Tuesday, December 27, 2011

ujungkelingking - Dalam sebuah surat kabar hari ini ditulis sebuah berita -yang intinya- adalah tentang sosialisasi penggunaan kondom perempuan yang semakin ditinggalkan oleh para pekerja seks komersial.

Salah satu alasannya adalah proses pemasangannya yang dinilai terlalu ribet. Padahal, menurut penggiat di sebuah LSM pendamping PSK, tujuan penggunaan kondom tersebut selain untuk mencegah kehamilan juga untuk mengurangi penularan penyakit menular seksual. Bahkan efektifitasnya diklaim sampai 95%!
Pertanyaannya, seberapa pentingnya "penyelamatan" kondisi kesehatan para pekerja seks tersebut dibanding dengan penyelamatan generasi muda kita?

Terlalu lebay-kah pertanyaan saya? Saya pikir tidak. Coba anda mereka-reka, andai semua PSK tidak berpenyakit, semua pengguna tidak berpenyakit, maka yang terjadi kemudian adalah semakin suburnya bisnis perlendiran di negri yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa ini. Malah bisa jadi keuntungan dari bisnis semacam inilah yang akan menopang Ibu Pertiwi. Maka anda tinggal membayangkan sepuluh atau duapuluh tahun yang akan datang, mungkin putri-putri kita yang meneruskan jejak mereka, atau putra-putra kita yang rajin sowan ke wisma-wisma itu. Siapkah kita akan hal itu? Bahkan memikirkan pun saya tak berani.

Banyak memang alasan-alasan klise yang bakal disampaikan. Mulai dari sulitnya biaya hidup, sampai sakit hati karena dikhianati, dsb. Tapi ingatlah, sebab yang salah tidak serta-merta (harus) melahirkan solusi yang salah. Banyak contohnya -bila kita mau memperlebar sudut pandang kita- orang-orang yang berawal dari kehidupan yang "salah" malah berakhir menjadi tokoh-tokoh luar biasa.

Wahai para PSK, selamatkanlah diri kalian. Saya percaya di Republik ini masih banyak wilayah-wilayah halal untuk digali. Berusahalah dan jangan pernah menyerah! Tuhan akan menjawabnya.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, December 27, 2011

Saturday, December 24, 2011

ujungkelingking - Saya bukan seseorang yang paling baik keimanannya. Saya juga tidak akan mengatakan bahwa ormas (baca: aliran) saya yang paling benar, sebab dalam agama saya banyak sekali sekte-sekte. Tapi saya setuju satu hal, bahwa kebenaran itu cuma satu, dan semua agama benar adalah sebuah statement yang salah.

Saya cinta damai. Saya benci pengeboman, perusakan tempat ibadah, dan yang sejenis itu -yang bercover penegakan agama. Tapi bukan berarti saya harus melakukan apa yang anda lakukan. Saya akan sangat menghormati bila, anda tidak usil terhadap agama saya dan saya-pun tidak akan menggaggu dan mengusik kepercayaan anda.

Mari, kita sama-sama berjalan di jalan masing-masing. Jangan saling menyerempet atau menyenggol, sebab mungkin kita akan sama-sama terjatuh. Beribadahlah dengan tenang, kami-pun akan menjalani ibadah kami dengan khusyu dan ikhlas. Jalani saja apa kepercayaan masing-masing, mudah-mudahan kita menemukan apa yang kita cari.

Semoga.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, December 24, 2011
ujungkelingking - Sebenarnya apa itu jenius?

Ilustrasi: Google
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1 jenius (genius) didefinisikan sebagai berkemampuan (berbakat) luar biasa dalam berpikir dan mencipta. Sementara menurut wikipedia  adalah istilah untuk menyebut seseorang dengan kapasitas mental di atas rata-rata di bidang intelektual, terutama yang ditunjukkan dalam hasil kerja yang kreatif dan orisinal. Seorang yang genius selalu menunjukkan individualitas dan imajinasi yang kuat, tidak hanya cerdas, tapi juga unik dan inovatif.

Kalau kita perhatikan, ada persamaan antara ilmuwan-ilmuwan jaman dahulu dengan para ilmuwan masa kini. Persamaannya adalah terletak pada bahwa mereka menjadi ilmuwan tidak terjadi dalam waktu sekejap.  Seorang Thomas A. Edison mengatakan jika jenius itu adalah 1% inspirasi dan 99% sisanya adalah kerja keras. Maka inilah yang kemudian menjadikan adanya persamaan tersebut.

Kerja keras menuntut adanya ketekunan. Atau dengan kata yang -saya pikir- lebih mencakup adalah, kreatifitas. Kreatifitas memungkinkan seseorang memiliki banyak ide, banyak gagasan, banyak jalan keluar, sehingga dia akan terpicu untuk mengaplikasikan -kalau perlu- semua ide tersebut hingga menemukan jawaban yang pas. Dengan kata lain, dia tidak mudah menyerah.

Karena itulah jenius sama sekali tidak identik dengan pintar.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, December 24, 2011

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!