Thursday, May 26, 2011

ujungkelingking - Tulisan ini adalah email yang dikirim oleh seorang teman saya beberapa waktu yang lalu. Sengaja saya share disini agar menjadi perenungan bagi kita – dalam hal ini – seluruh umat manusia.

Beberapa kejadian alam akhir-akhir ini kerap mengkhawatirkan kita. Cuaca dan iklim yang tidak menentu, musim kemarau dan hujan tidak lagi bisa diprediksi. Terjangan banjir dan tsunami seolah menerpa terus-terusan.

Apa yang sedang terjadi?

Orang menyebutnya pemanasan global. Beberapa kalangan menganggap semua hal ini adalah tanda-tanda awal akan datangnya hari kiamat. Meski sejatinya hanya Allah sajalah yang Maha Tahu, tetapi setidaknya kita bisa mempelajari atau mungkin mewaspadainya.

Lalu, apa sebenarnya dampak global warming pada lingkungan – atau yang lebih luas – pada dunia kita? Skenario berikut ini bisa jadi benar, atau mungkin, tidak samasekali.

1. KENAIKAN SUHU 1 DERAJAT

Pada kenaikan suhu 1 derajat, kutub utara akan kehilangan es setengah tahun penuh, Atlantik Selatan yang sebelumnya tidak ada badai akan mengalami serangan badai. Di barat Amerika terjadi kekeringan yang mengakibatkan banyak penduduk menderita.


2. KENAIKAN SUHU 2 DERAJAT


Beruang kutub berjuang untuk hidup saat es kutup mencair. Lapisan es Greenland mulai menghilang, sedangkan batu karang menjadi lenyap. Permukaan air laut naik 7 meter secara global.


3. KENAIKAN SUHU 3 DERAJAT

Hutan Hujan Arizona mengering. Pola Elnino bertambah intensitasnya menjadi sesuatu yang biasa. Eropa secara berulang mengalami musim panas yang teramat panas yang sebelumnya sangat jarang terjadi. Jutaan bahkan miliaran orang akan berpindah dari subtropik menuju daerah pertengahan garis lintang.


4. KENAIKAN SUHU 4 DERAJAT

Air laut meninggi dan membanjiri kota-kota didaerah pesisir. Menghilangnya lapisan es akan mengurangi banyak persediaan air tawar. Satu bagian di kutub selatan akan tenggelam dan menyebabkan area air yang meluap semakin jauh. Suhu musim panas di London bisa mencapai 45 derajat.


5. KENAIKAN SUHU 5 DERAJAT

Daerah yang tidak bisa dihuni semakin menyebar luas, tumpukan es dan air tanah sebagai sumber air untuk kota-kota semakin mengering. Jutaan pengungsi akan bertambah. Kebudayaan manusia akan mulai menghilang seiring dengan perubahan iklim yang dramatik ini. Dalam hal ini kelompok yang kurang mampu sepertinya akan lebih menderita. Tidak ada lagi es yang tersisa pada kedua kutub seiring dengan punahnya bermacam spesies di lautan. Tsunami dalam skala besar akan memusnahkan kehidupan dekat pantai.


6. KENAIKAN SUHU 6 DERAJAT


Kepunahan massal 95% akan terjadi. Makhluk yang masih hidup akan mengalami serangan badai dan banjir besar secara terus menerus. Hidrogen sulfida. Kebakaran akibat gas metana menjadi hal yang biasa. Gas ini berpotensi menjadi bom atom dan tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan hidup. Menurut Dr. Gregory Ryskin, Nortwestern University, bila gas metana terlepas dengan cepat, daya ledaknya bisa mencapai 10.000 kali dari seluruh senjata nuklir di dunia!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, May 26, 2011

Wednesday, May 25, 2011

ujungkelingking - Salah satu konsekuensi, kita akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda lebih cepat.

Konsep galaksi Bima Sakti yang dibuat oleh ilustrator mengesankan bahwa astronom memiliki pengetahuan persis seperti apa rupa galaksi kita. Ternyata tidak demikian. Dari penelitian terbaru, diindikasikan bahwa galaksi tempat tinggal kita jauh lebih besar dari perkiraan.

Selama bertahun-tahun, kita mengira bahwa Bima Sakti jauh lebih kecil dibanding galaksi tetangga terdekat kita yakni Andromeda. Menggunakan metode pengukuran terbaru, dari bagaimana cara galaksi kita berotasi, sekelompok peneliti astrofisika dari Harvard menyimpulkan bahwa Bima Sakti 50 persen lebih besar dibanding perkiraan sebelumnya.

“Kini jangan lagi memandang Bima Sakti sebagai adik kecil di kelompoknya,” kata Mark Reid, peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, seperti dikutip dari Wired, 25 Mei 2011. “Kita boleh berpendapat bahwa Bima Sakti dan Andromeda merupakan saudara kembar,” ucapnya.

Sayangnya, kata Reid, kita berada di dalam galaksi, jadi kita tidak bisa melihat lebih jelas seperti apa rupa rumah kita. “Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur berapa cepat galaksi kita berotasi dan jumlah massa yang harus hadir di dalam struktur untuk menghasilkan kecepatan tersebut,” ucapnya.

Menggunakan teleskop radio Very Large Baseline, Reid dan timnya menemukan bahwa Bima Sakti berotasi pada kecepatan sekitar 600 ribu mil per jam atau 100 ribu mil per jam lebih cepat dibanding perkiraan.

“Jika dikalkulasikan, itu berarti bahwa ada peningkatan massa sebesar 50 persen dibanding perkiraan sebelumnya,” ucap Reid. “Salah satu konsekuensi dari Bima Sakti yang lebih besar, kita kemungkinan akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda lebih cepat,” ucapnya.

Satu pertanyaan yang belum terpecahkan, kata Reid, adalah bagaimana rupa Bima Sakti kita sebenarnya.


Sumber: teknologi.vivanews.com
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, May 25, 2011
ujungkelingking - Bila teringat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di bawah ini, rasanya geraham-geraham ini saling gemeretak. Bukan karena tidak setuju, tapi lebih karena sabda Rasulullah itu lebih jauh menjabarkan apa yang terjadi disekitar kita belakangan ini.

Sabda beliau: “Apabila ada 2 orang muslim saling berperang, dan masing-masing dari mereka bersenjata, maka yang membunuh dan yang terbunuh, keduanya masuk neraka,”

Maka shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bila dia yang membunuh maka itu pantas baginya. Tapi bagaimana dengan yang terbunuh?”

Mungkin beberapa dari kita punya pertanyaan yang sama dengan apa yang dilontarkan shahabat waktu itu. Yang membunuh memang pantas masuk ke dalam neraka, tapi tentu tidak bagi yang terbunuh. Masa’ sudah terbunuh, masuk neraka juga?

Tapi inilah jawaban Rasulullah berikutnya,

“Karena sesungguhnya yang terbunuh pun telah punya keinginan kuat untuk membunuh.”

Mereka punya niat saling membunuh. Logikanya bila dia tidak terbunuh, maka dialah yang membunuh. Karena itulah keduanya punya tempat di neraka.

Lalu pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan fenomena belakangan ini – sebut saja – bom buku, bom masjid, dan sebagainya yang kian marak?

Beberapa yang pro menyebut hal itu sebagai bom syahid, meski yang diserang (baca: dibunuh) adalah jelas-jelas orang Islam juga. Lalu bagaimana dengan pelakunya, masuk neraka-kah?

Mana sebenarnya yang pantas disebut “Kafir”, yang membunuh, atau yang menjadi korban?
 


*** 

Terlalu “njlimet” kalau harus menganalisa hal itu. Bukan tempat saya disitu. Jujur, saya tidak bisa menunjuk bahwa si A itu kafir dan si B bukan. Saya juga tidak bisa memastikan bahwa golongan ini masuk neraka dan kelompok itu tidak. Bukan saya tidak tahu ilmunya atau batas-batasnya, hanya saja saya terlalu takut untuk “ndhisiki kerso”, karena bagaimana pun itu bukan wewenang saya.

Allah sajalah Yang Maha Tahu apa yang tertitik di hati dan di pikiran. Yang Maha Adil untuk menghukumi dan menghakimi seluruh manusia. Kita bukan, dan tak pernah punya wewenang untuk itu.

Saya, hanyalah orang awam. Dan berpikir seperti orang awam. Saya hanya punya 2 kemungkinan atas apa yang terjadi di negeri ini. Yang pertama, yang sedang terjadi ini adalah perang Muslim vs Muslim. Atau yang kedua, perang muslim vs Muslim atas devide et impera-nya orang Kafir.

Atau barangkali saya harus mengingatkan lagi tentang tiga permohonan Rasulullah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang dari tiga permohonan itu, 2 diantaranya dikabulkan oleh Allah dan yang satunya lagi ditolak.

Dua permohonan yang dikabulkan itu adalah: bahwa Kaum Muslimin tidak akan habis oleh bencana alam, dan bahwa Kaum Muslimin tidak akan hancur oleh serangan kaum Kafir. Kita bisa yakin akan hal ini.

Tapi kita mesti ingat bahwa permohonan yang ketiga yang tidak dikabulkan oleh Allah. Permohonan itu adalah: bahwa Kaum Muslimin tidak akan binasa oleh Kaum Muslimin sendiri. Artinya, peperangan diantara kita-lah yang akan menghancurkan kita. Islam.

Dan ingatlah bahwa kita akan terus diadu dan terus berperang diantara kita, hingga kita hancur. Kita tidak akan menyesal karena kita tak pernah sadar. Dan ketika kita sadar, maka itu sudah sangat terlambat.

Itulah kemenangan besar orang-orang Kafir.

Pesan Rasulullah,


“Tidak akan masuk Surga sampai kalian beriman. Dan tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai,”

“Maukah kalian kutunjukkan cara agar kalian bisa saling mencintai?”

“Sebarkan salam (perdamaian)".



Wallahu a’lam bishawab.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, May 25, 2011

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!