Monday, April 9, 2012

ujungkelingking - Sabar. Satu kata ini memang begitu mudah diucapkan, akan tetapi sangat sulit diterapkan. Namun, sungguh-pun demikian, sikap yang satu ini sering kali disalahartikan. Sikap sabar sering dianggap sebagai kondisi yang lemah, kalah, menyerah, tidak berdaya, atau tanpa perlawanan. Singkatnya, sabar diberi pengertian yang amat negatif sehingga melakukan tindakan ini dianggap hal yang tabu lagi memalukan.

Ada yang membagi sabar menjadi dua macam. Yang pertama diistilahkan sebagai Sabar Pasif, yaitu ketika kita dituntut, dipaksa, diharuskan untuk sabar -tanpa melakukan suatu hal. Contoh sederhananya barangkali ketika kita terjebak macet, sedangkan kita berada di dalam angkutan umum. Akhirnya kita hanya bisa diam meskipun hati kita marah dan ngedumel. Yang kedua dinamakan Sabar Aktif, yaitu ketika kita punya kemampuan untuk membalas akan tetapi tidak kita lakukan.

Menurut artikata.com, disebutkan tentang definisi sabar ini sebagai: 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu. Sedang kata bersabar diartikan sebagai: v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan).

Lalu bagaimana Islam mendefinisikan sabar ini?

Dalam surah Al-Imraan ayat 146, Allah berfirman:


وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh. Allah menyukai orang-orang yang sabar."
[AL-Imraan: 146]

Islam (ternyata) mendefinisikan orang yang tidak menjadi lemah karena bencana dan orang yang tidak pernah menyerah kepada musuh Allah adalah orang-orang yang sabar.

Nah loh?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 09, 2012

Wednesday, April 4, 2012

ujungkelingking | dari Bag. 2



“Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”

“Sepuluh perkara.”

“Apa itu, wahai terlaknat?”

Iblis lalu menjawab:

Satu, aku minta kepada-Nya agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah:

“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.”
(QS. 17:64)

Dua, setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Tiga, setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuh dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah:

“… dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki…”
(QS. 17:64)

Empat, aku memohon kepada-Nya agar punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi.

Lima, aku memohon agar punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku.

Enam, aku memohon agar punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku.

Tujuh, aku memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku.

Delapan, aku memohon agar punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.

Sembilan, aku memohon agar punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan,

Sepuluh, aku memohon agar memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaqkan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekatku. Ia (Iblis, pen) kemudian membaca ayat:

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.”
(QS. 17:27)

Rasulullah berkata, “Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”

Lalu Iblis meneruskan, “Wahai Muhammad, aku memohon kepada Allah agar aku bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: “Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya aku merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Aku memiliki anak yang kuberi nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat.

Aku juga punya anak yang kuberi nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Aku punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan (kedua anakku) yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, “Keluarkan tanganmu,”. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya aku tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata aku memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu aku tidak akan membiarkan segelintir manusiapun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayah sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orangpun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah (argumentasi) Tuhan terhadap makhluqNya. Sementara aku hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam membacakan firman dalam surah Hud:

“Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,”
(QS. 11:118)

“Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”
(QS. 11:119)

dilanjutkan dengan:

“Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.”
(QS. 33:38)

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis, “Wahai Abu Murrah, apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga?”

Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka, Maha Suci Tuhan yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikanku sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Aku adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya.”


Semoga kita mampu menjaga diri dan orang-orang di sekitar kita dari godaan Iblis dan anak keturunannya.
Bismillah...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 04, 2012
ujungkelingking | dari Bag. 1

“Siapa orang yang mukhlis itu menurutmu?”

Iblis dengan panjang-lebar menjawab:
“Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad, barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia.

Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu (syahwat) dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar?

Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan (riyasah) termasuk dosa besar? Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar?

Wahai Muhammad, tidak tahukah engkau, bahwa aku punya 70,000 anak. Setiap anak dari mereka, punya 70,000 syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya.

Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia (zuhud). Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa.

Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir (ingkar). Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya:

“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam.”
(QS. 59:16)

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku? Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku.

Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, “Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, mengadu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku.

Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya: “Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku (tidak tergoda, pen), maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat.
Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya, “Lihatlah kiri-kanan”, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya, “Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya”. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.
Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa.
Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ (cambuk) lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.
Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat.
Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya: “Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah”. Aku katakan kepada orang yang sakit: “Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata:

“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.”
(QS. 24:61)

Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya.

Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam?

Nabi berkata, “Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu?”

“Pemakan riba.”

“Siapa teman kepercayaanmu (shadiq)?”

“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”

“Orang yang mabuk.”

“Siapa tamumu?”

“Pencuri.”

“Siapa utusanmu?”

“Tukang Sihir.”

“Apa kesukaanmu?”

“Orang yang bersumpah cerai.”

“Siapa kekasihmu?”

“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.”

“Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu?”

“Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah.”

“Apa yang melelehkan badanmu?”

“Tobatnya orang yang bertaubat.”

“Apa yang menghanguskan hatimu?”

“Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.”

“Apa yang dapat memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”

“Zakat secara sembunyi-sembunyi.”

“Apa yang membutakan matamu?”

“Shalat diwaktu sahur (menjelang Shubuh.”

“Apa yang memukul kepalamu?”

“Memperbanyak shalat berjamaah.”

“Siapa yang paling bisa membahagiakanmu?”

“Orang yang sengaja meninggalkan shalat.”

“Siapa manusia yang paling sengsara (celaka) menurutmu?”

“Orang kikir/pelit.”

“Siapa yang paling menyita pekerjaanmu (menyibukkanmu)?”

“Majelis-majelis ulama.”

“Bagaimana kamu makan?”

“Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku.”

“Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas?”

“Dibalik kuku-kuku manusia.”

“Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah?”

“Sepuluh perkara.”

“Apa itu, wahai terlaknat?”


bersambung | ke Bag. 3
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 04, 2012

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!