Thursday, February 20, 2014

ujungkelingking - Info: Lomba Menulis Artikel Islami


Buat rekan-rekan yang suka menulis artikel islami, ini adalah kesempatan untuk menguji ke-kreatifitas-an Anda. Lomba ini diselenggarakan oleh Forum Sahabat Pena LIPIA-Madinah.

*Sebenarnya lomba ini sudah dimulai sejak tanggal 31 Januari, cuma karena saya baru tahu infonya kemarin, jadi hari ini baru bisa saya infokan kepada rekan-rekan.

Lomba ini dibagi dalam 2 kategori, yaitu: [a] Kategori karya tulis ilmiah (tema: "Pendidikan anak dalam keluarga Islam") dan [b] Kategori karya tulis bebas (kisah nyata, bukan fiktif).

Saya kutip dari sumbernya, persyaratan dan ketentuannya adalah sebagai berikut:

Persyaratan teknis:


  • Kertas A4
  • Times New Roman 12, spasi 1,5
  • Margin 3322 (kiri, atas, kanan, bawah)
  • Panjang tulisan 3 - 20 hlm.
  • Deadline pengumpulan karya 1 Maret 2014, pukul 23.59 WIB

Persyaratan non-teknis:


  • Bebas diikuti oleh kaum muslimin (umum)
  • Menggunakan bahasa Indonesia
  • Tulisan sesuai dengan tema (untuk kategori karya tulis ilmiah)
  • Tulisan tidak bertentangan dengan Islam dan etika moral
  • Belum pernah diikutkan dalam lomba apapun
  • Peserta boleh mengirim lebih dari 1 karya

Keterangan lebih lengkap, silahkan kunjungi: Muslim.or.id
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 20, 2014

Tuesday, February 18, 2014

ujungkelingking - Menakar Pentingnya Bilik Asmara Bagi Pengungsi


Agak mengerutkan dahi juga saya ketika membaca sebuah koran nasional hari ini.

Pada salah satu rubriknya ada gagasan yang cukup mencengangkan, yaitu perlunya dibangun bilik asmara di lokasi pengungsian.

Seperti yang kita tahu, bencana alam -apapun itu namanya- seringkali membuat warga harus meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk waktu yang tidak bisa diprediksikan. Kehidupan di tempat pengungsian juga seringkali hanya "apa adanya". Jangankan untuk makan dan tidur, sekedar untuk pipis dan pub saja sudah repot bukan main. Kalau boleh saya sederhanakan, di sana hanya lahir dua kata saja: kalau tidak berebut, ya antri. Kondisi yang demikian ini, apalagi jika ditambah dengan informasi harta bendanya yang ludes tidak tersisa tentulah memicu tingkat stres yang tinggi.

Nah, menyikapi hal tersebut penulis di rubrik gagasan tersebut menyatakan pentingnya untuk dibangun bilik asmara untuk para pengungsi itu. Diharapkan setelah mereka dapat menyalurkan hasratnya tekanan yang timbul akibat musibah tersebut bisa jauh berkurang. Mereka bisa lebih rileks dan mampu untuk berpikir jernih.


Bilik asmara, relevankah?


Wacana tentang pengadaan bilik asmara ini agaknya mengingatkan kita pada kasus yang menimpa seorang koruptor. Dan kabarnya bilik asmara ini memang sudah ada di penjara-penjara atau lembaga pemasyarakatan tertentu.

Jika bilik asmara ini dikaitkan dengan para narapidana itu, tentu bagi saya amat sangat relevan. Kenapa?

Karena satu, Para napi itu tinggal di sana bukan untuk waktu yang sebentar. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.  Sementara kebutuhan "bawah perut" ini seringkali tidak bisa disuruh menunggu selama itu. Karena tidak mungkin mempersilahkan napi untuk pulang dan melepaskan hasratnya, maka bilik asmara ini menjadi salah satu solusi yang aman.

Kedua, para penghuni napi itu jelas seragam. Maksud saya, rentang usia dan jenis kelaminnya. Intinya karena sama-sama dewasa, jadi sama-sama ngertilah. Dan tidak mungkin bagi napi yang belum beristri lalu nyelonong masuk dengan istri orang lain. Tidak mungkin juga ada anak di bawah umur yang tiba-tiba nyasar dan ngintip ke dalam bilik.

Tapi pertanyaannya kemudian bagaimana dengan bilik asmara yang (jika jadi) dibangun di lokasi pengungsian?

Tentu masalahnya tidak sesederhana contoh perbandingan saya di atas. Selain mereka di sana juga tidak mungkin lama (tidak sampai berbulan-bulan), di lokasi pengungsian ini juga penghuninya sangat beragam. Laki-laki, perempuan, bujang, beristri, duda, janda, balita, bocah, dsb.

Tidak bisa rasanya kita membayangkan ada sepasang pasangan yang mempergunakan bilik ini, sementara ada anak-anak berkeliaran di sampingnya. Pertanyaan apa yang ada di benak mereka? Jangan bilang ini pendidikan seks sejak dini. Wow, bukan yang seperti ini.

Belum lagi mereka yang duda atau yang istrinya meninggal akibat musibah tersebut. Terus melihat pasangan yang lain bermesraan? Kalau bisa menahan diri saja itu sudah kasihan. Lah kalau tidak? Ngeri kalau diterus-teruskan.

Dan sampai saat ini saya masih belum dapat menemukan alasan pentingnya bilik tersebut diadakan di lokasi pengungsian.

Image: merdeka.com


Ah, jangan-jangan nanti ada yang di-cap sebagai mereguk nikmat di atas gondoknya orang lain???
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 18, 2014

ujungkelingking - Al-Qur'an Meramalkan Bencana, Mu'jizat Atau Kebetulan?


Semenjak Kelud meletus, beredar broadcast dan sms, entah darimana sumber awalnya yang mengatakan bahwa kejadian ini sudah diramalkan oleh Al-Qur'an.

Di sana disebutkan bahwa kejadian erupsi itu terjadi pada tanggal 13 Pebruari 2014, pukul 20.49 atau 20.50. Ini sesuai dengan apa yang tertulis di Al-Qur'an yang "menunjukkan" peristiwa tersebut. Ayat yang dimaksud adalah surah 13: 2 dan 22: 49-50, serta 20: 14.

Banyak orang yang percaya dengan "kebenaran" berita ini. Namun tidak sedikit pula yang meragukannya, termasuk mas Is di dalam salah satu postingannya.

Hal-hal seperti sudah berkali-kali muncul. Yang paling saya ingat adalah runtuhnya gedung kembar WTC yang dihubungkan dengan At-Taubah ayat 109-110 (9: 109-110, sebagian masuk dalam juz ke-11) hanya karena peristiwa ini terjadi pada 11 September 2001, dan tinggi gedung tersebut adalah 110 lantai (namun, karena lantai 13 tidak ada jadi sebenarnya gedung ini ada 109 lantai). Sedang angka 2001 dikatakan merujuk kepada jumlah huruf yang ada pada surah ini.


Menunjukkan keagungan Al-Qur'an atau hanya kebetulan yang dibuat-buat?


Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan oleh Allah untuk ditadabburi dan mengambil pelajaran dari sana. Sungguh amat dangkal isi kitab ini jika hanya membahas persoalan-persoalan sependek ini.

Inilah yang oleh orang Jawa dinamakan sebagai ilmu gathuk. Ilmu cocok-cocokan. Namanya mencocokkan, jelas hanya bisa dilakukan setelah peristiwa terjadi. Tidak mungkin sebelum kejadian kita sudah memiliki pemikiran tentang kejadian tersebut.

Kalau Anda ingat apa yang dilakukan Deddy Corbuzier yang katanya bisa memprediksi siapa pemenang dalam turnamen piala dunia kemarin, ini sama saja dengan hal itu. Deddy mengatakan bisa meramalkan siapa pemenangnya dengan cara menuliskannya pada kertas kosong dan disimpan dengan penjagaan ketat. Orang paling bodoh pun bisa bilang itu hanya akal-akalan sang master ilusi ini saja. Seharusnya, jika memang bisa memprediksikan, sebut saja nama tim-nya, lalu sama-sama kita buktikan tim tersebut akan menjadi pemenang atau tidak.

Lihat saja cara analisisnya. Kalau bukan nama dan ayat surah, ya jumlah huruf atau juz yang jadi "sasarannya". Tidak ada standar ukur yang pasti alias sak karepe atau sak cocoke. Disamping itu ayat yang dimaksud tidak menunjuk kejadian secara langsung alias hanya bersifat umum. Dan satu lagi, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an secara serampangan seperti itu, bukan saja tidak ada dalam syar'i, juga menuai ancaman yang amat besar.

Ibnu Katsir rahimahumullah mengatakan, "Menafsirkan Al-Qur'an dengan logika semata, hukumnya HARAM."

"Barangsiapa berkata tentang Al-Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka."
(Tirmidzi: 2951, beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Bagaimana cara menafsirkan ayat Al-Qur'an yang benar?


Ibnu Katsir menjelaskan beberapa metode cara penafsiran yang terbaik yang dibenarkan oleh syar'i.

1. Al-Qur'an ditafsirkan dengan ayat Al-Qur'an yang lain.

Biasanya, ada ayat-ayat dari Kitabullah yang bersifat global atau umum. Jika ada ayat lain di dalam Al-Qur'an yang menjelaskannya, maka menafsirkannya dengan cara seperti ini dibenarkan.

Misalnya saja, ayat dari surah Al-Baqaraah ayat 155 yang potongan akhirnya berbunyi,

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"... dan gembirakanlah orang-orang yang sabar."

Penafsiran tentang siapa orang yang sabar ini ada dijelaskan pada ayat selanjutnya,

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun."

2. Al-Qur'an ditafsirkan dengan hadits.

Jika tidak didapati ayat lain yang menjelaskan hal tersebut, maka Al-Qur'an ditafsirkan dengan hadits Nabi.

Contoh mengenai hal ini adalah -misalnya- perintah tentang mendirikan shalat. Nah, apa dan bagaimana serta kapan waktu-waktu untuk shalat ini, hadits Nabi yang menjelaskannya secara rinci.

3. Al-Qur'an ditafsirkan dengan pendapat shahabat.

Jika pada hadits-hadits Rasulullah tidak didapati penjelasannya, maka ayat Al-Qur'an ditafsirkan dengan perkataan/pendapat para shahabat. Karena mereka lebih paham maksud ayat karena mereka mengalaminya.

4. Al-Qur'an ditafsirkan dengan perkataan para tabi'in.

Jika pada pendapat shahabat juga tidak ditemukan, maka penafsiran dialihkan kepada perkataan para tabi'in seperti yang disebut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anu 'l-'Adhim 1: 5-16.


Maka jelas, penafsiran Al-Qur'an selain dari cara-cara tersebut di atas adalah bathil. Semoga kita semua dapat menghindarkan diri dari menafsirkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara serampangan. Jika harus menjelaskan suatu ayat, lebih aman bila kita merujuk kepada pendapat para ulama' besar tentang ayat tersebut.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 18, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!