Friday, September 14, 2012

ujungkelingking - Berbicara tentang manusia sebagai makhluk sosial, maka kita akan menemukan bahwa suatu individu –secara langsung atau tidak- memiliki keterkaitan dengan individu-individu lain. Bahwa seseorang untuk kelangsungan hidupnya membutuhkan bantuan dari orang lain, bisa berupa bantuan fisik atau materiil, pun juga bisa berupa support atau perhatian.

Dalam konteks ini, ketika kita memiliki beban yang cukup berat, maka kita butuh orang lain agar kita dapat membagi beban itu dengannya. Kita umum menyebutnya, curhat.

Dalam hal curhat-mencurhat (halahhh) kita biasanya memilih teman atau orang terdekat sebagai tempat kita curhat. Namun, disinilah sebenarnya kita perlu berwaspada. Sebagai orang yang akan mendengarkan permasalahan kita, yang di dalamnya kemungkinan besar ada aib yang akan kita buka, maka sangatlah penting bagi kita untuk selektif memilih tempat curhat. Karena salah pilih orang, bisa-bisa malu berkepanjangan yang kita tanggung.

Sebenarnya, kita bebas ber-curhat kepada siapa saja, asalkan dia memiliki 2 kriteria berikut ini;

1. Dia mampu memberikan solusi

Hal ini penting. Sebab jika tidak, tentu percuma-tidak-berguna kita curhat panjang lebar sampai berbusa-busa ke dia. Lha mending nulis di jejaring sosial (lumayan ada yang komen meski rada ngawur, hehe…)

Maka, ketika kita yakin (atau setidaknya berharap) dia memiliki solusi untuk permasalahan kita, maka dia-lah orang yang paling tepat untuk diajak curhat.

2. Dia mampu menyimpan rahasia

Yang ini juga tak kalah pentingnya. Sebab curhat kepada orang yang “ember”, sama saja seperti kita teriak-teriak dengan speaker di depan balai desa. Malu-lah yang kita dapat.

Masih mending kalau solusinya ada. Kalau tidak? Ke laut aja, mas!

Karena itulah, dua hal ini menjadi teramat penting ketika kita memutuskan akan curhat, sebab menyangkut harga diri dan (mungkin) aib kita atau orang lain. Carilah orang yang bisa memberikan solusi sekaligus menjaga rahasia kita.

Tapi jangan khawatir jika kita kesulitan menemukan sosok yang memiliki kedua kriteria tersebut, masih ada satu yang maha pemberi jalan keluar terbaik, dan tidak juga "ember"…

Allah subhanahu wa ta’alaa...

Dia-lah satu-satunya yang maha pembuat rencana terhebat dan pembuat solusi ter-unpredictable. Jika orang lain terlalu sibuk mengurusi kepentingannya sendiri-sendiri, maka Dia-lah yang sesungguhnya paling sibuk mengurusi keperluan makhluk-makhlukNya, dan akan selalu welcome untuk menerima curhatan kita.

So, what are you waiting for?


Selamat curhat
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, September 14, 2012

Friday, September 7, 2012

ujungkelingking - Ada satu tradisi yang selalu dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia, yaitu yang biasanya dilaksanakan pada minggu-minggu pertama atau kedua di bulan Syawal. Kita sering menyebutnya dengan "Halal bi Halal".

Terlepas dari benar-tidaknya tradisi ini, namun ada suatu dasar yang (konon) menjadi landasan diadakannya acara seperti ini. Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam pernah bersabda, yang artinya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه   

Barang siapa yang beribadah Ramadhan dengan iman dan sungguh-sungguh, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaq 'alaihi) 

Penjelasan ini harus kita yakini betul-betul, bahwa jika kita telah melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka Allah (pasti) akan mengampuni dosa-dosa kita. Dengan kata lain, ketika kita memasuki bulan Syawal, maka secara otomatis kita sudah tidak punya lagi dosa terhadap Allah subhanahu wa ta'ala. Lalu apakah dengan begitu kita secara fitrah sudah bisa dikatakan suci?

Tentu saja belum. Sebab jangan lupa bahwa kita masih memiliki dosa terhadap manusia. Dosa dan salah kita terhadap orang lain hanya bisa terhapus dengan permintaan maaf kita kepada yang bersangkutan. Karena itulah biasanya setelah melaksanakan sholat 'Id orang-orang saling berkunjung ke rumah-rumah untuk saling bermaaf-maafan. Dari sinilah istilah "halal bi halal" muncul.

"Halal" atau "menghalalkan" bisa dimaknai sebagai meminta maaf atau memberi maaf. Sedang kata "bi halal" lebih menunjuk kepada tata-caranya, yaitu (meminta dan memberi maaf) haruslah dengan cara yang baik: cara yang halal.

***

Namun yang perlu ditekankan disini adalah bahwa meminta maaf adalah merupakan perintah (baca: kewajiban) dari agama. Karena itu meminta maaf sesungguhnya tidak pernah dibatasi oleh waktu dan tempat. Ketika kita telah merasa berbuat salah terhadap seseorang maka seharusnya kita segera meminta maaf kepada orang tersebut.


Wallahu a'lam,

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, September 07, 2012

Wednesday, September 5, 2012

ujungkelingking - Jika Anda kebetulan akrab dengan Ms. Office, terutama Word, tentu apa yang akan saya sampaikan ini bukanlah hal yang baru.

Namun bagi saya yang baru tahu, postingan ini sekaligus buat pengingat, kali aja besok-besok lupa! (Hehehe...)

Hanya ada 3 langkah mudah untuk membuat daftar isi secara otomatis pada Ms. Word. Kebetulan yang saya pakai Word 2003.

Langkah pertama:

  • Buka Word Anda. Dan munculkan Ruller, bila belum ada.



Langkah kedua:

  • Lakukan double klik pada ruller paling kanan, sehingga muncul jendela baru. Pada leader, pilih no. 2 yang berisi titik-titik. Lalu pilih OK.



Langkah ketiga:

  • Daftar isi otomatis Anda sudah selesai. Tekan tombol Tab pada keyboard Anda, dan titik-titik antara sisi kiri sampai sisi kanan akan muncul.




Mudah, kan?
Semoga bermanfaat!


*dari berbagai sumber
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, September 05, 2012

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!