Saturday, May 21, 2011

Ilustrasi: google
ujungkelingking - Berapa 1 tahun cahaya itu?

Tahun Cahaya (Light Year) adalah satuan panjang yang didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun melewati ruang hampa udara. Istilah 'tahun' yang digunakan untuk perhitungan adalah tahun Julian yang mempunyai 365,25 hari atau 31.557.600 detik. Kadang kala rata-rata tahun tropis 31.556.925,9747 detik digunakan. Karena cahaya menempuh kecepatan 299.792.458 meter per detik (m/s) dalam ruang hampa udara, maka dengan menggunakan tahun Julian, satu tahun cahaya sama dengan 9.460.730.472.580,8 Km (5.878.625.373.184 mil)!

Cahaya dalam 1 detik menempuh jarak 300.000.000 meter. Sekarang coba di hitung :
  • 1 tahun sama dengan 365 hari
  • 1 hari  sama dengan 24 jam 
  • 1 jam  sama dengan 60 menit
  • 1 menit  sama dengan 60 detik
Maka, 1 tahun = 31.536.000 detik
Jarak 1 tahun cahaya = 31.536.000 detik x 300.000.000 meter/detik = 9,4608 × 1.015 meter.

Satuan SI dari besaran panjang adalah meter. Selain satuan SI ini, besaran panjang juga memiliki banyak satuan yang lain seperti inci, kaki, yard, mil, dan tahun cahaya. Satu inci kira-kira sama dengan jari-jari bola ping-pong. Satu kaki kira-kira sama dengan jarak satu langkah. Satu mil kira-kira sama dengan empat kali keliling lapangan sepak bola.

Lalu sepanjang apakah jarak 1 tahun cahaya itu ?

Untuk dapat membayangkan jarak 1 tahun cahaya, pejamkanlah mata Anda sejenak . Bayangkan Anda berada dalam pesawat yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yakni 300.000 km per sekon.

Ini berarti dalam satu kedipan mata, Anda yang sebelummnya berada di Banda Aceh akan sampai di Papua. Dalam satu menit Anda telah mengelilingi bumi sebanyak tujuh kali. Dan dalam waktu lima menit Anda telah tiba di matahari. Sekarang bayangkanlah benar-benar, seolah-olah Anda sedang berada di dalam pesawat ruang angkasa. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sampai genap setahun Anda berkendaraan. Alangkah jauhnya jarak yang telah Anda tempuh. Itulah jarak satu tahun cahaya!

Sekarang marilah kita gunakan satuan tahun cahaya ini untuk membayangkan besar dari jagad raya. Jagad raya ini berisikan bintang-bintang yang berkelompok dalam gugusan yang disebut galaksi.

Setiap galaksi beranggotakan bintang-bintang dalam jumlah yang amat banyak, dari ratusan ribu hingga miliaran bintang. Garis tengah suatu galaksi bervariasi dari sekitar 10.000 tahun cahaya hingga lebih dari 100.000 tahun cahaya, sedangkan jarak antara dua galaksi yang berdekatan bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Padahal di jagad raya ini diperkirakan terdapat ratusan miliar galaksi. Dapat Anda bayangkan, betapa luasnya jagad raya ini! Lalu , bagaimanakah posisi planet bumi di dalam jagad raya ini? Bagaimana pula dengan kita, manusia-manusia yang hidup diatasnya?

Gambaran kasarnya begini, kita hidup di bumi. Lebih luas lagi kita temukan 'tata surya', dengan planet-planet yang jaraknya cukup jauh. Lebih luas lagi disebut galaksi, yang terdiri dari ratusan - bahkan milyaran- planet dan bintang dalam jarak yang jauh. Dari 'galaksi' ini saja kita sudah belajar tentang maha-luasnya jagad ini. Padahal, alam semesta ini terdiri dari milyaran galaksi!

Adalah Sang Pencipta -Allah- yang telah menciptakan jagad raya yang maha luas ini, betapa kecilnya arti keberadaan kita. Maka sungguh tak pantas bagi kita untuk berlaku sombong di muka bumi. Maka, bukankah sudah sepantasnya kita merendahkan diri di hadapan-Nya.


Sumber: forum.vivanews.com
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, May 21, 2011
ujungkelingking - Ada sebuah kisah. Saya masih ingat betul kisah ini diceritakan oleh bapak saya sewaktu saya masih kecil. Sebuah kisah yang -ketika dewasa baru saya tahu- benar-benar sebuah kisah yang fiktif, begitu non-sense, tapi kisah ini mengajarkan bahwa kita semua saling terkait. Tidak ada yang lebih tinggi daripada yang lainnya. Kisah ini juga mengajar kepada kita untuk mensyukuri segala yang kita punya.

Baiklah, saya akan mulai cerita ini. Tapi akan lebih afdol kalau saya mulai dengan…

Dahulu kala,

Ada seorang laki-laki yang pekerjaan sehari-hari sebagai tukang pemecah batu. Bertahun-tahun dijalaninya pekerjaan itu. Sampai suatu ketika, ia melihat ada rombongan pejabat melewati daerah tempat dia bekerja. Para rombongan itu begitu mewahnya pakaian yang dikenakan. Kuda-kuda mereka adalah kuda-kuda yang gagah dan elok. Dan setiap mereka melewati suatu daerah, orang-orang yang kebetulan ada di tempat itu harus menundukkan kepalanya menunjukkan penghormatannya.

Laki-laki pemecah batu itu pun terpesona dengan kemewahan dan kehebatan para pejabat itu. Dia ingin menjadi seperti para pejabat itu. Yang memakai baju mewah, kendaraan yang elok, dan dihormati dimana-mana.

Rupanya tuhan mengabulkan keinginannya.

Beberapa waktu berselang, laki-laki pemecah batu ini pun telah menjadi seorang pejabat yang kaya raya. Tak pernah lagi ia mengenakan baju-baju lusuhnya. Mau kemana pun ada kuda dan pengawal yang selalu siap untuknya. Dan tidak ada seorang pun  yang berani mengangkat wajah dihadapannya. Benar-benar sebuah kehidupan yang diharap-harapkannya.

Namun dalam suatu perjalanannya, laki-laki ini melewati sebuah daerah yang sangat gersang. Tak ada pohon-pohonan disana. Panas sangat menyengat. Payung yang menaunginya tak sanggup menahan teriknya matahari. Apalagi pakaian yang dikenakannya menggunakan logam-logam sebagai hiasannya, alhasil, laki-laki ini begitu tersiksa dengan keadaannya. Maka dia berpikir tentu lebih enak menjadi matahari. Dia lebih berkuasa, karena pejabat yang dianggapnya paling berkuasa pun pasti menyerah dengan panas matahari. Maka ia pun berharap dapat menjadi matahari.

Rupanya tuhan juga mengabulkan keinginannya.

Dia kemudian berubah menjadi matahari. Dia begitu bersemangat memberi panas pada semua yang ada di bawahnya. Dia merasa senang dengan keadaannya. Namun tidak lama. Karena kemudian datang awan mendung menutupi dirinya. Panasnya menjadi tidak sampai ke bawah.

Dia kemudian berpikir, ternyata masih lebih enak menjadi awan mendung karena dia bisa mengalahkan panasnya matahari. Dia pun berharap menjadi mendung.

Tuhan lagi-lagi mengabulkan harapannya.

Dia menjadi mendung, menutupi panas matahari. Sekaligus menurunkan hujan. Dia berpikir lagi, mungkin lebih enak menjadi hujan. Apapun menjadi basah karenanya.

Dia pun menjadi hujan.

Mulai senang dengan keadaannya, ia membasahi semua yang bisa dijangkaunya. Ia menjadi sangat deras hingga mampu menumbangkan pepohonan. Tapi ada satu benda yang tak bergeming meski ditempa deras airnya.

Batu!

Ya, batu itu begitu kuat. Tak bergeser sedikit pun. Maka ia yakin batu adalah benda yang paling kuat. Ia kemudian memilih menjadi batu.

Tapi tiba-tiba seorang pemecah batu datang. Dan mulailah orang itu memecahi dirinya.

Maka ia pun berharap untuk menjadi tukang pemecah batu.

Begitu sederhana cerita ini. Tapi begitulah manusia…

***

Menukil apa yang pernah disampaikan Rasulullah, bila manusia diberi dua bukit emas, maka mereka akan mencari bukit yang ketiga.

Wallahu a’lam.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, May 21, 2011

Sunday, May 15, 2011

ujungkelingking,

II. Jadilah Menarik Bagi Siapapun yang Melihat

1. Rangsang Emosi

Karakter dasar manusia adalah ketika tubuh kita menghasilkan adrenalin (takut, cemas, tegang, dsb.), maka akan membangkitkan daya tarik terhadap orang yang ada di dekat Anda dan seringkali memunculkan hasrat seksual. Ketika seseorang terangsang emosinya, rangsangan tersebut akan mengimbas kepada orang yang sedang bersamanya. Perasaan itu kemudian ditransfer ke orang lain sehingga secara tidak sadar diterjemahkan ke dalam hasrat seksual atau kegembiraan.

2. Gaya Berjalan

Orang-orang merasa lebih tertarik kepada mereka yang gaya berjalannya seperti anak muda -bersemangat- berapa saja umurnya.

3. Tatapan Mata

Dalam sebuah eksperimen khusus, 2 orang yang tidak saling mengenal dari jenis kelamin yang berlainan diminta untuk saling menatap mata selama 2 menit. Penelitian itu menyimpulkan bahwa hanya dengan saling menatap mata selama beberapa saat telah cukup untuk saling membangkitkan hasrat mereka.

4. Hukum Perbandingan Dan Hukum Asosiasi

Hukum Perbandingan mengatakan bahwa kita seringkali menilai seseorang tidak melalui diri orang itu sendiri, tetapi membandingkannya dengan orang lain. Biasanya ini terjadi pada obyek dengan jenis kelamin yang sama. Jika teman Anda (dengan jenis kelamin yang sama) lebih baik dari Anda, maka Anda akan tampak lebih buruk. Jika ia lebih pintar, maka Anda akan tampak lebih bodoh.

Sedang Hukum Asosiasi menegaskan, kita cenderung melihat suatu kelompok secara keseluruhan, bukan perseorangan. Ketika kita terlihat berkumpul dengan gerombolan pemabuk, maka kita akan dianggap sebagai seorang pemabuk juga. Keuntungannya, ketika Anda datang dengan orang yang lebih menarik dari Anda (dari jenis kelamin yang berbeda), maka daya tarik Anda akan meningkat melalui orang itu karena Anda dan orang tersebut dinilai sebagai ‘satu kesatuan’.

Jadi, jika ditarik kesimpulan, ketika Anda ingin mendekati seseorang, majulah seorang diri atau ditemani orang yang lebih menarik dari lawan jenis Anda.

5. Kepercayaan Diri

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seorang wanita akan menganggap seorang laiki-laki lebih menarik ketika wanita itu sedang merasa kurang percaya diri.

6. Saling Menyukai.


III. Ciptakan Kesan Pertama yang Mengesankan

1. Tersenyum

Senyum menunjukkan bahwa Anda menyenangi tempat dimana Anda berada dan senang bertemu dengan orang yang ada di sana. Tersenyum, juga menunjukkan 'penerimaan' yang tulus, sehingga orang lain tahu bahwa Anda menerima dia dengan tulus.

2. Awali dengan yang baik

Momentum awal sebagai momentum penentu. Percakapan Anda selanjutnya akan disaring melalui momentum awal ini. Jadi, ciptakan kesan yang baik.

3. Aksebilitas dan Priming.

Apabila Anda ingin menciptakan kesan yang baik terhadap seseorang, sangat bermanfaat bila terhadapnya Anda mengucapkan kata-kata yang positif.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Sunday, May 15, 2011

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!