasiswa yang sedang asyik berdiskusi dari tadi. Saya katakan kepadanya bahwa saya menemukan sebuah hape dan minta tolong untuk menyerahkan hape tersebut kepada ta'mir masjid, sampai nanti ada pemilik yang sebenarnya. Setelah itu saya pun bergegas kembali ke kantor.
Ketika sedang menuju kantor, saya berpapasan dengan seorang teman dari induk perusahaan dimana saya bekerja. Pak Subur, namanya. Meski begitu posturnya sama sekali tidak subur (gemuk), kok. Pak Subur ini pernah menemani saya sewaktu ada seminar perpajakan di Jakarta. Karena nampaknya beliau sedang tergesa-gesa, saya pun tidak banyak bertanya.
Mungkin ending cerita ini sudah bisa tertebak, ya.
Ketika sedang menunggu lift yang akan mengantar saya ke lantai 5, Pak Subur sudah menyusul saya. Belum sempat saya bertanya kenapa tadi tergesa-gesa, orangnya sudah lebih dahulu bercerita, "Alhamdulillah, Mas hape saya masih ketemu. Mungkin jatuh pas di masjid tadi."
Ooo... ternyata,
Hehe, saya tersenyum saja dalam hati.
Agak ragu-ragu saya mendekati hape tersebut. Tapi saya yakin pemilik hape ini tidak ada di antara orang-orang yang ada di sini.
Sebenarnya, saya ingin memberikan hape tersebut langsung kepada ta'mir masjid. Namun keberadaan beliaunya saya juga tidak tahu. Akhirnya dengan memantapkan hati, saya mendekati dua orang mahasiswa yang sedang asyik berdiskusi dari tadi. Saya katakan kepadanya bahwa saya menemukan sebuah hape dan minta tolong untuk menyerahkan hape tersebut kepada ta'mir masjid, sampai nanti ada pemilik yang sebenarnya. Setelah itu saya pun bergegas kembali ke kantor.
Ketika sedang menuju kantor, saya berpapasan dengan seorang teman dari induk perusahaan dimana saya bekerja. Pak Subur, namanya. Meski begitu posturnya sama sekali tidak subur (gemuk), kok. Pak Subur ini pernah menemani saya sewaktu ada seminar perpajakan di Jakarta. Karena nampaknya beliau sedang tergesa-gesa, saya pun tidak banyak bertanya.
Mungkin ending cerita ini sudah bisa tertebak, ya.
Ketika sedang menunggu lift yang akan mengantar saya ke lantai 5, Pak Subur sudah menyusul saya. Belum sempat saya bertanya kenapa tadi tergesa-gesa, orangnya sudah lebih dahulu bercerita, "Alhamdulillah, Mas hape saya masih ketemu. Mungkin jatuh pas di masjid tadi."
Ooo... ternyata,
Hehe, saya tersenyum saja dalam hati.
Saya dan P. Subur, di depan KPP Besar Dua (2010) | dok. pribadi |
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, September 25, 2013