Friday, April 15, 2011

ujungkelingking - Ini adalah hadits yang disampaikan oleh Fathimah binti Qais –salah satu perempuan yang ikut hijrah pada awal-awal periode- yang ia mendengar langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Tatkala Rasulullah telah menyelesaikan shalatnya, beliau duduk di atas mimbar, kemudian berkata,

“Hendaknya masing-masing orang tetap duduk di tempat shalatnya.” Beliau melanjutkan, “Apakah kalian tahu kenapa aku mengumpulkan kalian?”

Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Beliau bersabda, “Demi Allah, aku tidak mengumpulkan kalian untuk memberikan semangat, dan bukan mengintimidasi. Aku mengumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari dulunya seorang Nasrani, kemudian ia datang berbai’at dan masuk Islam. Ia menceritakan kepadaku sebuah kisah yang sama seperti apa yang telah aku kisahkan kepada kalian, tentang Dajjal.
Ia bercerita bahwa ia pernah mengarungi laut dengan kapalnya bersama 30 orang dari suku Lakham dan Judzam, kemudian mereka dipermainkan ombak selama sebulan di tengah laut, lalu mereka berlabuh di sebuah pulau di tengah laut hingga matahari akan terbenam.

Kemudian mereka duduk-duduk di perahu kapal dan masuk ke pulau itu. Lalu, sesuatu yang berambut lebat dan tebal menemui mereka. Mereka bahkan tidak mengetahui mana bagian depan dan mana belakang karena banyak rambutnya.

Mereka bertanya, “Siapakah kamu?”

Ia menjawab, “Aku adalah Al-Jassasah (mata-mata).”

Mereka bertanya, “Apa itu Al-Jassasah?”

Ia lalu mengatakan, “Wahai kaum, pergilah kalian ke pria yang berada di padepokan gua itu, ia ingin sekali mendengar kabar dari kalian.”

Tamim berkata, “Tatkala binatang tadi menyebutkan seorang pria kepada kami, kami pun takut kalau sekiranya pria itu setan. Kemudian kami bergegas pergi hingga memasuki gua itu. Ternyata di dalamnya ada seorang pria yang sangat besar. Kami belum pernah melihatnya, ia sedang dibelenggu dengan kuat dan erat. Kedua tangannya terikat sampai lehernya, di antara kedua lututnya sampai kedua mata kakinya di belenggu dengan besi.

Lalu kami bertanya kepadanya, “Celaka, siapakah kamu?”

Dia menjawab, “Kalian telah mengetahui tentang aku, maka beritahukan siapakah kalian?”

Maka kami-pun menceritakan dari awal mula hingga kami berada disitu.

Selanjutnya pria itu meminta, “Ceritakan kepadaku tentang pohon kurma Baisan!”

Kami balik bertanya, “Kabar mana yang ingin kamu ketahui?”

Ia menjawab, “Apakah pohon kurma tersebut sedang berbuah?”

Kami menjawab, “Ya”,

Ia berkata, “Bukankah ia hampir tidak berbuah?”

Dia berkata lagi, “Ceritakanlah kepadaku tentang danau Ath-Thabariyyah.”

“Apakah di dalamnya masih ada air?”

Kami menjawab, “Airnya banyak.”

Dia berkata, “Bukankah airnya hampir kering?”

Pria itu meminta lagi, “Ceritakan kepadaku tentang mata air Zughar.”

“Apakah di dalamnya masih ada air, dan apakah penduduk sekitarnya bercocok tanam dengan airnya itu?”

Kami menjawab, “Ya. Airnya banyak dan penduduk bercocok tanam dengan menggunakan airnya.”

Ia berkata, “Ceritakan kepadaku tentang Nabi yang ummi itu, apa yang telah dia lakukan?”

Kami menjawab, “Nabi itu telah keluar dari Mekkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah).”

Dia bertanya lagi, “Apakah orang Arab memeranginya?”

Kami menjawab, “Ya.”

Ia bertanya lagi, “Bagaimana ia memperlakukan mereka atau apa yang ia perbuat terhadap mereka?”

Kami pun menyampaikan bahwa nabi tersebut telah menundukkan orang-orang Arab yang mendatanginya dan mereka taat kepadanya.

Dia bertanya, “Apakah hal itu telah terjadi?”

Kami menjawab, “Ya.”

Maka ia kemudian berkata, “Ingatlah bahwa sebaiknya mereka mematuhinya, dan aku memberitahukan kepada kalian tentang diriku, sesungguhnya aku adalah Al-Masih Ad-Dajjal, dan aku hampir diperbolehkan keluar. Aku akan muncul dan berjalan di muka bumi. Aku tidak membiarkan satu kampung-pun kecuali aku menetap di dalamnya selama 40 malam, selain Mekkah dan Thaibah, karena keduanya diharamkan bagiku.

Setiap kali aku akan memasuki salah satunya, seorang malaikat akan menyambutku dengan pedang terhunus. Ia menghalangiku, dan pada tiap celah jalan-jalannya terdapat malaikat yang menjaganya.”

Fathimah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sambil beliau menusukkan tongkatnya di mimbar, “Inilah Thaibah itu, inilah Thaibah itu, inilah Thaibah itu –yakni Madinah-. Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan haditsku ini?

Para sahabat menjawab, “Ya.”

Bahwasanya kisah yang disampaikan Tamim telah mencengangkanku. Ceritanya persis dengan kisah yang aku ceritakan kepada kalian, juga tentang Madinah dan Mekkah. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal itu berada di Laut Syam atau Laut Yaman! Tidak, tetapi dari arah timur dan beliau mengisyaratkan tangannya ke arah timur.”

Aku hafal hadits ini dari Rasulullah shallallahu “alaihi wa sallam.”

(HR. Muslim, no. 2942 dan Abu Daud, no. 4352)

Sumber: kisahmuslim.com
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 15, 2011

Saturday, April 9, 2011

ujungkelingking – Barangkali tidak banyak yang tahu bahwa perayaan April Mop (The April’s Fool Day) yang identik dengan kegembiraan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan di Spanyol, tahun 1487 atau 892 H.

Sejak diterangi Islam (abad ke-8 M), Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus-ikhlas memeluk Islam. Dan muslim Spanyol bukan hanya ‘beragama Islam’, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan mereka secara Islami. Mereka telah jauh meninggalkan kebiasaan-kebiasaan dan gaya hidup jahiliyyah. Keadaan seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Namun, selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol. Karena usaha mereka terus-menerus gagal, maka mereka kemudian mengirim sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol.

Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yaitu dengan melemahkan iman mereka terlebih dahulu dengan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al-Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang difungsikan untuk menyulut perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol.

Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri-kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai. Penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, dan orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis. Satu persatu daerah di Spanyol jatuh. Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol. Setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap-siap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya, berjalan beriringan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib tetap bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya.

Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Mereka lalu membakari rumah-rumah tersebut! Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya. Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai The Aprils Fool Day.

Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari dimana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, sangatlah tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.


Sumber: pinrizal.wordpress.com
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, April 09, 2011

Wednesday, April 6, 2011

ujungkelingking - Ini kisah tentang dua orang perempuan.
“Assalamu'alaikum saudariku....” Sapa seorang perempuan kepada perempuan yang dia temui di sebuah taman.

“Wa'alaikum salam.... Selamat datang saudariku”

“Terima kasih. Apakah ini. surga?” Tanya perempuan yang pertama.
Yang ditanya kemudian tersenyum, “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga”

"Benarkah?” Perempuan pertama terlihat takjub,
“Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini”

Perempuan yang ditanya tersenyum lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”

"Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman, mereka melihat sebuah pintu yg sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan beberapa perempuan yang berada di taman itu mulai memasukinya satu-persatu.

“Ayo kita ikuti mereka” kata perempuan yang pertama sambil setengah berlari. “Apa yang ada di balik pintu itu?”

“Tentu saja surga saudariku” jawab perempuan yang kedua dengan lari yang -ternyata- semakin cepat.

“Tunggu... tunggu aku..” Teriak perempuan yang pertama. Ia masih berlari namun tetap tertinggal oleh perempuan yang kedua meski ia hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Perempuan yang pertama ini tetap tak mampu mengejar perempuan di depannya meski ia sudah berlari.
Ia lalu berteriak kepadanya “Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?”

“Sama dengan engkau saudariku.” jawab perempuan yang kedua tetap dengan senyumannya

Perempuan inipun telah mencapai tempat yang dituju. Sebelah kakinya sudah melewati pintu. Sebelum perempuan itu melewati pintu sepenuhnya, perempuan yang pertama berteriak,

“Amalan apalagi yang kau lakukan tapi tidak kulakukan?”

Yang ditanya pun menjawab, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yg membedakanmu dengan diriku?”
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu?”
Ia lalu melanjutkan, ”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya SAMPAI HATIMU saja karena niatmu adalah MENGHIJABI HATI.”

Perempuan pertama itu tertegun.. lalu terbangun.. Ia beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu. Kemudian ia berjanji pada Rabbnya sejak saat itu ia akan menutup auratnya.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 06, 2011

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!