Tuesday, August 20, 2013

ujungkelingking - Kemarin, karena sekalian menyelesaikan pekerjaan kantor, akhirnya saya pun pulang terlambat. Hampir bisa dipastikan, jika saya pulang lebih dari jam setengah lima sore, saya akan mendapati adzan Maghrib sebelum saya sampai di rumah.

Dan memang benar, di tengah perjalanan terdengar adzan Maghrib berkumandang. Biasanya, kalau mendengar adzan seperti ini saya lebih memilih memacu motor lebih kencang agar saya lebih cepat sampai di rumah. Baru kemudian setelah mandi atau istirahat sejenak saya melaksanakan sholat Maghrib, terkadang bersama istri, terkadang pula sendirian.

Masjid pertama saya lewati begitu saja. Pun juga dengan masjid-masjid berikutnya, hingga tak terdengar lagi suara adzan. Namun pada masjid yang kesekian (males ngitung) saya berhenti dan tergerak untuk mengikuti sholat Maghrib di sana. Saya memang jarang sekali berhenti untuk sekedar sholat berjama'ah ketika di perjalanan seperti ini. Bahkan di masjid yang saya datangi kali ini, tercatat hanya sekali saja saya mampir. Itupun karena saya harus membatalkan puasa, pada Ramadhan kemarin.

Ketika saya tiba, tentu saja sholat sudah dimulai. Setelah memarkir motor dan mengambil wudhu, sayapun memasuki jama'ah ketika imam sudah duduk tasyahud awal. Telat 2 rakaat. Sayapun sholat. Dan -tentu- saya masih harus menambah kekurangan rakaat ketika sang imam sudah menyelesaikan sholatnya.

Setelah saya menyelesaikan sholat, sang imam sudah naik ke mimbar. Rupanya ada pengajian singkat. Agak segan juga saya untuk meninggalkan tempat. Pikir-pikir, tak apalah mengikuti pengajian ini, toh saya jarang sekali mendengarkan ceramah. Paling-paling seminggu sekali pas sholat Jum'at.

Yang menarik adalah materi yang disampaikan sang imam sama dengan apa yang pernah saya tulis pada artikel terdahulu, yaitu tentang menstabilkan ibadah kita agar jangan sampai turun selepas Ramadhan. Hanya saja, dalam pengajian kali ini ada tambahan yang disampaikan sang imam, yang akan saya coba sampaikan pada artikel selanjutnya.

Dan yang menarik berikutnya adalah bahwa ternyata pengajian seperti ini akan rutin diadakan setiap hari Senin ba'da Maghrib.

Hm, kesempatan saya untuk menimba ilmu.

Bismillah...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, August 20, 2013

Monday, August 19, 2013

ujungkelingking - Berbeda dari postingan sebelumnya yang mendukung aksi turun ke jalan demi menyuarakan aspirasi masyarakat muslim dunia dan Indonesia atas kekejian yang terjadi di Mesir, tulisan berikut ini justru memberikan alasan kenapa kita harus menolak (baca: menahan diri) dari aksi-aksi demonstrasi yang kini marak di beberapa tempat.

Benar, kita tetap mengutuk pembantaian terhadap warga sipil yang tidak bersenjata, namun tulisan berikut ini mencoba memberikan pemahaman lain bahwa penolakan dan ketidak-setujuan kita tidaklah boleh disampaikan dengan aksi demonstrasi.

Artikel ini diambil dari nasihat Al-‘Allamah Shalih As-Suhaimi hafidzahullah pada majelis beliau di Masjid Nabawi -Madinah- yang ditulis oleh Abu AbdirRahman Usamah dan dialih-bahasakan oleh farouqihasbi.com.

Semoga berkenan!

***

Syaikhuna Al-’Allaamah DR. Shalih bin Sa’ad As-Suhaimi hafidzahullah berkata pada majelis beliau di Masjid Nabawi, Madinah, kota Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

"Terjadinya banyak pembunuhan termasuk tanda-tanda kiamat, apa yang terjadi saat ini secara khusus di negeri-negeri muslim dan di dunia internasional termasuk tanda-tanda kiamat, yaitu banyaknya pembunuhan yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam..."

Terkadang pembunuh tidak tahu kenapa ia harus membunuh, ia melihat manusia melakukan sesuatu maka ia pun ikut membidikkan senjatanya sebagaimana kondisi orang-orang dari suku terasing Arab yang selalu berteriak layaknya binatang dan saling membunuh antara satu dengan yang lainnya hanya demi revolusi pemberontakan, sepotong roti, rasa lapar atau karena membela seorang tokoh, padahal bisa jadi tokoh tersebut adalah seorang thagut.

Dan semua yang mati dianggap syahid meski seorang Yahudi, Nasrani atau musyrik penyembah kubur, semua syahid menurutnya, yaitu menurut seorang –yang sayang sekali ia dianggap ulama oleh media, yang umurnya sudah sangat tua- ia selalu berbicara ngawur bahwa (orang-orang yang terbunuh karena revolusi pemberontakan, sepotong roti, rasa lapar atau karena membela seorang tokoh) adalah syuhada, bahkan ia meminta untuk mendapatkan kesyahidan seperti mereka, dan ini –kita berlindung kepada Allah- adalah penyimpangan dan kesesatan.

Sayangi dirimu wahai akhi, sembahlah Robbmu, kembalilah kepada Allah ‘azza wa jalla, apalagi Anda sudah berumur 90 tahun lebih, meskipun semuanya pasti mati tanpa melihat usia tua atau muda. Akan tetapi engkau telah menghiasi kebatilan sehingga nampak sebagai kebenaran dan engkau melampaui batas dalam perkara ini, maka berhati-hatilah wahai ikhwan.

Berdoalah kepada Allah untuk negeri-negeri Islam yang tersebar padanya kekacauan-kekacauan ini, dan berdoalah kepada Allah agar melindungi negeri-negeri kaum muslimin dari berbagai malapetaka ini, dimana seorang pembunuh tidak tahu kenapa ia membunuh dan yang terbunuh juga tidak tahu kenapa ia dibunuh, akan tetapi ia akan berdiri di hadapan Allah ‘azza wa jalla sambil membawa kepalanya dengan kedua tangannya dan mengatakan kepada pembunuh, "Kenapa engkau membunuhku?"

Kemudian, kenapa engkau menambah kekacauan (demonstrasi) yang begitu banyak manusia telah terlibat ini, maka dimanakah agama, dimanakah Islam, dimanakah akalmu?!

Wahai akhi, tatkala Sumayyah terbunuh dengan cara yang keji, kaum muslimin tidak melakukan demonstrasi dan turun serta berteriak-teriak di jalan-jalan. Tatkala orang-orang Yahudi berusaha membunuh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, kaum muslimin tidak melakukan demontrasi, tetapi menegakkan jihad di jalan Allah dan mengeluarkan Yahudi dari Madinah dengan perintah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Permasalahannya, dengan demonstrasi ini, kalian memenuhi lapangan-lapangan dengan laki-laki dan wanita, dan terjadilah penindasan dan pelanggaran kehormatan, perzinahan, khamar, kurangnya rasa malu, nyanyian dan ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan wanita, apakah ini dari agama Allah?! Demi Allah, sesungguhnya Barat telah menipu kalian wahai orang-orang yang telah mati hatinya, yang berteriak-teriak di lapagan-lapangan seperti keledai.

Bertakwalah kepada Allah, kembalilah ke rumah-rumah kalian -sampaikan kepada mereka risalah ini wahai hadirin, katakan kepada mereka- hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan kembali ke rumah-rumah mereka, dan tetap tinggal di rumah-rumah mereka, daripada berteriak-teriak di jalanan.

Bertakwalah kepada Allah di bumi kinanah, yang demi Allah bumi yang kami anggap mulia, akan tetapi banyak penduduknya yang tidak memuliakannya, andaikan mereka memuliakannya maka tentunya mereka tidak akan melakukan perbuatan ini. Aku mohon kepada Allah agar melindungi mereka dari kejelekan fitnah ini, dan agar mengembalikan mereka kepada kebenaran dan menjauhkan mereka dari para pembuat onar di antara mereka, yang selalu mengobarkan kekacauan yang berbahaya ini.

Saat ini Barat, yaitu Amerika dan selain mereka mengatakan bahwa, “Kami yang akan mendamaikan antara kelompok-kelompok Islam yang bertikai”. Maka kalianlah yang menyebabkan mereka berani memasuki negeri kalian. Ma sya Allah, sampai Yahudi penjajah Palestina pun berkata, “Kami akan masuk dan mendamaikan antara kelompok yang bertikai di negeri tersebut.”

Wahai manusia, kembalilah ke rumah-rumah kalian maka akan selesai masalah ini, dan bersabarlah menghadapi pemerintah kalian.

Benar, kami mengingkari kudeta militer yang mereka lakukan terhadap pemerintah sebelumnya, apa yang mereka lakukan adalah kebatilan. Akan tetapi setelah mereka berkuasa maka wajib bagi kita untuk diam, walaupun boleh kita menuntut dikembalikannya kekuasaan kepada yang berhak tetapi dengan cara yang syar’i, bukan dengan cara mengerahkan masa, membunuh dan menduduki berbagai fasilitas umum.

Adanya kelompok-kelompok yang berpecah ini sejatinya adalah kebatilan, semuanya adalah taklid kepada Yahudi dan Nasrani, meskipun mereka menamakan diri dengan kelompok Islam. Akan tetapi aku katakan, mereka tidak punya pilihan kecuali hendaklah mereka bertakwa kepada Allah ‘azza wa jalla. Kemudian, menurut prinsip kelompok mereka (yang membolehkan pemilu) –meskipun aku tidak percaya dengan pemilu- hendaklah mereka bersabar menunggu pemilu berikutnya, sehingga mereka bisa memilih pemimpin selainnya. Walaupun hakikatnya sistem pemilu ini adalah thagut, aku tidak mempercayainya (hanya demi memperkecil mudarat).

Akan tetapi wahai ikhwan, sampaikan kepada mereka (kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam di Mesir), hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dalam menjaga darah kaum muslimin, dalam melindungi negeri mereka yang terjajah, negeri kinanah.

Sampaikan kepada mereka risalah ini, kembalilah kepada akal sehat kalian, demi Allah tidak mungkin ada yang melakukan ini anak kecil, orang gila dan orang bodoh. Demonstrasi-demonstrasi ini adalah kerjaannya orang bodoh, orang gila dan tidak memiliki akal sama sekali, setiap mereka berteriak mendukung fulan, hidup fulan, jatuh fulan. Kita mohon kepada Allah ‘afiyah dan keselamatan.

Saudara-saudara kita yang menjauhi fitnah ini –segala puji hanya bagi Allah- mereka mengajak kepada agama Allah dan kepada sunnah, dan sampai hari ini mereka selamat dari ketergelinciran ke dalam fitnah ini dan selamat dari keterlibatan dalam membunuh kaum muslimin dan non muslim (yang belum pantas dibunuh.

Aku mohon kepada Allah Al-Karim untuk menganugerahkan kebaikan kepada seluruh negeri kaum muslimin, merahmati mereka dan menyatukan kalimat mereka di atas tauhid.

Kembalilah kepada Sunnah wahai penduduk kinanah (Mesir), kembalilah kepada tauhid, hancurkan kuburan yang disembah selain Allah, tinggalkan hizbiyah (fanatisme golongan) dan kelompok-kelompok sesat. Kembalilah kepada Rabb kalian, dan bersatulah dalam merealisasikan Laa ilaaha illallah dan Muhammadu 'r-Rasulullah.

Hendaklah kalian (hadirin) menyampaikan seruan ini meskipun hanya melalui sebagian website. Aku mohon kepada Allah agar menganugerahkan kebaikan bagi kaum muslimin di setiap tempat.■
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, August 19, 2013

Friday, August 16, 2013

ujungkelingking - Besok (17/8/13), bangsa ini kembali memperingati hari bersejarahnya. Hari yang begitu membanggakan dada ini. Hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Dimana-mana tempat, di jalan-jalan, di kampung-kampung banyak bertebaran umbul-umbul dan spanduk dengan dominasi warna merah dan putih. Warna keberanian dan kesucian.

Namun sadarkah kita, di tengah gegap gempitanya kita memperingati hari besar ini, mereka yang di sana -rakyat Mesir- tengah sibuk berjibaku melawan kekejaman rezim militer. Ribuan warga sipil tak bersenjata dibunuh, ditembaki, dibakar, dilindas tank. Masjid dibumihanguskan, mushaf-mushaf dihancurkan. Yang terjadi di sana bukan lagi kudeta politik, tapi sebuah kejahatan kemanusiaan!

Gambar: dari beberapa sumber
Dunia Barat mungkin diam, namun kita mengutuk!

Karena itu hari ini (16/8/13) ditetapkan sebagai hari kemurkaan umat Islam sedunia. Dan mereka hari ini -setelah sholat Jum'at- akan melakukan aksi damai #saveEgypt #pray4Egypt

Sementara di Indonesia sendiri, berikut sentra aksi hari ini:
  1. Jakarta, Istiqlal
  2. Bandung, PUSDAI
  3. DIY., DPRD DIY
  4. Solo, Sriwedari
  5. Majalengka, Bundaran Munjul
  6. Jambi, Tugu Juang
  7. Lampung, Masjid At-Takwa
  8. Semarang, Masjid Baiturrahman
  9. Surabaya, DPRD Surabaya
  10. Samarinda, MAF
  11. Aceh, Masjid Raya Baiturrahman
  12. Riau, Tugu Ikan Selais
  13. Purwokerto, Alun-Alun
  14. Pontianak, Univ. Tanjung Pura
  15. Batam, Simpang
  16. NTB, Arena Budaya Unram
  17. Palembang, Bundaran Air Mancur
  18. Banjarmasin, Masjid Raya Sabilal Muhtadin
  19. Pati, Masjid Agung Simpang 5
  20. Cirebon, Masjid At-Taqwa
  21. Medan, Masjid Agung
  22. Tegal, Masjid Agung Alun-Alun
  23. Makasar, flyover Km 4
  24. Tuban, Gedung Bea Cukai
  25. Balikpapan, Masjid At-Taqwa

"Tidak perlu menjadi warga Mesir untuk berempati, anda hanya perlu menjadi manusia."
(Erdogan, PM Turki)

"Wajib bagi yang telah menggulingkan Mursi untuk bertaubat dan mengembalikan hak-hak yang dirampas."
(Syaikh Dr Nasser bin Sulaiman, Sekjen Ikatan Ulama Muslim)
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, August 16, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!