Thursday, November 7, 2013

ujungkelingking - Bila kita ingin menghitung berapa jumlah kata yang sudah kita tuliskan pada Ms. Word, tentu caranya sederhana saja karena sudah ada pengaturannya di sana. Kita tinggal masuk ke menu Tools kemudian pilih Word Count, maka dari jumlah kata sampai jumlah karakter atau baris langsung bisa muncul.

Menghitung jumlah kata pada Ms. Word


Menghitung jumlah kata pada Ms. Excel bisa dibilang gampang-gampang susah, sebab tidak disediakan fungsi atau rumus untuk itu. Satu-satunya fungsi yang "mirip" kegunaannya adalah fungsi LEN. Namun fungsi ini hanya menghitung jumlah karakter, bukan kata.

Sebenarnya tips kali ini tidak penting-penting amat. Apa perlunya, coba, menghitung jumlah kata pada excel? Karena itu Anda tidak perlu mempelajarinya, karena tips kali ini hanya sekedar untuk memuaskan rasa ingin tahu saya saja. Tapi tetep harus komen ya! *Maksa.com.

Untuk dapat menghitung jumlah kata yang sudah kita ketikkan pada excel, kita membutuhkan beberapa "komponen" pendukung. Selain LEN, komponen yang saya maksudkan itu adalah: SUBSTITUTE dan TRIM. Kegunaan masing-masing dari fungsi ini adalah sebagai berikut:
  • LEN, seperti yang sudah saya singgung di atas, fungsinya adalah untuk menghitung jumlah karakter. Dan yang disebut 'karakter' itu adalah setiap apa yang kita ketikkan pada papan keyboard kita.
  • SUBSTITUTE, dalam masalah kali ini digunakan untuk merubah setiap tanda baca menjadi spasi. Jadi nanti setiap ada tanda baca, (misalnya koma, titik, dsb.) akan kita ubah menjadi spasi terlebih dahulu. Sebenarnya fungsi ini tidak perlu kita gunakan bila cara kita menulis sudah benar sesuai EYD. Sebagai misal, sebelum tanda koma tidak perlu pakai spasi, setelah tanda koma harus pakai spasi, dll.
  • TRIM, fungsinya untuk membuang spasi yang berlebih. Diantara satu kata dengan kata berikutnya hanya perlu satu spasi, namun adakalanya kita keseleo jempol sehingga kita menekan spasi dua kali. Misalnya, kita menulis 'saya(spasi)(spasi)pergi', maka dengan TRIM kalimat tersebut akan berubah menjadi 'saya(spasi)pergi'.

Lalu bagaimana cara kita menerapkan ketiga fungsi ini?

Misalnya kita akan menghitung jumlah kata yang terdapat pada sel A1. Kalimat tersebut berbunyi: Maaf, apakah saya boleh pergi?. Maka pada salah satu sel masukkan fungsi ini:

=SUBSTITUTE(A1;",";" ")

Dengan fungsi ini kita mengubah tanda baca koma menjadi spasi. Lalu dilanjutkan dengan mengubah tanda baca tanda tanya menjadi spasi juga.

=SUBSTITUTE(A1;"?";" ")

Dan lakukan hal tersebut terhadap tanda baca yang lain (jika masih ada). Maka sekarang kalimat kita berbentuk seperti ini:

maaf(spasi)(spasi)apakah(spasi)saya(spasi)boleh(spasi)pergi(spasi)

Gunakan fungsi TRIM untuk membuang spasi yang tidak seharusnya ada. Dalam hal ini yang akan hilang nanti adalah spasi yang saya beri warna biru.

Akhirnya kalimat kita sudah memiliki susunan (format) baru, yaitu: 1-kata, 1-spasi, 1-kata, 1-spasi, 1-kata. Sepanjang apapun kalimat yang ada, formatnya akan tetap seperti itu, diawali dengan KATA dan diakhiri dengan KATA. Dengan kata lain, jumlah kata selisih 1 -lebih banyak- daripada jumlah spasi.

Pada keadaan ini kita masih akan kesulitan menghitung jumlah kata dalam kalimat tersebut. Hal ini dikarenakan 'karakter yang digunakan' dan 'jumlah karakter' pada tiap kata tidak tentu banyaknya. Namun, dari format baru di atas kita bisa tahu bahwa,

Jumlah Kata = Jumlah Spasi + 1

Jadi, yang kita perlukan sekarang hanyalah menghitung jumlah spasi yang ada, dan ditambah 1. Bisa kita tuliskan seperti ini:

=LEN(A1)-LEN(SUBSTITUTE(A1;" ";""))+1

Cara bacanya: [Jumlah seluruh karakter, termasuk spasi] dikurangi [jumlah seluruh karakter tanpa spasi] akan menghasilkan [jumlah spasi]. [Jumlah spasi] ditambah [1] akan menghasilkan [jumlah kata].

Nah, sekarang ketahuan kan betapa gak pentingnya rumus ini. H-hee...

Untuk melihat tips-tips lain tentang excel, silahkan klik di sini. Semoga (yang lain) lebih bermanfaat!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, November 07, 2013

Wednesday, November 6, 2013

ujungkelingking - Ada tayangan baru di Trans 7, judulnya Indonesia Lawak Klub (ILK). Ya, dari namanya saja kita tahu bahwa acara ini merupakan parodi dari acara dengan judul yang mirip di TV One, Indonesian Lawyers Club (ILC).

Dari sisi materi antara ILC dan ILK tentu saja berbeda. ILK hanyalah komedi biasa -seperti OVJ atau Pas Mantab- hanya saja dikemas dengan "serius". Tapi kita tahu bahwa acara ini merepresentasikan apa yang ada di dalam benak masyarakat Indonesia. Di Indonesia, tidak semua politisi benar-benar 'politisi', atau tidak semua pengacara yang benar-benar 'pengacara'. Ada diantara mereka yang justru nyambi menjadi pelawak.

Maka akhirnya kita menyadari bahwa antara ILC dan ILK memiliki persamaan yang besar, yaitu sama-sama melawak. Hanya saja jika yang satu melawak agar rakyat bisa tertawa, yang satunya lagi justru melawak untuk menertawakan rakyat.

*Yah, sekedar  nyumpah  nyampah di pagi hari. Selamat beraktifitas!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, November 06, 2013

Saturday, November 2, 2013

ujungkelingking - Ketika rekan-rekan memutuskan untuk membuat sebuah blog, maka saya bisa tahu bahwa rekan-rekan memiliki satu kesukaan yang sama yaitu, menulis. Sebuah blog memang adalah sebuah fasilitas bagi kita yang memiliki kegemaran menulis. Namun untuk mengisi sebuah blog atau membuat suatu tulisan di dalamnya tidak cukup hanya mengandalkan suka menulis saja, kita juga memerlukan materi (baca: ide).

Bagi penulis yang sudah pro, materi bukan lagi sebuah masalah. Itu dikarenakan mereka sudah terlatih untuk 'membuat ide' dan bukan lagi 'mencari ide'. Namun bagi penulis amateur seperti saya, ketiadaan ide ini menjadi ganjalan yang cukup berarti, bahkan bisa membuat kita kehilangan gairah menulis. Dampak jangka panjangnya, jika dibiarkan berlarut-larut, bisa menyebabkan kita kehilangan kesukaan terhadap menulis, atau setidaknya kehilangan "kemampuan" kita dalam mengolah kata.

Writer's block, adalah istilah yang secara umum digunakan untuk menunjukkan kebuntuan seseorang dalam menulis. Namun dalam tulisan ini saya tidak menjelaskan seputar ketiadaan materi, akan tetapi lebih difokuskan pada kebosanan terhadap aktifitas menulis.

Daffa lagi bosan

Faktanya, perasaan bosan terhadap aktifitas menulis ini bisa menghinggapi siapa saja. Sepanjang dia adalah seorang manusia maka rasa bosan itu pasti pernah dirasakannya, entah dia seorang yang profesional atau hanya seorang penulis biasa. Kebosanan ini adalah sebuah rasa yang muncul karena,
  • Kita melakukan hal-hal yang sama setiap harinya
  • Atau ada pula yang mengatakan bahwa kebosanan disebabkan karena tidak adanya campur tangan hati, artinya kita sebenarnya tidak benar-benar suka terhadap apa yang kita kerjakan

Nah, karena bagi seorang blogger kesukaan terhadap aktifitas menulis adalah mutlak, maka penyebab kebosanan yang nomor dua di atas bisa kita eliminasi. Dengan kata lain, bagi seorang penulis, kebosanan terjadi hanya karena selalu menulis dan menulis. Segala sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus bisa menyebabkan kebosanan, ini hal yang lumrah. Namun -seperti yang sudah saya tulis di atas- hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Lalu bagaimana cara kita mengatasi rasa bosan ini?

Mengatasi rasa bosan bagi setiap orang tentu berbeda-beda caranya. Namun kalau boleh saya persingkat hanya ada 2 cara saja sebenarnya.

Refresh otak dan tubuh Anda

Tinggalkan dahulu kegiatan tulis-menulis kita. Lakukan hal-hal yang menyenangkan atau hobi kita yang lain, misalnya saja memancing, pergi ke toko buku, menonton film terbaru, berwisata bersama keluarga, atau mengunjungi teman-teman lama.

Dengan melakukan hal-hal di luar tulis-menulis bisa membuat pikiran kita segar. Ini seperti re-charge "baterai" kita. Dan bukan tidak mungkin kita akan bisa membuat sebuah tulisan yang segar sekembalinya kita nanti.

Membacalah

Seperti kita tahu bahwa menulis dan membaca adalah sebuah satu-kesatuan yang saling melengkapi. Seorang penulis fiksi berbakat, Asma Nadia, pernah mengatakan bahwa yang harus dilakukan seorang penulis ketika sedang tidak menulis adalah membaca.

Bagi saya, membaca adalah sebuah kegiatan sederhana untuk mengumpulkan kata atau kalimat yang menarik. Ketika sedang membaca, akan ada kata atau kalimat yang punya greget, gaya bahasa yang unik atau lucu, menggugah semangat, membuat haru, dsb. Dan kata atau kalimat itu bisa kita pakai atau kita kembangkan untuk melengkapi tulisan kita suatu waktu nanti.

Sebagai misal, saya menemukan dan mencatat ungkapan mbak Asma Nadia di atas sekitar 10 tahun yang lalu. Dan akhirnya bisa saya tambahkan di tulisan ini. H-hii...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, November 02, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!