ujungkelingking - Manusia, dan Potensinya Sebagai Khalifah
Kajian ini adalah materi khutbah pada Jum'at kemarin (14/03/14) yang belum sempat saya tulis ulang.
Sang Khatib membuka khutbah dengan sebuah ayat dari surah Al-Baqarah ayat 30. Ayat ini berbicara tentang rencana Allah subhanahu wa ta'ala yang akan menciptakan manusia.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang 'khalifah' di muka bumi."
Biasanya, kata "khalifah" dalam ayat di atas diterjemahkan sebagai pemimpin atau penguasa. Yaitu orang yang berwenang atau memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi oleh sang Khatib, kata "khalifah" di sini lebih dimaknai sebagai mandataris. Yaitu orang yang diberi mandat, diberi wewenang atau diberi amanah untuk melakukan sesuatu. Istilah lainnya adalah sebagai pelaksana tugas.
Pendefinisian yang terakhir ini menurut saya jauh lebih tepat. Karena manusia sebenarnya tidak punya kuasa apa-apa terhadap apapun. Manusia pada hakikatnya hanyalah mandataris, maka dia seharusnya melaksanakan apa yang telah di-embankan kepadanya. Karena itu manusia tidak berhak membuat konsep. Sebaik-baik pembuat konsep hanyalah Allah subhanahu wa ta'ala. Pelaksana tugas hanya menerapkannya saja.
Penciptaan Adam, bukti kepercayaan Allah terhadap manusia
Penciptaan manusia sebagai pelaksana konsep yang diberikan Allah rupanya adalah sebuah "profesi" yang amat penting. Profesi ini merupakan bukti bahwa Allah memberi kepercayaan kepada manusia. Saking pentingnya profesi ini sampai-sampai para malaikatpun "iri", dan mencoba bernegosiasi dengan maksud untuk mengambil alih profesi ini.
Mereka (para malaikat) berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"
Secara kasarnya, malaikat ingin bilang kenapa tugas (sebagai mandataris) ini tidak diserahkan kepada dirinya (para malaikat) saja, yang secara kasat mata pasti lebih nurut kepada Allah? Secara ibadah, jelas malaikat lebih banyak taatnya daripada manusia. Dan jelas malaikat tidak pernah berbuat dosa.
Tanpa mendebat Allah hanya menjawab,
Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Allah adalah Allah. Cara-Nya seringkali misterius. Ia hendak mengajarkan kepada manusia -melalui malaikat- agar manusia berpikir kenapa kepercayaan ini justru diberikan kepada manusia yang seringkali lalai?
Allah Maha Tahu tentang seberapa tinggi potensi kita. Maka Dia tidak mungkin salah pilih. Dia juga tidak mungkin membebankan sesuatu kepada makhluk-Nya jika makhluk tersebut tidak bakal mampu menanggungnya. Maka menjadi jelas bahwa manusia-lah satu-satunya makhluk yang mampu mengemban tugas penting ini.
Kita sudah diciptakan. Maka secara otomatis, tugas itu sudah berada di pundak kita. Apa yang sudah dikonsepkan-Nya, lakukan!
Dengan mengembangkan semua potensi yang ada, kita akan bisa menunaikan amanah ini. Masih terlalu pagi untuk menyerah. Jika kita berhasil, maka derajat kita bisa jauh lebih tinggi daripada malaikat. Namun jika menolak, itu berarti kita telah ingkar. Ingkar terhadap fitrah diri kita, juga ingkar terhadap Dzat yang telah menghidupkan kita.
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
***
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang 'khalifah' di muka bumi."
Mereka (para malaikat) berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"
Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
[Al-Baqarah: 30]
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, March 24, 2014