ujungkelingking - Salah seorang teman saya menulis di akunnya begini, "Kamu akan tahu sifat dan watak asli seseorang ketika kamu melakukan safar (perjalanan) dan ber-muamalah (berbisnis) dengannya."
Hal ini mengingatkan saya kepada salah seorang ustadz saya dahulu. Beliau pernah mengatakan bahwa dengan mendaki gunung, watak dan karakter asli kita akan ketahuan.
Beberapa penelitian tentang psikologis manusia mengatakan ada beberapa keadaan yang membuat seseorang menunjukkan sifat atau watak aslinya. Selain melalui olahraga beregu atau acara makan bersama, sifat asli seseorang paling nampak adalah ketika dalam kondisi emosi tinggi. Ini bisa berupa kepanikan, kesal, marah, ataupun takut.
Ketika sedang melakukan perjalanan, berbisnis, atau mendaki gunung, menyebabkan seseorang mudah mendapati kondisi-kondisi di atas. Perjalanan yang melelahkan apalagi ditambah dengan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan; bisnis yang terancam gulung tikar atau adanya kesempatan untuk meraup untung yang ilegal; atau berada di alam bebas yang tidak banyak orang yang bisa dimintai bantuan, bisa menyebabkan seseorang kesal dan gampang tersulut kemarahannya. Nah, ketika hal itu terjadi maka di sinilah karakter asli itu akan terlihat. Apakah dia akan gampang mengeluh dan melampiaskan kemarahannya, ataukah malah bisa menahannya dan mengalihkan energi negatifnya menjadi sesuatu yang positif?
Sebenarnya, apa perlunya kita mengetahui karakter orang lain?
Pada sebuah training yang pernah saya ikuti tahun 2011 yang lalu, dikatakan bahwa setiap orang -di dalam dirinya- memiliki 4 tipe karakter. Namun, setiap trainer atau motivator memiliki nama-nama sendiri untuk masing-masing tipe tersebut. Dan pada setiap orang pasti memiliki kecenderungan terhadap salah satu karakter. Mungkin pada beberapa kesempatan dia bisa "berubah" karakternya, namun hal itu tidaklah permanen. Pada akhirnya dia kan kembali ke karakter yang menjadi kecenderungannya. Dari sinilah penyebutan tentang apa karakter orang tersebut.
Bagaimanapun, setiap tipe memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Artinya, tidak ada orang yang selalu baik sebagaimana tidak ada orang yang selalu jahat. Pada seseorang yang memiliki karakter baik, tetap ada karakter yang tidak baik pada dirinya, meski tidak dominan. Maka dengan mengetahui karakter seseorang, kita bisa menetukan cara yang tepat untuk menghadapinya. Contoh sederhananya, untuk menghadapi seseorang dengan watak pemarah, tentu tidak bisa dihadapi dengan kemarahan juga. Seperti itulah.
Nah, di dalam sebuah tim, pengenalan tentang karakter masing-masing anggota menjadi sangat diperlukan untuk memperkuat kesolidan tim tersebut. Dengan mengetahui tipikal masing-masing anggota, maka seorang leader dapat menempatkan tiap-tiap orang pada posisi atau bagian yang tepat yang sesuai dengan karakter orang tersebut. Disamping itu, mengetahui kelemahan setiap anggota tim memungkinkan untuk yang lainnya dapat mengkover kelemahan tersebut.
Beberapa penelitian tentang psikologis manusia mengatakan ada beberapa keadaan yang membuat seseorang menunjukkan sifat atau watak aslinya. Selain melalui olahraga beregu atau acara makan bersama, sifat asli seseorang paling nampak adalah ketika dalam kondisi emosi tinggi. Ini bisa berupa kepanikan, kesal, marah, ataupun takut.
Ketika sedang melakukan perjalanan, berbisnis, atau mendaki gunung, menyebabkan seseorang mudah mendapati kondisi-kondisi di atas. Perjalanan yang melelahkan apalagi ditambah dengan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan; bisnis yang terancam gulung tikar atau adanya kesempatan untuk meraup untung yang ilegal; atau berada di alam bebas yang tidak banyak orang yang bisa dimintai bantuan, bisa menyebabkan seseorang kesal dan gampang tersulut kemarahannya. Nah, ketika hal itu terjadi maka di sinilah karakter asli itu akan terlihat. Apakah dia akan gampang mengeluh dan melampiaskan kemarahannya, ataukah malah bisa menahannya dan mengalihkan energi negatifnya menjadi sesuatu yang positif?
Sebenarnya, apa perlunya kita mengetahui karakter orang lain?
Pada sebuah training yang pernah saya ikuti tahun 2011 yang lalu, dikatakan bahwa setiap orang -di dalam dirinya- memiliki 4 tipe karakter. Namun, setiap trainer atau motivator memiliki nama-nama sendiri untuk masing-masing tipe tersebut. Dan pada setiap orang pasti memiliki kecenderungan terhadap salah satu karakter. Mungkin pada beberapa kesempatan dia bisa "berubah" karakternya, namun hal itu tidaklah permanen. Pada akhirnya dia kan kembali ke karakter yang menjadi kecenderungannya. Dari sinilah penyebutan tentang apa karakter orang tersebut.
Bagaimanapun, setiap tipe memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Artinya, tidak ada orang yang selalu baik sebagaimana tidak ada orang yang selalu jahat. Pada seseorang yang memiliki karakter baik, tetap ada karakter yang tidak baik pada dirinya, meski tidak dominan. Maka dengan mengetahui karakter seseorang, kita bisa menetukan cara yang tepat untuk menghadapinya. Contoh sederhananya, untuk menghadapi seseorang dengan watak pemarah, tentu tidak bisa dihadapi dengan kemarahan juga. Seperti itulah.
Nah, di dalam sebuah tim, pengenalan tentang karakter masing-masing anggota menjadi sangat diperlukan untuk memperkuat kesolidan tim tersebut. Dengan mengetahui tipikal masing-masing anggota, maka seorang leader dapat menempatkan tiap-tiap orang pada posisi atau bagian yang tepat yang sesuai dengan karakter orang tersebut. Disamping itu, mengetahui kelemahan setiap anggota tim memungkinkan untuk yang lainnya dapat mengkover kelemahan tersebut.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, September 30, 2013