Friday, February 28, 2014

ujungkelingking - Tips Mendapatkan Teman dan Penjelasannya Secara Ilmiah (Bag. 4-Selesai)


Setelah mempelajari dan memahami teori praktis bagaimana cara kita membina sebuah hubungan pertemanan, entah itu dengan rekan kerja atau orang lain pada akhirnya kita akan sampai pada sebuah catatan yang amat penting. Sebuah catatan yang jika kita mengabaikannya, maka saya bisa jamin hubungan yang telah kita bangun hanya akan bertahan sesaat saja.


Kita bukan siapa-siapa


Yah, kita hanya seorang manusia biasa. Yang bisa salah dan sering melakukan hal-hal yang bodoh dan konyol.

Apa adanya
Image: ceritamu.com

Maka penting bagi kita untuk tidak terlalu menjaga imej di hadapan orang lain. Jangan mencoba untuk menjadi sempurna di hadapan orang lain. Maksud saya jangan berlebihan yang hal itu membuat kita akhirnya melakukan kebohongan atau kepura-puraan.

Natural saja. Bagaimana sebenarnya kita, itulah yang kita perkenalkan. Biarkan mereka mengenal kita untuk kemudian memahami kita.

Benar, kalau kita memang harus menciptakan kesan yang bagus. Namun kesan yang bagus itu akan segera buyar jika kita ternyata hanya berpura-pura.

Mulailah dari hati. Orang akan lebih terkesan dengan ucapan terima kasih yang hangat dan tulus daripada hadiah yang dipenuhi kebohongan.

Jadi, silahkan lakukan tips-tips yang telah ditulis sebelumnya, tapi sadari, lakukan dengan tulus. Bukan dengan kebohongan. Bukan dengan kepura-puraan.

Selamat mengerjakan!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, February 28, 2014

Thursday, February 27, 2014

ujungkelingking - Tips Mendapatkan Teman dan Penjelasannya Secara Ilmiah (Bag. 3)


Masih lanjutan dari postingan-postingan sebelumnya. Tips yang berikut ini mungkin lebih umum, karena hampir semua dari kita sudah melakukannya, atau setidaknya pernah tahu informasi ini.

Menjalin persahabatan
Image: gbj.com


Sering bertemu


Pepatah Jawa mengatakan, witing tresno jalaran soko kulino. Bahwa intensitas pertemuan bisa menumbuhkan rasa ketertarikan. Namun dengan catatan: jika kesan pertama kita tidak negatif.

Jadi sebagai langkah awal tentu kita harus menciptakan momentum awal yang bagus, istilahnya 'starting point' (kalau gak salah sih...). Yaitu penilaian awal orang lain terhadap kita pada menit-menit awal. Jangan kacaukan ini. Setelah itu perbanyak pertemuan yang "tidak disengaja". Jika kita berada dalam satu ruang atau satu kantor, langkah ini bisa dengan mudah dilakukan.

Cari persamaan


Adalah hal manusiawi ketika kita lebih merasa memiliki kedekatan emosional dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan kita.

Kesamaan ini bisa berupa aktifitas yang menjadi hobi, tim favorit, film atau makanan kesukaan, cara berbicara, cara berpikir, dsb. Karena kesamaan ini kita akan berpikir bahwa orang tersebut dapat memahami kita. Nah, pemahaman inilah yang kemudian memicu ketertarikan.

Jadi berusahalah untuk berbicara mengenai hal-hal yang sama-sama disukai. Penting juga untuk misalnya, menyamakan kecepatan berbicara atau gerakan tubuh saat berkomunikasi.

Namun ada catatan 'pengecualian' juga untuk poin yang ini. Bahwa sungguhpun manusia menyukai orang-orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya, namun tidak ada orang yang suka bergaul dengan mereka yang pemurung dan pesimistis. Jadi jika kita ingin membangun sebuah persahabatan, tinggalkan itu.

Penuh semangat


Seseorang yang bersemangat bisa menularkan semangat itu kepada orang-orang di sekitarnya. Dan orang lain jelas menyukainya. Maka tampillah dengan penuh semangat dalam beraktifitas, bekerja, berkomunikasi atau -bahkan- dari cara berjalan.

Pandangan 2 menit


Sebuah pandangan mata itu bisa berbicara. Sebuah penelitian menyatakan bahwa seorang laki-laki dan perempuan yang tidak saling mengenal sebelumnya, yang saling menatap mata selama kurang-lebih 2 menit dapat membangkitkan rasa ketertarikan satu sama lain.

(Tapi untuk yang ini jangan kelamaan juga, bisa disambit ember nanti).

***

Nah, semua tips di atas dan tips-tips yang ada pada postingan sebelumnya bisa diterapkan oleh siapapun kepada siapa saja. Namun, ada beberapa poin yang telah disebutkan tidak akan berhasil maksimal jika tidak diimbangi dengan tips yang terakhir, yang saya sisakan untuk postingan berikutnya. ^_^

Jadi, sebelum kita melakukan semua proses itu, pahami dulu tips yang terakhir nanti.

Sementara ini, semoga tipsnya bermanfaat. H-hee...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 27, 2014

Wednesday, February 26, 2014

ujungkelingking - Tips Mendapatkan Teman dan Penjelasannya Secara Ilmiah (Bag. 2)


Seperti yang sudah kita catat pada artikel bagian pertama, bahwa salah satu cara untuk menumbuhkan rasa ketertarikan orang lain terhadap kita adalah dengan cara membiarkannya sedikit membantu kita.

Nah, berikut ini ada tips lain yang mudah-mudahan berguna bagi rekan-rekan yang sedang mencoba menjalin hubungan pertemanan (relationship).


Manfaatkan hukum asosiasi dan hukum perbandingan


Wah, apalagi nih?

Hukum asosiasi adalah hukum yang menyatakan bahwa 'kamu adalah temanmu'. Secara gampangnya begini, jika kita terlihat bersama dengan sekumpulan anak-anak perokok, maka orang akan dengan mudah mengatakan kita juga perokok. Padahal belum tentu, tapi itulah yang terjadi.

Jika kita sering terlihat bersama dengan anak-anak pecinta alam, maka orang lain yang tidak mengenal kita akan berasumsi bahwa kita juga seorang pecinta alam. Maka, jika kita terlihat bersama seseorang yang menarik (entah secara fisik, gaya bicara atau pemikiran) maka orang lain akan menganggap bahwa kita juga sama menariknya dengan teman kita itu.

Sampai di sini kita tentu paham bagaimana memanfaatkan hukum asosiasi ini.

Jadi, bila kita bermaksud menarik perhatian seseorang, maka kita harus datang dengan membawa orang lain yang juga menarik. Sekali lagi, 'menarik' di sini bisa berarti luas.

Namun, sebelum salah langka, kita juga perlu tahu bagaimana memanfaatkan hukum perbandingan.

Hukum Asosiasi dan Hukum Perbandingan
Hukum Perbandingan (image: klik77.blogspot.com)


Hukum perbandingan adalah hukum yang membandingkan kita dengan orang di sekitar kita. Jadi jika kita kebetulan duduk di samping seseorang yang lebih ganteng, misalnya, maka otomatis kita akan terlihat lebih 'tidak ganteng'. H-hee... Begitu pula jika orang yang di dekat kita adalah seseorang yang smart, maka kita akan terlihat lebih kolot dibandingkan orang tersebut.

Nah, jadi bingung dong kalau ingin mengaplikasikan kedua hukum ini?

H-hee, tidak juga. Sebab... ini nih nilai plus-nya:

Hukum perbandingan ini tidak berlaku untuk lintas gender. Maksudnya, hukum perbandingan ini akan berubah menjadi hukum asosiasi jika orang yang ada di dekat kita (atau orang yang kita ajak) dari jenis kelamin yang berbeda dari kita.

Maka, jika saya (laki-laki) terlihat bersama dengan seorang perempuan yang menarik, maka orang akan mengasumsikan bahwa saya sama menariknya dengan perempuan tersebut, bukan malah memperbandingkannya.

***

Jadi untuk kesimpulan gampangnya, jika kita ingin menarik perhatian seseorang, maka:
  • Dekati ia seorang diri, atau
  • Ajak seseorang yang lebih menarik dari jenis kelamin yang berbeda dengan kita.

Dan, semoga bermanfaat.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, February 26, 2014

Tuesday, February 25, 2014

ujungkelingking - Tips Mendapatkan Teman dan Penjelasannya Secara Ilmiah (Bag. 1)


Pertemanan, persahabatan, relasi atau koneksi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan bersosial kita. Bahkan, poin ini masuk ke dalam urutan kedua dari empat faktor yang dibutuhkan untuk sukses. Tanpa adanya "campur tangan" orang lain tidak mungkin kita bisa menjadi seperti kita yang sekarang ini. Karena itulah orang yang memiliki kepribadian introvert lebih sulit untuk berkembang daripada mereka yang terbuka terhadap siapa saja.

Dan memang, sikap orang lain terhadap kita seringkali dipengaruhi bagaimana kita bersikap terhadap orang lain. Seseorang yang terlalu menutup diri membuat orang lain kesulitan berkomunikasi dengannya. Sehingga orang lain -secara luas- akan menutup diri juga darinya. Begitu pula dengan mereka yang berkepribadian supel, orang-orang lebih mudah berinteraksi dengannya karena ia gampang berkomunikasi dengan orang lain.

Mencari sahabat ataupun relasi di dunia nyata jelas tidak semudah mencari teman di dunia maya. Di dunia maya kita hanya tinggal like statusnya, add friend atau follow akun sosialnya sudah menjadikan dia "resmi" menjadi teman kita. Tapi di dunia nyata tidak bisa begitu.

Ketika kemudian kita dihadapkan pada situasi (tempat tinggal, lingkungan kerja, dsb.) yang baru, hal ini menuntut kita untuk segera memulai menjalin pertemanan.

Bagi mereka yang saya sebut supel di atas tentu bukan menjadi masalah berteman dengan orang-orang baru. Tipe ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Akan tetapi bagaimana dengan mereka yang asalnya pendiam, yang untuk memulai sebuah komunikasi awal saja susahnya bukan main?

Nah, berikut ini ada beberapa tips yang bisa dipraktekkan -oleh siapa saja- untuk mendapatkan teman atau sahabat yang solid.


Biarkan dia membantu kita


Terdengar aneh, ya?

Sebuah fakta menjelaskan bahwa ketika kita merasa tertarik dengan seseorang, maka kita akan dengan senang hati rela membantu dan menolongnya. Betul?

Biarkan dia membantu
Image: aigogomy.blogspot.com

Tapi lucunya, teori ini ternyata bisa juga dipakai untuk kebalikannya. Bahwa ketika kita dengan senang hati dan ikhlas menolong seseorang -apalagi kalau kemudian orang tersebut mengucapkan terima kasihnya kepada kita- maka akan timbul perasaan senang, yang ini saya sebut dengan ketertarikan secara emosional (baca: rasa suka) terhadap orang tersebut.

Maka ini adalah salah satu tipsnya. Biarkan dia dengan senang hati sedikit membantu kita. Namun jangan sampai ada paksaan atau permintaan yang berlebihan di sini. Setelah itu dengan tulus ucapkan 'terima kasih'.

Dan, yap! Kita sudah punya "follower" di dunia nyata.

***

Karena mungkin tips-nya rada banyak, jadi saya singkat-singkat saja, ya? In sya Allah akan saya sambung pada postingan-postingan berikutnya. Sementara ini segini aja deh, saya mau nyangkul dulu!

Semoga bermanfaat.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 25, 2014

Saturday, February 22, 2014

ujungkelingking - Cara Mudah Berhusnudzan Kepada Allah


Bagi seorang fotografer, angle adalah sesuatu yang sangat penting. Sebuah momen yang bagus -meminjam istilahnya mas Rawins- tidak akan bisa bercerita banyak bila cara pengambilan sudut gambarnya salah. Obyek bidikan yang indah pun akan gagal terekspos jika kita salah mengambil sudut bidik. Akhirnya hasil jepretan kita hanya akan biasa-biasa saja. Tanpa greget, tanpa nilai yang mampu membedakannya dengan yang lain. 

Tapi... di sini saya tidak akan berbicara tentang fotografi atau teknik pengambilan gambar yang baik. Saya justru akan berbicara tentang musibah, bencana, kesialan, kegagalan, dan teman-temannya yang lain.


Musibah, kemurkaan Tuhan?


Sejak awal mengikuti perkembangan kondisi Kelud hingga sekarang, di media-media massa tidak pernah saya dengar menyebutkan bahwa bencana ini adalah rahmat dan bentuk kasih-sayang dari Allah. Yang ada adalah bahwa musibah ini merupakan peringatan dari-Nya. Atau yang agak ekstrem malah muncul pertanyaan retoris: Apakah Tuhan telah murka?

Seolah-olah mudah sekali kita menvonis Allah itu pemurka dan pemarah. Sedikit diberi musibah, menganggap Allah telah marah. Sedikit disentuh bencana, mengartikan bahwa Dia telah murka. Padahal kita tahu tidak ada sifat-Nya atau di antara asma'ul husna yang 99 itu menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurka atau Maha Pemarah. Yang ada adalah ar-Rahmaan (Maha Pengasih), ar-Rahiim (Maha Penyayang), al-Muhaimin (Maha Memelihara), al-Mu'min (Maha Pemberi rasa aman), al-Wahhab (Maha Pemberi Karunia), al-Lathiif (Maha Lemah Lembut), dsb.

Ini berarti, setiap apapun yang terjadi pada diri kita bukan merupakan murka-Nya, tapi bisa jadi merupakan rahmat-Nya. Tujuannya jelas, agar kita semakin mendekatkan diri, ikhlas, dan tunduk kepada-Nya.

Pada khutbah Jum'at kemarin, sang Khatib mengatakan bahwa ada 2 cara Allah untuk menurunkan rahmat-Nya kepada manusia:

[Satu] Melalui nikmat yang dikaruniakan kepada kita

Namun, berdasarkan banyak contoh, cara ini seringkali tidak efektif untuk menyadarkan manusia akan eksistensi Tuhannya. Banyak cerita kehidupan yang memberikan fakta tentang ini. Betapa dulunya ketika miskin, tidak banyak bermaksiat kepada Allah. Namun ketika diberikan sedikit kekayaan, mulai berulah dan bertingkah.

[Dua] Rahmat Allah melalui musibah dan bencana

Cerita di sekitar kita juga banyak mengajarkan tentang hal ini. Bahwa kesukaran, kesusahan, kegagalan lebih banyak menyebabkan kita menyadari kelemahan diri. Sehingga akhirnya kita menyadari ada Dzat yang jauh lebih besar dan lebih berkuasa dari diri ini. Kita kemudian mulai mau bersujud, berdoa, menangis dan memohon.

Maka secara sederhana, sebuah musibah hakikatnya adalah rahmat Allah yang bungkusnya amat-sangat tidak enak. Tugas kita adalah membuka bungkus itu agar kita tahu rahmat apa yang telah disiapkan oleh-Nya.


Husnudzan adalah kuncinya


Menyadari (baca: meyakini) bahwa ada rahmat Allah yang tersembunyi di balik musibah menyebabkan kita senantiasa sabar dan tegar menghadapinya. Ada cara lebih mudah agar kita selalu berbaik sangka kepada Allah, yaitu dengan menemukan "kata kuncinya". Kata kunci ini pada setiap orang mungkin akan berbeda-beda. Tugas kita ketika ditimpa musibah adalah segera menemukan kata kunci tersebut.

Kata kunci saya sendiri adalah "Allah yang mengijinkan hal ini terjadi. Ada rahmat yang muncul setelah ini."

Ketika ditimpa suatu kemalangan, tanamkan kata kunci itu ke dalam hati agar tidak ada celah bagi setan untuk menanamkan su'udzan kepada Allah. Setelah itu ikuti dengan peningkatan trafik ibadah.

Dan saya doakan, pada setiap musibah yang kita alami, kita dapat menentukan angle yang tepat sehingga Anda dapat dengan mudah mendapatkan rahmat yang dijanjikan-Nya:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ

"... Sungguh, jika kamu bersyukur, pasti akan Aku tambah (nikmat-Ku) kepadamu..."
[Ibrahim: 7]

*diringkas dari khutbah Jum'at kemarin, 21 Pebruari 2014

Menentukan sudut gambar
Depan atau belakang: Tentukan angle yang tepat

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, February 22, 2014

Thursday, February 20, 2014

ujungkelingking - Info: Lomba Menulis Artikel Islami


Buat rekan-rekan yang suka menulis artikel islami, ini adalah kesempatan untuk menguji ke-kreatifitas-an Anda. Lomba ini diselenggarakan oleh Forum Sahabat Pena LIPIA-Madinah.

*Sebenarnya lomba ini sudah dimulai sejak tanggal 31 Januari, cuma karena saya baru tahu infonya kemarin, jadi hari ini baru bisa saya infokan kepada rekan-rekan.

Lomba ini dibagi dalam 2 kategori, yaitu: [a] Kategori karya tulis ilmiah (tema: "Pendidikan anak dalam keluarga Islam") dan [b] Kategori karya tulis bebas (kisah nyata, bukan fiktif).

Saya kutip dari sumbernya, persyaratan dan ketentuannya adalah sebagai berikut:

Persyaratan teknis:


  • Kertas A4
  • Times New Roman 12, spasi 1,5
  • Margin 3322 (kiri, atas, kanan, bawah)
  • Panjang tulisan 3 - 20 hlm.
  • Deadline pengumpulan karya 1 Maret 2014, pukul 23.59 WIB

Persyaratan non-teknis:


  • Bebas diikuti oleh kaum muslimin (umum)
  • Menggunakan bahasa Indonesia
  • Tulisan sesuai dengan tema (untuk kategori karya tulis ilmiah)
  • Tulisan tidak bertentangan dengan Islam dan etika moral
  • Belum pernah diikutkan dalam lomba apapun
  • Peserta boleh mengirim lebih dari 1 karya

Keterangan lebih lengkap, silahkan kunjungi: Muslim.or.id
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 20, 2014

Tuesday, February 18, 2014

ujungkelingking - Menakar Pentingnya Bilik Asmara Bagi Pengungsi


Agak mengerutkan dahi juga saya ketika membaca sebuah koran nasional hari ini.

Pada salah satu rubriknya ada gagasan yang cukup mencengangkan, yaitu perlunya dibangun bilik asmara di lokasi pengungsian.

Seperti yang kita tahu, bencana alam -apapun itu namanya- seringkali membuat warga harus meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk waktu yang tidak bisa diprediksikan. Kehidupan di tempat pengungsian juga seringkali hanya "apa adanya". Jangankan untuk makan dan tidur, sekedar untuk pipis dan pub saja sudah repot bukan main. Kalau boleh saya sederhanakan, di sana hanya lahir dua kata saja: kalau tidak berebut, ya antri. Kondisi yang demikian ini, apalagi jika ditambah dengan informasi harta bendanya yang ludes tidak tersisa tentulah memicu tingkat stres yang tinggi.

Nah, menyikapi hal tersebut penulis di rubrik gagasan tersebut menyatakan pentingnya untuk dibangun bilik asmara untuk para pengungsi itu. Diharapkan setelah mereka dapat menyalurkan hasratnya tekanan yang timbul akibat musibah tersebut bisa jauh berkurang. Mereka bisa lebih rileks dan mampu untuk berpikir jernih.


Bilik asmara, relevankah?


Wacana tentang pengadaan bilik asmara ini agaknya mengingatkan kita pada kasus yang menimpa seorang koruptor. Dan kabarnya bilik asmara ini memang sudah ada di penjara-penjara atau lembaga pemasyarakatan tertentu.

Jika bilik asmara ini dikaitkan dengan para narapidana itu, tentu bagi saya amat sangat relevan. Kenapa?

Karena satu, Para napi itu tinggal di sana bukan untuk waktu yang sebentar. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.  Sementara kebutuhan "bawah perut" ini seringkali tidak bisa disuruh menunggu selama itu. Karena tidak mungkin mempersilahkan napi untuk pulang dan melepaskan hasratnya, maka bilik asmara ini menjadi salah satu solusi yang aman.

Kedua, para penghuni napi itu jelas seragam. Maksud saya, rentang usia dan jenis kelaminnya. Intinya karena sama-sama dewasa, jadi sama-sama ngertilah. Dan tidak mungkin bagi napi yang belum beristri lalu nyelonong masuk dengan istri orang lain. Tidak mungkin juga ada anak di bawah umur yang tiba-tiba nyasar dan ngintip ke dalam bilik.

Tapi pertanyaannya kemudian bagaimana dengan bilik asmara yang (jika jadi) dibangun di lokasi pengungsian?

Tentu masalahnya tidak sesederhana contoh perbandingan saya di atas. Selain mereka di sana juga tidak mungkin lama (tidak sampai berbulan-bulan), di lokasi pengungsian ini juga penghuninya sangat beragam. Laki-laki, perempuan, bujang, beristri, duda, janda, balita, bocah, dsb.

Tidak bisa rasanya kita membayangkan ada sepasang pasangan yang mempergunakan bilik ini, sementara ada anak-anak berkeliaran di sampingnya. Pertanyaan apa yang ada di benak mereka? Jangan bilang ini pendidikan seks sejak dini. Wow, bukan yang seperti ini.

Belum lagi mereka yang duda atau yang istrinya meninggal akibat musibah tersebut. Terus melihat pasangan yang lain bermesraan? Kalau bisa menahan diri saja itu sudah kasihan. Lah kalau tidak? Ngeri kalau diterus-teruskan.

Dan sampai saat ini saya masih belum dapat menemukan alasan pentingnya bilik tersebut diadakan di lokasi pengungsian.

Image: merdeka.com


Ah, jangan-jangan nanti ada yang di-cap sebagai mereguk nikmat di atas gondoknya orang lain???
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 18, 2014

ujungkelingking - Al-Qur'an Meramalkan Bencana, Mu'jizat Atau Kebetulan?


Semenjak Kelud meletus, beredar broadcast dan sms, entah darimana sumber awalnya yang mengatakan bahwa kejadian ini sudah diramalkan oleh Al-Qur'an.

Di sana disebutkan bahwa kejadian erupsi itu terjadi pada tanggal 13 Pebruari 2014, pukul 20.49 atau 20.50. Ini sesuai dengan apa yang tertulis di Al-Qur'an yang "menunjukkan" peristiwa tersebut. Ayat yang dimaksud adalah surah 13: 2 dan 22: 49-50, serta 20: 14.

Banyak orang yang percaya dengan "kebenaran" berita ini. Namun tidak sedikit pula yang meragukannya, termasuk mas Is di dalam salah satu postingannya.

Hal-hal seperti sudah berkali-kali muncul. Yang paling saya ingat adalah runtuhnya gedung kembar WTC yang dihubungkan dengan At-Taubah ayat 109-110 (9: 109-110, sebagian masuk dalam juz ke-11) hanya karena peristiwa ini terjadi pada 11 September 2001, dan tinggi gedung tersebut adalah 110 lantai (namun, karena lantai 13 tidak ada jadi sebenarnya gedung ini ada 109 lantai). Sedang angka 2001 dikatakan merujuk kepada jumlah huruf yang ada pada surah ini.


Menunjukkan keagungan Al-Qur'an atau hanya kebetulan yang dibuat-buat?


Sesungguhnya Al-Qur'an diturunkan oleh Allah untuk ditadabburi dan mengambil pelajaran dari sana. Sungguh amat dangkal isi kitab ini jika hanya membahas persoalan-persoalan sependek ini.

Inilah yang oleh orang Jawa dinamakan sebagai ilmu gathuk. Ilmu cocok-cocokan. Namanya mencocokkan, jelas hanya bisa dilakukan setelah peristiwa terjadi. Tidak mungkin sebelum kejadian kita sudah memiliki pemikiran tentang kejadian tersebut.

Kalau Anda ingat apa yang dilakukan Deddy Corbuzier yang katanya bisa memprediksi siapa pemenang dalam turnamen piala dunia kemarin, ini sama saja dengan hal itu. Deddy mengatakan bisa meramalkan siapa pemenangnya dengan cara menuliskannya pada kertas kosong dan disimpan dengan penjagaan ketat. Orang paling bodoh pun bisa bilang itu hanya akal-akalan sang master ilusi ini saja. Seharusnya, jika memang bisa memprediksikan, sebut saja nama tim-nya, lalu sama-sama kita buktikan tim tersebut akan menjadi pemenang atau tidak.

Lihat saja cara analisisnya. Kalau bukan nama dan ayat surah, ya jumlah huruf atau juz yang jadi "sasarannya". Tidak ada standar ukur yang pasti alias sak karepe atau sak cocoke. Disamping itu ayat yang dimaksud tidak menunjuk kejadian secara langsung alias hanya bersifat umum. Dan satu lagi, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an secara serampangan seperti itu, bukan saja tidak ada dalam syar'i, juga menuai ancaman yang amat besar.

Ibnu Katsir rahimahumullah mengatakan, "Menafsirkan Al-Qur'an dengan logika semata, hukumnya HARAM."

"Barangsiapa berkata tentang Al-Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan ia mengambil tempat duduknya di neraka."
(Tirmidzi: 2951, beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Bagaimana cara menafsirkan ayat Al-Qur'an yang benar?


Ibnu Katsir menjelaskan beberapa metode cara penafsiran yang terbaik yang dibenarkan oleh syar'i.

1. Al-Qur'an ditafsirkan dengan ayat Al-Qur'an yang lain.

Biasanya, ada ayat-ayat dari Kitabullah yang bersifat global atau umum. Jika ada ayat lain di dalam Al-Qur'an yang menjelaskannya, maka menafsirkannya dengan cara seperti ini dibenarkan.

Misalnya saja, ayat dari surah Al-Baqaraah ayat 155 yang potongan akhirnya berbunyi,

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

"... dan gembirakanlah orang-orang yang sabar."

Penafsiran tentang siapa orang yang sabar ini ada dijelaskan pada ayat selanjutnya,

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun."

2. Al-Qur'an ditafsirkan dengan hadits.

Jika tidak didapati ayat lain yang menjelaskan hal tersebut, maka Al-Qur'an ditafsirkan dengan hadits Nabi.

Contoh mengenai hal ini adalah -misalnya- perintah tentang mendirikan shalat. Nah, apa dan bagaimana serta kapan waktu-waktu untuk shalat ini, hadits Nabi yang menjelaskannya secara rinci.

3. Al-Qur'an ditafsirkan dengan pendapat shahabat.

Jika pada hadits-hadits Rasulullah tidak didapati penjelasannya, maka ayat Al-Qur'an ditafsirkan dengan perkataan/pendapat para shahabat. Karena mereka lebih paham maksud ayat karena mereka mengalaminya.

4. Al-Qur'an ditafsirkan dengan perkataan para tabi'in.

Jika pada pendapat shahabat juga tidak ditemukan, maka penafsiran dialihkan kepada perkataan para tabi'in seperti yang disebut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anu 'l-'Adhim 1: 5-16.


Maka jelas, penafsiran Al-Qur'an selain dari cara-cara tersebut di atas adalah bathil. Semoga kita semua dapat menghindarkan diri dari menafsirkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara serampangan. Jika harus menjelaskan suatu ayat, lebih aman bila kita merujuk kepada pendapat para ulama' besar tentang ayat tersebut.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 18, 2014

Monday, February 17, 2014

ujungkelingking - Ketika Niat Baik Tidak Berujung Baik


Hari Minggu kemarin merupakan hari yang menjadi catatan bersejarah bagi kami. Sebuah musibah yang tak pernah ada di benak sebelumnya, menyentuh kami. Ketika saya menuliskan ini hati saya sungguh sedang mulai cooling down. Banyak istighfar mengiringi tulisan ini.

***

Pagi itu saya memutuskan libur dari berjualan. Ada beberapa rencana yang sudah kami agendakan, termasuk mengunjungi kedua orangtua saya.

Setelah sarapan dan persiapan anak-anak sudah beres, saya menyempatkan untuk mengerjakan shalat Dhuha. H-hee, sebenarnya saya jarang banget mengerjakan sunnah yang satu ini. Biasanya kalau libur ngantor, prei juga Dhuha-nya. Mumpung ada kesempatan, kali aja dengan ini saya bisa dapat rejeki, h-hii... *ngarep.com

Akhirnya kami pun berangkat. Tidak lupa saya minta juga ke Zaki, ibunya sekaligus Daffa agar berdoa bersama-sama untuk keselamatan di dalam perjalanan nanti. Dengan iringan bismillah, kamipun berangkat.

Sekitar pukul 10.00, beberapa agenda sudah terselesaikan. Agenda yang lain terpaksa kami pending karena hari sudah cukup siang. Kami langsung saja menuju ke rumah orangtua saya di daerah Ngaban, Tanggulangin.

Dan musibahpun dimulai dari sini...

Di tengah-tengah perjalanan tersebut, sebuah motor yang ditumpangi 2 orang ibu-ibu mendadak oleng dan kemudian terjatuh. Motor itu tepat di depan kami. Subhanallah, saya tidak bisa membayangkan bila kami yang berada di titik tersebut karena jarak kami memang tidak terlalu jauh. Dua detik saja saya lebih cepat, mungkin kamilah yang sedang terjatuh itu. Namun meski tepat di depan kami, kami tidak sempat melihat kronologisnya karena kejadiannya yang cukup tiba-tiba. Tertabrak atau terserempet oleh siapa, kami tidak tahu.

Saya kemudian bermaksud menolong kedua ibu itu dengan menghentikan motor saya di depan titik jatuhnya motor itu. Namun, karena sudah ada dua orang yang menolong (seorang jukir dan seorang tukang becak), dan saya perkirakan lukanya tidak terlalu parah, saya mengurungkan niat dan bermaksud kembali melanjutkan perjalanan.

Namun di sinilah letak kesalahan saya.

Ketika ibu-ibu tersebut sadar dari kecelakaannya, motor yang pertama kali dilihatnya adalah motor saya. Dan lalu dengan serta-merta saya dianggap sebagai orang yang menyebabkannya jatuh. Ibu-ibu itu menunjuk-nunjuk saya dengan penuh amarah. Saya yang tidak merasa berbuat apa-apa tentu tidak paham dengan maksud ibu itu.

Subhanallah, mungkin sudah garis Allah. Tidak jauh dari lokasi kejadian ada seorang petugas polisi yang sedang melakukan razia. Asumsi saya, orang yang menyerempet ibu tersebut kemungkinan grogi melihat petugas sehingga terjadilah hal ini. Namun si pelaku sudah keburu kabur.

Petugas itu mendekati saya, "Ada apa, Pak?"

Saya yang bingung hanya bilang, "Ibu itu jatuh tepat di depan saya, tapi saya tidak tahu siapa yang menyerempet."

"Baiklah, diomongkan baik-baik saja sama ibu itu." Sahut si petugas.

Maka kamipun dipertemukan dengan ibu itu. Ibu-ibu itu dengan penuh amarah mengatakan kamilah yang menyerempet mereka. Sedangkan saya otomatis membantah hal itu, bahkan ketika ibu itu jatuh posisi saya masih beberapa meter di belakangnya. Saya sudah coba menjelaskan kronologi yang saya ingat, saya juga sudah meminta petugas polisi untuk mengecek apakah sepeda saya baret atau tidak (kalau saya yang menyerempet, setidaknya ada goresan atau patahan baru pada motor saya). Namun si ibu tidak mau tahu tetap menyalahkan saya dan menuntut biaya perbaikan motor dan pengobatan anaknya (ibu yang satunya) yang terluka di bagian kaki.

Petugas polisi yang ternyata tidak melihat kejadian sebenarnya tidak bisa membantu banyak. Jika masalah tidak bisa diselesaikan di tempat (saat itu juga) maka akan dilimpahkan ke polsek. Saya berpikir untuk meminta bantuan juru parkir dan tukang becak yang menolong pertama kali, namun secara ajaib keduanya sudah pergi tak tahu kemana. Dan subhanallah, tak ada seorangpun di lokasi kejadian yang bisa dimintai keterangan sebagai penguat alibi saya. Saya benar-benar sendirian. Kalau kata orang jawa, apes.

Dalam hati saya terus melafadhkan laa haula wa laa quwwata illa billah berkali-kali. Saya tahu Allah Maha Melihat. Dia yang mengatur skenario kejadian ini, tidak mungkin kebenaran tidak terungkap. Saya memang tidak punya saksi penguat tapi cukuplah Ia sebagai penolong. Hasbunallah wa ni'mal wakiil.

Akhirnya saya mencoba mengambil "jalan tengah" bagi diri saya. Saya rela menanggung biaya pengobatan dan perbaikan motor itu, tapi dengan syarat, ibu itu mengakui bahwa bukan saya yang menyerempet motornya. Saya pikir ini yang terbaik. Ibu itu mendapat ganti rugi dari saya, saya pun tidak menjadi seorang tertuduh.

Namun dengan tawaran saya ini, amarah ibu-ibu itu kembali meledak. Mereka tetep keukeuh bahwa sayalah yang menyerempet motornya, meski kemudian ibu-ibu itu juga tidak bisa menjelaskan kepada petugas roda bagian mana yang terserempet motor saya. ^_^

Karena kemudian petugas di lapangan angkat tangan untuk urusan ini, kami kemudian dibawa ke polsek terdekat. Sebenarnya bukan kantor Polseknya sih, tapi cuma pos pantau yang berada di pertigaan jalan raya.

Sesampainya di sana, petugas jaga segera memerintahkan salah satu ibu yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit umum daerah, karena minta di rontgen. Saya dan ibu yang satunya lagi menunggu di pos pantau tersebut.

Alamat pengeluaran bisa lebih banyak nih. Saya memperbanyak bacaan tahlil, istighfar dan ayat-ayat dari surah Al-Waqi'ah yang saya ingat.

Di pos itupun petugas masih kesulitan mencari titik temu. Mereka bersikeras bahwa sayalah yang menyerempet motornya, saya pun tetap pada sanggahan saya. Karena memang saya tidak menyerempet ataupun menabrak sehingga ibu-ibu tersebut jatuh dari motornya. Saya juga sempat mengulangi tawaran saya tadi. Saya siap menanggung pengobatan dan perbaikan, asalkan jangan tuduh saya sebagai orang yang menyerempet itu. Alhamdulillah... amarahnya kembali membuncah.

Satu-dua anggota keluarga korban datang ke pos tersebut, menemani si ibu. Suaminya, yang katanya adalah seorang polisi yang dinas di Satreskrim Sidoarjo, langsung meluncur ke rumah sakit.

Petugas yang kehabisan kata-kata akhirnya memutus bahwa jika masalah ini masih tidak ada kesepakatan, maka akan dilimpahkan ke polres. Sebenarnya, tak masalah bagi saya urusan ini semakin naik. Kebenaran ada di pihak saya. Hanya kemudian petugas itu bilang jika sudah di polres, tidak akan bisa langsung selesai karena harus antri dengan kasus-kasus yang lain. Selain itu -ini yang bikin saya nyesek- motor dari kedua belah pihak akan dibawa ke polres sebagai barang bukti. Ini yang akhirnya membuat saya mengurungkan niat untuk memproses lebih lanjut. Bagaimana tidak motor itu sarana transportasi yang paling penting buat keluarga kami.

Akhirnya... (kebanyakan akhirnya, ya) kesepakatanpun dibuat. Saya menanggung biaya pengobatan di rumah sakit, dengan kebenaran tetap tersimpan rapat-rapat di dalam dada blog. Biarlah, Allah maunya begini, kok. Pihak mereka tahu atau pura-pura tidak tahu tidak ada bedanya lagi bagi kami sekarang.

Masalah perbaikan motor, awalnya si ibu bilang bahwa biayanya tidak perlu ditanggung, hanya ongkos untuk pijat saja sebagai gantinya. Namun keesokan harinya (hari ini) mereka berubah pikiran dan minta saya untuk sekaligus menanggung perbaikan motornya. Sudahlah, saya iyakan saja agar masalah ini cepat selesai dan tidak menjadi beban pikiran saya lagi.

Sudah hampir jam 3 sore ketika kami berpisah dengan pihak keluarga korban saat itu.

***

Yang paling terekam dalam memori saya dari kejadian ini adalah bahwa ini untuk pertama kalinya saya melihat istri saya mbrebes mili, nangis. Nangis, karena hari itu kami merasa menjadi orang yang terhinakan dan terdhalimi, dimaki-maki di depan sekian banyak pengunjung rumah sakit. Nangis, karena kami harus merelakan uang belanja terakhir yang kami punya. Makan pakai lauk apa besok, kami tak tahu. Semoga saja dengan apa yang tersisa di dapur bisa untuk bertahan hingga gajian bulan depan.

Masya Allah, meski luka yang diderita si ibu tidak seberapa, biaya rumah sakit tetaplah biaya rumah sakit. Uang terakhir itupun ternyata tidak cukup. Masih kurang beberapa ratus ribu lagi, termasuk untuk "biaya administrasi" buat petugas jaga: seratus ribu. Kalau tidak diberi, STNK dan SIM saya masih akan tertahan di sana. Padahal sudah saya bilang kalau uang saya sudah habis, eh, malah disuruh pulang dulu ambil uang. Dan karena inilah untuk pertama kalinya juga -dari yang saya ingat- saya harus ngutang ke emak (ibu) saya. Saya juga harus pinjam ke kantor (lagi).

***

Selepas Maghrib, seperti biasa saya dan istri mengaji Al-Qur'an bersama-sama. Dan subhanallah, kami melewati ayat dari surah Al-Baqaraah: 155-156, yang berbunyi,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [155]

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun." [156]

Kejadian ini telah memberi pelajaran bagi kami. Pelajaran yang tidak bisa didapatkan jika seandainya saya dimenangkan Allah dalam kasus ini. Sebuah pelajaran yang hanya bisa didapatkan oleh mereka-mereka yang jatuh dan kalah. Yaitu pelajaran tentang memaafkan dan mengikhlaskan.

Tulisan ini, setiap kata dan hurufnya, setiap pageviews-nya, +1 dan setiap komentar dan balasan komentar dari teman-teman, mudah-mudahan semakin membuat luntur sakit hati dan rasa kecewa kami. Mudah-mudahan dengan kejadian ini kami bisa lebih mudah untuk memaafkan dan mengikhlaskan.

Doakan saya agar kebaikan yang kami inginkan menjadi cepat diijabah oleh Allah dari sebab kesabaran ini. Doa saya juga buat semua teman-teman semua senantiasa dijauhkan dari hal-hal buruk berbentuk apapun.

Aamiin, allhumma aamiin...

Tambahan: Sepulang dari kantor tadi, menyempatkan diri shalat Maghrib di langgar. Imamnya kebetulan baca surah At-Tiin, yang akhir ayatnya berbunyi "Alaisallahu biahkamil haakimiin". Tambah terharu saya.

Bukankah Allah Hakim yang paling adil?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, February 17, 2014

Thursday, February 13, 2014

ujungkelingking - Ketika Mobil "Menabrak" Shalat


Tentu ada-ada saja cara seseorang untuk meraih simpati orang lain. Sebanyak cara untuk membuat berita kontroversial.

Dalam rangka program "Bengkuluku Religius", Pemerintah Bengkulu menggelar sayembara berupa shalat berjama'ah berhadiah mobil, umrah dan haji.

"Semua agama akan mendapatkan perlakuan yang sama tidak saja Islam. Shalat berhadiah umrah, haji dan bonus mobil itu sebagai pilot project saja sebagai langkah permulaan," kata Wali Kota Bengkulu, Helmi Hasan saat ditemui di Masjid At Taqwa, Rabu (Tribunnews.com, 12/2/2014).

"Ini ide baru dan kreatif untuk memancing orang mau berjamaah di masjid. Saya kira ini bagus untuk memotivasi orang dalam beribadah," kata Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nadjib Hamid, saat berbincang dengan wartawan, Kamis (Sindonews.com, 13/2/2014).

Pada laman yang sama disebutkan juga bahwa untuk mendapat hadiah tersebut, warga harus melakukan salat Dhuhur di masjid-masjid yang telah ditentukan, yakni sebanyak 42-52 kali berturut-turut. 

Shalat berhadiah mobil?


Adalah hal yang sangat menyesakkan dada ketika beribadah -bahkan itu ibadah yang paling penting- namun karena iming-iming materi.

Jelas bukan kapasitas saya untuk menilai hati dan niat masing-masing peserta jama'ah. Namun secara kasat mata kita bisa melihat bahwa pemberian hadiah yang seperti ini sudah menyimpang dari syari'at. Meski sempat dikatakan hanya sebagai "pemancing" saja, namun yang semacam ini cukup bisa mengotori niat seseorang. Niat shalat yang awalnya demi Allah, menjadi demi mobil.

Riya' atau (justru) syirik?


Riya' adalah beribadah dengan tujuan agar dilihat orang lain. Biasanya pelaku riya' tidak punya motif apa-apa selain "pengakuan" orang lain.

Akan tetapi syirik adalah perbuatan mempersekutukan Allah. Dia menciptakan kiblat (baca: tujuan) lain, selain Allah. Maka, jika kita beribadah BUKAN karena sebab Allah, maka hati-hati, jangan-jangan kita sudah terjerumus kepada dosa yang tidak berampun ini. Naudzubillahi min dzalik!

Syarat diterimanya ibadah


Merujuk pada Tafsir Ibnu Katsir, di antara syarat diterima sebuah amal ibadah ada 2 saja, yaitu: [1] Niat ikhlas karena Allah, dan; [2] Sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam.

Dari definisi ini saja kita bisa menarik kesimpulan bahwa ibadah -segala ibadah- yang dilakukan dengan niat karena iming-iming materi tidak akan ada manfaatnya, selain neraka-Nya.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. [15]

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." [16]
[Huud: 15-16]

Ayat yang senada dengan ini bisa dibaca di dalam surah Al-Israa' ayat 18.

Iming-iming Tuhan vs iming-iming manusia


Ada sebuah pertanyaan menggelitik, "Kenapa kita dilarang beribadah karena suatu iming-iming, bukankah Tuhan juga mengiming-imingi kita dengan surga?"

Dalam Islam, keberadaan surga hanyalah anugerah dari Allah, sebab TIDAK ADA seorang muslim-pun yang karena ketekunannya dalam beribadah sehingga otomatis memasukkan dirinya ke dalam surga.

Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam bersabda: "Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya." Seorang lelaki bertanya: "Engkau pun tidak, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. Akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar."

Maka seperti yang juga disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah bahwa ibadah dibangun di atas 2 hal; [1] Cinta dan, [2] Pengagungan.

Karena kedua hal inilah Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan rahmatnya. Bukan karena banyaknya ibadah kita, akan tetapi karena cinta dan pengagungan kita kepada-Nya. Bukan karena terus-menerusnya ibadah yang menyebabkan ibadah kita diterima, akan tetapi karena niat dan kesungguhan mengharap keridhaannya.

Lalu, apakah ini berarti kita tidak boleh beribadah dengan mengharap surga?

Bagi sebagian orang, beribadah model seperti ini menunjukkan ketidak ikhlasan. Akan tetapi -sebenarnya- ini juga salah satu bentuk iman (baca: percaya). Kita percaya dengan janji-janji Allah, lalu dengan keyakinan itu kita kemudian berupaya untuk mendapatkannya dengan jalan melaksanakan ibadah yang diperintahkan-Nya.

Jadi, ingin beribadah karena janji Tuhan, atau iming-iming manusia masih terlalu menggiurkan?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 13, 2014

ujungkelingking - Antara 'Mendengar' dan 'Mendengarkan'


Sepotong kata bijak menyebutkan, mendengarkan itu seni.

Ada beda yang besar antara 'mendengar' dan 'mendengarkan'. Banyak orang yang bisa mendengar. Tapi berapa banyak yang bisa mendengarkan?

Sumber: digitalforreallife.com

'Mendengar', sudah jelas melibatkan telinga secara fisik. Akan tetapi 'mendengarkan' lebih kepada aktivitas hati.

'Mendengar', bisa dianggap sebagai perbuatan pasif. Karena selama sumber suara itu dekat, kita bisa mendengarnya meski tanpa usaha apa-apa. Namun untuk 'mendengarkan', dibutuhkan usaha dan kemauan dari hati. Karena itulah ia dikategorikan jenis perbuatan aktif. 

Seseorang yang tidak bisa 'mendengar', kemungkinan ada gangguan pada telinganya. Namun mereka yang tidak bisa 'mendengarkan', jelas memiliki gangguan pada hatinya.

Untuk 'mendengar' tidak diperlukan training atau latihan khusus. Namun untuk 'mendengarkan' butuh banyak dilatih dan hati yang lapang.

Seorang pemimpin yang salah 'mendengar', dampaknya mungkin bawahannya yang dirugikan. Seorang pemimpin yang tidak mau 'mendengarkan', pada akhirnya dia sendiri yang rugi.

Ketika kecil, agar dapat berkata-kata, kita harus dapat 'mendengar' terlebih dahulu.

Sekarang, sebelum dapat mengambil keputusan yang adil, kita perlu 'mendengarkan' segala hal.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 13, 2014

Wednesday, February 12, 2014

ujungkelingking - Motivasi Pagi Ini


Karena saya-nya lagi males nulis yang muluk-muluk, so download sendiri aja yay! (Dijinin, kok...)


File ini berisi slide yang berisi ungkapan-ungkapan inspiratif dan motivatif. Tentang Tuhan, tentang kehidupan, tentang manusia.

Inspiratif, nih!

download[5]

Title : Personality Development
Type : Ms. Power Point (slide show)
Size : 1,5 MB

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, February 12, 2014

Tuesday, February 11, 2014

ujungkelingking - Cara Membuat Tanda Titik Dua Lurus ke Bawah Pada Postingan


Sebenarnya saya cukup bingung mau dikasih judul apa postingan ini. Tapi sudahlah, saya beri saja judul Cara Membuat Tanda Titik Dua Lurus ke Bawah Pada Postingan.

Ketika kita menulis sebuah postingan, adakalanya kita butuh untuk memasukkan keterangan yang menggunakan separator tanda titik dua (:). Misalnya seperti contoh data berikut:


Nama : Pri Enamsatutujuh

Web URL : ujungkelingking.blogspot.com

Facebook : https://facebook.com/Priyono.Enamsatutujuh

Google+ : https://plus.google.com/u/0/+PriEnamsatutujuh/posts

Twitter : https://twitter.com/Priyono617


Jika tanda titik dua yang disertakan hanya berjumlah satu saja atau ia berdiri sendiri, tentu tidak menjadi masalah. Tapi bagaimana jika keterangan yang menggunakan tanda titik dua itu berjumlah banyak? Menyusunnya satu persatu dengan kira-kira jelas bukan perkara yang mudah. Selain merepotkan, saya juga yakin hasil tampilan ke bawahnya tidak akan lurus dan terlihat rapi.

Saya tidak tahu apakah Blogger mengakomodasi hal ini, atau ada kode HTML untuk mengatasi permasalahan ini. Namun saya punya cara tersendiri untuk mengatasi masalah titik dua tersebut, yaitu dengan sedikit bantuan dari excel.

  1. Buka tabel Ms. Excel Anda
  2. Isikan keterangan yang diperlukan di sana
  3. Copy data yang ada tersebut
  4. Pastekan pada halaman posting blog Anda
Lebih mudahnya Anda bisa melihat gambar di bawah.

[1] Buat data di excel
[2] Copy-paste di Blog

Catatan: Anda mungkin perlu untuk trial and error untuk menentukan lebar kolom yang pas.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 11, 2014

Friday, February 7, 2014

ujungkelingking - Satu-Satu, Dan Dia pun Tertidurlah...


Saya yakin banyak di antara teman-teman yang familiar dengan lirik ini:

Satu, satu daun berguguran
Jatuh ke bumi dimakan usia
Tak terdengar tangis, tak terdengar tawa
Redalah, reda

Yah, ini adalah lirik dari salah satu lagunya Iwan Fals yang diberi judul "Satu, Satu".

Beberapa waktu yang lalu di salah satu televisi swasta ada acara bertajuk Konser Suara untuk Negri. Para pemirsa dipersilahkan untuk memposting videonya dalam menyanyikan salah satu lagu milik bang Iwan. Hadiahnya, bagi yang terpilih nanti akan duet mendampingi bang Iwan dalam acara tersebut.

Nah, karena seringnya iklan acara ini muncul, Zaki akhirnya sedikit banyak hafal liriknya. Karena selain liriknya yang memilliki pesan kuat dan iramanya yang easy listening, iseng-iseng saya dunlut-kan lagu ini untuk Zaki. Simak saja salah satu penggalan liriknya,

Waktu terus bergulir
Kita akan pergi dan ditinggal pergi
Redalah tangis, redalah tawa
Tunas-tunas muda bersemi

Perjalanan hidup tak bisa diulang. Yang datang, pada saatnya nanti akan pergi. Hanya tinggal tunggu waktu saja.

Sumber gambar: NET Mediatama Indonesia

Wah, betapa senangnya Zaki waktu pertama kali tahu ada lagu itu di hape saya. Sepanjang sore lagu itu diputar. Bahkan sampai beberapa hari terakhir ini, dia minta lagu itu diputar untuk menemaninya berangkat tidur. Tapi tetap saja baru akan saya perdengarkan seusai dia baca doa akan tidur.

Dasar bocah, gampang ingat kalau sesuatu itu diulang-ulang.

Satu, satu,
Dan Zaki pun tertidurlah...
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, February 07, 2014

ujungkelingking - Rasulullah, Seorang Panutan dan Nasehat


Dari khutbah Jum'at tadi siang.

Bismillah...

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
[Al-Ahzab: 21]

Uswah hasanah biasanya diterjemahkan sebagai contoh teladan atau panutan yang baik. Selain kata ini, kita juga punya istilah lain yang sering kita dengar yaitu mau'idha hasanah. Akan tetapi dari segi arti dan maksud, mau'idha hasanah berbeda dengan uswah hasanah.

Mau'idha hasanah lebih sering diartikan dengan nasehat yang baik. Namanya nasehat, tentu semua orang bisa memberi nasehat yang baik. Bahkan seorang maling jemuranpun bisa menasehati orang lain dengan nasehat yang baik. Hal ini jelas berbeda dengan uswah hasanah yang menyangkut perilaku atau kebiasaan. Maka Allah subhanahu wa ta'ala telah memerintahkan kita untuk meniru pola hidup, kebiasaan dan perilaku Rasulullah. Karena seperti perilaku beliau-lah seharusnya perilaku seorang muslim.

Bahkan dalam sebuah kesempatan, Rasulullah pernah bersabda,

"Sungguh tidaklah aku diutus, kecuali untuk menyempurnakan akhlak."
[Diriwayatkan Ahmad, dalam Silsilah as-Shahiihah]

Ini menjadi catatan, karena meski hidup di lingkungan jahiliyah, Rasulullah tidak mengatakan akan menyempurnakan ilmu pengetahuan. Jelas, agama yang beliau bawa adalah agama akhlak.

Hal ini juga menjelaskan kenapa banyak orang-orang besar yang notabene berpendidikan dan berpengetahuan luas namun masih berperilaku jahil, terlibat ke dalam hal-hal kotor. Karena mereka hanya pintar namun minus akhlak.

Jika ditarik lebih ke dalam, kenapa banyak muslim yang mengerjakan shalat namun masih tetap menjalankan maksiat? Bukankah katanya shalat itu dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar?

Jawabannya, karena meski kita shalat, kita tetap tidak berakhlak kepada Allah. Meski kita beribadah, namun hati kita tidak nyambung kepada Allah. Itulah kenapa shalat tidak tidak mampu berefek apa-apa pada perilaku dan kebiasaan kita.

Padahal jelas-jelas Allah telah merumuskan,

وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي

"... dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."
[Thaahaa: 14]

Jika disambung dengan ayat yang lain,

أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"... ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
[Ar-Ra'd: 28] 

Jadi inilah rumusnya: Shalat ---> ingat Allah ---> hati tenteram

Dan ketenteraman hati inilah yang menjadi kunci agar kita bisa melakoni kehidupan ini dengan tanpa gelap mata. Tenteramnya hati ini juga akan membuka pandangan kita agar tidak pernah berprasangka buruk kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Maka, meneladani perilaku Rasulullah bukan melulu urusan dhahir (nyata), namun juga sekaligus menata bathin (hati). 

***


Mohon maaf jika terlalu panjang.
Saya hanya menyampaikan. Anda sekalian hanya mendengarkan.
Tidak ada ketentuan bahwa yang menyampaikan itu lebih baik daripada yang mendengarkan.
Yang beruntung hanyalah mereka yang melaksanakan,
dan istiqamah dalam keimanan.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, February 07, 2014

Thursday, February 6, 2014

ujungkelingking - Tree Spiking, Antara Pro dan Kontra


Lama juga saya tidak update tulisan dengan label 'Kesehatan'. Arsip terakhir terposting tanggal 6 Desember 2013. Waks, lama amir yak???

Artikel kali ini pun meski tidak membahas tentang manusia, namun masih membahas tentang kesehatan. Yap, kesehatan pohon.

Seperti yang kita tahu, di musim kampanye seperti ini banyak spanduk, baliho, banner, poster, stiker yang memajang wajah senyum sang calon bertebaran di mana-mana. Ada yang ngikut numpang di belakang angkot, atau nyaru seperti ucapan selamat ketika memasuki sebuah daerah/kota. Ada pula yang senantiasa mengiringi perjalanan kita, melambai-lambai di pinggir jalan.

Nah, yang saya sebut terakhir inilah yang kemudian mengusik pikiran saya. Biasanya, spanduk atau poster yang ada itu ditempelkan dengan cara memakunya pada batang pohon. Selain gambar caleg, banyak juga iklan-iklan yang numpang mejeng dipaku pada sebuah pohon.

Istilah yang muncul untuk hal ini adalah tree spiking. Pada laman wikipedia tertulis bahwa tree spiking ini awalnya dilakukan untuk mencegah proses pembalakan liar. Adanya logam yang ditanam pada batang pohon diharapkan dapat merusak alat pemotong. Setidaknya, dengan adanya logam itu dapat mengurangi nilai ekonomis pohon tersebut.

Namun di sisi lain, memaku pohon dapat merusak kehidupan pohon itu sendiri...

Sama seperti manusia, pohon yang ditancapi paku, diikat kawat dan sejenisnya akan merasakan "sakit". Apalagi jika benda-benda tersebut sampai tertanam dan menyatu pada batangnya. Secara fisik, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhannya. Ketika paku atau logam tersebut berkarat, dapat menyebabkan infeksi pada pohon. Daya tahan pohon tersebut akan berkurang karena pelindung paling luar dari tubuhnya sudah rusak. Akibatnya, pohon akan cepat rusak, keropos, mati dan gampang tumbang.

Banyak cara untuk berkampanye dan beriklan selain memakunya pada pohon.

Agak heran juga rasanya ketika ada partai yang begitu getol menyuarakan peduli lingkungan sementara iklan partainya banyak merusak pohon-pohon.

Ingatlah bahwa pohon itu juga makhluk hidup. Hanya karena tidak bisa bersuara, bukan berarti mereka tidak merasakan.

Sumber gambar: news.discovery.com

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, February 06, 2014

Wednesday, February 5, 2014

Zaki Mana?? | Samsung GT3322

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, February 05, 2014

Tuesday, February 4, 2014

ujungkelingking - Hujan Membawa Cerita


Mitos bahwa Desember adalah gedhe-gedhene sumber dan Januari yang hujannya berhari-hari terbantahkan sudah. Karena faktanya, di daerah saya, curah hujan pada kedua bulan tersebut tidak terlalu "ekstrem". Namun justru memasuki bulan Pebruari ini intensitasnya mulai semakin tinggi.

Maka dihimbau kepada pengguna jalan raya, terutama pengendara motor agar semakin meningkatkan sikap hati-hatinya saat berkendara. Falsafah alon-alon asal kelakon dan gremet-gremet asal selamet hendaknya dapat diterapkan dengan bijak.

***

Sore kemarin, hujan gerimis mengiringi kepulangan saya dari kantor. Air yang membasahi kaca helm full face membuat pandangan menjadi agak terganggu. Biasanya jika hujan sangat deras dan jarak pandang terbatas, saya lebih memilih berteduh di tempat yang aman menunggu hujan agak reda. Namun, karena hujan kali ini tidak terlalu lebat saya tetap memilih pulang dengan mengatur laju motor pada kecepatan sedang.

Di tengah perjalanan, seorang pengendara motor lain mencoba mendahului saya. Namun karena tiba-tiba mobil yang ada di depan saya mendadak mengurangi kecepatan, si pengendara ini reflek menginjak pedal rem-nya. Entah karena ban yang sudah halus mirip ban motor racing atau karena rem-nya yang mendadak macet, pengendara ini sempat oleng. Bunyi ban yang terseret beradu dengan licinnya aspal bikin pengendara lain was-was.

Alhamdulillah, karena kecepatan motor yang memang tidak begitu kencang membuat si pengendara dapat menguasai kendaraannya kembali. Saya sempat melirik dari kaca spion, pengendara itu berhenti sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali. Saya yakin, dia akan lebih berhati-hati kali ini.

Di menit yang lain, seorang bapak dengan motor yang tidak lebih butut dari milik saya mencoba mendahului. Kali ini dari sisi kiri, dengan kecepatan yang cukup lumayan. Genangan air yang ada di depannya dilibas saja. Mana tahu dia kalau ada lubang tertutup genangan itu.

Sekejab kemudian bunyi keras hasil benturan shock dan body terdengar dari motor si bapak. Jddagh!!!

Biasanya sih, perasaan yang muncul setelah itu adalah campuran antara kaget, jengkel dan malu. Mau misuh terserah sih, saya gak mungkin denger kok. H-hee...

Credit: emak2blogger.web.id
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, February 04, 2014

Monday, February 3, 2014


ujungkelingking - Blogger Ini Butuh Bantuan!


Hari ini adalah hari yang benar-benar menguras otak saya. Bukan karena masalah pekerjaan, tapi karena masalah pada blog ini. Lebih tepatnya pada template yang baru saja saya ganti.

Karena hari Jum'at, Sabtu dan Minggu saya tidak ngantor, otomatis ritual 'ngumbah-keyboard' pun stop. Padahal saya juga harus melakukan sedikit editing pada template baru saya. Acara blogwalking dan balas komentar-pun sementara tidak bisa dilakukan. Bahkan artikel saya yang berjudul Sekilas Tentang SelfPublishing adalah postingan auto-publish.

Akhirnya, hari Senin saya baru bisa utak-atik template... Setelah berjibaku dengan deretan kode-kode yang saya sama sekali tidak paham, akhirnya -alhamdulillah- hasilnya, B-U-Y-A-R semuanya!

*mengheningkan cipta

Error demi error bermunculan tanpa diundang. Bete banget jadinya. Itulah kenapa saya masih belum bisa blogwalking ke tempat sodara-sodara...

Awal error yang muncul adalah saya tidak bisa mengupload template hasil backup-an saya. Muncul pesan seperti ini:
Pesan error. Saya tahu maksudnya, tapi gak tahu solusinya

Maka berburulah saya di jagad dunia para master demi mencari tutorial tentang hal ini. Intinya saya harus mengupload template tersebut secara manual.

  1. Buka 'Edit HTML' 
  2. Hapus semua kode dengan Ctrl+A lalu Delete
  3. Pada calon template yang akan dipasang, buka dengan Notepad, copy semua kode dengan Ctrl+A dan Ctrl+C
  4. Paste pada kolom template yang sudah dikosongkan pada langkah 2
  5. Dengan menggunakan Ctrl+F, cari kode <b:widget id> 
  6. Ubah semua nama widget yang muncul, misalnya 'Header1' dengan 'Header11', 'Blog1' dengan 'Blog11', 'Pagelist8' dengan 'Pagelist88', dst.
  7. Save template

Dengan ini permasalahan pada template saya (sejenak) selesai.

Ya, cuma sejenak. Karena kemudian masalah lainnya muncul. Pada tempilan muka, menu 'Home' dan 'About' yang seharusnya ada di bawah Header, tidak bisa dimunculkan kembali. Sebagai gantinya, menu tersebut pindah di sisi sebelah kanan.

Hal ini terjadi karena saya telah menghapus salah satu page, yaitu 'Contact'.

Menu di Header pindah ke sisi kanan. Diset pake 'Top Tabs' gak ngefek

Setelah hampir setengah hari berkutat dengan mbah gugel dengan tanpa hasil. Saya-pun menyerah. Urusan begini bagi yang paham HTML, CSS, Java Script, tentu seperti menjentikkan jari saja. Tapi bagi saya, wah, bisa pecah ini kepala.

Belum kelar masalah yang ini, giliran para widget sekarang yang ikutan protes.

Pertama, sebagian widget tidak bisa diedit (muncul pesan error 400). Namun setelah nama widget disesuaikan dengan link url-nya, si widget sudah akur bisa diklik 'edit'.

Masalah yang lain menyusul kemudian. Widget menjadi tidak bisa digeser/dipindah. Kalau pakai istilah orang Jawa ini yang namanya 'saklek'. Wes gini ya gini, gak bisa diubah. Lah terus piye, jal?

Tidak ada simbol untuk bisa digeser
Sudah pula dicoba dengan mengubah nilai 'true' menjadi 'false', tapi tetap gitu-gitu aja.

*Embuh lah, sak karepmu.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, February 03, 2014

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!