Monday, September 19, 2011

ujungkelingking - Beberapa waktu yang lalu saya sempat mengikuti halal-bihalal di gedung tempat kantor saya bertempat. Dalam sambutan yang disampaikan oleh salah satu pembicara dikatakan bahwa untuk menjalankan sebuah bisnis atau untuk mencapai kesuksesan sebuah bisnis diperlukanlah modal. Bagi kebanyakan orang bila disebut "modal", maka persepsinya adalah uang. Dari situ kita menarik kesimpulan bahwa modal yang utama adalah, uang. Ini yang menarik, Anda tahu kenapa?

Dalam sambutannya itu beliau menyampaikan ada 4 modal yang harus dimiliki seorang pengusaha. Beliau menyebutkannya dari urutan belakang. Artinya, dari yang kurang penting hingga ke yang paling penting. 

Modal ke 4: UANG

Terkejut? Ya, menurut beliau uang menempati posisi terakhir dari empat modal yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur. Artinya -menurut beliau- uang bukan sesuatu yang prioritas, yang bila tidak ada uang, segalanya akan mandeg. Dan tidak adanya modal ke-empat ini menjadi tidak masalah bila kita memiliki ketiga modal yang lainnya. 

Modal ke 3: PINTAR

Anda memiliki uang tapi tak pintar mengelolanya, maka pasti salah satu dari dua ini. Bila tidak habis karena pemborosan, pastilah bangkrut karena tertipu orang lain.
Karena itulah, modal ke-tiga ini jauh lebih penting daripada modal ke-empat. 

Modal ke 2: NETWORKING

Jaringan kerja. Lobi atau koneksi terhadap relasi. Membina hubungan baik dengan mereka adalah modal ke-dua terpenting untuk mencapai keberhasilan bisnis kita. Memiliki kemampuan dalam hal ini, maka ketiadaan dana akan bisa tersiasati. 

Modal ke 1

Bila modal networking, kepintaran dan uang sudah disebutkan di atas, maka kira-kira apa yang belum disebutkan? Dia adalah modal terpenting diantara semua yang telah disebutkan, karena tanpa adanya modal ini sepertinya kesuksesan yang diharapkan menjadi semakin jauh jaraknya. Dan modal itu sudah dianugerahkan Allah kepada kita, hanya saja sering kita abaikan dan tidak kita jaga dengan baik.

Dan modal terpenting itu adalah, KESEHATAN.

Maka, apakah ada yang lebih penting dari nikmat sehat yang dianugerahkan kepada kita?
Bila kita tak bisa menjawabnya, maka tak ada alasan bagi kita untuk menunda berusaha. Berusaha demi sebuah keberhasilan yang diharapkan.
Bukankah modal keberhasilan terpenting sudah kita miliki?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, September 19, 2011

Friday, September 2, 2011

ujungkelingking - Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani mengatakan:

“Tentang cium tangan dalam hal ini terdapat banyak hadits dan riwayat dari salaf yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa hadits tersebut shahih dari Nabi. Oleh karena itu, kami berpandangan bolehnya mencium tangan seorang ulama (baca: ustadz atau kyai) jika memenuhi beberapa syarat berikut ini:

1. Cium tangan tersebut tidak dijadikan sebagai kebiasaan. Sehingga ustadz atau kyai tersebut terbiasa menjulurkan tangan kepada murid-muridnya. Begitu pula murid terbiasa "ngalap berkah" dengan mencium tangan gurunya. Hal ini dikarenakan Nabi sendiri jarang tangan beliau dicium oleh para shahabat. Jika demikian maka tidak boleh menjadikannya sebagai kebiasaan yang dilakukan terus menerus sebagaimana kita ketahui dalam pembahasan kaidah-kaidah fiqh.

2. Cium tangan tersebut tidaklah menyebabkan ulama tersebut merasa sombong dan lebih baik dari pada yang lain serta menganggap dirinyalah yang paling hebat.

3. Cium tangan tersebut tidak menyebabkan hilangnya sunnah Nabi yang sudah diketahui, yaitu berjabat tangan. Jabat tangan adalah suatu amal yang dianjurkan berdasarkan perbuatan dan sabda Nabi. Jabat tangan adalah sebab rontoknya dosa-dosa orang yang melakukannya sebagaimana terdapat dalam beberapa hadits. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan menghilangkan sunnah jabat tangan karena mengejar suatu amalan yang status maksimalnya adalah amalan yang dibolehkan (Silsilah Shahihah 1/159, Maktabah Syamilah).

Akan tetapi perlu kita tambahkan syarat keempat yaitu ulama yang dicium tangannya tersebut adalah ulama ahli sunnah bukan ulama pembela amalan-amalan bid’ah.

Kemudian tentang membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan. 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَنْحَنِى بَعْضُنَا لِبَعْضٍ قَالَ « لاَ ». قُلْنَا أَيُعَانِقُ بَعْضُنَا بَعْضًا قَالَ لاَ وَلَكِنْ تَصَافَحُوا

Dari Anas bin Malik, kami bertanya kepada Nabi: “Wahai Rasulullah, apakah sebagian kami boleh membungkukkan badan kepada orang yang dia temui?” Rasulullah bersabda: “Tidak boleh!”. Kami bertanya lagi, “Apakah kami boleh berpelukan jika saling bertemu?” Nabi bersabda: “Tidak boleh. Yang benar hendaknya kalian saling berjabat tangan.” (HR. Ibnu Majah no 3702 dan dinilai hasan oleh al Albani)

Dari uraian di atas semoga bisa dipahami dan dibedakan antara amalan yang dibolehkan oleh syariat Islam dan yang tidak diperbolehkan.
 
Sumber: http://konsultasisyariah.com/apa-hukum-mencium-tangan-dan-membungkukkan-badan
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, September 02, 2011
ujungkelingking - Kemarin saat mau mudik sempat bingung juga nyari peta Jawa Timur, terutama yang ada jalur mudiknya. Akhirnya dapat juga mesti telat.

Nah, biar tahun depan gak bingung lagi, link-nya aku simpan disini aja.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, September 02, 2011

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!