Monday, October 22, 2012

ujungkelingking - Hari Minggu kemarin barangkali adalah hari yang paling memberi pelajaran berharga bagi kami, terutama saya yang setiap hari berangkat kerja menggunakan motor.

Siang itu, kami baru pulang dari menghadiri sebuah undangan resepsi pernikahan salah satu famili. Dengan mengendarai motor, saya membawa serta istri dan kedua balita kami.

Di tengah perjalanan, pada suatu pertigaan, saya mulai meningkatkan kewaspadaan. Dari arah sebelah kiri saya hanya ada sebuah motor dan sudah melewati saya. Sedang dari arah sebelah kanan sebuah truk bermuatan. Dalam hitungan saya, jika saya tetap mempertahankan kecepatan motor, maka saya dapat melintang terlebih dahulu baru kemudian truk bermuatan itu akan melewati belakang saya.

Namun, pada saat posisi saya sudah hampir di tengah jalan, tiba-tiba muncul sebuah motor di depan truk tersebut! Saya sendiri tidak tahu dengan pasti apakah motor itu memang sudah ada dari tadi dan saya tidak melihatnya, atau motor itu baru saja menyalip truk yang ada di arah kanan saya?

Jarak saya dengan motor itu hanya beberapa meter saja. Kami memang sama-sama mencoba mengurangi kecepatan, namun dengan jarak sependek itu sepertinya hal itu percuma saja. Dalam sedetik sempat terlintas dalam pikiran saya, "tabrakan akan terjadi!". Dan dalam posisi seperti itu tak ada yang bisa kami lakukan selain memasrahkan segala kemungkinan kepada-Nya.

Seandainya saja -ini "seandainya", ya- jika kecelakaan itu terjadi maka ceritanya tidak hanya akan berhenti sampai disini saja, karena dari arah kiri kemudian muncul sebuah mini van berwarna merah. Jika tabrakan itu terjadi maka motor yang saya tumpangi bersama istri dan kedua balita saya kemungkinan besar akan terjatuh ke kiri atau agak maju sedikit, dan akan segera "disambut" mini van merah itu! Atau truk bermuatan?

Namun, alhamdulillah semua itu tidak terjadi. Dengan kondisi rem saya yang tidak bagus, maka meskipun mengerem motor saya seperti meluncur begitu saja. Dan itu bagus, karena ternyata dengan itu kami bisa menghindari tabrakan. Subhanallah. Setelah sadar bahwa kami lolos dari motor tersebut, saya sedikit lega. Namun saya kemudian menyadari bahaya lain yang datang dari arah kiri: mini van merah! Refleks, saya membanting setir ke kanan, ke tengah jalan. Beruntungnya, truk bermuatan itu belum datang sehingga kemudian saya dapat segera memacu motor lagi melanjutkan perjalanan. 

***

Yang paling shock dengan kejadian ini tentu istri saya. Bahkan sampai tiba di rumah pun istri saya sampai tidak mau makan apa-apa.

Buat istriku, maaf ya. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, October 22, 2012
Categories:

1 comment:

  1. Sungguh, tulisan ini bkn bermksud 'menyombongkan diri' krn tlh lolos dr maut.

    Tulisan ini dimksdkan sbg pengingat bagi diri sy sendiri yg terus lalai ketika sdh di belakang setir.

    "Sesuatu itu baru terasa berharganya ketika dia sudah tidak ada."

    ReplyDelete

Komentar Anda tidak dimoderasi.
Namun, Admin berhak menghapus komentar yang dianggap tidak etis.

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!