Monday, April 28, 2014

ujungkelingking - Cara Membuat Kalimat Positif yang Benar


Alhamdulillah. Mudah-mudahan kita semua masih dikarunia rejeki yang berkah. Aamiin.

Saya yakin teman-teman pernah mendengar hasil penelitian yang dilakukan seorang ilmuwan Jepang tentang air yang telah diberikan "sugesti" kepadanya. Hasil penelitian itu meyebutkan bahwa jika air yang telah diberikan sugesti baik, do'a atau kalimat positif (afirmasi), atau musik yang syahdu, maka pada air tersebut akan terbentuk semacam kristal-kristal yang indah. Namun berbeda jika pada air tersebut kita berikan musik cadas, atau kata-kata buruk, maka kristal-kristal tadi akan langsung pecah berantakan.


Menjadi menarik kemudian karena pada tubuh manusianya sebagian besar terdiri atas air. Karena itu penelitian ini bisa diterapkan pada tubuh makhluk hidup, seperti kita.


Penelitian lain menyebutkan bahwa dengan mengatakan kalimat-kalimat positif untuk diri sendiri, otak akan merekamnya sebagai sugesti yang kemudian itu akan sangat berpengaruh pada fisik dan mental kita. Menyehatkan dan meningkatkan kualitas berpikir kita.

Maka penting untuk mensugesti diri dengan kalimat-kalimat yang positif. Jika dalam agama kita punya do'a (yang sudah ada contohnya), maka untuk kalimat-kalimat positif ini kita bisa membuatnya sendiri sesuai dengan kondisi dan keinginan kita.

Seperti yang telah ditulis oleh mbak Femi Olivia dalam bukunya Change Yourself into Swan disebutkan untuk membuat sebuah kalimat positif (afirmasi) ada 4 hal yang harus diperhatikan:

1. Tentukan tujuan


Tentukan apa yang ingin kita sugestikan pada diri kita. Mungkin agar kita selalu merasa sehat, merasa bahagia... Terserah. Tentukan saja.
 

2. Gunakan kalimat untuk masa sekarang (present)


Kita bisa memakai kalimat, misalnya "Saya adalah pengusaha sukses". Kalimat seperti ini lebih baik daripada kita mengatakan, "Saya nanti akan jadi pengusaha sukses". Karena dampak psikologisnya dalam hati akan terus menunggu tercapainya maksud.

3. Gunakan bahasa positif


Alih-alih menggunakan "Saya tidak ingin gemuk", sebaiknya kita memakai kalimat "Saya suka terlihat langsing". Sugesti berupa kalimat positif biasanya lebih mengena daripada kita menggunakan kalimat negatif.

4. Singkat saja


Gunakan kalimat yang singkat. Otak akan lebih mudah mencernanya ketimbang kalimat yang panjang lebar dan bikin bingung.


Yup, keep your positive thinking!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 28, 2014

Friday, April 25, 2014

ujungkelingking - Selamatkan Anak dari Kekerasan Seksual


Alhamdulillah, semoga teman-teman semua senantiasa dikarunia kesehatan dan rejeki yang berkah. Aamiin.

Selama ini kita menganggap sekolahan adalah tempat yang aman buat anak-anak kita. Disamping ada para guru yang akan mendidik mereka, juga ada teman-teman tempat berbagi keceriaan.

Namun apa yang terungkap di media seolah membuyarkan itu semua. Belum selesai berita mengenai JIS, muncul berita serupa dengan korban lain di tempat berbeda. Sebelumnya, kasus-kasus tentang kekerasan seksual pada anak juga kerap menghiasi media.

Miris.

Prihatin.

Dan khawatir tentunya. Mengingat kita juga memiliki (atau akan memiliki) anak-anak yang juga akan masuk sekolah.


Bencana nasional yang tidak terlihat


Dari data yang diambil dari Komnas Perlindungan Anak, tahun 2012 tercatat ada 2.637 kasus kekerasan yang terjadi pada anak (62% berupa kasus pelecehan seksual). Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang "hanya" 2.509 kasus dengan 58% di antaranya yang berupa kekerasan seksual pada anak.

Melihat pertumbuhan kasusnya yang tidak bisa dibilang ringan, sudah sepantasnya hal ini disebut sebagai bencana nasional yang butuh perhatian lebih dari Pemerintah. Bukankah mereka-mereka ini yang akan menjadi pengganti kita? Namun sayangnya berita-berita seperti ini rupanya masih kalah pamor dengan berita tentang korupsi, banjir, dsb.

Menurut seorang psikolog spesialis parenting, Elly Risman, ketika seseorang melihat suatu konten porno, maka apa yang ditangkap mata akan langsung masuk ke sistem lindik di otak kecil, yang kemudian merangsang hormon dopamine, seperti ketika orang mengonsumsi narkoba. Efeknya menimbulkan kecanduan. Pada saat bersamaan, tubuh mengeluarkan hormon kenikmatan seperti hormon yang muncul ketika orang sedang bersetubuh.

Meski proses itu terjadi di otak kecil, kerusakan terjadi di otak bagian depan (prefrontal cortex/PFC). Tepatnya, di atas alis mata ke arah kanan yang fungsinya membuat perencanaan, kontrol diri, mengatur emosi hingga mengambil keputusan.

Kerusakan otak bagian depan ini sangat berbahaya. Sebab, fungsi-fungsi otak sebagai pembuat perencanaan, kontrol diri, pengatur emosi, dan mengambil keputusan tidak dapat dilakukan dengan baik. Padahal, fungsi-fungsi inilah yang membedakan manusia dengan binatang. (kompas.com)


Sanksi yang "nanggung"


Hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual adalah:

Pasal 81

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.

Pasal 82

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Pasal 289 KUHP

Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun.

Pasal 290 KUHP

Diancam dengan pidana paling lama 7 (tujuh) tahun:
Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang padahal diketahui bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya;

Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin;

Barangsiapa membujuk seseorang yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin, untuk melakukan atau membiarkan perbuatan cabul atau bersetubuh diluar perkawinan dengan orang lain

Pasal 291 KUHP

Jika salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 286, 287, 289 dan 290 mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama 12 (duabelas) tahun.

Jika salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 285, 286, 287, 290 itu mengakibatkan mati, dijatuhkan pidana penjara paling lama 15 (limabelas) tahun.

Pasal 292 KUHP

Orang yang cukup umur yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sama kelamin, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa belum cukup umur, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.

Hukuman 3-15 tahun jelas tidak sebanding dengan trauma fisik dan psikis yang dialami korban. Apakah anda bisa bayangkan ketika pelaku keluar nanti dan kemungkinan kembali bertemu dengan anak-anak kita? Atau bisa saja pelaku akan melakukannya lagi dengan korban yang lain? Ingat saja, ini adalah soal kecanduan.

Berbeda dengan Islam yang menerapkan hukuman mati (rajam) atau pengasingan. Intinya pelaku tidak boleh lagi bertemu dengan korban, agar tidak timbul lagi trauma.


Perlu langkah proteksi


Sebuah pesan dari Change.org masuk ke email saya pagi ini. Isinya adalah permintaan untuk menandatangani petisi tentang perlunya membuat daftar orang-orang yang menjadi pelaku tindakan kekerasan seksual pada anak.

Di negara-negara lain sudah ada National Sex Offender Registry atau Daftar Pelaku Kekerasan Seks Nasional. Isinya adalah sebuah daftar yang berisikan nama dan foto dari para pelaku kekerasan seksual. 

Pelaku kekerasan seksual pada anak
Save Our Children


Dengan adanya daftar ini, pihak sekolah atau pihak penyelenggara pendidikan bisa menggunakannya sebagai acuan ketika akan merekrut karyawan-karyawan baru.

Petisi yang disampaikan oleh Precilia Siahaan melalui Change.org setidaknya butuh 15.000 tandatangan untuk bisa diserahkan ke Bpk. Amir Syamsudin (Menteri Hukum & HAM), Kementerian Hukum dan HAM, M. Nuh (Menteri Pendidikan & Kebudayaan).

Berikut petisinya.


Yang mau berpartisipasi, monggo. Semoga anak-anak Indonesia mendapatkan yang terbaik. Aamiin.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 25, 2014

Wednesday, April 23, 2014

ujungkelingking - Aji Saka dan Aksara Jawa


Ada seorang kesatria pada jaman dahulu kala. Kesatria muda dari tanah Jawa. Aji Saka, namanya. Saktinya mandraguna tanpa pernah terpedaya oleh musuhnya. Dua orang pembantunya, selalu siaga bila diperintahnya.

Mereka bertiga berjalan berkelana. Membantu rakyat sengsara, mengalahkan raja-raja durhaka. Pada setiap kemenangannya, Aji Saka selalu dihadiahi benda-benda pusaka.

Semakin jauh berjalan. Semakin gemilang kemenangan. Benda-benda pusaka yang didapat-pun semakin bertumpuk menjadi timbunan. Tak mungkin lagi dibawa, baiknya harus disimpan.

Aji Saka lalu membuat sebuah gudang penyimpanan pusakanya. Salah seorang pembantunya diperintah untuk menjaga. Sang pembantu disumpah untuk tidak memberikan pusaka itu kecuali hanya kepada Aji Saka. Maka tinggallah sang pembantu di sana sementara Aji Saka melanjutkan perjalanannya.

***

Singkat cerita, Aji Saka bertemu dengan musuh yang sangat besar. Sesosok raksasa bersuara menggelegar. Wajah sangar, mata lebar dan tubuh yang kekar membuat yang melihat bergidik gentar. Ia adalah Prabu Dewatacengkar.

Rupanya Aji Saka kesulitan mengalahkannya. Ia membutuhkan pusaka yang telah disimpannya. Maka diperintahkanlah sang pembantu untuk kembali mengambilnya. Dengan diiringi titah, bahwa ia tidak boleh kembali sebelum membawa itu pusaka.

Kedua pembantu akhirnya bertemu...
Yang satu disumpah menjaga pusaka, yang lain dititah mengambilnya.
Maka terjadilah pertempuran yang sangat seru.
Dan berakhirlah saat keduanya meregang nyawa...

***

Aji Saka menyadari kesalahannya. Sesalpun sudah tiada guna. Dalam sedih, ia bersemedi. Lalu mulailah ia menciptakan sebait sajak untuk mengenang keduanya.

*Ada dua pengawal
*Keduanya sama-sama mengemban tugas
*Sama-sama saktinya
*Keduanya sama-sama menjadi bangkai
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 23, 2014

Monday, April 21, 2014

ujungkelingking - Raja yang Bodoh dan 3 Kata Ajaib


Tersebutlah dalam sebuah hikayat, tentang sebuah negri yang entah di mana. Negri itu amat kaya dan makmur. Rakyatnya hidup dengan tenang dan damai.

Namun ada satu hal yang amat menggelisahkan rakyat di negri tersebut. Negri itu dipimpin oleh orang yang sangat bodoh. Ia sama sekali tidak mengerti ilmu kenegaraan atau ilmu-ilmu pemerintahan yang lain. Inilah yang membuat pihak istana khawatir. Sudah banyak guru dan orang bijak yang didatangkan dari segenap penjuru negri tersebut demi untuk mengajari sang raja. Namun tidak juga membuahkan hasil.

Akhirnya berdasarkan rapat dari para penasehat istana, dibuatlah sebuah sayembara. Sayembara itu kurang lebih berbunyi, barangsiapa yang bisa membuat sang raja pandai dalam waktu yang singkat akan diberikan imbalan yang sangat banyak.


Singkat cerita, datanglah seorang pemuda dari desa yang cukup terpencil jauh dari hingar bingarnya kota kerajaan. Si pemuda menyatakan kesanggupannya untuk membuat sang raja pandai dalam waktu singkat. Maka dipersilahkanlah ia menemui sang raja.

Kepada sang raja, si pemuda membisikkan 3 buah kata. Si pemuda menyebut 3 kata itu dengan 3 kata ajaib. Karena jika sang raja menyebutkan kata-kata tersebut, raja akan terlihat pandai. Tiga kata itu adalah "AKU SUDAH TAHU".

Semenjak itu setiap kali ada pertanyaan dari para penasehatnya, sang raja selalu menjawab, "Aku sudah tahu". Dan para penasehatnya-pun menganggap sang raja memang sudah tahu.

Tiga kata ajaib
Image: merdeka.com

Sampai suatu ketika, seorang tilik-sandi kerajaan menginformasikan bahwa ada pergerakan pasukan dari kerajaan musuh. Buru-buru sang jendral menghadap sang raja untuk memberitahukan hal ini.

"Yang mulia," kata sang jendral. "Ada informasi bahwa pasukan kerajaan musuh sedang bersiap-siap di gerbang kota."

Jawab sang raja, "Aku sudah tahu."

"Lalu apa yang harus kita lakukan, yang mulia?" Tanya sang jendral lagi.

"Aku sudah tahu." Jawab sang raja singkat. Sang jendral pun mengira bahwa sang raja memang sudah menyiapkan strateginya.

Akhirnya, penyerbuan oleh pasukan musuh itu benar-benar terjadi. Pihak kerajaan yang memang tidak menyiapkan strategi apa-apa akhirnya hanya bisa menyerah tanpa perlawanan. Sang raja kemudian ditawan, dan kerajaan itu resmi direbut oleh musuh.

Sumber: unknown

***

Pesan moralnya...

  1. Seorang pemimpin yang bodoh, bisa dengan mudah mencelakakan rakyatnya
  2. Orang yang sok tahu, pada akhirnya dia sendiri yang akan celaka
Maka, jika kita menjadi seorang pemimpin, jadilah seorang pemimpin yang tahu. Jika kita memilih seorang pemimpin, pilihlah seorang pemimpin yang tahu. Dan jika kita ternyata tidak menjadi apa-apa, jangan jadi orang yang sok tahu.

Selamat sore.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 21, 2014

Friday, April 18, 2014

ujungkelingking - Begini Cara Melepas Sandal yang Benar


(+) Sudah tahu dong bahwa di dalam agama kita diajarkan bahwa sunnah-nya melepas sandal atau sepatu adalah mendahulukan kaki sebelah kiri?

(-) Ya iyalah. Sepele banget tuh.

(+) Tapi tahu juga dong kalau sunnah-nya masuk rumah atau masjid dengan mendahulukan kaki kanan?

(-) Udah jelas juga. Gak penting banget, ah.

(+) Tapi pernah mbayangin begini. Kita berada di depan pintu rumah. Trus kita melepas sandal untuk masuk ke rumah?

*mikir bentar

Melepas sandal
Image: KasKus

(+) Udah bisa mbayangin??

(-) Iya, ya. Kalau kita melepas sandal dengan mendahulukan kaki kiri, otomatis yang duluan masuk ke rumah juga kaki kiri?

(+) Nah, karena itu melepas sandal itu sebaiknya begini. Ketika kita melepas sandal, dahulukan kaki kiri. Dengan ini kita sudah dapat sunnah-nya, kan?

(-) Ho'oh. Trus?

(+) Setelah lepas, kaki kiri taruh di atas sandal sebelah kiri. Kalau di taruh di lantai takut kotor, tuh. Nah, selanjutnya lepas kaki dari sandal yang kanan, sekalian masuk. Jadi kita dapet sunnah dua-duanya: melepas sandal dengan kaki kiri duluan, dan masuk rumah dengan kaki kanan duluan.

(-) Sip, deh!


*buat mas-mas dan bapak-bapak, selamat menunaikan shalat Jum'at ya... Ingat, jangan ngambil sandal tetangganya.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 18, 2014

Wednesday, April 16, 2014

ujungkelingking - DUA!


Alhamdulillah, hari ini tanggal 16 April 2014 tepat dua tahun usia Daffa.

Di antara sekian perkembangannya, ada satu yang masih ngganjel buat saya. Yaitu Daffa masih belum bisa mengucapkan degan sempurna kata-kata sederhana (mis. "a-yah", "bo-la", dsb). Sebagai orangtua tentu ada sekelebat kekhawatiran di hati.


Akan tetapi setelah membaca Home Schooling karya Maulia D. Kembara M.Pd., saya menjadi lega. Pasalnya di buku tersebut disebutkan poin-poin apa saja yang seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak pada usia tertentu. Untuk usia 1-2 tahun ada 17 poin parameternya, misalnya mengobrak-abrik laci, keranjang baju, dsb. Dan di antara ke-17 poin itu hanya 1 poin saja yang Daffa belum menguasai dengan sempurna, yaitu menyebutkan nama benda sederhana ("a-yah" cuma diambil "yah"-nya saja, "bo-la" cuma dapat "la"-nya saja).

Minus satu poin ini oleh penulis buku tersebut sudah dimasukkan ke dalam kategori perkembangan memuaskan atau normal.

Satu lagi perkembangan Daffa yang menggembirakan adalah, dia sudah resmi tidak netek ibunya lagi. Proses menyapihnya-pun terbilang cepat. Hanya butuh waktu sekitar seminggu-an saja. Sama seperti kakaknya dulu. Padahal ibunya juga tidak menerapkan langkah yang aneh-aneh. ^_^

Daffa
Hei, ada apa ya di atas sana?
Sebaiknya aku naik agar bisa lihat lebih dekat!


***

Daffa'ul Haq Azka Muhammad
(Pembela kebenaran yang suci dan terpuji)

Ya Allah, pemilik segala keselamatan...

Selamatkan anak-anak kami dengan agama ini.
Jadikanlah anak-anak kami pembela agama-Mu.
Kuatkanlah kaki-kaki mereka.
Dan jangan biarkan mereka tergelincir kepada kehancuran.

Ya Allah, pemilik segala kesehatan...

Berikanlah kepada anak-anak kami kesehatan, yang membuat mereka dapat optimal menjalankan perintah-perintahMu.
Jika harus sakit, maka jadikan rasa sakit itu sebagai pengingat dan penebus dosa-dosa mereka.

Ya Allah, pemilik segala ilmu...

Karuniakanlah kepada anak-anak kami ilmu yang bermanfaat.
Ilmu yang menjadikan mereka semakin berendah diri, bukan angkuh dan keras kepala.
Jadikanlah ilmu itu sebagai pengangkat derajat mereka agar mereka lebih mudah men-syi'arkan agama ini.

Ya Allah, pemilik segala kekayaan...

Anugerahkanlah kekayaan yang berkah kepada anak-anak kami.
Kekayaan yang tidak menjadikan mereka sombong dan lupa diri.
Kekayaan yang menjadikan mereka lebih empati kepada sesamanya.

Ya Allah, pemilik segala yang di langit dan di bumi...

Jadikanlah kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang ada di jalan-Mu agar menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur.
Jauhkanlah amal-amal kami dari sifat riya' dan sum'ah, dari sifat ujub dan sombong.

Dan, karuniakanlah kepada kami anak-anak yang shalih-shalihah.

Rabbii hablii mina 's-Shaalihiin... Rabbii hablii mina 's-Shaalihiin... 

*Aamiin...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, April 16, 2014

Tuesday, April 15, 2014

ujungkelingking - Cara Menghentikan SMS Promo Dari Telkomsel


Kalau sudah berurusan dengan SMS yang satu ini pasti bikin gondok setengah mati. Tengah malam, atau dalam perjalanan ke kantor, ada SMS penting. Buru-buru dibuka, eh, cuma ngasih tahu promo ini-lah, nawarin paket itu-lah. Ah!

SMS Promo
Image: bagi-in.com

Awalnya dibiarin saja. Lah, lama-lama kok semakin ngeselin. Harus segera diberangus nih!

Barangkali banyak diantara teman-teman yang sudah tahu caranya dan berhasil menghentikan SMS gak penting ini. Namun bagi yang belum tahu boleh disimak cara menghentikan SMS promo dari Telkomsel. Kenapa Telkomsel? Ya, karena saya pengguna operator ini. Kalau soal operator lain insya Allah teknisnya sama.

Dari yang sudah saya praktekkan, setidaknya ada 3 cara untuk mengatasi dan memblokir SMS semacam ini. Silahkan dipilih mana yang paling mudah.

Cara pertama: Jangan buka SMS tersebut


Ketika ada SMS masuk, perhatikan siapa pengirimnya. Pada hape-hape tertentu mungkin harus masuk menu inbox dulu. Jika yakin pengirimnya adalah operator yang menawarkan promonya, jangan dibuka. Segera hapus saja.

Karena -katanya- jika kita buka, maka status di komputer mereka akan berbunyi delivered. Ini artinya, di waktu yang lain mereka akan mengirimkan SMS lagi. Jadi untuk mencegah agar status pengiriman tidak delivered, caranya adalah dengan tidak membuka SMS tersebut.

Cara kedua: Pakai fitur SMS Block


Jika kita mengaktifkan fitur ini, maka SMS dari pengirim tertentu secara otomatis akan langsung masuk ke spambox. Pada hape-hape kelas middle-end, fitur SMS Block ini biasanya ada dua opsi, yaitu Block by Address (memblokir nomor tertentu) dan Block by Name (memblokir nama tertentu yang ada pada kontak).

Namun masalahnya, pada hape saya hanya ada pilihan Block by Address. Padahal kita tahu untuk SMS promo seperti itu biasanya tidak akan muncul nomor pengirimnya. Jadi langkah ini tidak bisa saya lakukan.

Cara ketiga: Unreg layanan


Untuk Simpati, kita bisa menekan *116#, setelah itu pilih 'Info & Self Service'. Setelah itu pilih 'Konten Anda', dan pilih 'Berhenti Konten SMS'.

Semoga berhasil.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, April 15, 2014

Monday, April 14, 2014

ujungkelingking - Ketika Pemerkosaan Tak Terhindarkan, Berbaring dan Nikmati Saja

Kriminal dan Persepsi Masyarakat
Image: vemale.com

Adalah Barbara Driver, anggota dewan di kota Cheltenham-Inggris, yang membuat pernyataan kontroversial itu. Meski kemudian dia meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya tersebut, kata-kata itu tak urung memantik reaksi keras publik di negeri tersebut.

Lain lagi di India. Abu Azmi, seorang politikus di negeri itu melontarkan statement yang tak kalah mengejutkannya. Dia mengatakan bahwa perempuan manapun yang berhubungan badan sebelum menikah -meski itu diperkosa- harus digantung. Sementara seorang kepala partai di negeri yang sama, Mulayam Singh Yadav mengatakan bahwa jika dia terpilih nanti, dia akan menghapus hukuman mati bagi para pemerkosa yang mengulangi kejahatannya. Meski akhirnya ia meralat ucapannya, kritik dan kecaman tetap berdatangan dari politisi lainnya.

Kalau teman-teman ingat, di Indonesia juga pernah muncul pernyataan serupa. Adalah calon Hakim Agung (waktu itu) Daming Sunusi yang melontarkan "guyonan" bahwa pemerkosa dan yang diperkosa pada dasarnya sama-sama menikmatinya. Segera setelah joke-nya yang tidak lucu itu, Daming Sunusi diganjar dengan dicoret dari daftar calon Hakim Agung.

Fenomena yang mengkhawatirkan


Orang bilang, jika terluka karena pedang bisa sembuh dalam beberapa hari. Dan dalam beberapa minggu mungkin bekasnya sudah hilang. Akan tetapi jika terluka karena ucapan, sampai mati akan tetap teringat.

Menjadi fenomena yang mengkhawatirkan karena mereka yang melontarkan pernyataan-pernyataan yang menyakitkan tersebut justru adalah pejabat-pejabat publik, yang notabene suaranya langsung terdengar ke seantero negeri.

Di satu sisi hal ini menunjukkan betapa rusaknya moral pejabat-pejabat itu. Memang tidak semua. Tapi ibarat pepatah "karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Setidaknya, kita menjadi tahu bahwa ada "benih-benih" yang tidak beres di tubuh parlemen ini. Jika orang-orang semacam ini tetap berkuasa, bisa dibayangkan kebijakan apa saja yang nanti akan ditelurkannya. Ngeri!

Selain itu, di sisi yang lain, banyaknya pejabat-pejabat yang rendah (kalau tidak mau dibilang rusak) moralnya, berdampak secara langsung terhadap cara berpikir masyarakat. Semakin banyak pernyataan-pernyataan kontroversial yang kita terima, akan semakin berkembang cara berpikir permisif kita.


The banality of evil?


Berita yang berseliweran di sekitar kita -entah melalui media, ataupun mulut ke mulut- kerap membicarakan tentang kriminalitas yang terjadi secara intens. Berita tentang pembunuhan belum selesai, muncul berita tentang perampokan, pemerkosaan, dst. Tindakan-tindakan itu kemudian terbaca sebagai hal yang biasa, karena kita terbiasa mendengarnya. Inilah yang diistilahkan dengan banalitas kejahatan.

Kembali ke hal-hal yang dilakukan oleh seorang pejabat publik.

Dengan ketenaran yang dimilikinya, seorang pejabat publik bisa saja "mendoktrin" masyarakat dengan tingkah ataupun ucapannya. Mendoktrin di sini bisa berarti baik, bisa pula berkonotasi negatif. Tergantung apa yang menjadi subyeknya.

Akan tetapi seperti yang sudah-sudah, hal yang buruk biasanya lebih cepat menular daripada hal-hal baik. Jika kita meletakkan apel busuk dan apel yang masih baik dalam satu kotak, maka dalam sekejab apel yang baik tadi akan ikut menjadi busuk.

Memang, saat sekarang ini kita selalu tanggap bereaksi terhadap pernyataan-pernyataan yang tidak benar. Namun karena seringnya, lama kelamaan kita akan menganggap biasa ucapan-ucapan semacam itu. Dan lalu kita akan menganggap biasa pula tindakan-tindakan itu.

Semoga kali ini saya salah.

_________________

Sumber berita:
  • http://suara.com/news/2014/04/12/091622/pejabat-inggris-ketika-pemerkosaan-tidak-terhindarkan-berbaring-dan-nikmati-saja/
  • http://suara.com/news/2014/04/14/073205/pernyataan-politisi-india-soal-perempuan-dan-pemerkosaan-dikecam/
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 14, 2014

Saturday, April 12, 2014

ujungkelingking - Kenapa Air Laut Terasa Asin?


Sebenarnya ini adalah sebuah dongeng sebelum tidur, yang pernah diceritakan bapak saya dulu. Mungkin ada perbedaan dengan cerita yang sejenis. Namun pesan moralnya-lah yang penting. Jadi cerita ini adalah versi bapak saya. ^_^

Kalau teman-teman tertarik untuk mengetahui kenapa air laut terasa asin, silahkan menyimak... (gak boleh rame sendiri, ya...)

***

Dahulu kala, di sebuah desa yang amat terpencil, hiduplah seorang laki-laki. Laki-laki ini tidak punya keluarga. Di gubuk yang amat sangat sederhana itu ia tinggal seorang diri. Namun meski begitu laki-laki ini tak pernah terlihat kesusahan. Walau tidak jelas apa pekerjaannya, akan tetapi seluruh kebutuhan sehari-harinya nampak sangat tercukupi.

Hal inilah yang kemudian membuat salah seorang tetangganya menjadi curiga. Apa gerangan yang membuat laki-laki itu tidak pernah kekurangan?

Maka pada suatu hari, si tetangga ini mencoba mengintip ke dalam gubuk si laki-laki. Saat itu si laki-laki seperti hendak memasak nasi. Namun tidak tampak ada beras atau makanan lain yang akan dimasak di sana.

Tak berapa lama, si laki-laki mengeluarkan sesuatu dari bawah tempat tidurnya, sebuah lesung/lumpang dari besi. Namun lesung ini bukan sembarang lesung. Lesung ini adalah sebuah lesung ajaib. Ia bisa mengeluarkan segala macam benda dari dalam lubangnya. (Jadi inget kantong ajaibnya Doraemon, ya...)

Si laki-laki kemudian berkata kepada lesung ajaib untuk memberinya segenggam beras. Ajaib... dari dalam lesung itu langsung mengucur butiran-butiran beras. Setelah dirasa cukup, si laki-laki menghentak-hentakkan lesung itu ke tanah sebanyak tiga kali. Dan lesungpun berhenti mengeluarkan beras.

Melihat kejadian ini si tetangga menjadi tahu rahasia si laki-laki. Timbullah sifat irinya untuk memiliki lesung tersebut.


Saat yang dinantikanpun tiba. Si laki-laki sedang pergi keluar untuk beberapa waktu. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh si tetangga yang segera masuk untuk mencuri lesung tersebut. Karena takut lesung itu direbut kembali darinya, maka si tetangga kemudian pergi meninggalkan desa. Ia berencana pergi ke pulau lain dengan menumpang sebuah kapal dagang.

Di atas kapal itulah si tetangga menggelar pesta untuk merayakan keberhasilannya mencuri lesung besi milik si laki-laki. Acara makan-makan bersama seluruh awak kapalpun digelar. Akan tetapi sayang sekali, juru masak mengatakan kalau ia kehabisan garam. Maka dengan bangga si tetangga yang iri mengeluarkan lesung ajaibnya. Ia kemudian berkata kepada lesung ajaib untuk memberinya garam.

Maka keluarlah garam dari dalam lesung besi tersebut. Setelah dianggap cukup si tetangga menghentak-hentakkan lesung itu tiga kali ke lantai kapal. Namun garam tidak mau berhenti. Garam itu keluar... dan terus keluar. Si tetangga yang iri dan para awak kapal, panik. Di atas kapal tidak ada tanah untuk menghentikan lesung.

Garam itu keluar... terus dan terus...

Hingga memenuhi badan kapal...

Kapalpun terbalik dan tenggelam. Sementara lesung ajaib tetap mengeluarkan garamnya...

Itulah kenapa air laut sekarang menjadi asin rasanya.


Kenapa air laut asin?
Image: wowkeren.com


Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah...

"Jangan pernah membawa banyak garam di atas kapal."
#Halahhh...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, April 12, 2014

Friday, April 11, 2014

ujungkelingking - Berkemampuan Berbeda


Dalam sebuah siaran berita pagi, beberapa hari yang lalu, diberitakan tentang Pak Kliwon, seorang penyandang cacat (tidak memiliki sebelah kaki) yang kini menjadi pengrajin pembuat kaki palsu.

Yang menjadi perhatian saya justru pembawa berita yang menyebut orang-orang seperti Pak Kliwon ini sebagai penyandang disabilitas.

Seperti yang kita tahu bahwa dulu, kita menyebut untuk orang-orang seperti Pak Kliwon ini dengan sebutan "tuna". Ada tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dsb. Penyebutan ini tentu dirasakan masih cukup kasar meski sudah memakai istilah yang dihaluskan.

Maka kemudian muncul istilah disabel-disabilitas (disable, dis-ability) yang berarti tidak mampu atau berkemampuan terbatas. Istilah ini dianggap lebih baik daripada penyebutan sebelumnya. Namun jika melihat kepada arti yang dimaksud, sebenarnya istilah ini sama saja dengan penggunaan "tuna" itu.

Akhirnya istilah disabel ini kembali direvisi. Dikabarkan bahwa seorang aktivis penyandang cacat (sekitar 1998) yang pertama kali menggunakan istilah difabel untuk menggantikan penyebutan disabel. Dari sisi arti, istilah difabel (difable, different-ability atau berarti memiliki kemampuan yang berbeda) jelas jauh lebih manusiawi dibandingkan dengan sebutan yang lain. Karena kita tahu, orang-orang seperti Pak Kliwon bukan tidak memiliki kemampuan, akan tetapi mereka dianugerahi kemampuan yang berbeda dengan kebanyakan dari kita.

Ini bukan soal siapa yang lebih baik. Bukan juga soal istilah mana yang sebaiknya dipakai. Semuanya sama-sempurna dihadapan Tuhan. Justru kalau mau jujur, kita akan iri kepada mereka yang seringkali memiliki mental tempur yang jauh lebih kuat daripada kita yang menganggap diri normal ini.

Kalau mau jujur lagi, berapa banyak prestasi yang berhasil ditorehkan oleh para penyandang difabel itu, yang kita sendiri ternyata tidak mampu melakukannya?


Aaron Fotheringham, sukses melakukan backflip ganda
dari kursi rodanya di usia 18th
(Image: cahndeso.blogspot)

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 11, 2014

Tuesday, April 8, 2014

ujungkelingking - Imajinasi, Dimanakah Engkau?


Seorang teman blogger, mbak Elsawati Dewi, pernah mempertanyakan di salah satu statusnya kenapa sekarang ini dirinya susah sekali menulis fiksi.

Pertanyaan yang sama barangkali pernah hinggap di benak teman-teman yang lain. Termasuk saya.

Ketika saya masih kelas 3 SD, saya senang sekali menulis cerpen. Setiap pagi sebelum bel masuk berbunyi, dalam sekali duduk saya bisa menulis cerpen dalam satu atau dua lembar buku tulis. Selanjutnya cerpen tersebut akan dibaca bergantian oleh teman-teman saya. H-haa...

Tapi itu dulu...

Pernah juga bapak membawakan untuk saya satu bendel semacam buku cek list yang sudah tidak terpakai. Namun bagian belakangnya yang masih kosong menarik minat saya untuk berkreasi di sana. Jadilah saya kemudian seorang komikus. H-hee...

Saya membuat gambar-gambar yang membentuk sebuah cerita. Ya, karena saya dulu terobsesi dengan tokoh jagoan Satria Baja Hitam dan Kapten Mentari, gambar komiknya pun gak jauh-jauh dari situ.

Tapi -sekali lagi- itu dulu...

Dulu... banget.


Kenapa sekarang susah berimajinasi?


Jika pertanyaan tersebut ditujukan kepada saya, maka jawaban yang paling mudah adalah karena saya tidak pernah mengasahnya kembali.

Namun ada hal lainnya yang perlu dicermati. Ini berkaitan dengan fungsi otak kanan dan otak kiri kita.

Kecenderungan manusia terhadap kedua bagian otak ini tentu berbeda-beda. Ada yang dominan otak kirinya, ada pula yang lebih banyak pada otak kanannya. Jika ditanya mana yang lebih hebat, tentu keduanya sama hebat, meski memiliki "bahasa" yang berbeda. Atau lebih tepatnya, keduanya ada untuk saling melengkapi.

Nah, ketika kita kecil bisa dikatakan kita lebih dominan otak kanannya. Itulah mengapa anak kecil mudah sekali berimajinasi.

Otak Kiri - Otak Kanan
Image: observasipsikologi.blogspot

Akan tetapi, ketika kita memasuki sekolah formal, kita diajari dengan pelajaran-pelajaran formal, yang hampir semuanya mengasah bagian otak kiri kita. Akibatnya jelas, otak kiri kita yang dominan.

Barangkali inilah yang terjadi pada saya, mbak Elsawati atau teman-teman yang lain. Padahal untuk menulis cerpen dibutuhkan kerja otak kanan. Bukan berarti otak kiri tidak diperlukan. Keduanya diperlukan hanya persentasenya saja yang berbeda.


Cara menulis dengan menggunakan otak kanan


Pemikiran ini muncul setelah saya blogwalking ke tempat teman-teman yang membahas tentang otak kiri dan kanan.

Salah satu perbedaan antara otak kiri dengan otak kanan adalah, jika otak kiri bersifat terstruktur dan rapi, maka otak kanan sifatnya spontanitas.

Jadi ini yang bisa kita manfaatkan. Ketika kita menulis sebuah cerpen, buatlah ia spontan dan mengalir begitu saja. Bahkan mungkin tanpa kita tahu nanti endingnya seperti apa.

Ujung-ujungnya kita akan bilang, eh, cerpen saya sudah selesai... ^_^

__________________________

nb: Saran ini belum pernah saya publikasikan, sekaligus dilaksanakan... ^_^
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, April 08, 2014

Monday, April 7, 2014

ujungkelingking - Seni Meluruskan Kesalahan


Suatu ketika, ada seorang bapak-bapak sedang berwudlu karena hendak melaksanakan shalat.

Tidak jauh dari tempat bapak itu berwudlu, dua orang bocah kakak-beradik sedang memperhatikannya. Keduanya tahu bahwa cara berwudlu bapak tersebut salah. Namun mereka ragu untuk menegurnya. Khawatir bapak tersebut salah paham dan marah.


Maka mereka mengatur suatu rencana. Mereka kemudian pura-pura bertengkar mempertentangkan cara berwudlu siapa yang paling benar.

Si kakak mengatakan cara berwudlunya-lah yang paling benar. Sementara sang adik tidak mau kalah dengan mengatakan justru cara berwudlunya yang paling benar.

Pertengkaran keduanya menarik perhatian si bapak. Si bapak mendekati keduanya dan bertanya apa yang sedang mereka pertengkarkan. Maka salah seorang dari keduanya menjelaskan bahwa mereka sedang mempertengkarkan cara berwudlu mereka dan kemudian mereka mengajukan saran agar si bapak saja yang menilai cara berwudlu mana yang paling benar.

Si bapak setuju. Maka bergantianlah keduanya mempraktekkan cara berwudlu mereka. Dan si bapak kemudian dibuat terkagum-kagum dengan cara berwudlu keduanya.


Dengan kejadian ini akhirnya si bapak menyadari kesalahannya. "Sungguh, cara berwudlu kalian berdua benar-benar sempurna. Justru cara berwudlu saya-lah yang selama ini salah. Hari ini kalian telah memberikan sebuah pelajaran penting kepada saya."

Meluruskan kesalahan
Image: tubasmedia

Dan, kita mengenal kedua kakak-beradik itu dengan nama Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib yang sekaligus cucu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.


*dicuplik dari Permata Kisah Buat Anakku, Miftahul Asrar
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, April 07, 2014

Saturday, April 5, 2014

ujungkelingking - Hati-Hati, Membanggakan Anak Bisa Jadi Suatu Bentuk Kesombongan


Pelajaran berharga ini saya dapatkan dari blognya Insinyur Pikun (kerikilberlumut.com). Sebuah peringatan yang keras buat saya -sebagai orangtua- yang (terlalu) membanggakan anak-anaknya.

Anak adalah karunia yang tak ternilai harganya. Ia adalah sebuah pelipur lara dan pereda duka. Bahwa ketika sang ibu harus berjuang di antara hidup dan mati untuk melahirkannya, bahwa sang ibu harus menghadapi penderitaan yang "bertingkat-tingkat", maka ketika sang anak terlahir ke dunia ini dengan selamat, lenyaplah segala kelelahan dan kesakitan itu. Musnah, ditelan tangisannya yang memecah dunia.


Seiring bertambah usianya, semakin tampaklah kepintarannya. Semakin terlihatlah kecerdasannya dalam menangkap hal-hal apa saja yang ada di sekelilingnya. Bahagianya sang orangtua ketika sang bayi mulai bisa mengucapkan "a" dengan lucunya, menjadi lebih bahagia lagi ketika ia sudah sanggup melafalkan "ayah" dan "mama".

Seiring pengajaran dari bundanya, sang anak kemudian mulai dapat membaca. Dari sekedar membedakan huruf a dan e, sampai kemudian membaca satu kata demi satu kata. Kepandaian ini terus meningkat hingga sang anak dapat membaca satu kalimat utuh dan menceritakan satu paragraf cerita dengan indah.


Bangganya kita, orangtua. Sampai-sampai pada setiap orang yang ditemui kita bercerita. Betapa cerdas pikirannya, betapa bagus akhlaknya.

Tapi kita lupa...

Tak semua orangtua seberuntung kita. Bahkan, tidak semua orang berkesempatan menjadi orangtua.

Betapa menggebunya kita menceritakan kelakuan lucu anak kita di hadapan mereka yang masih (dan masih) berharap dikarunia seorang anak...


Anak, "hanyalah" harta titipan


Seorang anak adalah karunia dari Dia Yang Maha Memiliki. Anak, hakikatnya sama halnya seperti rumah, kendaraan, perhiasan, kebun, usaha, dan harta kita yang lainnya. Maka ketika kita dilarang untuk bersikap pamer dan sombong atas harta yang kita miliki, pun begitu terhadap karunia-Nya yang berupa anak-keturunan.

Harus kita pahami bahwa kepandaian yang dimiliki anak bukanlah murni "produk" kita. Kita hanya perantara saja. Ilmu itu diberikan langsung oleh Allah kepada anak kita. Sama seperti harta kita lainnya yang besar bukan melulu karena kerja keras kita. Ada kehendak Dia di sana. Jadi menyombongkan sesuatu yang bukan milik kita adalah sesuatu bodoh sekaligus konyol.

Bahwa bersyukur atas kecerdasan yang dikaruniakan Allah kepada anak kita, itu harus. Namun membangga-banggakannya kepada orang lain, ini yang harus dikoreksi.

Maka saya sependapat dengan apa yang dikatakan mas Insinyur Pikun bahwa kebanggaan terhadap anak bisa jadi adalah bentuk dari sikap jumawa (kesombongan) yang terselubung.

Hati-hati.

Numpang narsis
Ngomongin anak, yang tampil foto'e buapak'e...
(Hasil jepretan Zaki)

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, April 05, 2014

Friday, April 4, 2014

ujungkelingking - Kiamat, Mungkinkah Dimulai Dari Bumi?


Apakah teman-teman merasakan cuaca yang amat menyengat akhir-akhir ini?

Beberapa orang beranggapan bahwa hal ini lumrah saja. Hal ini dikarenakan kita sedang memasuki musim pancaroba. Sama seperti perubahan iklim dari musim kemarau ke musim penghujan yang ditandai dengan cuaca yang amat dingin (bediding, bhs. Jawa), maka peralihan iklim dari musim penghujan ke musim kemarau pun akan ditandai dengan cuaca yang sangat panas.

Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa panas ini adalah merupakan dampak dari pemanasan global (global warming effect).

Saya kemudian teringat sebuah email yang dikirimkan rekan kerja saja 3 tahun yang lalu. Email tersebut berisi tentang "perkiraan-perkiraan" yang terjadi pada kehidupan manusia jika suhu Bumi terus mengalami peningkatan.


Dari sini saya kemudian mencoba mencari lebih jauh tentang dampak-dampak lainnya. Dari PemanasanGlobal.net, saya mendapatkan penjelasan dampak perubahan iklim yang terjadi pada manusia. Penjelasan ini diambil dari studi yang dilakukan Mark Lynas (Jurnalis) dalam bukunya Six Degrees: Our Future on A Hotter Planet, dan Sir Nicholas Stern (Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris) dalam laporannya Stern Review on the Economics of Climate Change.

Penjelasan keduanya saya gabung dan coba saya ringkas beberapa poinnya agar kita lebih mudah mencermatinya.

Suhu udara naik 1ºC


  • Arus Teluk melemah
  • Beberapa gletser kecil di Andes menghilang dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang
  • Air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi
  • Lapisan es di belahan utara mencair sehingga akan menyerap panas lebih banyak dan semakin mempercepat pemanasan global
  • Daerah di pesisir pantai akan diterjang banjir
  • 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier (terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia)
  • 300.000 orang akan meninggal setiap tahunnya karena penyakit akibat perubahan iklim (diare, malaria, dan kekurangan gizi)

Suhu udara naik 2ºC


  • Eropa menerima paparan panas yang tinggi, hutan-hutan rusak karena terbakar
  • Terjadi anomali tanaman (bukannya menyerap karbon, tanaman malah mulai melepaskan karbon ke atmosfer)
  • Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Hasil panen merosot hingga 5-10% di wilayah-wilayah tropis
  • 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika
  • Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali
  • 15-40% spesies terancam punah, (spesies Kutub Utara seperti beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar punah)
  • Lebih dari 10 juta orang menderita banjir setiap tahunnya

Suhu udara naik 3ºC


  • Karbon yang dilepaskan oleh tanaman dan tanah di Bumi mempercepat pemanasan global
  • Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya lapisan es Antartika Barat
  • Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi
  • 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, 150-550 juta orang kelaparan, terutama Afrika
  • Di tempat lain 1-5 miliar orang menderita banjir, angin topan dahsyat menghantam kota-kota pinggir laut
  • 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi, penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru
  • 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini (25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan)
  • Hancurnya hutan Amazon

Sudah ngeri?

Yuk, dilanjut…

Suhu udara naik 4ºC


  • Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania
  • Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India
  • Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia)
  • Menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter
  • Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara
  • Sebagian besar wilayah Inggris tidak dapat dihuni lagi karena terbenam banjir
  • Hutan hujan Amazon, mati

Suhu udara naik 5ºC


  • Gas metana yang keluar dari dasar laut mempercepat pemanasan global
  • Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan habis
  • Manusia berpindah-pindah tempat untuk mencoba mencari makanan dan hidup seperti hewan di alam liar

Suhu udara naik di atas 5ºC


  • Kehidupan di Bumi "berakhir" akibat badai besar, banjir bandang, bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan kekuatan bom atom (hanya jamur yang dapat bertahan hidup)
  • Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik 6ºC lebih bila emisi gas rumah kaca terus bertambah
  • Bahaya besar berupa pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut terjadi
  • Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya bisa di luar perkiraan manusia...
  • Kiamatkah? Silahkan dijawab sendiri.

***

Nah, setelah kita tahu dampak-dampak dari setiap kenaikan suhu tersebut, sekarang mari kita coba bandingkan dengan data-data berikut ini:

Img1
KOMPAS.com (29/11/12) - Link sumber pada GAMBAR

Img2
Mongabay (18/7/13) - Link sumber pada GAMBAR

Img3
VIVAnews (1/1/14) - Link sumber pada GAMBAR


Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, April 04, 2014

Thursday, April 3, 2014

ujungkelingking - Pemilu, Fenomena Golput dan Kriteria Pemimpin


Pemilu sudah di depan mata. Adalah menjadi tugas bagi setiap rakyat Indonesia yang sudah memenuhi syarat untuk memilih calon yang akan mewakili aspirasi mereka.

Namun ibarat sebuah tradisi, dalam pemilu tahun ini pun akan diwarnai dengan sekelompok orang yang memilih untuk tidak memilih alias golput. Ketidak percayaan dan sikap apatis publik terhadap pemerintah, adalah salah satu dari sekian faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk golput.

Jika tidak memilih adalah hak, maka begitu pula ikut memilih. Lalu dari kedua hak ini, mana yang seharusnya dipilih?

Artikel ini akan mencoba memberikan beberapa alasan agar kita tidak golput dalam upaya memilih seorang pemimpin.


1. Memilih pemimpin adalah sebuah perintah


Dari shahabat Abi Said, Rasulullah bersabda, "Apabila kamu bepergian bertiga maka angkatlah salah seorang sebagai pemimpin."
[Riwayat Muslim, Ahmad dan Nasa’i]

Hadits di atas berbicara atas sebuah kelompok kecil (3 orang). Bahkan tidak pula dijelaskan apakah "bepergian" yang dimaksud di sana adalah bepergian dengan tujuan yang penting, atau sekedar jalan-jalan biasa. Bahkan dalam lingkup rumah tangga -yang cuma 2 orang- ada satu orang yang difungsikan sebagai pemimpin di sana. Lalu bagaimana dengan skup makro bernama ne-ga-ra, yang jelas tujuannya adalah untuk menentukan nasib seluruh rakyat?

2. Golput juga memiliki konsekuensi


Jika kita memutuskan untuk golput, apakah pemilihan kemudian tidak jadi dilakukan?

Tentu tidak. Pemilihan akan tetap dilakukan, meski kita golput. Dan akan ada satu orang yang nanti terpilih untuk memimpin negeri ini. Dengan kata lain, kita golput atau tidak, pemimpin terpilih akan tetap muncul. Malahan, jika kita tidak memilih, maka kartu suara yang sejatinya untuk kita akan digunakan oleh orang lain. Jadi dengan golput, berarti kita mempersilahkan orang lain untuk memakai jatah suara kita. Sungguh dermawan sekali...

Golput, pada dasarnya adalah sebuah bentuk ketidakpedulian. Tidak peduli pada siapapun yang nanti bakal memimpin. Tidak peduli pada apapun kebijakan yang akan lahir dari pemimpin yang terpilih.

Maka "pilihan" ini kemudian memiliki konsekuensi. Pada apapun yang kemudian terjadi -entah menguntungkan atau merugikan kita sebagai rakyat- kita tidak boleh peduli. Makanya ketika ada poster bertuliskan,

Golput


Jelas tak ada masalah buat saya. Akan tetapi kalau nanti ada kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan Anda, lalu Anda berunjuk rasa sampai bikin jalanan macet, itu baru masalah buat saya. ^_^

Sederhananya begini. Kalau kita tidak memilih si A, lalu kemudian si A gagal dalam kepemimpinannya, maka harusnya kita tidak perlu protes kepada si A. Kan kita tidak milih dia? Berbeda jika kita memilih si A, dan si A kemudian lalai, maka kita berhak untuk "menagih janji". Jadi jika kita memutuskan untuk golput, maka nanti kita tidak boleh protes, apapun yang terjadi. Begitu.

3. Memilih, dengan "asal pilih" tetap salah


Meski kemudian kita perlu untuk memilih pemimpin, namun bukan berarti kita boleh memilih dengan serampangan. Kita tetap harus memilih dengan hati-hati.

"Barangsiapa yang memilih seseorang sebagai pemimpin atas dasar fanatisme, mengandalkan pada pertimbangan emosional, bukan rasionalitas dan penilaian yang jernih, padahal di tengah mereka ada orang yang lebih layak dan pantas dipilih dan diridhai Allah, maka orang itu telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan kaum muslimin."
[Hakim]

Logikanya, jika 'memilih tapi asal pilih' saja sudah salah, apalagi jika sama sekali tidak memilih?

4. Hanya pemimpin yang bisa mempersatukan


Masih sadar dengan "perdebatan" kita tiap tahun?

Setiap menjelang Ramadhan dan menjelang Hari Raya, kita selalu memperdebatkan perhitungan mana yang paling benar. Rukyah dan hisab selalu dibenturkan. Imbasnya, kaum muslimin terpecah. Padahal ada pemimpin di tengah-tengah kita.

Maka bayangkan bagaimana jika kita tanpa pemimpin?

5. Pemilu, haram?


Beberapa orang mengatakan mengikuti pemilu hukumnya haram. Kelompok ini -biasanya- beralasan bahwa negara ini bukan negara Islam. Pemimpin kita memimpin bukan berdasarkan hukum-hukum Islam. Sistem yang kita anut adalah demokrasi, yang itu tidak ada di dalam Islam. Maka mengikuti atau mendukung kepemimpinan seperti ini berarti juga haram.

Secara sederhananya, pemilu memiliki dua komposisi. Yaitu [a] Pencalonan diri oleh seseorang untuk diangkat menjadi pemimpin, dan [b] Pemberian suara oleh masyarakat untuk memilih pemimpin.

Bagi saya, jika pemilu disebut haram, maka barangkali pada poin [a]-lah keharaman itu terjadi. Karena ada hadits yang menyebut tentang orang-orang yang suka menjadi pemimpin padahal hal itu akan menjerumuskan mereka.

Jelasnya, urusan pemilu ini tidak bisa dipukul rata pada setiap keadaan dan setiap negara. Hukumnya bisa berbeda-beda tergantung situasi di mana pemilu itu diadakan. Akan tetapi sebagian ulama besar dalam fatwanya tidak (pernah) menyarankan seseorang untuk mencalonkan diri, namun memperbolehkan untuk memberikan suara dalam pemilu. Semua ini dengan mempertimbangkan mashlahat dan mudharatnya.
*Link-nya bisa dilihat di akhir postingan.

Namun jika memberikan suara dianggap mendukung sistem yang haram, maka setiap apa yang kita lakukan di Indonesia ini hukumnya akan menjadi haram. Kita membayar pajak, itu juga haram. Karena tujuan pajak adalah untuk mendukung keberlangsungan negara ini. Kita bekerja juga haram. Karena keuntungan perusahaan juga sebagian larinya ke pajak negara. Kita berada di bawah instansi pemerintah, bekerja sebagai aparatur negara juga haram. Dan bahkan mungkin kalau kita shalat di masjid yang dibangun pemerintah juga haram.

Jadi, lahir di negara yang bukan negara Islam, itu bukan salah kita. Namun jika kita tidak mau ikut serta dalam perbaikan hajat hidup kaum muslimin lainnya, baru itu yang salah.

Maka seperti yang saya tangkap dari beberapa narasumber (termasuk blognya mas Muroi dan Kang Djangkies) bahwa golput memang bukan sebuah pilihan. Memilih pemimpin yang bermanfaat dan yang dapat mempersatukan umat harus diprioritaskan.

***

Memilih pemimpin, bagaimana panduannya?


Islam, melalui Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya sudah banyak memberikan gambaran tentang hal ini.

Menurut Al-Qur'an, seorang pemimpin itu haruslah seorang mu'min, laki-laki, yang mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan pribadinya dan kehidupan bernegaranya. Ia harus seorang yang adil, amanah, dan profesional. Seorang pemimpin juga seorang yang memiliki ilmu, baik ilmu agama atau pun ilmu pemerintahan. Dan yang jelas, dia harus memiliki ketegasan dalam beramar ma'ruf dan bernahi munkar sekaligus bersikap rendah hati terhadap rakyatnya.

Sementara jika meniru pribadi Nabi, kriteria seorang pemimpin itu ada empat: [1] Jujur (shiddiq), [2] Komunikatif (tabligh), [3] Profesional dan kredibel (amanah), dan [4] Cerdas dan visioner (fatonah)

Namun... bukan bermaksud pesimistis, kriteria ideal ini mungkin tidak akan kita temukan pada mereka-mereka yang mencalonkan diri. Lalu jika ini yang terjadi apa yang harus dilakukan?

  • Jika tidak ada calon yang ideal, maka carilah di antara mereka yang paling banyak memiliki kriteria di atas.

Bagaimana jika semua calon sama-sama memiliki kriteria yang "standar"?

  • Jika begitu maka cari saja calon yang jika terpilih, dia dapat memberikan lebih banyak dampak positif bagi umat muslim.

Bagaimana jika semua calon tampaknya tidak berdampak positif bagi umat?

  • Maka, carilah yang dampak negatifnya paling kecil. Mudah-mudahan dengan itu kita sudah dianggap "gugur kewajiban" di dalam memilih seorang pemimpin.

***

Sebagai tulisan penutup, jika kemudian Al-Qur'an meng-klaim bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan begitu sebaliknya, maka hal yang sama juga berlaku dalam konteks kepemimpinan ini. Bahwa pemimpin yang baik untuk rakyat yang baik, dan begitu juga sebaliknya.

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang dhalim itu menjadi wali (wakil/pemimpin) bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan."
[Al-An'am: 129]

Jelasnya, pemimpin yang dhalim itu diberikan Allah untuk rakyat yang suka berbuat dhalim.

Maka solusinya, seperti yang dikatakan oleh Imam ar-Razi dalam kitabnya, "Jika rakyat ingin terbebas dari penguasa yang dhalim maka hendaklah mereka semua meninggalkan kedhaliman yang mereka lakukan."
(Kitab Tafsir at-Tahrir wa 't-Tanwir 8: 74)

Wallahu a'laam.

____________________
*http://muslim.or.id/manhaj/fatwa-ulama-memberikan-suara-dalam-pemilu.html
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, April 03, 2014

Tuesday, April 1, 2014

ujungkelingking - Saya (Ternyata) Ikut Lomba


Sebulan yang lalu saya mencoba mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh Bisnis Indonesia (writing-contest.bisnis.com).

Banyak beragam tema yang diperlombakan di sana. Saya mengambil salah satunya yaitu tentang transportasi publik.

Teknis penilaiannya pun ada 2 tahap. Namun yang cukup bikin pesimis, untuk tahap pertama penjuriannya adalah dengan menghitung jumlah vote terbanyak. Ini yang sedikit-banyak merugikan saya. Lah teman yang saya punya cuman sak ndulit. H-hee...

Belum lagi rawan "kecurangan" di sini. Sebab bisa saja satu orang nge-vote berkali-kali???
Atau meminta kakaknya, adiknya, emaknya, eyangnya, pak RT-nya, teman-teman arisannya untuk ikutan nge-vote. Saya tentu tidak bisa melakukan itu. Pamali...

Intinya, agar bisa lolos dalam tahap awal ini saja saya harus memiliki keajaiban yang amat-sangat banyak.

Tapi, saya teringat ucapan seorang sutradara film ketika ia akan merilis film-nya yang dianggap oleh banyak pengamat film akan gagal di pasaran. Katanya bahwa setelah kita berkarya, biarkan ia (film tersebut) menentukan jalannya sendiri. 

Jadi, jika teman-teman menganggap artikel saya di bawah ini bermanfaat dan menginspirasi, atau masuk akal untuk dilaksanakan, silahkan meletakkan jempolnya di link yang ada. ^_^

(Klik pada gambar untuk membaca artikel)

Terima kasih.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, April 01, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!