Friday, November 1, 2013

ujungkelingking - Musim hujan telah tiba. Kemarin sore dalam perjalanan pulang dari kantor, saya mendapatkan gerimis pertama saya. Cuma sebentar, saya pikir ini hanya perkenalan. Namun, ini juga bisa jadi isyarat agar kita mulai waspada, terutama bagi yang sedang berkendara. Sebab, dalam beberapa minggu kedepan hujan akan semakin intens dengan durasi yang semakin panjang.

Nah, menghadapi hujan yang mungkin tidak bersahabat bagi para pengguna jalan raya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Persiapkan jas hujan Anda

Bagi Anda yang pengendara motor, jas hujan adalah asesoris yang wajib Anda bawa pada musim-musim seperti ini. Pilihlah jas hujan yang sesuai dengan ukuran tubuh Anda. Bila Anda suka yang model poncho (kelelawar), selalu pasangkan kancing yang berada di sisi kanan dan kiri mantel agar tidak beterbangan ketika dipakai bergerak. Selain nyaman, jas hujan juga harus aman.

2. Persiapkan kendaraan Anda

Hujan yang amat lebat atau banjir yang menggenang tentu tidak ramah bagi kendaraan Anda. Alih-alih sampai di rumah tepat waktu, Anda mungkin akan disibukkan memperbaiki kendaraan Anda karena mogok.

Jadi sebelum berangkat selalu periksa komponen-komponen kendaraan seperti busi, aki, dsb.

3. Pelajari rutenya

Bila memungkinkan cobalah sebisa mungkin untuk menghindari banjir. Hal ini tentu saja bila Anda sering melewati daerah tersebut dan memahami karakteristik jalan tersebut. Ada baiknya bila Anda mengetahui ‘jalan-jalan tikus’ sebagai jalur alternatif ketika jalan yang biasa Anda lalui digenangi banjir.

4. Berdo’a

Meskipun disebut paling akhir, namun ini adalah poin yang paling penting (takut kena sentil lagi sama mas Muroi El-Barezy, h-hii). Jangan lupa untuk berdo’a ketika akan berangkat dan pulang. Kita hanya mencoba mengantisipasi, selebihnya Tuhan yang mengeksekusi.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, November 01, 2013

Thursday, October 31, 2013

Ilustrasi: kaskus.co.id
ujungkelingking - Dalam kita berbicara, berdiskusi, dan berdebat tentunya kita memakai ilmu. Dan tingkatan ilmu itu ternyata bermacam-macam. Setidaknya ada 4 tingkatan ilmu, dari yang paling rendah -yang mudah dipatahkan- sampai ilmu yang paling tinggi, yang tak mungkin bisa dikalahkan.

Nah, kita perlu tahu tingkatan-tingkatan ilmu itu agar kita paham ada diposisi mana kita sekarang. Berikut adalah tingkatan-tingkatannya:

Pertama, Ilmu "Katanya"

Ini adalah tingkatan ilmu yang paling rendah, menurut saya. Ilmu "katanya" ini bisa dibilang ilmu tanpa ilmu, lha wong cuma katanya. Katanya si A begini... Si B pernah bilang seperti ini..., dst.

Menghadapi ilmu jenis ini harus dipastikan terlebih dahulu sumber "katanya" itu valid atau tidak. Bila sumbernya memang orang yang berkompeten dan bisa dijadikan rujukan, maka harus diterima. Jika tidak, silahkan ditampung saja... di tong sampah.

Kedua, Ilmu "Teorinya"

Tingkatan ilmu yang kedua ini lebih tinggi satu tingkat dibandingkan dengan ilmu "katanya". Dari sebutannya bisa disimpulkan bahwa ilmu "teorinya" memiliki dasar ilmu, yaitu nalar atau logika. Namanya teori, tentu masih perlu pembuktian. Karena itu kebanyakan ilmu jenis ini masih bisa diterima publik, sisanya masih diperdebatkan.

Ketiga, Ilmu "Faktanya"

Ilmu ini jelas lebih "berbobot" ketimbang kedua ilmu yang disebut sebelumnya. Biasanya ilmu "faktanya" lebih bisa diterima dibandingkan ilmu "teorinya" ataupun ilmu "katanya". Apalagi jika terdapat pertentangan, ilmu "faktanya"-lah yang dimenangkan.

Namun yang masih menjadikan kebingungan saya adalah ucapan Albert Einstein yang mengatakan bahwa jika fakta tidak sesuai dengan teori, maka ubahlah faktanya. Jika ada diantara rekan-rekan yang bisa menjelaskan hal ini saya sangat berterima kasih sekali.

Keempat, Ilmu "Pokoknya"

Nah, ilmu ini adalah ilmu yang terkuat. Bisa jadi ilmu jenis ini adalah ilmu yang tak bisa dipatahkan teori atau fakta manapun. Yang melahirkan ilmu ini pertama kali adalah ke-ego-an. Misinya adalah hanyalah kemenangan. Mungkin tak ada tempat bagi kebenaran.

Jadi bila Anda menginginkan kemenangan mutlak, kuasailah baik-baik ilmu ini, karena orang lain jika ada yang berbicara, berdiskusi, berdebat menggunakan ilmu jenis ini akan saya sarankan untuk segera mundur teratur dan minggir menyingkir dari arena. Energinya kan bisa dimanfaatkan untuk yang lain.

H-hee...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, October 31, 2013

Wednesday, October 30, 2013

ujungkelingking - Kemarin, ibunya Zaki mendapat laporan dari tetangga agar semakin memperketat keamanan rumah. Sebab kasus pencurian mulai marak terjadi. Yang saat ini sedang jadi pembicaraan adalah di kompleks perumahan yang berada di desa sebelah. Bahkan dikabarkan, ada salah satu rumah yang kebobolan sampai tiga kali!

Mengenai kronologinya saya kurang begitu mengikuti, namun ini bisa jadi sinyal bahwa mereka –pelaku pencurian- ini selalu memperbarui modus dan trik-trik mereka.

Yang sering saya dengar adalah mereka berpura-pura hendak bertamu ke rumah yang dianggap kosong. Biasanya mereka malah bertanya dengan sopan kepada orang yang ditemui atau tetangga rumah tersebut, “Maaf, bu. Ini pemiliknya kemana ya?”

Kalau ternyata memang pemiliknya sedang pergi dan rumah dalam keadaan kosong, maka tinggal menunggu waktu yang tepat saja untuk beraksi.

Saya juga pernah mendengar seorang pencuri yang mengambil motor yang sedang diparkir di halaman rumah, sekalian juga jaket dan helm korban. Jadi ketika ia berpapasan dengan tetangga, ia cukup menganggukkan kepala, memberi salam. Sehingga para tetangga tak ada yang curiga.

Atau ada juga yang berhasil mencuri sebuah mobil, dan dia pergi mengendarai mobil tersebut dengan pelan dan sopan. Bahkan para tetangga yang kebetulan melihat justru disapanya dengan ramah.

Sepertinya “penyakit” orang perumahan –yang tidak saling mengenal dengan para tetangganya- dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku-pelaku ini.

Malah ada juga kasus yang saya anggap cukup spektakuler. Ini terjadi pada hari raya Idul Fitri kemarin. Korbannya adalah seorang pak Haji. Pelaku yang terdiri dari beberapa orang datang dengan sebuah mobil. Mereka semua memakai busana muslim seperti sarung, baju koko dan peci. Tentu saja para tetangga menganggap mereka itu adalah tamu atau bekas murid pak Haji yang hendak bersilaturahim. Sesampainya di dalam rumah, semua penghuni rumah langsung diikat dan disekap, sementara harta yang ada langsung disikat.

Tentu saja hal ini membuat resah ibu-ibu rumah tangga, seperti ibunya Zaki. Bisa diasumsikan, jika para bapak berangkat ke kantor sementara ada juga ibu-ibu yang bekerja di luar rumah dan anak-anak sedang berada di sekolah, maka praktis di siang hari hanya ada beberapa gelintir ibu-ibu saja yang ada di kompleks. Dan meski perumahan tempat saya tinggal memiliki one gate system, namun tetap saja kejadian-kejadian di atas tak bisa diabaikan. Apalagi kita tak bisa terlalu mengandalkan tenaga security yang hanya satu orang.

Dari beberapa saran yang masuk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengantisipasi kejadian pencurian ini:
  • Satu, cara pencuri memasuki rumah kita pada umumnya bila tidak melalui jendela ya lewat pintu. Karena itu pastikan kondisi pintu dan jendela serta safety lock-nya dalam keadaan baik. Lebih baik lagi jika gordin dalam posisi menutup sehingga orang lain tidak bisa mengintip situasi di dalam rumah kita.
  • Dua, sebelum memasuki rumah kita, seorang pencuri pastinya sudah memperkirakan jalan untuk melarikan diri. Semakin terlihat sulit dan kemungkinan tertangkap lebih besar, maka dia akan mencari sasaran lain.
  • Tiga, ada baiknya kita memberitahu petugas keamanan bahwa kita akan pergi untuk beberapa waktu agar petugas tersebut dapat lebih awas dan mengantisipasi setiap gerak-gerik orang yang mencurigakan.

Saran tambahan, jangan pernah menuliskan rencana kegiatan kita di tempat-tempat yang mudah dilihat, misalnya di kalender atau di pintu kulkas. Dengan mengetahui agenda kegiatan kita memungkinkan para pencuri itu untuk mempersiapkan aksi berikutnya. Menyimpan memo/agenda kegiatan di gadget masih lebih aman.

Nah, jika cara-cara di atas sudah kita lakukan, langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah berdo'a. Bagi kita yang muslim, Allah adalah satu-satunya tempat kita memasrahkan segalanya. Dia yang Maha Menjaga. Namun jika musibah itu tetap terjadi pada kita, maka itu adalah atas ijin-Nya. Dan itu selayaknya membuat kita meng-instropeksi diri.

*Semoga kita semua dihindarkan dari musibah-musibah yang buruk. Aamiin.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, October 30, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!